Abstrak
Abstract
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya
manusia yang dinamis, serta syarat akan perkembangan yang memang seharusnya
terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti
perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus dilakukan sebagai antisipasi
kepentingan masa depan.1 Berbicara mengenai pendidikan, khususnya sistem
pendidikan formal tidak terlepas dari pengembangan sistem-sistem yang
mendukung. Dengan demikian guru sebagai tenaga pendidik memegang peranan
penting dalam proses belajar mengajar. Guru yang ideal harus memiliki
kemampuan dasar mengelola kelas, menguasai materi yang akan diajarkan serta
menggunakam metode dan srategi sesuai konsep yang diajarkan. Mengajar berarti
menyampaikan berbagai informasi kepada siswa, mengenai fakta, konsep, prinsip
dan teori sebagai materi pembelajaran.
Disebutkan dalam kurikulum 2013 bahwa mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
hal keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016), hlm. 10.
2
Munirah Ira, Sistem Pendidikan di Indonesia: antara keinginan dan realita, Jurnal
Auladuna 2, no. 2 (2015): 233–45.
sehari-hari. Tujuan pendidikan ini kemudian dirumuskan secara khusus menjadi
sebagai berikut; (1) menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian,
pembinaan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga
menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah Swt; dan (2) mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama
dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia.3
METODE
3
Aprida Pane, dkk, “Belajar dan Mengajar,” Fitrah Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol.03 No.2 (Desember 2017), hal 337.
4
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi,Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah, Cet. 5,
(Jakarta: Prenamedia Group,2015), hal. 34
dari penelitian dianggap sebagai metode interpretatif karena lebih sesuai dengan
interpretasi data.5
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan mengumpulkan data dengan cara mengamati
fakta, fakta dan informasi tentang masalah penelitian. Metode
observasional ini sering menjadi metode pengumpulan data utama untuk
penelitian dengan target data perilaku atau relasional. Observasi terbuka
adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti dan diketahui oleh
pengamat. Contoh dari jenis observasi ini juga dikenal sebagai observasi
partisipan, di mana peneliti berhubungan dengan orang-orang yang diteliti.
Pengamatan tertutup mengacu pada pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, di mana peneliti memahami bahwa mereka sedang diamati.
Peneliti sedang beristirahat dan tidak dapat berhubungan dengan orang
yang diamati.6
Teknik ini memerlukan pengamatan peneliti yang bersifat spesifik dan non
spesifik terhadap topik penelitian. Alat yang tersedia adalah piringan
observasi, panduan observasi. Beberapa informasi yang diperoleh dari
observasi adalah: ruang (place), pelaku, aktivitas objek, tindakan, peristiwa
atau peristiwa, momen dan emosi.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses pengumpulan informasi yang komunikatif atau
berkorelasi dengan metode tanya jawab antar peneliti dengan
5
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta,
2012) , hal. 9
6
Musfiqon, “Panduan Lengkap Metodologi Pendidikan”, (Jakarta, Prestasi Pustakaraya,
2012), Cet 1, hal. 121
menggunakan sumber informasi atau topik penelitian. Seperti sekarang ini,
dengan berkembangnya teknologi informasi, wawancara dapat dilakukan
secara tatap muka, yaitu melalui telekomunikasi. Pada dasarnya,
wawancara berarti kegiatan memperoleh pendapat tentang suatu informasi
atau topik yang dihasilkan melalui penelitian. Atau, itu adalah proses
memverifikasi masalah atau informasi yang diperoleh dengan teknik lain
di masa lalu.7 Orang-orang yang dijadikan informan pada penelitian ini
ialah: siswa dan guru PAI.
3. Dokumentasi
Dokumen berarti catatan peristiwa masa lalu. Dokumen dapat berupa teks,
gambar, atau satu karya besar. Dokumentasikan dalam bentuk tertulis,
misalnya diary, biografi, cerita, biografi, edit, kebijakan. Foto, biografi,
sketsa, dll. Dokumen dalam format gambar, seperti: Sebuah karya seni,
gambar, patung, film, dll. mendokumentasikannya. Studi literatur cukup
melengkapi penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.8
4. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang menggabungkan teknik pengumpulan data yang
berbeda dengan sumber data yang ada. Triangulasi artinya peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data untuk mengumpulkan data dari
sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipan simultan,
wawancara mendalam, dan dokumen sumber dari data yang sama.9
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
konsep Milles & Huberman yaitu model interaktif yang mengkategorikan
analisis data dalam tiga langkah:10
a. Data Reduction (Reduksi Data)
7
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan, hal. 309
8
Musfiqon, “Panduan Lengkap Metodologi Pendidikan”, hal. 312
9
Musfiqon, hal. 329
10
Sugiyono, “Metode Penelitian, hal. 246
Data dari lapangan cukup besar karena perlu dicatat dengan sangat
teliti dan tepat, mereduksi data berarti merangkum,
mengidentifikasi hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, menemukan tema dan pola.
b. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data dalam penelitian kualitatif meliputi penjelasan
singkat, bagan, korelasi antar kategori, bagan alur, dll. dapat
terbentuk.
c. Congclusion Drawing (Kesimpulan)
Langkah ketiga melibatkan menarik kesimpulan dan
memeriksanya. Hasil awal masih tentatif dan akan berubah kecuali
ditemukan bukti yang kuat untuk mendukung tahap pengumpulan
data selanjutnya. Namun, jika hasil yang diungkapkan pada periode
awal didukung oleh bukti yang valid dan konsisten, hasil yang
disajikan dapat diandalkan ketika penelitian kembali ke lapangan
untuk mengumpulkan data.
