Anda di halaman 1dari 4

Berdasarkan Skiripi yang sudah tertera, peneliti membahas tentang Pendidikan dalam arti

luas merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang
mencakup pengetahuannya, nilai serta sikapnya dan keterampilannya. Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berhasilnya suatu tujuan pendidikan
tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh peserta didik, seorang guru
dituntut untuk teliti dalam memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.

Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurang hubungan
komunikasi antara guru dan peseta didik serta yang lainnya sehingga proses interaksi menjadi
vakum. Media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil pembelajaran. media
yang tidak mendukung berpengaruh terhadap kurangnya tanggapan, motivasi dan minat
peserta didik terhadap suatu mata pelajaran.

Penggunaan media lain, seperti media hasil teknologi komputer, diharapkan peserta didik
yang memiliki kemampuan rendah hingga sedang dapat menyesuaikan dengan peserta didik
yang cerdas, sedangkan siswa yang cerdas juga tidak merasa bosan dan terhambat
perkembangannya. Proses pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi
antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

Tetapi kenyataan yang terjadi dilapangan proses belajar mengajar yang terjadi masih
cenderung berpusat pada guru dan interaksi hanya berlangsung satu arah, dengan begitu
peserta didik menjadi kurang aktif. Permasalahan –permasalahan diatas memerlukan upaya
untuk penyelasaian agar siswa lebih tertarik, lebih aktif, lebi termotivasi, dan juga agar tidak
ada lagi peserta didik yang remedi, serta semua peserta didik mendapatkan nilai sesuai
dengan KKM.

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam


pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran komponen utama adalah
guru dan peserta didik. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing peserta
didik sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai
dengan struktur pengetahuan bidang yang dipelajarinya.

Dalam hal ini Teknologi Pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks,
dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai,
mengelola pemecahan masalah yang mencakup semua aspek belajar manusia.

Sedangkan Menurut AECT (2008) Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktik untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan,
dan mengelola proses teknologi yang sesuai dan sumber daya. Sehingga bisa disimpulkan
bahwa Teknologi Pendidikan adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang kombinasi dari
pembelajaran, belajar, pengembangan, pengelolaan, dan teknologi lain yang diterapkan untuk
memecahkan masalah pendidikan.

Adapun kawasan teknologi pendidikan meliputi :


- Kawasan Desain : Proses untuk menentukan kondisi belajar, meliputi desain sistem
pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan
lain-lain. Mencakup banyak variasi teknologi seperti teknologi cetak, teknologi AV,
teknologi berbasis komputer, teknologi terpadu.
- Kawasan Pemanfaatan : Aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.
- Kawasan Penilaian : Proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar.

Berdasarkan penjelasan tentang kawasan teknologi pendidikan tersebut dapat disimpulkan


bahwa beberapa kawasan dalam bidang kajian teknologi pendidikan memiliki hubungan yang
sinergis. Tiap kawasan memiliki fungsi dan pengaruh terhadap kawasan lainnya. Teknologi
pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia....

Berdasarkan uraian di atas, menurut definisi teknologi pendidikan maka penelitian ini
termasuk dalam kawasan pengembangan. Proses pengembangan media merupakan proses
atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau pun menyempurnakan
produk yang telah ada, kemudian dimanfaatkan dalam proses pembelajaran guna
mempersiapkan pembelajar untuk berinteraksi dengan materi dan kegiatan yang dipilih serta
memberikan bimbingan selama proses pembelajaran itu berlangsung.

Sementara berdasarkan definisi kawasan Teknologi pendidikan penelitian ini termasuk dalam
penciptaan (creating) dan penggunaan (using). Media pembelajaran diartikan sebagai suatu
alat yang dianggap mampu menyampaikan informasi dari sumber informasi ke penerima
informasi secara. praktis dalam sebuah proses pembelajaran.

Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media
yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Teknis penelitian yang
digunakan yaitu jenis penelitian pengembangan atau Reseach and Development (R&D).

Metode penelitian pengembangan (R & D) yaitu penelitian yang bermaksud menghasilkan


produk tertentu dan sekaligus menguji kelayakan produk tersebut.

Menurut Sukmadinata (2005: 164) berpendapat bahwa “Penelitian dan Pengembangan adalah
suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan”. Sedangkan
menurut Gay, Mills, & Airasian dalam Emzir (2014: 263) dalam bidang pendidikan tujuan
utama penelitian dan pengembangan yaitu “bukan untuk merumuskan atau menguji teori,
tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di sekolah-
sekolah”. Adapun model pengembangan yang digunakan oleh peneliti yaitu model yang
dikembangkan oleh Stephen M. Alessi dan Stanley R. Trollip dalam Nugroho (2013: 3)
karena model ini sesuai dengan tahapan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan
terdiri dari tahapan yang relatif sederhana serta memiliki sub komponen yang dijelaskan
secara detail.

Adapun model Alessi dan Trollip memiliki tiga atribut dan tiga tahap terlihat pada gambar
dibawah ini. Di dalam proses ongoing evaluation ini, peneliti melibatkan ahli media
(pengevaluasi media, ahli materi (pengevaluasi materi), peserta didik dengan kelompok kecil
dan besar (menguji coba dan mengevaluasi produk).

Tahapan penelitian ini mengikuti tahapan yang dipaparkan sebelumnya, seperti pada gambar
berikut:

a. Analisis tugas dan konsep yaitu analisis tugas lebih menitik beratkan pada keterampilan
prosedural media pembelajaran interaktif dan analisis konsep lebih fokus pada cara
mengorganisasikan informasi agar mudah dilihat dan dipahami. Pada tahap ini dilakukan
pengorganisasian materi-materi yang dibutuhkan dalam bentuk tabel rincian materi beserta
sumber refensi dalam bentuk flowchart.

b. Uji alpha, yaitu melakukan validasi produk yang dilakukan oleh ahli media pembelajaran
dan ahli isi materi.

Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Barru, Penetapan lokasi penelitian dilakukan
bertujuan untuk memperoleh gambaran umum, informasi tentang berbagai aspek yang
berkenaan dengan masalah penelitian, dan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang
mungkin dapat dikembangkan dalam penelitian ini.

Peneliti telah melakukan observasi di lokasi tersebut dan menemukan masalah yang dianggap
perlu untuk diteliti seperti yang telah dibahas pada latar belakang. Sekolah ini tergolong
sekolah unggulan yang mampu menyediakan fasilitas penunjang dalam proses pembelajaran
dan ternyata masih banyak pendidik y menggunakan media yang konteksnya tidak sesuai dan
kurang menarik perhatian peserta didik.

Pada tahap ini dilakukan pemilihan tujuan program, materi dan target yang dikembangkan
dalam produk multimedia interaktif yaitu dengan mempertimbangkan beberapa hasil dari
observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Geografi di SMP Negeri 1 Baru untuk
mendukung pemilihan materi yang akan dikembangkan dalam Multimedia interaktif ini.

Menurut guru mata pelajaran Geografi kelas VII menyatakan bahwa siswa kesulitan dalam
memahami materi yang bersifat abstrak dan visual, berdasarkan pernyataan tersebut
menunjukkan penggunaan media pembelajaran itu sendiri, guru lebih cenderung
menggunakan buku cetak serta variasi penggunaan media yang masih kurang, Mengingat
perkembangan zaman teknologi yang semakin modern seharusnya ketersediaan media
pembelajaran berbasis teknologi sudah cukup agar guru bisa mempresentasikan materinya
tidak hanya menggunakan buku cetak yang padat penyajiannya. Adapun Mata Pelajaran yang
dianalisis yaitu Mata Pelajaran Geografi dengan Materi Letak Wilayah Indonesia dan ruang
dan Interaksi antar ruang.

Pada tahap ini yaitu mengidentifikasi karakteristik siswa yang betujuan agar hasil
pengembangan produk tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Karakteristik
siswa SMP rata-rata memiliki usia 12-15 tahun, motivasi belajar siswa meningkat apabila
menggunakan media berbentuk digital (Mawarni & Muhtadi, 2017), setiap siswa memiliki
kecepatan berbeda-beda dalam memahami materi ada yang cepat, sedang, dan lambat, sering
menjawab pertanyaan guru dengan jawaban singkat, siswa lebih mengingat apa yang dilihat
daripada apa yang didengar serta suka berimajinasi dan mencoba hal- hal baru.
Berdasarkan karakteristik tersebut, siswa perlu di fasilitasi dalam pengembangan multimedia
interaktif. Untuk itu multimedia interaktif dikemas dalam bentuk digital yang didalamnya
dapat menyajikan materi secara visual, serta dilengakpi dengan soal-soal latihan sehingga
siswa mampu berimajinasi dan berfikir kritis....

Kebutuhan naskah materi meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
naskah materi berupa text, animasi, video, dan gambar. Sedangkan dokumen penilaian berupa
latihan soal dan angket untuk para ahli materi, ahli media dan respon siswa.

Tahap ini peneliti mencari dan menentukan sumber-sumber yang dapat dijadikan Pada tahap
ini dilakukan pengumpulan sumber-sumber pendukung dalam mengembangkan produk
multimedia interaktif berupa software, sumber belajar, maupun sarana dan prasarana. Proses
tersebut dimulai dari mengidentifikasi silabus berupa standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang sesuai dengan analisis kebutuhan pada saat observasi awal dan wawancara
terhadap guru mata pelajaran dan siswa....

Setelah menentukan standar kompetensi dan kompetensi, kemudian dilanjutkan dengan


pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP yang dikembangkan
menggunakan metode penugasan, dimana multimedia interaktif ini nantinya digunakan secara
mandiri oleh siswa. Identifikasi selanjutnya berhubungan dengan sarana dan prasarana
pendukung yang dibutuhkan untuk mengoperasikan produk multimedia interaktif yang akan
dikembangkan

Hasil pada koesioner ini menyatakan bahwa siswa merasa bahwa mata pelajaran geografi
tergolong susah dipelajari sehingga peserta didik ingin suasana pembelajaran yang baru
dengan adanya media berupa multimedia interaktif dengan alasan pembelajaran saat ini tidak
dilakukan tatap muka dengan dikarenakan Covid-19 yang mengharuskan pembelajaran
dirumah masing-masing, dengan adanya multimedia interaktif khususnya membahas materi
letak wilayah yang mana sangat dibutuhkan pemahaman praktik tidak hanya teori yang
membuat siswa hanya dapat membayangkan tanpa melakukannya sendiri....

Multimedia interaktif dilengakapi beberapa tombol yang dapat memudahkan user, baik dalam
mengakses materi dan soal latihan, Flowchart untuk memperlihatkan gambaran awal
mengenai rancangan multimedia (3) dan terakhir membuat story board untuk mempermudah
dalam merancang media yang mengacu pada Flowchart yang merupakan gambaran awal
pengembangan mendesain Multimedia interaktif, pada tahap ini pengembang merancang
multimedia dengan berpedoman pada naskah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Sementara pada tahap praktis multimedia interaktif dinyatakan praktis berdasarkan hasil uji
coba beta pada dikelompok besar, kelompok kecil dan pada guru mata pelajaran dan
mendapatkan nilai rata-rata angket pada kualifikasi baik dan sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai