Anda di halaman 1dari 10

Naskah Soal UTS Pengembangan Media Pembelajan

Petunjuk : Setiap Mahasiswa Mengirim Jawaban Melalui email,


kaharismanmunawar@gmail.com tidak menerima via Whatsapp

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat!

1. Media tidak dilihat dari segi kecanggihannya, tetapi fungsi dan peranannya
dalam membantu proses pembelajaran. Jelaskan pernyataan ini!
2. Dalam menyikapi adanya media pembelajaran, apa yang harus dilakukan oleh
guru?
3. Jelaskan dimensi-dimensi dari kualitas media pembelajaran!
4. Dalam pengembangannya, media pembelajaran berlandaskan akan beberapa hal.
Jelaskan hal tersebut!
5. Jelaskan sumber-sumber belajar yang dapat dijadikan rujukan belajar oleh siswa!
6. Mengapa dibutuhkan perencanaan dalam pengembangan media pembelajaran
7. Jelaskan dimensi-dimensi dari perencanaan pengembangan media pembelajaran!
8. Setelah perencanaan, tahap berikutnya adalah pengorganisasian. Jelaskan tahap-
tahap pengorganisasian pengembangan media pembelajaran!
9. Mengapa tahap pengorganisasian menjadi penting dalam pengembangan media
pembelajaran?
10. Tahap pelaksanaan adalah tahap yang menentukan dari pengembangan media
pembelajaran. Jelaskan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan pengembangan
media pembelajaran!
11. Tahap paling akhir dari pengembangan media pembelajaran adalah evaluasi.
Jelaskan tahap-tahap evaluasi dalam pengembangan media pembelajaran!
12. Mengapa dibutuhkan tahap evaluasi dalam pengembangan media pembelajaran?
NAMA : MOHAMAD RUJHAN
NIM : 202203052
PRODI : PGMI/3

JAWABAN NASKAH SOAL UTS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJAN

1. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebagai guru harus dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dan cocok untuk
digunakan sehingga tercapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.
2. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media
pembelajaran menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni 1) ketepatan media dengan tujuan
pengajaran; 2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran; 3) kemudahan memperoleh media;
4) keterrampilan guru dalam menggunakannya; 5) tersedia waktu untuk
menggunakannya; dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak.
3. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran,
aktivitas dan kreativitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar
mengajar akan berkualitas apabila didukung oleh guru yang professional memiliki
kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial sesuai dengan tuntutan yang
tertuang di dalam UU Guru dan Dosen Pasal 10. Di samping itu, kualitas proses
pembelajaran juga dapat maksimal jika didukung oleh siswa yang berkualitas (cerdas,
memiliki motivasi belajar yang tinggi dan sikap positif dalam belajar), dan didukung
sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai. Guru yang profesional akan
memungkinkan memiliki kinerja yang baik, begitu pula dengan siswa yang berkualitas
memungkinan siswa memiliki perilaku yang positif dalam kegiatan belajar mengajar.
Interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa yang positif akan mewujudkan budaya
kelas yang positif dan impresif atau suasana pembelajaran (classroom climate) yang
mendukung untuk proses belajar siswa.
4. a. Landasan Empiris

Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus dilandasi oleh karakteristik


belajar peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan mendapat keuntungan yang
signifikan apabila ia belajar menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Oleh
karena itu, tenaga pendidik harus mempelajari terlebih dahulu strategi apa yang
relevan dengan kebutuhan peserta didik. Ada beberapa gaya belajar yang dapat
pendidik terapkan setelah melihat karakteristik peserta didik. Gaya belajar tersebut erat
kaitannya dengan media apa yang akan digunakan. Berikut perinciannya.

1) Gaya belajar visual, peserta didik cenderung menggunakan visual (indera


penglihatan), buku, diagram, poster, dan leaflet. Media tersebut membuat peserta
didik melihat langsung pemaknaan terhadap fenomena tertentu.
2) Gaya belajar auditif, peserta didik memanfaatkan audio (indra pendengaran).
Kegiatannya terdiri atas gaya belajar eksternal dan internal. Gaya yang
eksternal meliputi kegiatan membaca wacana, rekaman, musik, diskusi.
Sedangkan yang internal cenderung suka keheningan dan ketenangan.
3) Gaya kinestetik, peserta didik menggunakan gerakan dalam belajar. Kinestetik
terbagi ke dalam dua jenis, yaitu eksternal berkaitan dengan pelibatan kegiatan
fisik dan internal perihal pemahman terhadap konsep-konsep.