PEMBAHASAN
11
Joko Kuswanto dan Radiansah Ferri, “Media Pembelajaran Berbasis Android Pada Mata
Pelajaran Sistem Operasi Jaringan Kelas XI,” Jurnal Media Infotama Vol. 14 No. 1 (Februari
2018): hlm. 15
Tanpa media pembelajaran, proses belajar mengajar tidak dapat terjadi.
Setiap proses belajar mengajar memerlukan pemilihan dan penggunaan paling
tidak satu medium untuk menyampaikan pembelajaran.12 Oleh karena media
pembelajaran memuat informasi yang dapat berupa pengetahuan maupun menjadi
sarana bagi pebelajar untuk melakukan aktivitas belajar (membaca, mengamati,
mencoba, mengerjakan soal, menjawab pertanyaan, dan lain-lain), maka media
pembelajaran erat kaitannya dengan sumber belajar. Sumber belajar merupakan
segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh pebelajar untuk memudahkan proses
belajarnya sehingga mencapai tujuan belajarnya secara efektif dan efisien.
Contoh sumber belajar jenis kedua antara lain: alam sekitar, lingkungan
fisik, lingkungan sosial, kehidupan manusia, situs-situs Web. Oleh karena kaitan
yang erat antara media dan sumber belajar, maka keduanya terkadang sulit
dibedakan atau keduanya saling dipertukarkan maknanya. Meskipun demikian,
keduanya dapat dibedakan secara jelas bahwa media adalah "sarana fisik" yang
dapat digunakan untuk menyampaikan "materi pembelajaran". Media yang dapat
dimanfaatkan untuk oleh pebelajar untuk melakukan aktivitas belajar disebut
sumber belajar. Sebaga ilustrasi, sebuah keping CD (compact disk) merupakan
media pembelajaran, namun apabila di dalam CD tersebut berisi kumpulan artikel
12
Nursamsu dan Teuku Kusnafizal, “Pemanfaatan Media Pembelajaran ICT Sebagai
Kegiatan Pembelajarn Siswa Di SMP Negeri Aceh Tamiang,” Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
(JIPI) 1(2): 165-170 (Desember 2017): hlm. 165-170.
13
Nursamsu (last) dan Teuku Kusnafizal, “Implementasi Pembelajaran Berbasis ICT
(Information and Communication Technology) Sebagai Alat Bantu Komputer Multimedia untuk
Meningkatkan Kompetensi Guru Serta Prestasi Belajar Siswa,” Jurnal Pendidikan Biologi Vol. 6,
No. 3 (Edisi Agustus 2017): hlm. 1.
atau software pembelajaran yang dapat digunakan oleh sisiwa untuk belajar, maka
CD tersebut merupakan sumber belajar.
14
Agus Pandi, Skripsi: “Implementasi Pembelajaran Berbasis ICT (INFORMATION,
COMMUNICATION AND TECNOLOGY) Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X Di SMA Perintis 2 Bandar Lampung” (Bandar
Lampung, IAIN Raden Intan Lampung, 2016).
informasi berbentu suara atau gambar bergerak), ada informasi atau materi
pembelajaran yang dibutuhkan perlu disampaikan melalui sejumlah media
pembelajaran (misalnya suara dapat diperdengarkan melalui pemutar kaset atau
player MP3, video dapat diperlihatkan melalui pemutar video dan televisi atau
komputer. Beberapa media mungkin perlu dipergunakan secara bersamaan dalam
suatu pembelajaran dengan tujuan tertentu.
15
M. Mukhoffin Alfany, Skripsi: “Pengaruh Pemanfatan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII MTs Negeri Jabung Blitar”
(Malang, UIN Malang, 2016)
2. Multimedia Pembelajaran Mandiri: mutimedia yang berupa software
pembelajaran yang dapat digunakan oleh (maha)siswa untuk belajar secara
mandiri tanpa bantuan/ kehadiran dosen/guru.
PENUTUP
Demikian uraian mengenai hal-hal yang terkait dengan pengembangan
media pembelajaran berbasis ICT. Uraian ini memang lebih bersifat teoritis tidak
bersifat praktis, karena tulisan ini tidak dimaksudkan untuk tutorial, melainkan
17
Ayyik Wulida Ulfa, Skripsi: “Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi Dalam Meningkatkan Aspek Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas VII
(Kelas Idaman) SMP An-Nur Bululawang)” (Malang, UIN Malang, 2017)
untuk memberikan wawasan kepada pembaca mengenai berbagasi aspek yang
terkait dengan pemilihan dan pengembangan media pembelajaran. Hal-hal yang
sifatnya praktis dapat menjadi bahan diskusi selama presentasi. Harapan penulis,
uraian singkat ini bermanfaat bagi pembaca. Apabila terdapat hal-hal yang perlu
didiskusikan dapat disampaikan pada saat presentasi. Penulis juga terbuka untuk
saling berbagi pengalaman dan wawasan melalui alamat kontak yang tercantum
pada halaman judul.
DAFTAR PUSTAKA