Anda di halaman 1dari 13

Rayndo Varian Rinanda

155020300111055
Metodologi Penelitian - Kelas CB

Ringkasan Bab 3 & Bab 4 Buku Research Methods for Business

Bab 3: The broad problem area and defining the problem statement
Manajer harus selalu waspada dah responsif terhadap apa yang sedang terjadi, baik
pada organisasi ataupun lingkungan sekitar perusahaan mereka untuk mengambil
keputusan yang efektif dan melakukan tindakan yang dinilai efektif.
Keinginan untuk mengenal sebuah isu, fokus masalah, dan konflik di dalam sebuah
perusahaan atau lingkungannya merupakan asal mula dari kebanyakan riset yang ada.
Bisa disimpulkan bahwa riset secara umum dimulai dengan sebuah masalah.

Contoh beberapa masalah:


1. Perputaran karyawan lebih tinggi daripada yang bisa diantisipasi.
2. Anggota kelompok minoritas dalam perusahaan tidak meningkatkan karir
mereka.
3. Sistem informasi yang baru tidak dimanfaatkan oleh para manajer yang ada.
4. Penerapan jam kerja yang fleksibel menimbulkan masalah yang lebih banyak
dibandingkan dengan yang telah diselesaikan.

Preliminary Information Gathering (Pengumpulan Informasi Awal)


Bisa dilakukan melalui introspeksi, wawancara tidak terstruktur, wawancara
terstruktur, dan/ atau melalui pemeriksaan sumber informasi yang telah ada akan
membantu mempersempit ruang lingkup masalah luas dan membantu membuatnya
menjadi lebih spesifik.
Jenis informasi:
1. Informasi dari latar belakang suatu organisasi dan lingkungannya.
2. Literatur pengetahuan atau temuan yang telah ada dan tertulis yang relevan
terhadap riset yang akan dilakukan.

Informasi dari latar belakang suatu organisasi bisa didapat dari:


1. Asal dan sejarah perusahaan (seperti saat pertama bisnis muncul, rate of
growth, kepemilikan, dan lain-lain).
2. Jumlah dari karyawan, aset, dan lain-lain.
3. Aturan yang ada.
4. Lokasi
5. Sumber daya (manusia ataupun yang lain).
6. Hubungan yang ketergantungan dengan institusi lain dan lingkungan luar
perusahaan.
7. Kondisi keuangan dalam 5 10 tahun terakhir dan data keuangan lain yang
relevan.
8. Informasi dari faktor struktural (seperti sistem pengendalian, jumlah karyawan
di tiap bagian, alur kerja).
9. Informasi tentang filosofi manajemen.

Rumusan masalah yang baik adalah yang mencakup tujuan riset dan pertanyaan riset.
Permasalahan penelitian harus mencakup bukan hanya what tetapi juga mencakup
where, who, when, why dan how atau biasa dikenal dengan konsep 5 W + 1H.

Proposal Penelitian
Sebelum studi riset dilakukan, harus ada kesepakatan diantara orang-orang yang
berwenang atas studi dan peneliti mengenai masalah yang akan diinvestigasi, metode
yang digunakan, lama waktu penelitian, dan biaya.
Proposal penelitian yang dibuat oleh peneliti merupakan hasil perencanaan,
pengorganisasian, dan usaha dengan kehati-hatian, dan biasanya mencakup hal hal
berikut:
1. Judul kerja.
2. Latar belakang studi.
3. Rumusan masalah:
a. Tujuan studi
b. Pertanyaan riset
4. Cakupan studi.
5. Relevansi studi.
6. Desain penelitian, memberi detail tentang:
a. Jenis studi
b. Metode pengumpulan data
c. Desain sampling
d. Analisis data
7. Jangka waktu penelitian, termasuk informasi ketika laporan tertulis akan
diserahkan kepada sponsor.
8. Anggaran, merinci segala biaya dengan mengacu pada item tertentu dari
pengeluaran.
9. Daftar pustaka yang dipilih.

Implikasi Manajerial
Manajer terkadang menganggap bahwa gejala (symptoms) sebagai suatu masalah yang
sebenarnya dan menjadi frustasi ketika solusi yang mereka lakukan tidak bekerja.
Memahami urutan permulaan masalah konsekuensi dan mengumpulkan informasi
yang relevan dapat membantu untuk menemukan masalah yang sebenarnya.
Isu Etis Dalam Tahap Investigasi Awal
Setelah pokok masalah ditetapkan dan rumusan masalah dibuat, peneliti menilai
kemampuan menelitinya. Jika peneliti tidak memiliki kecakapan atau sumber daya
untuk melaksanakan proyek, dia harus menghentikan proyeknya.
Bab 4: The critical literature review
Tinjauan literatur (literature review) adalah proses langkah demi langkah yang
melibatkan identifikasi terhadap pekerjaan yang telah di-published ataupun yang
belum. Literature review tidak hanya bermakna membaca literatur, tapi lebih ke arah
evaluasi yang mendalam dan kritis tentang penelitian sebelumnya pada suatu topik.

Melakukan Tinjauan Literatur


Langkah pertama dari meninjau literatur melibatkan pengidentifikasian berbagai bahan
publikasi dan non publikasi yang tersedia pada topik persoalan dan meningkatkan akses
pada hal tersebut.

Sumber Data Kualitas dari suatu tinjauan literatur terletak pada seleksi dan membaca
buku, jurnal akademik dan profesional, laporan, tesis, hasil conferensi, manuskrip yang
tidak dipublikasikan, dan lain lain. Perlu dilakukan adanya kombinasi sumber data.
Contoh beberapa sumber data:
a. Buku teks.
b. Jurnal.
c. Tesis.
d. Catatan konferensi.
e. Manuskrip yang tidak dipublikasikan.
f. Laporan
g. Koran
h. Internet

Pencarian Literatur
Hampir di berbagai perpustakaan telah mempunyai sistem komputer online sehingga
mempermudah pencarian literatur. Kebanyakan perpustakaan memiliki sumber
sumber elektronik seperti:
1. Jurnal elektronik.
2. Basis data teks-lengkap.
3. Basis data bibliografi.
4. Basis data abstrak.

Mengevaluasi Literatur
Judul artikel atau buku akan mengindikasikan apakah artikel tersebut berhubungan
dengan studi yang sedang dilaksanakan.
Abstraksi artikel berguna untuk memberikan gambaran tentang tujuan studi, strategi
umum penelitian, penemuan, dan kesimpulan. Pendahuluan artikel juga memberikan
gambaran dari masalah yang dituju oleh penelitian dari tujuan spesifik penelitian.

Mendokumentasikan Tinjauan Literatur


Tujuannya adalah untuk:
1. Meyakinkan pembaca bahwa peneliti paham akan pokok permasalahan dan
telah melakukan tugasnya dengan benar sesuai yang diperlukan untuk membuat
penelitian.
2. Meyakinkan pembaca bahwa kerangka teoritis yang akan disusun telah
dilakukan dna akan semakin memperkuat fondasi dari pengetahuan yang sudah
ada.
Ringkasan Bab 3 & Bab 4 Buku Metodologi Penelitian Bisnis

Bab 3: Teori dan Pengembangan Hipotesis


Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis
yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta.
Kinney, Jr (1986) menyebutkan bahwa riset empiris melibatkan teori, hipotesis, dan
fakta. Teori dan hipotesis merupakan dua hal berbeda namun berhubungan.
Untuk riset yang bersifat pengujian (konfirmasi) teori, teori digunakan untuk
membangun hipotesis. Untuk kasus ini, hipotesis dibangun berdasarkan teori,
penjelasan logis, dan hasil hasil riset sebelumnya dan akan diuji dengan fakta yang
ada.
Sebaliknya untuk riset yang akan membangun teori, hipotesis yang sudah diuji dan
terbukti, dan konsisten dari waktu ke waktu maupun dari pengujian ke pengujian,
hipotesis menjadi teori yang baru. Teori ini akan tetap bertahan sampai teori yang lain
menggesernya.

Teori, penjelasan logis


dan hasil-hasil riset Menjelaskan dan
sebelumnya. memprediksi

Digunakan untuk
membangun hipotesis

Hipotesis Fenomena
Diuji dengan
fakta

Mengkonfirmasi teori atau


menemukan teori baru
Hipotesis
Penelitian tidak selalu harus menggunakan hipotesis. Penelitian yang tipe risetnya
pengujian hipotesis (hypotyhesis testing) menggunakan hipotesis karena hipotesisnya
sudah dapat ditentukan di awal riset. Penelitian eksploratori tidak menggunakan
hipotesis, karena hipotesisnya belum dapat ditentukan di awal riset.

Hipotesis berbeda dengan proposisi. Menurut Kinney, Jr. (1986) hipotesis adalah
prediksi tentang fenomena. Proposisi adalah pernyataan tentang konsep yang dapat
dinilai benar atau salah jika dihubungkan dengan fenomena yang diobservasi. Proposisi
tidak dimaksudkan untuk diuji kebenarannya. Nah jika proposisi tersebut diuji dan
dihubungkan dengan pengujian empiris maka bisa disebut sebagai hipotesis.

Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif


Hipotesis nol dicoba untuk ditolak (rejected atau refuted) dan hipotesis alternatif
dicoba untuk diterima (accepted) atau didukung (supported).
Hipotesis nol merupakan dugaan yang menyatakan hubungan dua buah variabel adalah
jelas dan tidak terdapat perbedaan diantaranya.
Hipotesis alternatif yang berlawanan dengan hipotesis nol menunjukan terdapatnya
perbedaan antara dua variabel.

Hipotesis nol (H0) ditulis dengan arah berlawanan dengan hipotesis alternatif (HA).
H0 : A tidak lebih besar dari B.
HA : A lebih besar dari B.

Hipotesis nol biasanya digunakan untuk penelitian yang hakiki seperti penelitian fisika,
kimia dan lainnya yang hasilnya sudah pasti. Dibuat untuk ditolak dan diharapkan tidak
mampu ditolak.
Hipotesis alternatif digunakan di penelitian sosial seperti di penelitian akuntansi,
keuangan, dan lainnya. Dibuat untuk didukung atau diterima.
Klasifikasi Hipotesis
1. Hipotesis deskriptif (descriptive hypothesis)
Hipotesis ini adalah pernyataan tentang keberadaan sebuah variabel tunggal.

2. Hipotesis hubungan (relational hypothesis)


Hipotesis ini adalah pernyataan tentang hubungan dua buah variabel.
Diklasifikasikan lagi menjadi hipotesis korelasi dan hipotesis penjelas atau
kausal.
a. Hipotesis korelasi mengatakan dua variabel terjadi bersamaan tanpa
diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya.
b. Hipotesis penjelas atau kausal menyatakan hubungan satu variabel
menyebabkan perubahan variabel yang lainnya.

Pengembangan Hipotesis
Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori yang relevan atau dengan
logika dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Dikembangkan menggunakan teori karena akan memverifikasi teori tersebut di
fenomena yang ada.
Dikembangkan dengan penjelasan logis jika tidak ada teori yang dapat digunakan
atau tujuan dari riset adalah untuk menemukan teori yang baru.
Dikembangkan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya karena hasil-hasil
tersebut digunakan untuk menentukan arah dari hipotesisnya.
Hipotesis dikembangkan dengan maksud supaya tujuan dari riset untuk
menerima hipotesisnya dapat tercapai dengan kemungkinan yang besar.

Arah Dari Hipotesis


Di dalam penulisan hipotesis kasual, arah dari hubungan variabel-varibel perlu
ditegaskan. Arah dari hubungan kasual ditentukan oleh hubungan pada pengalaman-
pengalaman masa lalu. Kajian literatur tentang penelitian-penelitian sebelumnya perlu
dilakukan. Jika hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya memberikan hasil yang
konsisten berarah (dapat positif atau negatif) maka hipotesis kausal harus ditulis
berarah seperti itu. Jika hasil-hasil penelitian sebelumnya banyak yang tidak signifikan
atau arahnya bertentangan, maka hipotesis kausal dapat ditulis tanpa arah sebagai
berikut ini.
HA : Perubahan laba (VI) berpengaruh terhadap harga saham (VD)

Hipotesis Kangguru
1. Hipotesis yang tidak dikembangkan dengan cara ini merupakan hipotesis yang
tidak baik dengan beberapa alasan sebagai berikut ini.
2. Jika hipotesis tidak dibangun dengan baik, dasar dari hipotesis ini selalu akan
diperdebatkan.
3. Hipotesis dimaksudkan untuk dapat membuktikan dengan fakta.
4. Karena riset dilakukan dengan biaya yang mahal dan waktu yang berharga,
diharapkan riset menghasilkan apa yang diharapkan yang akan diuji.
5. Hasil dari pengujian hipotesis sulit diterima umum, karena tidak ada penjelasan
logis yang mampu meyakinkan bahwa hasil pengujian hipotesis tersebut benar-
benar menjelaskan fenomenanya.

Hipotesis yang baik memenuhi kriteria sebagai berikut ini.


1. Dikembangkan dengan menggunakan teori yang sudah ada, penjelasan logis
atau hasil-hasil penelitian sebelumnya.
2. Hipotesis menunjukan maksudnya dengan jelas.
3. Hipotesis dapat diuji
4. Hipotesis ini lebih baik dari hipotesis kompetisinya (competing hypothesis).
Bab 4: Rancangan Riset
Cooper dan Schindler (2001) menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
desain riset:
1. Desain riset adalah perencanaan aktivitas dan waktu.
2. Desain riset selalu didasarkan pada pertanyaan atau topik riset.
3. Desain riset mengarahkan ke pemilihan sumber-sumber daya dan tipe informasi
yang diperlukan.
4. Desain riset merupakan suatu kerangka untuk menunjukan hubungan antara
variabel-variabel yang akan diteliti.
5. Desain riset menggariskan langkah-langkah untuk setiap aktivitas riset.

Karakteristik- karakteristik yang Perlu Dirancang


1. Menentukan jenis dari risetnya, apakah
a. riset eksploratori atau
b. riset pengujian hipotesis
2. Jika risetnya adalah pengujian hipotesis, apakah
a. riset deskriptif atau
b. riset kausal.
3. Menentukan dimensi waktu riset, apakah
a. melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel atau
b. melibatkan urutan waktu atau
c. gabungan keduanya
4. Menentukan kedalaman risetnya, apakah
a. mendalama tetapi hanya melibatkan satu obyek saja atau
b. kurang mendalam tetapi generalisasinya tinggi.
5. Menentukan metode pengumpulan datanya, apakah
a. kontak langsung atau
b. tidak langsung.
6. Menentukan lingkungan risetnya, apakah setting-nya
a. lingkungan noncontrived setting, yaitu lingkungan riil,
b. lingkungan pengaturan artifisial, yang meliputi eksperimen di
laboratorium, atau lewat simulasi.
7. Menentukan unit analisisnya, apakah
a. individual
b. dynds, yaitu grup dari beberapa pasangan data, misalnya penelitian yang
melibatkan suami dan istri.
c. grup
d. organisasi, instansi, industri, pasar modal, negara.
8. Menentukan model empiris beserta definisi variabel-variabel-nya
9. Menentukan sumber-sumber daya riset yang dibutuhkan, yaitu
a. menentukan waktu di masing-masih kegiatan riset,
b. menentukan biaya sampai penyelesaian riset dan
c. menentukan personel-personel yang terlibat.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Desain Riset


Keempat faktor ini merupakan faktor-faktor yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan pengujian dari riset.
1. Alpha ()
Merupakan probabilitas kesalahan tipe I, yaitu secara salah menolak hipotesis
nol yang benar.
2. Beta ()
Merupakan kesalahan tipe II, yaitu secara salah tidak menolak hipotesis nol
yang tidak benar.
3. Ukuran sampel (n)
4. Faktor desain (D)
Faktor desain adalah D = / dengan adalah besaran dari treatment effect
(X) tergantung dari teori yang mendukung dan adalah deviasi standar dari
kesalahan residu, tergantung dari seberapa besar efek dari bias dan penggangu
yang dapat diatasi.

Kekuatan Pengujian
Dapat ditingkatkan menggunakan faktor-faktor desain riset dengan cara sebagai berikut
ini.
1. Meningkatkan ukuran sampel
2. Memperkecil nilai
3. Meningkatkan nilai D lewat teori yang lebih baik (mengakibatkan nilai lebih
tinggi).
4. Meningkatkan D lewat pengonrolan variabel (mengakibatkan nilai lebih
kecil).

Anda mungkin juga menyukai