Berdasarkan beberapa gaya ajar di atas, hendaklah pemilihan dan penerapan media
pembelajaran hendaklah berorientasikan karakteristik peserta didik untuk hasil
pembelajaran yang maksimal.

b. Landasan Teknologi

Kemajuan teknologi dan digitalisasi menyebabkan perubahan di beberapa aspek. Aspek-


aspek tersebut meliputi pelibatan sumber daya manusia, prosedur, ide, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi dimana
kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.

Fleksibilitas teknologi dalam pembelajaran dapat memberikan berbagai kemudahan


dalam dunia pendidikan. Kemudahan tersebut juga menjadi jawaban atas stagnansi media
pembelajaran tradisional yang mulai kurang efektif. Setidaknya, ada enam manfaat
potensial landasan teknologi dalam menjawab permasalahan di dunia pendidikan.
1) Meningkatkan produktivitas pendidikan (Can make education more productive)
2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual (Can
make education more individual)
3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran (Can give instruction
a more scientific base)
4) Lebih memantapkan pembelajaran (Make instruction more powerful)
5) Dengan media membuat proses pembelajaran menjadi lebih langsung/seketika
(Can make learning more immediate)
6) Memungkinkan penyajian pembelajaran lebih merata dan meluas (Can make
access to education more equal)

Keenam manfaat tersebut berpusat pada satu tujuan yaitu untuk memajukan kualitas
pendidikan. Namun, segala kemudahan tersebut tetap harus dalam kontrol tenaga
pendidik agar tidak dimanfaatkan untuk hal yang tidak diinginkan.

c. Landasan Psikologi

Setiap peserta didik memiliki karakteristik masing-masing. Setiap individu


menunjukan kebiasan belajar yang berbeda-beda. Keterbedaan tersebutlah yang memicu
pendidik untuk meninjau media pembelajaran apakah yang win-win solution bagi semua
peserta didik. Selain memilih media pembelajaran berdasarkan karakteristik individu,
faktor persepsi peserta didik juga perlu diperhatikan. Oleh sebab itu, Anda perlu
menyusun strategi pengajaran dan materi ajar yang sesuai dengan kemampuan peserta
didik. Selain kedua hal tersebut, kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih
mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.

Untuk mempermudah pemahaman terhadap landasan psikologis, tim Guru


Inovatif menggunakan konsep Edgar Gale (1946). Gale membuat jenjang konkrit abstrak
dengan dimulai dari peserta didik yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian
menuju peserta didik sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke peserta didik
sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa
sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang konkrit-abstrak ini
ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of
experiment), seperti yang ditunjukkan pada gambar.

Semakin ke bawah, pemahaman peserta didik terhadap materi ajar semakin


kompleks. Sebagai contoh, peserta didik akan lebih merasa terlibat dalam pembelajaran
saat terlibat dalam diskusi daripada hanya kegiatan membaca. Oleh karena itu, dapat
dikatakan kegiatan disukusi dapat menjadi jawaban dari stagnansi media pembelajaran
yang hanya fokus pada bahan bacaan. Begitu juga dengan pembanding-pembanding
lainnya. Artinya, secara tidak langsung, Anda dapat memahami dengan lebih kompleks
perihal poin-poin apa saja yang dibutuhkan dalam proses penyusunan media

pembelajaran.

d. Landasan Filosofis

Secara filosofis, ada pandangan yang menyatakan bahwa teknologi akan


menggerus humanisasi. Pandangan tersebut juga merasuk ke dalam dunia penddikan.
Anggapan bahwa teknologi secara tidak langsung memaksa seorang anak harus seperti
robot yang dapat belajar sendiri dengan mesin. Namun, pada dasarnya, walaupun ada
beberapa fitur teknologi yang dapat menjerumuskan pada hal yang tidak diinginkan,
masih banyak kelebihan teknologi yang dapat meningkatkan taraf pendidikan.

Anda dapat menyusun strategi pembelajaran terbaik untuk dapat


memadupadankan potensi peserta didik dengan kemudahan teknologi. Dengan
memanfaatkan potensi kedua hal tersebut maka capaian pembelajaran dapat diraih
dengan maksimal. Selain itu, kemajuan teknologi juga dapat menjadi langkah awal
terwujudunya kemajuan di dunia pendidikan untuk masa sekrang dan yang akan
datang.
5. Jenis – Jenis Sumber Belajar

Dari pengertian sumber belajar melahirkan beberapa pembagian jenis sumber belajar. Ada
yang membagi menjadi enam jenis sumber belajar yaitu
a. sumber berupa pesan.
b. manusia,
c. Peralatan
d. teknik/metode
e. lingkungan/setting.
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:

a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar
yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem
instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b. Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber
belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya
dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk

a. Pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya
b. orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga,
tokoh karier dan sebagainya
c. bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk
pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;
d. Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, vcd/dvd, kamera, papan
tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya;
e. Pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi,
permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya
f. Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko,
museum, kantor dan sebagainya.
Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara parsial.
Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah proses pembelajaran.
Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu dipertimbangkan demi tercapainya
pembelajaran lebih baik. Dengan demikian diharapkan akan berdampak positif terhadap
hasil pembelajaran.

6. Perencanaan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis Proses


pembelajaran tidak berlangsung seadanya, akan tetapi berlangsung secara terarah dan
terorganisir. Dengan demikian guru dapat menggunakan waktu secara efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan keberhasilan pembelajaran.
7. Dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan sifat-sifat dari
beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Pertimbangan
terhadap dimensi-dimensi itu memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif
yang menalar dan efesien, yakni:
a. Signifikan
Tingkat signifikansi tergantung apada tujuan pendidikan yang diajukan dana
signifikansi dapat ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibangun selama
proses pembelajaran.
b. Fleksibilitas
Maksudnya adalah bahwa perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan
realistis baik yang berkaitan dan biaya maupun pengimplementasiannya.
c. Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan
penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai
tujuan spesifik secara optimal.
d. Kepastian
Konsep kepastian diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
e. Ketelitian
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun
dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secra sensitif kaitan-kaitan
yang pasti terjadi antar berbagai komponen.

f. Adaptabilitas
Perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari informasi
sebagai umpan balik.
g. Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu yang cukup banyak, selain keterlibatan
perencanaan dalam memprediksi masa depan, juga validasi dan readibilitas analisis
yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam
kaitannya dengan masa mendatang.
h. Monitoring atau pemantauan
Monitoring merupakan mengembangkan criteria untuk menjamin bahwa berbagai
komponen bekerja secara efektif.
i. Isi perencanaan.
8. Menurut Luther (1994), pengembangan multimedia dilakukan melalui 6 tahapan, yaitu:
konsep, disain, pengumpulan material, pembuatan (assemby), testing, dan distribusi .
a. Tahap 1 ( Konsep )
b. Tahap 2 ( Disain )
c. Tahap 3 ( Pengumpulan Material )
d. Tahap 4 ( Pembuatan )
e. Tahap 5 ( Testing )
f. Tahap 6 ( Distribusi )
9. Pada Pengorganisasian pembelajaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan guru
dalam mempersiapkan proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar, efektif, dan efisien. Dalam pengorganisasian pembelajaran terdapat
tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh seorang guru baik tahapan sebelum mengajar.
10. Perencanaan Pengembangan Media Pembelajaran

Terdapat enam hal yang harus diperhatikan guru dalam kegiatan perencanaan pembuatan

media pembelajaran, yaitu :


a. menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

b. merumuskan kompetensi dan indikator hasil belaja

c. merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang

d. mendukung tercapainya kompetensi

e. mengembangkan alat pengukur keberhasilan

f. menulis naskah media

g. mengadakan tes dan revisi

11. Selain memiliki fungsi media pembelajaran juga memiliki Tujuan evaluasi media
pembelajaran adalah untuk memilih media pembelajaran yang akan dipergunakan
dikelas, untuk melihat prosedur penggunaan media, untuk memeriksa apakah tujuan
penggunaan media tersebut telah tercapai, menilai kemampuan guru
menggunakan media.
12. Evaluasi merupakan suatu tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan media
pembelajaran. Pentingnya evaluasi ini untuk memastikan bahwa media pembelajaran
yang dikembangkan terjamin baik kualitasnya dan dapat memenuhi fungsinya untuk
mencapai tujuan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai