Anda di halaman 1dari 14

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN

Chairunnisa (1222070018)
Pendidikan Fisika
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email: chairunnisaazz187@gmail.com

1. PENDAHULUAN

Media pembelajaran adalah salah satu alat yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Dalam era teknologi digital seperti
sekarang, media pembelajaran telah berkembang menjadi beragam bentuk, mulai dari media
tradisional seperti buku dan papan tulis hingga media modern seperti video pembelajaran,
animasi, dan aplikasi interaktif.

Pemanfaatan media pembelajaran memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah memudahkan


siswa dalam memahami konsep yang diajarkan, meningkatkan motivasi belajar siswa,
memperkaya pengalaman belajar, serta membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran.

Namun, meskipun media pembelajaran memberikan banyak manfaat, penggunaannya harus


dilakukan dengan bijak dan tepat sasaran agar dapat memberikan dampak positif pada proses
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih media pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, memahami cara menggunakan media tersebut dengan efektif,
serta mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran.

Ada banyak pemanfaatan media pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan


perencanaan serta model yang tepat dimana dapat mendukung proses belajar dan mengajar.
Jika penggunaan media pembelajaran masih dirasa berat oleh guru maka guru bisa
menggunakan media pembelajaran yang ada dan dapat dikembangkan oleh guru dengan
semaksimal mungkin agar pembelajaran dapat tersampaikan secara optimal.
2. Pembahasan

A. Perencanaan media pembelajaran

Perencanaan media pembelajaran adalah proses perancangan dan persiapan media


pembelajaran yang tepat dan efektif untuk tujuan pembelajaran tertentu. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan media pembelajaran:

Tujuan pembelajaran: Sebelum memilih dan merancang media pembelajaran, penting untuk
menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran harus jelas dan
spesifik, sehingga media pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
tersebut. Media pembelajaran harus dirancang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan
disampaikan. Pendidik harus mempertimbangkan jenis materi yang akan disampaikan dan cara
terbaik untuk menyampaikannya melalui media pembelajaran. Karakteristik siswa, seperti usia,
tingkat kognitif, dan gaya belajar, harus dipertimbangkan dalam perencanaan media
pembelajaran. Pendidik harus memilih jenis media yang tepat untuk siswa, sehingga siswa
dapat lebih mudah memahami dan menyerap materi yang disampaikan. Teknologi yang
tersedia di lingkungan pembelajaran harus dipertimbangkan dalam perencanaan media
pembelajaran. Pendidik harus memilih media pembelajaran yang dapat digunakan dengan
mudah dan efektif, dan yang cocok dengan fasilitas teknologi yang tersedia di sekolah atau
lembaga pendidikan. Evaluasi dan umpan balik dari siswa tentang media pembelajaran yang
digunakan harus menjadi bagian dari perencanaan media pembelajaran. Hal ini akan
membantu pendidik untuk memperbaiki dan meningkatkan media pembelajaran yang
digunakan agar lebih efektif dalam mendukung proses pembelajaran. Dalam perencanaan
media pembelajaran, penting untuk memperhatikan faktor-faktor di atas untuk memastikan
media pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran, serta
dapat membantu siswa untuk memahami materi dengan lebih baik.

B. Implementasi model pemanfaatan media pembelajaran

Melakukan proses pendidikan sesuai dengan yang disebutkan dalam PP nomor 19 tahun 2005
di atas memerlukan banyak pekerjaan dan keterlibatan dari komponen pembelajaran.
Kemajuan pembelajaran dapat dicapai dengan upaya terus-menerus untuk memperbaiki proses
pembelajaran dengan melakukan rangkaian analisis kebutuhan perencanaan yang sistematis,
pelaksanaan yang sesuai, dan penilaian kinerja. Model pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam pelaksanaan pembelajaran sangat bervariasi, tetapi dalam menentukan strategi
pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik sehingga pembelajaran dapat mendorong terjadinya dan menjadikan
pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

Strategi pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan di kelas apabila dirancang
dengan baik dalam sebuah desain pembelajaran yang sistematis. Desain pembelajaran dapat
dipandang sebagai suatu disiplin, ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin,
desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses
pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran adalah
ilmu yang mempelajari cara pengelolaan kondisi dan situasi yang dapat memfasilitasi
pembelajaran untuk berbagai mata pelajaran dengan tingkatan kompleksitas yang berbeda-
beda. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran
dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.

Model pembelajaran yang bisa digunakan adalah model ASSURE dan SECTION. Model ASSURE
dan SECTION merupakan beberapa model yang dapat menuntun guru dan siswa secara
sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran secara efektif. Model-model tersebut
pada pelaksanaannya memadukan penggunaan teknologi dan media di ruang kelas. Jadi,
dengan melakukan perencanaan secara sistematis, dapat membantu memecahkan masalah dan
membantu mempermudah menyampaikan pembelajaran.

1. Model ASSURE
a. Pengertian model pembelajaran ASSURE
Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang
kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model
ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran
yang dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino
(2007:86) A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and Objectives, S
yang kedua berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti Utilize
technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti
Evaluated and revise.

Langkah pertama dalam merencanakan ruang kelas adalah dengan mengindentifikasi dan
menganalisis karakteristik pembelajar yang disesuaikan dengan hasil belajar. Jawaban
sementara terhadap identifikasi dan analisis ini akan menjadi pemandu dalam mengambil
keputusan saat merancang kegiatan pembelajaran. Yang perlu diperhatikan adalah karakteristik
umum, kompetensi dasar spesifik seperti pengetahuan, kemampuan dan sikap serta
memperhatikan gaya belajar. Langkah kedua dengan menyatakan standard an tujuan
pembelajaran yang spesifik untuk kegiatan yang dilakukan. Tujuan yang dinyatakan dengan baik
akan memperjelas tujuan, perilaku yang diinginkan, kondisi dan kinerja yang akan diamati dan
tingkat pengetahuan atau kemampuan baru yang akan dikuasai pebelajar. Langkah ketiga
setelah menganalisis dan menyatakan standard an tujuan pembelajarann, maka tugas
selanjutnya adalah membangun jembatan diantara keda titik tersebut dengan memilih strategi
pengajaran, teknologi dan media yang disesuaikan, serta memutuskan materi yang akan
diberikan. Langkah selanjutnya adalah dengan melibatkan peran pembelajar untuk
menggunakan terknologi, strategi dan materi untuk membantu pebelajar mencapai tujuan
belajar. Dan dalam melibatkan peran guru sebagai fasilitator, langkah kelima dengan
melibatkan partisipasi pebelajar. Agar efektif, pengajaran sebaiknya mengharuskan keterlibatan
aktif secara mental. Sebaiknya aktivitas yang terjadi itu memungkinkan pebelajar menerapkan
pengetahuan atau kemampuan baru dan menerima umpan balik. Pada prakteknya bias saja
melibatkan kemandirian pebelajar, pengajaran yang dibantu komputer, kegiatan internet atau
kerja kelompok. Sedangkan langkah terakhir adalah mengevaluasi dan merevisi. Setelah
melaksanakan pembelajaran di ruang kelas, penting untuk mengevaluasi dampak kegiatan yang
telah berlangsung terhadap pebelajar. Penilaian sebaiknya tidak memeriksa tingkat dimana
pebelajar dapat mencapai tujuan belajar, namun juga memeriksa keseluruhan proses
pengajaran dan dampak penggunaan teknologi dan media. Hal itu dapat dicocokkan antara
tujuan belajar dan hasil belajar pebelajar.

b. Tahapan tahapan model pembelajaran ASSURE


1. ANALYZE LEARNER (Analisis Pembelajar)

Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa
yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam
pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri
pembelajar yang meliputi :

a) General Characteristics (Karakteristik Umum). Karakteristik umum siswa dapat


ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat
perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel
konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang
tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
b) Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar).
Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan
sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat
mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa
(Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam
merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap
dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
c) Learning Style (Gaya Belajar). Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar
berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan
termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan
terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta
didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat
seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih
bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius,
3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami
oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.

2. STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)

Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan
demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi
tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu
memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.

a) Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran


Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi
seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi
dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya
peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam
pembelajaran.
b) Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap.
Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar,
pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan
baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
A = audience. Pembelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa
pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan
prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.
B = behavior. Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran.
C = conditions. Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pembelajar
dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar
menjadi bagian dari kondisi belajar ini.
D = degree. Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan baku sebagai bukti
bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil.

3. SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi,


Teknologi, Media dan Bahan ajar)

Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung


pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi,
teknologi dan media dan bahan ajar.

a). Memilih Strategi Pembelajaran


Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan standar dan tujuan
pembelajaran.terdapat dua jenis pilihan utama, yaitu: strategi teacher centered dan
strategi student centered. Strategi yang berpusat pada guru adalah kegiatan
berpusat pada guru untuk mengajarkan pelajaran, sedangkan strategi student
centered, yaitu siswa lebih terlibat aktif dalam pembelajaran.
b) Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar
Memilih media dan bentuk media yang sesuai dengan bahan ajar serta karakteristik
peserta didik.
c) Memilih rubrik media yang sesuai
Rubrik pilihan menyediakan prosedur yang sistematis untuk menilal kualitas
teknologi dan media secara spesifik..
d) Memilih, Memodifikasi, atau Merancang Bahan
Terdapat bahan yang sudah tersedia dan dapat digunakan guru dalam
pembelajaran, namun dalam memilih bahan yang baik dapat melibatkan
teknolog/spesialis media, guru lain, hasil survei, dan referensi lainnya.
4. UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan Teknologi, Media dan
Bahan Ajar)

Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-langkah
seperti dibawah ini,yaitu:

a) Preview materi.

Pendidik harus melihat dulu materi sebelum menyampaikannya dalam kelas dan selama
proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiences dan
memperhatikan tujuannya.

b) Siapkan bahan.

Pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik
dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media.

c) Siapkan lingkungan.

Pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari
materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.

d) Peserta didik.

Memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik menjelaskan


bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi
materinya.

e) Memberikan pengalaman belajar.

Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat
memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan projector,
demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.

5. REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)


Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media
yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk memiliki
pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, men-sintesis, dan mengevaluasi ketimbang
sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan
konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan
pengalaman yang autentik, dimana para siswa akan menerima umpan balik informative untuk
mencapai tujuan mereka dalam belajar.

6. EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)

Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas
pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan:

• Penilaian Hasil Belajar Siswa,

• Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,

• Penilaian Hasil Belajar Portofolio

• Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.

• Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media

2. Model selections

Model SECTIONS yang dikembangkan oleh Bates (2015) dengan beberapa modifikasi yang
dilakukan terhadap model yang lalu (ACTIONS). Model ini merupakan langkah-langkah yang
perlu diperhatikan dalam menentukan media yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Model ini merupakan hasil penelitian Bates pada pembelajaran terbuka jarak
jauh di Canada tahun 1995 yang telah teruji dalam kurun waktu yang cukup lama. SECTIONS
merupakan akronim dari Students, Ease of use, Cost, Teaching functions, including pedagogical
affordances of media. Interaction, Organizational issues, Networking dan Security, and privacy.

Langkah langkah dari model sections sebagai berikut;


a) Kriteria pertama dalam model SECTIONS adalah siswa. Setidaknya ada tiga hal yang
berhubungan dengan siswa perlu dipertimbangkan saat memilih media dan teknologi, di
antaranya adalah faktor demografi siswa (background keluarga), akses terhadap media dan
perbedaan gaya belajar siswa.

b) Ease of Use (Mudah Digunakan)

Kemudahan dalam penggunaan media merupakan salah satu yang harus diperhatikan
mengingat ketika media yang digunakan dalam pembelajaran sulit digunakan, maka konsentrasi
siswa bukan pada isi pesan yang ingin disampaikan, melainkan pada penggunaan medianya. Hal
inilah yang harus dihindari oleh guru ketika menentukan media yang harus digunakan. Faktor
yang menentukan media dikatakan mudah adalah sebagai berikut.

1) Literasi Komputer

Yaitu persiapan sekolah dalam menyediakan fasilitas dalam mendukung pembelajaran di era
digital ini. Begitu juga persiapan terhadap guru dan siswa yang ayang mentransfer dan
menerima materi.

2) Orientasi

Melakukan orientasi terhadap media terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran yang
sesungguhnya dilakukan merupakan langkah yang efektif untuk meminimalisasi gangguan yang
diakibatkan kurangnya pemahaman guru dan siswa dalam menggunakan media yang
ditentukan.

3) Reliabel (Konsistensi Media)

Media ketika digunakan harus teruji dan andal dalam kondisi-kondisi tertentu, misalnya mampu
di-instal pada berbagai macam sistem operasi Windows, tidak terlalu memerlukan spesifikasi
komputer yang terlalu tinggi dan tidak mudah error ketika dioperasikan.

c) cost (biaya)
Pengeluaran biaya pada pemanfaatan media pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan para
siswa dalam pembelajarannya tak lupa memperhatikan kualitas media yang akan dihasilkan.

d) Teaching and Media Selection (Pemilihan Media Berdasarkan Kesesuaian dengan Kegiatan
Pembelajaran)

Dalam merancang materi multimedia, seharusnya tidak hanya berfokus pada desain media saja,
tetapi juga harus disesuaikan dengan konten pedagogis dalam materi pembelajaran. Pemilihan
media yang digunakan harus mampu memenuhi beberapa faktor, di antaranya perbedaan
antara individu siswa; kompleksitas isi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

e) Interaction (Interaksi)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan interaksi. Menurut Moore (1989), ada
3 (tiga) tipe interaksi siswa. Interaksi tersebut meliputi interaksi siswa dengan materi
pembelajaran, interaksi guru dengan siswa, dan interaksi antarsesama siswa.

1) Interaksi Siswa dengan Materi Pembelajaran

Interaksi ini terjadi ketika siswa belajar menggunakan suatu media, seperti buku teks, situs
online learning sekolah ataupun suatu klip video tanpa intervensi langsung dari pengajar
ataupun siswa lain.

2) Interaksi Antara Guru dan Siswa

Interaksi guru dan siswa sering kali dibutuhkan dalam mengembangkan beberapa kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Kegiatan analisis, sintesis dan berpikir kritis memerlukan bimbingan dari
guru agar pikiran siswa bisa semakin berkembang serta ketika terjadi kebuntuan dalam belajar
dapat segera diatasi dengan baik.

3) Interaksi Antarsiswa

Interaksi antarsiswa yang baik bisa dibangun dengan melakukan tatap muka langsung dalam
pembelajaran ataupun dengan fasilitas online learning yang dimiliki sekolah.
f) Organizing: tahapan ini melibatkan pengorganisasian materi pembelajaran secara sistematis
dan mudah diakses.

g) Networking: tahapan ini melibatkan pengecekan apakah pembelajaran online terhubung


dengan sumber daya lain seperti jaringan sosial atau sumber daya belajar online.

h) Security and Privacy (Keamanan dan Privasi)

Guru dan siswa memerlukan ruang pribadi untuk bebas mengerjakan suatu proyek secara
online dengan nyaman. Ide-ide yang muncul seharusnya mampu dilindungi agar tidak tersebar
sehingga menjadi konsumsi publik. Selain itu, unsur-unsur politis yang akan mengganggu
kegiatan pembelajaran baik secara online maupun offline juga seharusnya mampu
diminimalisasi oleh lembaga. Oleh karena itu, sekolah sudah seharusnya mampu menyediakan
fasilitas internet yang dengan keamanan yang baik agar kegiatan pembelajaran bisa berjalan
secara optimal.

3. KESIMPULAN

Dalam pemanfaatan media pembelajaran, pengajar perlu menganalisis siswa terlebih dahulu
untuk mengetahui karakteristik siswa dan kebutuhan belajar mereka. Setelah itu, pengajar
harus menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan memilih media pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Selanjutnya, pengajar harus
memanfaatkan media pembelajaran tersebut dalam pembelajaran dan memastikan partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran. Terakhir, pengajar perlu mengevaluasi dan merevisi proses
pembelajaran untuk meningkatkan efektivitasnya. Serta penggunaan model media
pembelajaran yang tepat mendukung proses pemanfaatan media pembelajaran.

Model ASSURE merupakan model media pembelajaran yang terdiri dari 6 tahapan yaitu:
Analyze learner, State objectives, Select media and materials, Utilize media and materials,
Require learner participation, dan Evaluate and revise. Model ini memberikan fokus pada siswa
dalam proses pembelajaran dan memastikan bahwa media pembelajaran yang digunakan
sesuai dengan kebutuhan siswa.

Model SECTIONS merupakan model media pembelajaran yang terdiri dari 8 tahapan yaitu:
Students, Environment, Content, Teaching strategies, Integration, Outcomes, Next steps, dan
Standards. Model ini memberikan fokus pada lingkungan pembelajaran yang menyokong dan
menyenangkan bagi siswa serta memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai dengan
efektif.

Baik model ASSURE maupun model SECTIONS memberikan pendekatan yang berbeda dalam
pemanfaatan media pembelajaran. Model ASSURE lebih fokus pada siswa dan tujuan
pembelajaran sedangkan model SECTIONS lebih fokus pada lingkungan pembelajaran dan
integrasi antara isi pembelajaran dan strategi pengajaran. Kedua model tersebut dapat
digunakan oleh pengajar dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran dan mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan.

Daftar pustaka
Bates, T., & Poole, G. (2003). Effective teaching with technology in higher education:
Foundations for success. Jossey-Bass.

Kearsley, G., & Shneiderman, B. (1998). Engagement theory: A framework for technology-based
teaching and learning. Educational Technology, 38(5), 20-23.

Moore, M. G. (1989). Editorial: Three types of interaction. American Journal of Distance


Education, 3(2), 1-6.

Salmon, G. (2000). E-moderating: The key to teaching and learning online. Routledge

Suryani, N, Setiawan, A. & Putria, A (2018). Media pembelajaran inovatif dan


pengembangannya.Bandung PT REMAJA ROSDAKARYA

Anda mungkin juga menyukai