Anda di halaman 1dari 16

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat dan rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Efektifitas Kepemimpinan dengan baik. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas matError: Reference source not founda kuliah Kepemimpinan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Apabila ada kekurangan atau kesalahan kata dalam penulisan, penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jambi, September, 2017

1
Penulis

DAFTAR ISI
Kata pengantar..........................................................................................................................1

Daftar Isi...................................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................4

2.1 Pendekatan Sifat....................................................................................................4

2.2 Sifat dan Karakteristik Pemimpin..........................................................................6

2.3 Model kepribadian dan Kepemimpinan Lima Faktor............................................8

2.4 Pendekatan Keterampilan......................................................................................10

2.5 Kasus.....................................................................................................................14

BAB III PENUTUPAN.........................................................................................................15

3.1 Kesimpulan............................................................................................................15

3,2 Saran......................................................................................................................16

Daftar Pustaka..........................................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arti penting pemimpin adalah arti penting dari sikap dan kewibawaan kita di mana kita
berdiri. Ini sangat penting karna disetiap lingkup kita harus memiliki jiwa kepemimpinan, seperti
pria mereka harus memiliki jiwa kepemimpinan, karna mau tidak mau mereka akan jadi
pemimpin diri sendiri, keluarga maupun ruang lingkupnya. jadi jiwa kepemimpinan harus kita
tanamkan pada waktu dini agar kita terbiasa.

            Karena keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti


mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk
meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki
memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif. Teori kepemimpinan
merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya
kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta
etika profesi kepemimpinan
            Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk
berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih
dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan
orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai
teori tentang kepemimpinan.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud dengan pendekatan sifat?
2.Sifat dan Karakteristik apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin?
3.Apa saja Model kepribadian dan Kepemimpinan?
4.Apa yang dimaksud dengan pendekatan keterampilan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.Untuk Mengetahui Teori Pendekatan sifat

2.Untuk Mengetahui Sifat dan Karakteristik seorang pemimpin

3.Untuk Mengetahui Model Kepribadian dan Kepemimpinan

4.Untuk Mengetahui Pendekatan Keterampilan

3
5.Untuk Memenuhi Tugas Kuliah dari Dosen

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Sifat

Teori pendekatan sifat (trait approach theory) disebut sebagai greath man theory
merupakan pendekatan teori kepemimpinan awal.Teori ini menganggap pemimpin itu dilahirkan
(given), bukan karena faktor pendidikan dan pelatihan. Teori ini didefinisikan sebagai pola
terpadu dari karakteristi pribadi yang mencerminkan berbagai perbedaan Individual dan
efektivitas kepemimpin yang konsisten di berbagai kelompok dan situasi organisasi
(Zaccaro,Kemp, & Bader,2004). Konsep kepemimpinan dalam teori orang besar adalah atribut
tertentu yang melekat pada diri pemimpin, atau sifat personal, yang membedakan pemimpin dari
pengikutnya.

Teori ini secara garis besar merupakan penjelasan tentang orang besar atau pahlawan dengan
pengaruh individualnya berupa karisma, intelegensi, kebijaksanaan, atau dalam bidang politik
tentang pengaruh kekusaannya yang berdampak terhadap sejarah. Jika kita melihat para
pemimpin besar dari masa lalu seperti Alexander Agung, Hannibal Barca, Napoleon, Jenghis
Khan dan Abraham Lincoln, kita akan menemukan bahwa mereka tampaknya berbeda dari
manusia biasa dalam beberapa aspek.

Hal yang sama berlaku untuk para pemimpin kontemporer seperti Barack Obama dan Nelson
Mandela atau Joko Widodo. Mereka memiliki ambisi tingkat tinggiditambah dengan visi yang
jelas kemana tujuan mereka. Pemimpin demikian disebut sebagai pemimpin alamiah, lahir
dengan seperangkat kualitas pribadi yang membuat mereka pemimpin yang efektif. Bahkan saat
ini, keyakinan masyararakat bahwa pemimpin hebat itu terlahir adalahsesuatu yang lumrah.

Teori pendekatan sifat membedakan antara pemimpin yang efektif dengan yang tidak efektif.
Bila kita memperhatikan eksekutif puncak, tokoh olahraga, dan bahkan politisi seringkali
tampaknya memiliki aura yang membedakan mereka dari orang lain. Dikaitkan dengan komentar
sejarawan Thomas Carlyle yang mengatakan bahwa “Sejarah dunia adalah biografi dari orang-
orang besar” atau “The history of the world is but the biography of great men“. Herbert Spencer
juga berpengaruh terhadap teori dengan mengatakan bahwa sebuah kondisi sosial tak munkin
tercipta tanpa kehadiran orang besar...”Before he can remake his society, his society must make
him”.

Menurut mereka, pemimpin adalah sebuah bakat dengan kualitas unik yang mampu menangkap
imajinasi sekelompok masyarakat. Pandangan senada juga bisa dirujuk pada penelitian Arnold
Toynbee terhadap lahirnya peradaban besar di dunia. Menurut Toynbee
5
kemunculan peradaban-peradaban besar tersebut sangat dipengaruhi oleh sebuah faktor yang
diistilahkannya sebagai creative minority. Dimanacreative minorityadalah sekelompok
masyarakat dengan superioritas jiwa dan roh dan ketepatan gagasannya mampumenggerakkan
pengikutnya dari keadaan pasif menjadi aktif dan kemudian menghasilkan sebuah peradaban
besar. Teori pendekatan sifat menyatakan bahwa beberapa orang dilahirkan dengan atribut yang
diperlukan yang membedakan mereka dari orang lain dan memiliki sifat-sifat bertanggung jawab
atas posisi mereka dengan asumsi kekuasaan dan otoritas.

Dengan kata lain atribut-atribut yang ada dalam seorang pemimpin berbeda dangan seorang
pengikut. Seorang pemimpin adalah seorang pahlawan yangmengarahkan tujuan melewati
rintangan bagi para pengikutnya. Teori ini menunjukkan bahwa mereka yang berkuasa layak
berada di sana karena anugerah khusus mereka. Selanjutnya, teori ini menyatakan bahwasifat-
sifat tersebut tetap stabil sepanjang waktu di seluruh kelompok yang berbeda. Dengan demikian,
hal itu menunjukkan bahwa semua pemimpin besar menunjukkan karakteristik tersebut terlepas
dari kapan dan di mana mereka tinggal atau peran yang tepat dalam sejarah mereka.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh pera peneliti dapat disimpulkan bahwa diantara sifat-
sifat yang cenderung mempengaruhi timbulnya kepemimpinan antara lain adalah kecerdasan,
inisiatif, keterbukaan, antusiasme, kejujuran, simpati, dan kepercayaan pada diri sendiri. Namun
tidak semua sifat-sifat tersebut bisa diterapkan pada semua bidang, terutama pada organisasi,
dikatakan bahwa keberhasilan seorang manajer tidak semata-mata dipengaruhi olehsifat-sifat
tadi, artinya tidak ada hubungan sebab akibat dari sifat yang diteliti diatas dengan keberhasilan
seorang manajer.

Akhirnya kesimpulan dari teori sifat ini diketahui bahwa tidak ada korelasi sebab akibat antara
sifat dan keberhasilan manajer, sehingga mendorong Keith Davis yang disarikan oleh Miftah
Thoha (1995:33) untuk merumuskan empat sifat umum yang mempengaruhi terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu:

a) Kecerdasan,

Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin. Namun demikian, yang sangat menarik
dari penelitian tersebut ialah pemimpin tidak bisa melampauiterlalu banyak dari kecerdasan
pengikutnya.

b) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial.

6
Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai
perhatian yang luas terhadap akitivitas-aktivitas sosial. Dia mempunyai keinginan menghargai
dan dihargai.

c) Motivasi diri dan dorongan berprestasi.

Para pemimpin seara realatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka
bekerja berusaha mendapatkan penghargaan yang intrinsik dibandingkan dari yang ekstrinsik.

d) Sikap sikap hubungan kemanusiaan.

Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan pengikutnya dan
mampu berpihak kepadanya. Dalam istilah penelitian Universitas Ohio pemimpin itu mempunyai
perhatian dan kalau mengikuti istilah penemuan michigan pemimpin itu berorientasi pada
karyawan bukanya beorientasi pada produksi.

2.2 Sifat dan karakteristik pemimpin


Pendekatan sifat-sifat menyatakan bahwa terdapat sifat-sifat tertentu pada pemimpin
antara lain: memiliki kekuatan fisik dan keramahan. Ada sifat kepribadian yang dapat dipandang
berhubungan positif dengan prilaku pemimpin dan mempunyai korelasi tinggi ialah popularitas,
keaslian, adaptabilitas, ambisi, ketekunan, status sosial, status ekonomi, mampu berkomunikasi.

Dia mampu berkomunikasi dengan para relasi yang diharapkan dapat memasok barang,
dan dia berkomunikasi mempengaruhi calon langganan. Selanjutnya ada sifat-sifat yang
berkaitan positif dengan prilaku pemimpin tapi berkolerasi tidak terlalu tinggi seperti tanggung
jawab, integritas, percaya diri, mobilitas, keterampilan sosial, sifat-sifat fisik, kelancaran
pembicara. Meskipun dikalangan para ahli persyaratan pemimpin belum disepakati sepenuhnya
namun ada sejumlah sifat-sifat kepribadian yang perlu dimiliki para memimpin (Andy Undap,
1983: 29).
1) Pendidikan umum yang luas
2) Kematangan mental
3) Sifat ingin tahu
4) Kemampuan analitis
5) Memiliki daya ingat yang kuat
6) Integratif. Seorang wirausaha harus memiliki kepribadian terpadu tidak terpecah-pecah
yang membuat dia terombang-ambing.
7) Keterampilan berkomunikasi

7
8) Keterampilan mendidik. Seorang wirausaha harus mampu memberi petunjuk dan
mendidik para karyawan dalam beberapa hal yang berhubungan dengan pekerjaan
9) Rasional dan objektif. Pemikiran-pemikiran, kesimpulan dan keputusan yang diambil
oleh seorang wirausaha harus berlandaskan pada pemikiran-pemikiran sehat, rasional dan
objektif, tidak pilih kasih dan tidak emosional
10) Pragmatisme. Keputusan-keputusan seorang wirausaha harus dibuat sesuai
kemampuan dan sumber daya yang tersedia
11) Ada naluri prioritas. Berhubungan terbatasnya sumber daya yang tersedia maka
seorang wirausaha harus mampu menetapkan skala prioritas apa yang harus dikerjakan lebih
dulu
12) Pandai mengatur waktu. Seorang wirausaha harus mampu bertindak cepat dan tepat
dan mempertimbangkan waktu secara efisien
13) Sifat keberanian
14) Kemampuan mendengar. Seorang wirausaha harus mampu menggali .informasi dan
mendengar apa ide dan keinginan dari para karyawannya.

Ada beberapa karekteristik pemimpin yang efektif. Karakteristik pemimpin merupakan


ciri-ciri atau sifat yang dimiliki oleh setiap pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas
kepemimpinannya. Ada empat karakteristik atau syarat pokok yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin (Sunindhia dan Widiyanti diacu dalam Hakiem 2003):
1. Pemimpin harus peka terhadap lingkungannya, harus mendengarkan saransaran dan
nasehat dari orang-orang di sekitarnya.
2. Pemimpin harus menjadi teladan dalam lingkungannya.
3. Pemimpin harus bersikap dan bersifat setia kepada janjinya, kepada organisasinya.
4. Pemimpin harus mampu mengambil keputusan, harus pandai, cakap dan berani setelah
semua faktor yang relevan diperhitungkan.
Menurut Siagian (2003), Teori kepemimpinan berdasarkan ciri (traits theory) memberi
petunjuk tentang ciri-ciri pemimpin yaitu:
1. Pengetahuan umum yang luas.
2. Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.
3. Kemampuan analitik.
4. Sifat inkuisitif atau rasa ingin tahu.
5. Keterampilan berkomunikasi secara efektif.
6. Kemampuan menentukan skala prioritas.
7. Rasionalitas.
8. Keteladanan.
9. Ketegasan.
10. Orientasi masa depan.

8
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat dinyatakan bahwa pemimpin harus memiliki
keahlian dan kemampuan yang lebih baik dibandingkan orangorang yang dipimpin. Keahlian ini
terlihat dari sifat, watak dan perilaku yang tercermin dalam setiap tindakan.
Secara umum seorang pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik seperti(1)
tanggung jawab seimbang, keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang melaksanakan pekerjaan
tersebut; (2) model peranan yang positif, peranan disini adalah tanggung jawab, perilaku, atau
prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu; (3) memiliki
keterampilan komunikasi yang baik, pemimpin yang baik harus bisa menyampaikan ide-idenya
secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat; (4) memiliki pengaruh positif, pemimpin
yang baik memiliki pengaruh terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh tersebut untuk
hal-hal yang positif; (5) mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain, pemimpin yang
sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi dan pengaruhnya
untuk meyakinkan orang lain terhadap sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada
tanggung jawab total terhadap sudut pandang tersebut (Pulungan, 2001).

2.3. Model Kepribadian dan Kepemimpinan Lima Faktor

1. Openness to Experience (Terbuka terhadap Hal-hal baru)

Dimensi Kepribadian Opennes to Experience ini mengelompokan individu berdasarkan


ketertarikannya terhadap hal-hal baru dan keinginan untuk mengetahui serta mempelajari sesuatu
yang baru. Karakteristik positif pada Individu yang memiliki dimensi ini cenderung lebih kreatif,
Imajinatif, Intelektual, penasaran dan berpikiran luas.

Sifat kebalikan dari “Openness to Experience” ini adalah individu yang cenderung konvensional
dan nyaman terhadap hal-hal yang telah ada.

2. Conscientiousness (Sifat Berhati-hati)

Individu yang memiliki Dimensi Kepribadian Conscientiousness ini cenderung lebih berhati-hati
dalam melakukan suatu tindakan ataupunpenuh pertimbangan dalam mengambil sebuah
keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi dan dapat dipercaya. Karakteristik
Positif pada dimensi  adalah dapat diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada
pencapain.

Sifat kebalikan dari Conscientiousness adalah individu yang cendurung kurang bertanggung
jawab, terburu-buru, tidak teratur dan kurang dapat diandalkan dalam melakukan suatu
pekerjaan.

9
3. Extraversion (Ekstraversi)

Dimensi Kepribadian Extraversion ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan seseorang dalam
berinteraksi dengan orang lain. Karakteristik Positif Individu Extraversion adalah  senang
bergaul, mudah bersosialisasi, hidup berkelompok dan tegas.

Sebaliknya, Individu yang Introversion (Kebalikan dari Extraversion) adalah mereka yang
pemalu, suka menyendiri, penakut dan pendiam.

4. Agreeableness (Mudah Akur atau Mudah Bersepakat)

Individu yang berdimensi Agreableness ini cenderung lebih patuh dengan individu lainnya dan
memiliki kepribadian yang ingin menghindari konfilk. Karakteristik Positif-nya adalah
kooperatif (dapat bekerjasama), penuh kepercayaan, bersifat baik, hangat dan berhati lembut
serta suka membantu.

Karakteristik sebaliknya adalah mereka yang tidak mudah bersepakat dengan individu lain
karena suka menentang, bersifat dingin dan tidak ramah.

5. Neuroticism (Neurotisme)

Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam menahan
tekanan atau stress. Karakteristik Positif dari Neuroticism disebut dengan Emotional Stability
(Stabilitas Emosional), Individu dengan Emosional yang stabil cenderang Tenang saat
menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh.

Sedangkan karakteristik kepribadian Neuroticism (karakteristik Negatif) adalah mudah gugup,


depresi, tidak percaya diri dan mudah berubah pikiran.

Oleh karena itu, Dimensi Kepribadian Neuroticism atau Neurotisme yang pada dasarnya
merupakan sisi negatif ini  sering disebut juga dengan dimensi Emotional Stability (Stabilits
Emosional) sebagai sisi positifnya, ada juga yang menyebut Dimensi ini sebagai Natural
Reactions (Reaksi Alami).

 Model Kontingensi Lima Faktor (Farris)


Dalam model ini, pengaru terhadap perilaku pemimpin dapat dating dari pemimpin itu
sendiri atau dari bawahan dan dapat disalurkan secara berbeda antara kedua pihak
tersebut. Ketepatan jenis perilaku pemimpin tergantung pada 5 faktor, yaitu :
a. Wewenang pengawasan kelompok masalah yang ada
b. Wewenang anggota kelompok terhadap masalah

10
c. Pentingnya penerimaan dari pemberian keputusan terhadap pimpinan
d. Pentingnya penerimaan keputusan terhadap pimpinan
e. Tekanan waktu

2.4 Pendekatan Keterampilan

Stogdil (1974) Menyatakan Tiga Faktor dari keterampilan yang Diidefinisikan


secara Luasa yaitu :

1. Keterampilal Teknis : pengetahuan tentang metode proses, prosedur, dan teknik untuk
melakukan aktivitas khusus. Dan kemampuan menggunakan peralatan dan perangkat
yang relevan dengan aktivitas tersebut.
2. Keterampilan Antar-Pribadi : pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses antar-
pribadi, kemampua memahami perasaan, sikap dan motif orang lain dari apa yag
mereka katakana dan lakukan (empati, kepekaan social); serta kemampuan membuat
hubungan yang efektif dan kooperatif (kebijaksanaan, diplomasi, keterampilan
mendengarkan, pengetahuan tentang perilaku social yang dapat diterima.
3. Keterampilan Konsesptual :

Menurut stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan


mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting,
pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan atau pengikut ), kwalitas
seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin.
Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para
pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan
beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau
bawahan secara tidak langsung mengarahkan kegiatan pimpinan. Ketiga kepemimpinan
disamping dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain
seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan
tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.

 Pendekatan Studi Kepemimpinan

Untuk mempelajari kepemimpinan menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan


pertama bahwa kepemimpinan itu tumbuh dari bakat, kedua kepemimpinan tumbuh dari
perilaku. Kedua pendekatan diatas berasumsi bahwa seseorang yang memiliki bakat yang
cocok atau memperlihatkan perilaku yang sesuai akan muncul sebagai pemimpin dalam

11
situasi kelompok ( organisasi ) apapun yang ia masuki. Pendekatan yang ketiga bersandar
pada pandangan situasi ( situasionar perspective ) pandangan ini berasumsi bahwa
kondisi yang menentukan efektifitas pemimpin. Efektifitas pemimpin bervareasi menurut
situasi tugas yang harus diselesaikan, keterampilan dan pengharapan bawahan lingkungan
organisasi dan pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan. Dalam situasi yang
berbeda prestasi seorang pemimpin berbeda pula, mungkin lebih baik atau lebih buruk.
Pendekatan ini memunculkan pendekatan kontingensi yang menentukan efektifitas situasi
gaya pemimpin.

 Pendekatan Sifat-Sifat Kepemimpinan

Kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan


yaitu para teoritis kesifatan. Bahwa pemimpin mempunyai sifat dan cirri tertentu.

Untuk mengenali karakteristik atau ciri pribadi dari para pemimpin, para psikolog
mengadakan penelitian. Mereka berpandangan bahwa pemimpin ini dilahirkan bukan
dibuat. Secara alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat kepemimpinan adalah orang
yang lebih agresif. Lebih tegas, dan lebih pandai berbicara dengan orang lain serta lebih
mampu dan cepat mengambil keputusan yang akurat. Pandangan ini mempunyai
implikasi bahwa jika ciri kepemimpinan dapat dikenali. Maka organisasi akan jauh lebih
canggih dalam memilih pemimpin. Hanya orang-orang yang memiliki ciri-ciri
kepemimpinan sajalah yang akan menjadi manajer, pejabat dan kedudukan lainnya yang
tinggi.

Ukuran dalam pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan 1)


membandingkan bawahan dengan pemimpin 2) membandingkan ciri pemimpin yang
efektif dengan yang tidak efektif.

 Perilaku Pemimpin

1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan

Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style leadership).
Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi
yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus
melakukan dua fungsi utama yaitu : 1) fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah
12
dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang
pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat.
Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang
lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.

2. Gaya-gaya Kepemimpinan

Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan meliputi 1) Gaya dengan orientasi tugas dan 1) Gaya berorientasi dengan
karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui
tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih
memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan
karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan
motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.

 Teori X Dan Teori Y Dari McGregor

Douglas McGrogor mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan


menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep ini terkenal karena
menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori
X cenderung menyukai bergaya kepemimpinan otoriter dan sebaiknya seorang
pemimpin yang menyukai teori Y lebih cenderung menyukai gaya kepemimpinan
demokratbik.

 Pendekatan Situasional “ Contingency”

Pendekatan ini menggambarkan tentang gaya kepemimpian yang tergantung pada


faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel lingkungan lainnya.

Mary Parker Follectt mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi kepemimpinan yaitu

1) pemimpin,

2) bawahan

3) Situasi dan pemimpin harus berorientasi pada kelompok.

13
2.5 Kasus

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu berbagai analisis kepemimpinan adalah teori sifat (trait theory) dimana
penelitian mencoba memusatkan pada pelaku kepemimpinan yaitu pemimpin itu sendiri.
Perkembangan teori ini terus terjadi dan banyak memperoleh perhatian karena
menawarkan pendekatan pragmatis, sesuatu yang bisa dijadikan contoh secara instan bagi
seseorang yang berada dalam posisi sebagai pemimpin. Teori ini secara garis besar
mengatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan dan bukan diciptakan, dimana ketika
seseorang dilahirkan, ia akan membawa atau tidak membawa sifat-sifat yang ditakdirkan
menjadi seorang pemimpin, ia memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh
orang lain, yang bukan digariskan menjadi pemimpin

14
3.2 Saran

Seorang Pemimpin haruslah memiliki sifat-sifat yang patut dicontoh oleh bawahan
nya salah satunya yaitu :
1.Pengetahuan umum yang luas.
2..Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.
3.Kemampuan analitik.
4.Sifat inkuisitif atau rasa ingin tahu.
5.Keterampilan berkomunikasi secara efektif.
6.Kemampuan menentukan skala prioritas.
7.Rasionalitas.
8.Keteladanan.
9.Ketegasan.
10.Orientasi masa depan

DAFTAR PUSTAKA

Yukl, Garry, (2015). Kepemimpinan dalam Organisasi. Edisi Ketujuh, Indeks,Jakarta


Barat,Indonesia

Suharnomo (2004), Trait Theory, Persepsi Kesempurnaan Manusia Dan Krisis Figur
Pemimpin : Model Subtitusi kepemimpinan Sebagai Alternatif,Jurnal Studi Manajemen
& Organisasi,Undip, Vol.1 No.1 Januari 2004

Rivai, Veithzal. 2014. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisas. Jakarta: PT.


Raja  Grafindo Persada.

15
Thoha, Miftah.2013.kepemimpinan dalam manajemen.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18798/4/Chapter%20I.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai