(1) Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah
universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Kata
seminar berasal dari kata Latin seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam benih".
(2) Pengertian umum diskusi adalah membicarakan suatu masalah oleh para peserta diskusi
dengan tujuan untuk menemukan pemecahan yang paling baik berdasarkan berbagai
masukan (Slamet Soewandi, tt.). Diskusi sebagai suatu bentuk pembelajaran umum
adalah suatu cara pembelajaran di mana peserta didik (murid, mahasiswa) mendiskusikan
(membicarakan, mencari jawaban bersama) dengan cara saling memberikan pendapatnya,
kemudian disaring untuk ditemukan kesimpulan.
(3) Diskusi panel merupakan salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang
suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleb 3 - 6 orang yang
dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator. Yang membawakan diskusi disebut
panelis. Pengunjung hanya berfungsi sebagai pendengar, oleh karena itu pengunjung
yang begitu besar jumlahnya dianggap sebagai kelompok yang diajar oleh suatu regu
guru.
(4) Simposium dapat didefinisikan sebagai serangkaian pidato pendek di depan pengunjung
dengan seorang pemimpin (Ferdy Firmansyah,2010). Pembicara dalam simposium
terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), dibawah
pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara.
Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-
pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat
disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-
pandangan umum yang dianggap perlu saja.
(5) Lokakarya (Inggris: academic workshop) adalah suatu acara di mana beberapa orang
berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah
lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang kecil. Menurut Univeristy of South Australia,
sebuah lokakarya biasanya melibatkan sebuah pengantar ringkas dimana permasalahan
yang rinci telah diidentifikasi dan disajikan oleh tutor kepada peserta. Kemudian
dilanjutkan dengan diskusi dan aktivitas dimana peserta bekerja secara kolaboratif untuk
menginvestigasi, menganalisis, dan memformulasi solusi terhadap permasalahan yang
telah disajikan. Pada akhirnya, hasil dapat dipresentasikan oleh group atau individu di
akhir lokakarya.
a. Kurikulum
Dari sisi rancangan kurikulum, terdapat berbagai kendala dan permasalahan yang masih
memerlukan solusi sesegera mungkin. Di saat mendesain kurikulum, yang merupakan
seperangkat kegiatan pembelajaran yang terbagi dalam beberapa mata pelajaran, berbagai
aspek perlu mendapat perhatian terutama bagaimana kurikulum ini nantinya mampu
mengakomodasi kebutuhan para siswa dalam penguasaan kompentensi-kompetensi.
b. Media
Penggunaan berbagai media dalam pembelajaran seringkali terbukti tidak menunjang
proses pembelajaran itu sendiri. Misal: penggunaan media komputer untuk menunjang
pembelajaran pada tahun 1995 kurang efektif dalam menunjang pembelajaran (Reiser &
Dempsey, 2007). Salah satu faktor penyebab adalah rancangan/desain media pembelajaran
yang tidak dirancang dengan baik.
c. Proses Pembelajaran
Dalam mendesain proses pembelajaran sebagaimana tertuang dalam rencana
pembelajaran (sering dikenal dengan istilah RPP/rancangan pelaksanaan pembelajaran),
berbagai faktor perlu diperhatikan sebab, dengan RPP yang yang jelas akan memudahkan
guru dalam implementasinya. Namun tidak jarang terjadi para guru kurang mampu
mendesain kegiatan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas.
(2) Problematika TP dari sisi pengembangan (kurikulum, media, dan proses
pembelajaran).
a. Kurikulum
Perubahan kurikulum tahun 1994 (berbasis konten) ke kurikulum 2004 (berbasis
kompetensi) berimplikasi pada pemanfaatan dan pengelolaan media maupun proses
pembelajaran. Berbagai masalah terkait pengembangan kurikulum diantaranya:
(1) Kurangnya sosialisasi bagaimana mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan.
(2) Kesiapan sumber daya manusia di sekolah termasuk kurangnya SDM yang memiliki
keahlian dalam hal pengembangan kurikulum.
(3) Kurangnya dukunan dari instansi terkait seperti Depdiknas divisi pengembangan
kurikulum.
b. Media
Dari sisi pengembangan media pembelajaran, masalah-masalah yang sering ditemui
adalah:
(1) Tidak diperhatikannya prinsip-prinsip pengembangan media pembelajaran (tujuan,
kesesuaian dengan karakteristik siswa dan karakteristik isi pembelajaran).
(2) Media yang dikembangkan tidak sesuai dengan desain/rancangan.
c. Proses Pembelajaran
Mengembangkan proses pembelajaran memerlukan strategi yang tepat. Namun tidak
jarang terjadi para guru/pengembang proses pembelajaran mengalami kesulitan
mengembangkan proses pembelajaran dengan berbagai kendala. Diantaranya:
(1) Pemilihan strategi belajar yang tidak tepat/tidak sesuai dengan karakter siswa dan juga isi
pembelajaran.
(2) Mengembangkan kegiatan belajar yang tidak sesuai dengan desain yang telah dirancang.
KURIKULUM
Berdasarkan artikel berikut, analisislah permasalahan pengelolaan kurikulum antara yang
seharusnya dengan kenyataan di lapangan.
Link: http://www.puskur.net/download/kbk/Layanan_Profesional/Pengel_Kurikulum.pdf
MEDIA
Selain didesain dan dikembangkan serta dimanfaatkan, media pembelajaran perlu
dikelola dengan baik untuk pemanfataannya di masa berikutnya. Namun tidak jarang
terjadi, pengelolaan media pembelajaran kurang mendapat perhatian yang serius.
Analisislah permasalahan pengelolaan media belajar yang terjadi di sekolah-sekolah.
Apakah media dikelola dengan baik? Siapakah pengelolanya?
PROSES PEMBELAJARAN
Dalam pelaksanaan di lapangan, mengelola proses pembelajaran selalu merupakan
tantangan bagi guru. Dalam mengajar, tidak jarang seorang guru dituntut
keterampilannya dalam mengelola pembelajaran walaupun RPP tidak sepenuhnya bisa
dilaksanakan. Analisislah mengapa guru sering mengalami kendala dalam mengelola
proses pembelajaran. Apakah karena guru itu kurang cakap? Adakah faktor lain yang
berkontribusi tidak terkelolanya proses belajar dengan baik?
(5) Problematika TP dari sisi evaluasi dan penelitian (kurikulum, media, dan proses
pembelajaran).
a. KURIKULUM
Simaklah artikel tentang evaluasi kurikulum berikut. Kemudian analisis permasalahan
evaluasi kurikulum di lapangan.
Link: http://www.jejakguru.co.cc/2010/06/evaluasi-kurikulum.html
b. MEDIA
Pada artikel berikut disajikan bagaimana mengevaluasi media pembelajaran. Setelah
menyimak artikel ini, refleksikan pada diri Saudara hal berikut.
Apakah Saudara sebagai mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan telah melaksanakan
evaluasi media setiap kali Saudara mengikuti perkuliahan yang mengisyaratkan Saudara
untuk mendesain dan mengembangkan media pembelajaran?
Link: http://unesa.info/tep/media/isi.php?autor=midun
c. PROSES PEMBELAJARAN
Mengevaluasi proses pembelajaran sangatlah penting untuk mengetahui sejauhmana
pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan. Evaluasi ini tidak hanya dilihat dari segi
siswa sebagai peserta didik tetapi juga guru sebagai pendidik termasuk teknolog
pendidikan sebagai dokternya pembelajaran.
Bacalah artikel berikut dan analisislah apakah Saudara sebagai calon guru/teknolog
pendidikan melakukan refleksi terhadap diri Saudara sendiri dalam proses pembelajaran?
Link: http://www.dinaspendidikan-parepare.info/index.php?
option=com_content&view=article&id=214:evaluasi-proses-
pembelajaran&catid=44:kurikulum
Perlu tidaknya dikembangkan pembelajaran yang baru, didasarkan pada tiga analisis
berikut.
Munculnya permasalahan dari sisi identifikasi kebutuhan didasari pada kesalahan dalam
menganalisis kebutuhan. Analisa yang salah menyebabkan identifikasi terhadap
kebutuhan pembelajaran yang salah pula. Apabila Saudara tidak menganalisis kebutuhan
berdasarkan ketiga metode analisis kebutuhan, identifikasi Saudara terhadap kebutuhan
akan pembelajaran tentu salah pula. Coba Saudara renungkan ilustrasi berikut. Saudara
mengembangkan pembelajaran misal pembelajaran mandiri dengan menggunakan e-
comic. Saudara tidak melakukan analisis kebutuhan mengapa e-comic diperlukan.
Kemudian Saudara mengidentifikasi bahwa e-comic sangat dibutuhkan dan perlu untuk
dikembangkan tanpa rasional yang jelas. Dalam proses pengembangan bahkan sampai
evaluasi, ternyata e-comic sebenarnya tidak diperlukan dan tidak memberi makna
terhadap proses dan hasil belajar para pebelajar. Bukankah hal ini hanya akan membuang
energi, biaya dan waktu baik bagi Saudara sebagai teknolog pendidikan, guru sebagai
implementator di lapangan, dan terlebih bagi pebelajar yang merasakan efeknya secara
langsung? Oleh karena itu, identifikasilah dengan baik kebutuhan yang muncul dan
memang perlu untuk dipenuhi.
(3) Identifikasi Permasalahan
Permasalahan dalam ranah Teknologi Pendidikan juga dapat secara jelas terlihat di saat
pengidentifikasian masalah. Terkadang teknolog pendidikan mengidentifikasi hal yang
sebenarnya bukan masalah menjadi masalah dan yang masalah menjadi bukan masalah
sama sekali. Hal ini terjadi karena tidak diperhatikannya/dilakukannya identifikasi
permasalahan yang tepat.
Smith dan Ragan (2005) menegaskan empat hal yang perlu diperhatikan dalam
pengidentifikasian masalah yang dikenal dengan istilah problem model. Keempat hal
tersebut adalah:
Apabila Saudara dengan jelas menjawab kesemua pertanyaan itu, maka memang
benar terdapat masalah yang memerlukan pemecahannya. Jika Saudara tidak mampu
memberi jawaban yang jelas terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka pikirkan
kembali apakah yang Saudara anggap masalah memang merupakan suatu masalah.
Untuk menentukan solusi dalam pemecahan masalah dalam ranah Teknologi Pendidikan,
diperlukan tahapan proses dalam mengkaji permasalahan sebagaimana terungkap dalam
bacaan 1,2, dan 3. Solusi yang tepat tidak serta merta muncul begitu saja. Berbagai
alternative solusi pun ditawarkan dengan berbagai alasan yang menunjang munculnya
berbagai alternative tersebut dan pada akhirnya diperoleh solusi terbaik.
V. KEGIATAN PRA-SEMINAR
Sebuah proposal seminar yang baik, hendaknya mencantumkan hal-hal mendasar berikut.
(1) Topik seminar.
(2) Latar belakang seminar.
(3) Tujuan kegiatan seminar.
(4) Metode kegiatan seminar.
(5) Jadwal kegiatan seminar.
(6) Anggaran biaya
(7) Kepanitiaan.
(8) Informasi peserta seminar.
Silakan cermati contoh proposal berikut.
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/10/25a38e33e71e32ac3710ccbaa10885c704e12
c6a.pdf
http://spiritia.or.id/gk/mran01dana.pdf
Contoh kepanitiaan dalam seminar bisa dicermati pada contoh proposal yang disajikan
pada bahan bacaan Proposal Kegiatan Seminar.
(1) Ketua Panitia: bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan seminar, mulai
dari perancangan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi. Ketua panitia bertugas
mengarahkan anggota kepanitiaannya dan mencarikan solusi apabila ditemukan
hambatan. Apabila ketua panitia berhalangan hadir, biasanya diwakilkan oleh wakil ketua
panitia yang bertugas mewakili ketua panitia.
(2) Sekretaris: bertugas membantu ketua panitia terkait dengan kegiatan kesekretariatan,
seperti: pembuatan surat undangan, pengarsipan dokumen seminar, penyediaan format-
format untuk kepentingan seminar, penggandaan makalah, dan sebagainya. Apabila tugas
sekretaris dianggap cukup berat dan banyak, sekretaris biasanya dibantu dengan
dibentuknya seksi kesekretariatan.
(3) Bendahara: bertugas membantu ketua panitia dalam hal mengatur biaya seminar
(budgeting).
(4) Seksi acara: bertugas membantu ketua panitia dalam hal menyusun susunan acara dan
mengorganisir jalannya seminar. Disamping itu, seksi acara biasanya bertugas
menghubungi pemakalah, menyiapkan moderator dan juga notulis.
(6) Seksi perlengkapan: bertugas membantu ketua panitia dalam hal mengatur tempat
serta menyediakan perlengkapan yang diperlukan untuk seminar, seperti: papan tulis,
laptop, LCD projector, dan perlengkapan lainnya.
(7) Seksi konsumsi: bertugas membantu ketua panitia dalam hal penyediaan konsumsi
bagi peserta seminar.
(8) Seksi umum: bertugas membantu ketua panitia untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan
umum lainnya yang tidak diakomodasi oleh seksi-seksi lain yang telah dibentuk.
2. Pembukaan
Acara seminar diawali dengan adanya pembukaan oleh pembawa acara atau master of
ceremony (MC). Kemudian, ketua panitia melaporkan hal-hal terkait dengan pelaksanaan
seminar. Selepas laporan ketua panitia, secara resmi seminar biasanya dibuka oleh
pimpinan institusi penyelenggara seminar atau pimpinan terkait. Untuk seminar dalam
skala kecil (sebuah kelas) pembukaan secara resmi bisa dilakukan oleh Ketua Jurusan
atau dosen pembimbing.
3. Acara Inti
Acara inti seminar dipandu oleh moderator dan notulis. Para pemakalah menyajikan
makalah dengan dipandu oleh moderator dan segala kegiatan dalam acara inti ini
didokumentasikan oleh notulis. Kelancaran acara seminar berada dalam arahan seksi
acara dan dipantau oleh ketua seminar.
4. Penutupan
Setelah seminar selesai, maka acara diakhiri dengan penutupan. Acara penutupan seminar
biasanya terdiri dari: serah terima hasil seminar oleh moderator kepada ketua panitia,
laporan ketua panitia dan penutupan seminar secara resmi (baik oleh ketua panitia sendiri
maupun kembali mengundang pimpinan institusi penyelenggara seminar).
Link
http://wijayalabs.wordpress.com/2008/02/10/susunan-acara-seminar-ict-15-april-2008-di-
unj/
VII. KEGIATAN PASCA-SEMINAR
Pasca-seminar ditandai dengan disusunnya laporan seminar. Untuk seminar online pada
mata kuliah ini, laporan yang disusun harus sistematis mengikuti rubrik sebagai berikut.
RUBRIK UNTUK PROYEK AKHIR
Kriteria Indikator Kinerja
Tidak Memenuhi Mendekati Memenuhi Melebihi Harapan
Harapan Harapan Harapan
Informasi kegiatan ilmiah. (Skor 0) (Skor 4) (Skor 8) (Skor 12)
Tidak Tidak Tidak Secara jelas
mencantumkan. mendeskripsikan mendeskripsikan mendeskripsikan
dua elemen. salah satu elemen. kegiatan ilmiah:
bentuk kegiatan
ilmiah, tujuan,
dimana dan kapan
aktivitas
dilaksanakan, dan
hasil seminar.
Mekanisme kegiatan pra- (Skor 0) (Skor 4) (Skor 8) (Skor 12)
seminar. Tidak Tidak sepenuhnya Mendeskripsikan Secara jelas
mencantumkan. mendeskripsikan mekanisme tetapi mendeskripsikan
mekanisne tidak mekanisme secara
kegiatan pra- mendeskripsikan detail: menyusun
seminar salah satu proposal, memilih
langkah/elemen. kepanitiaan,
deskripsi kerja
masing-masing
anggota
kepanitiaan.
Mekanisme kegiatan (Skor 0) (Skor 4) (Skor 8) (Skor 12)
seminar. Tidak Tidak sepenuhnya Mendeskripsikan Secara jelas
mencantumkan. mendeskripsikan mekanisme tetapi mendeskripsikan
mekanisne tidak semua langkah
kegiatan seminar mendeskripsikan mekanisme
salah satu kegiatan pos-
langkah/elemen. seminar secara
detail.
Informasi tentang (Skor 0) (Skor 4) (Skor 8) (Skor 12)
komponen-komponen Tidak Mendeskripsikan Mendeskripsikan Secara jelas
yang dilibatkan dalam mencantumkan. hampir semua hampir semua mendeskripsikan
seminar. komponen tetapi komponen tetapi semua komponen
dua komponen satu komponen yang dilibatkan
tidak tidak dalam kegiatan
dideskripsikan. dideskripsikan. ilmiah.
Mekanisme kegiatan pos- (Skor 0) (Skor 4) (Skor 8) (Skor 12)
seminar. Tidak Tidak sepenuhnya Mendeskripsikan Secara jelas
mencantumkan. mendeskripsikan mekanisme tetapi mendeskripsikan
mekanisne tidak semua langkah
kegiatan pos- mendeskripsikan mekanisme
seminar. salah satu kegiatan pos-
langkah/elemen. seminar secara
detail.
Identifikasi dan analisis (Skor 0) (Skor 6) (Skor 12) (Skor 20)
permasalahan- Tidak Hanya menyajikan Menyajikan Menyajikan
permasalahan di dunia mencantumkan. identifikasi. keduanya, identifikasi dan
pendidikan/ke-TP-an. identifikasi dan analisis secara
analisis, tetapi lengkap.
tidak lengkap.
Deskripsi singkat dalam (Skor 0) (Skor 10) (Skor 18) (Skor 25)
menginvestigasi isu-isu / Tidak Menyediakan Menyediakan Menyediakan hasil
masalah serta pemecahan mencantumkan. hasil investigasi hasil investigasi investigasi
masalah di bidang terhadap isu- terhadap isu- terhadap isu-
Teknologi Pendidikan. isu/masalah- isu/masalah- isu/masalah-
masalah dengan masalah dengan masalah dengan
solusi yang tidak solusi solusi solusi yang tepat.
jelas. alternatif.
Artifak/bukti tambahan. (Skor 0) (Skor 5) (Skor 10) (Skor 15)
Tidak Mencantumkan Mencantumkan Mencantumkan
mencantumkan. hanya satu bukti bukti-bukti semua bukti
dari aktivitas- aktivitas kegiatan kegiatan ilmiah
aktivitas kegiatan ilmiah tetapi tidak dari semua
ilmiah. mencantumkan mekanisme yang
bukti dari salah ada.
satu mekanisme.
Refleksi. (Skor 0) (Skor 8) (Skor 15) (Skor 20)
Tidak Refleksi tidak Refleksi tidak Refleksi
mencantumkan. mencantumkan mencantumkan mencantumkan
dua atau lebih salah satu semua komponen
komponen komponen berikut: (1)
berikut: (1) berikut: (1) pembenaran
pembenaran pembenaran terhadap
terhadap terhadap pemilihan
pemilihan pemilihan kegiatan ilmiah,
kegiatan ilmiah, kegiatan ilmiah, (2) evaluasi
(2) evaluasi (2) evaluasi terhadap
terhadap terhadap mekanisme yang
mekanisme yang mekanisme yang digunakan, dan (3)
digunakan, dan (3) digunakan, dan (3) peningkatan dan
peningkatan dan peningkatan dan penyesuaian yang
penyesuaian yang penyesuaian yang untuk
untuk untuk dipertimbangkan
dipertimbangkan dipertimbangkan disaat
disaat disaat menyelenggarakan
menyelenggarakan menyelenggarakan kegiatan ilmiah
kegiatan ilmiah kegiatan ilmiah sejenis di masa
sejenis di masa sejenis di masa yang akan datang.
yang akan datang. yang akan datang.
Kualitas penulisan dan (Skor 0) (Skor 5) (Skor 8) (Skor 10)
kejelasan laporan. Lebih dari 10 10 sampai 4 Kurang dari 4 Tidak terdapat
kesalahan ejaan, kesalahan ejaan, kesalahan ejaan, kesalahan ejaan,
tata bahasa, atau tata bahasa, atau tata bahasa, atau tata bahasa, atau
tanda baca. tanda baca. tanda baca. kesalahan tanda
baca.
Total Points _____/150