Anda di halaman 1dari 12

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL (BASARA ) GUNA

MENDUKUNG PELESTARIAN BAHASA DAERAH DAN PENDIDIKAN

INDONESIA UNGGUL

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Teoritis

Kemajuan pendidikan sangat berpengaruh pada kemajuan suatu bangsa. Untuk

mewujudkan kualitas pendidikan bukan suatu hal yang mudah. Kualitas pendidikan

bergantung pada bagaimana proses pembelajaran serta media pembelajaran yang

digunakan. Guna meningkatkan mutu pembelajaran, peran guru sebagai tenaga pengajar

sekaligus fasilitator sangat mempengaruhi. Proses pembelajaran terjadi melalui interaksi

sosial antara siswa dan guru atau sesama siswa. Guru berperan sebagai fasilitator yang

membantu siswa mencapai tingkat pembelajaran yang lebih tinggi dengan memberikan

dukungan dan bimbingan.1

Pengenalan bahan ajar atau penyaluran keterangan dalam proses belajar dapat

dilaksanakan melalui beraneka cara, baik lewat tutur kata maupun tanpa menggunakan

kata-kata. Hal ini dimaksudkan supaya pengajaran yang disampaikan oleh pendidik

dapat diterima secara maksimal oleh siswa. Saat ini, tidak bisa diabaikan kemungkinan

kesalahan atau ketidakberhasilan dalam menyalurkan informasi dan penyerapan materi

saat proses belajar mengajar, karenanya penggunaan media belajar yang cocok sanggup

mendukung efisiensi penyaluran bahan ajar atau informasi pembelajaran.


1
Lev Vygotsky
Media pembelajaran merujuk kepada segala bentuk yang bisa dipakai untuk

menyampaikan materi pembelajaran, dengan tujuan menarik minat, perhatian, pikiran,

dan perasaan peserta didik dalam proses belajar mengajar, agar mencapai sasaran

pembelajaran yang ditentukan. Sebagai pendidik, perlu mempertimbangkan kriteria

dalam pemilihan media pembelajaran, yakni: 1) kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran, 2) kesesuaian dengan isi materi pembelajaran, 3) kesesuaian dengan

karakteristik peserta didik, 4) kesesuaian dengan prinsip-prinsip teoritis, 5) kesesuaian

dengan gaya belajar siswa, 6) kesesuaian dengan lingkungan, fasilitas pendukung, dan

waktu yang ada.2

Setiap kriteria tersebut saling terkait erat satu sama lain. Tahapan perancangan

media pembelajaran dimulai dengan merumuskan tujuan umum yang kemudian

diperinci menjadi tujuan khusus. Hal ini karena proses pembelajaran melibatkan

pemindahan materi dan informasi kepada peserta didik.

Informasi Media Penerima Informasi Tujuan

Pembelajaran

Pendidik Peserta Didik Hasil Belajar

Gambar 1. Proses Komunikasi Dalam Konteks Belajar (Supatminingsih et al., 2020)3

Pentingnya peran media dalam proses belajar mengajar sebanding dengan

metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, karena metode yang dipilih oleh guru
2
Susilana & Cepi, 2009
3
Hasan, M., Supatminingsih, T., Mustari, Ahmad, M. I. S., Rijal, S., & Ma’ruf, M. I. (2020).
akan mempengaruhi jenis media yang dapat diterapkan dalam situasi tertentu. Oleh

karena itu, kedudukan media pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting yang

dapat memengaruhi proses pembelajaran.4

Dalam konsep teknologi pendidikan, media pembelajaran memiliki peran yang

lebih dari sekadar mengkomunikasikan hubungan antara sumber (pendidik) dan

penerima (peserta didik), tetapi juga merupakan elemen yang saling terkait dan saling

mempengaruhi. Dalam hal ini, guru, buku teks, e-learning, dan lingkungan sekolah

merupakan media pembelajaran yang digunakan sebagai sarana penyampaian informasi

pembelajaran dengan model pembelajaran langsung, di mana peran pendidik adalah

sebagai penyampai informasi. Media pembelajaran berperan sebagai alat mengajar yang

merangsang perhatian, kemampuan, dan keterampilan peserta didik, sehingga

mendorong terjadinya proses pembelajaran yang efektif.

Media pembelajaran memungkinkan penyampaian informasi yang sulit

ditampilkan langsung kepada peserta didik, baik karena ukuran yang besar atau karena

waktu yang lama untuk mencapainya. Keberadaan media pembelajaran dapat mengatasi

keterbatasan tersebut. Contohnya, dengan menggunakan berbagai media seperti

aplikasi, video, situs web, dan sejenisnya. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat

mengatasi beberapa masalah yang mungkin muncul dalam proses belajar mengajar.

Dalam usaha mewujudkan pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan

kompetensi abad 21 serta tantangan society 5.0 di era pandemi dan pasca pandemi,

dilakukan pendekatan pembelajaran jarak jauh dan tatap muka dengan menggunakan

4
Cecep Kustandi, M.Pd., Dr. Daddy Darmawan, M.Si. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran:
Konsep & Aplikasi Pengembangan Media
metode tertentu.5 Dalam konteks global saat ini, kemajuan teknologi sangat efektif dan

efisien dalam menjangkau generasi muda, termasuk peserta didik, karena generasi muda

tidak bisa terlepas dari pengaruh digital. Oleh karena itu, saya menggabungkan media

digital dengan pembelajaran bahasa dan sastra daerah.

Pelajaran bahasa daerah di Provinsi Bengkulu menjadi bagian dari kurikulum

lokal di sekolah dasar. Namun, saat ini banyak peserta didik yang mengalami kesulitan

dan kebingungan dalam memahami pelajaran bahasa dan sastra daerah. Hal ini

disebabkan karena mereka belum mendapatkan media pembelajaran yang menarik dan

inovatif yang dapat membangkitkan minat, kemampuan, dan keterampilan mereka

dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, saya menciptakan sebuah aplikasi

pembelajaran yang saya beri nama BASARA, yang merupakan singkatan dari "Belajar

Bahasa dan Sastra Daerah".

Media pembelajaran ini memiliki enam fitur pembelajaran menarik, antara lain:

1) Kosakata bahasa Rejang, 2) Penerjemah aksara Kaganga, 3) Pembelajaran aksara

Kaganga, 4) Fakta unik tentang Provinsi Bengkulu, 5) Cerita rakyat Provinsi Bengkulu,

6) Kuis yang dapat melatih kemampuan peserta didik setelah proses pembelajaran.

Media pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan semangat dalam mempelajari

bahasa daerah, memperkenalkan budaya daerah melalui media digital agar mudah

diakses di mana saja dan kapan saja oleh peserta didik, menumbuhkan rasa bangga

terhadap bahasa dan budaya daerah, serta meningkatkan semangat literasi peserta didik.

1.2. Pertanyaan Penelitian

5
Hotimah, Ulyawati, Siti Raihan. (2020). PENDEKATAN HEUTAGOGI DALAM PEMBELAJARAN di
ERA SOCIETY 5.0
a. Bagaimana perencanaan pengajar dalam penerapan media pembelajaran

Basara pada peserta didik dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah ?

b. Apakah tujuan yang direncanakan pengajar terlaksana pada pada saat

penerapan media pembelajaran Basara ?

c. Apa solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan

media pembelajaran Basara ?

d. Bagaimana penerapan media pembelajaran Basara terhadap pencapaian

peserta didik?

2. METODE RISET

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif.

Pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif bertujuan untuk

mengumpulkan data faktual dan memberikan petunjuk kepada peneliti untuk

memperoleh informasi dari berbagai sumber yang relevan. Setiap peneliti akan memilih

metode penelitian yang sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, yang

berfokus pada pemahaman dan eksplorasi masalah-masalah sosial atau manusia dengan

individu dan tempat tertentu.

Pemilihan metode deskriptif kualitatif ini dipilih berdasarkan kondisi yang sedang

berlangsung di SDN 06 Lebong, dengan fokus utamanya adalah untuk mengevaluasi

efektivitas penerapan media pembelajaran Basara pada peserta didik dalam

pembelajaran bahasa dan sastra daerah. Media pembelajaran Basara ini menjadi acuan
dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa daerah dengan mengoptimalkan penyampaian

materi kepada peserta didik.

2.1. Responden

Lokasi penelitian berada di SDN 06 Lebong Sakti Kabupaten Lebong,

Bengkulu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa perwakilan di masing-masing

di SDN 06 Lebong Sakti untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran Basara

dalam pembelajaran Bahasa dan sastra daerah di sekolah dasar.

2.2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti memainkan peran yang sangat penting

sebagai instrumen atau alat penelitian. Peneliti menjadi faktor penentu dalam

kesuksesan penelitian tersebut. Hal ini karena peneliti terlibat secara langsung dalam

pengumpulan data, analisis, dan interpretasi informasi yang diperoleh. Peneliti juga

memiliki pengaruh besar terhadap cara pendekatan, pengamatan, dan interaksi

dengan partisipan penelitian.

Sebagai instrumen penelitian, peneliti bertanggung jawab untuk memilih

metode pengumpulan data yang sesuai, seperti wawancara, observasi, atau analisis

dokumen, dan untuk menjaga objektivitas dalam proses penelitian. Peneliti juga

harus memastikan keakuratan dan keabsahan data yang dikumpulkan, serta

melakukan interpretasi yang tepat terhadap temuan-temuan penelitian.

Selain itu, peneliti juga berperan dalam mengelola hubungan dengan

partisipan penelitian. Peneliti harus membangun hubungan yang baik, memperoleh

kepercayaan, dan memastikan kerahasiaan informasi yang diberikan oleh partisipan.


Peneliti juga harus mempertimbangkan faktor etika dalam penelitian, seperti

mendapatkan izin dan mendengarkan perspektif partisipan dengan penuh rasa

hormat.

Dengan demikian, peran peneliti sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif

sangat penting dalam menentukan keberhasilan dan keandalan penelitian tersebut.

Instrumen

1. Wawancara

Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan dengan mengajukan serangkaian

pertanyaan yang telah disusun secara sistematis. Pewawancara memiliki daftar

pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, dan pertanyaan-pertanyaan tersebut

diajukan kepada narasumber.

Dalam hal ini, narasumber yang diwawancarai adalah perwakilan siswa kelas

1-5 dari SDN 06 Lebong Sakti, Kabupaten Lebong. Pewawancara akan mencatat

jawaban dari narasumber setelah mereka merespon pertanyaan yang diajukan.

Setelah itu, wawancara dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan lain yang sudah

disiapkan sebelumnya.

Wawancara terstruktur memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi

yang sistematis dan terarah sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan adanya daftar

pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, pewawancara dapat memastikan bahwa

topik yang relevan telah dicakup dan data yang diperoleh konsisten antara

narasumber yang diwawancarai. Teknik wawancara terstruktur ini memberikan


kerangka yang jelas bagi peneliti untuk menggali pemahaman dan perspektif siswa

mengenai penerapan media pembelajaran Basara dalam pembelajaran bahasa dan

sastra daerah di SDN 06 Lebong.

No Aspek Indikator No Item

1 Efektivitas Aplikasi 1. Penggunaan media pembelajaran 1,2,3

BASARA sebagai Basara

media pembelajaran 2.Pemahaman siswa mengenai

bahasa daerah. pembelajaran melalui aplikasi Basara

2 Kendala Belajar 1. Kendala dalam proses belajar 4,5,6

menggunakan aplikasi mengajar menggunakan aplikasi

BASARA Basara

2. Jenis Kendala 7,9

3 Upaya yang di 1. Upaya yang sudah dilakukan 9,10

lakukan 2. Dukungan pihak lain/sekolah

2.3 Prosedur Pengumpulan Data

Media pembelajaran basara diluncurkan pertama kali pada bulan Maret 2023,

kemudian peneliti memperkenalkan media pembelajaran basara secara bertahap ke

instansi pendidikan salah satunya SDN 06 Lebong Sakti selamat 8 kali pertemuan.

Pengenalan media pembelajaran Basara diperkenalkan pertama kali kepada guru

yang mengajar di sekolah tersebut, kemudian pengaplikasian media pembelajaran

dilakukan didalam kelas oleh pengajar dan peserta didik.


2.4 Teknik Analisis

Kegiatan analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang

umumnya digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu reduksi data (data reduction),

penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion

drawing/verification).

1. Reduksi data (data reduction)

Pada tahap ini, peneliti melakukan reduksi atau penyederhanaan data yang telah

dikumpulkan. Proses ini melibatkan pengorganisasian, pemerian, dan pemilihan

data yang relevan. Tujuan reduksi data adalah untuk mengurangi kompleksitas

dan memfokuskan pada aspek-aspek yang paling penting dan relevan dalam

penelitian. Reduksi data dapat dilakukan melalui pemilihan kutipan atau

informasi yang signifikan, pengelompokan tema atau kategori, dan

mengidentifikasi pola atau tren yang muncul dari data.

2. Penyajian data (data display)

Pada tahap ini, peneliti menyajikan data yang telah direduksi secara visual,

seperti dalam bentuk tabel, diagram, atau narasi yang terstruktur. Penyajian data

bertujuan untuk membuat data menjadi lebih terlihat dan dapat dipahami dengan

lebih baik. Metode penyajian data yang umum digunakan antara lain adalah

membuat matriks, diagram Venn, atau memaparkan temuan dalam bentuk narasi

yang sistematis.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification)

Tahap ini melibatkan proses penarikan kesimpulan atau verifikasi terhadap

temuan yang telah diperoleh dari analisis data. Peneliti melakukan interpretasi
terhadap data yang telah disajikan dan menarik kesimpulan berdasarkan temuan

yang relevan dengan pertanyaan penelitian. Kesimpulan tersebut kemudian

dibandingkan dengan teori atau konsep yang relevan serta dikaitkan dengan

konteks penelitian yang lebih luas. Proses verifikasi dapat melibatkan

pemeriksaan ulang, kajian triangulasi dengan sumber data lain, atau pembahasan

dengan anggota tim penelitian atau pihak yang berkompeten dalam bidang

tersebut.

Dengan mengikuti alur kegiatan tersebut, peneliti dapat memperoleh

pemahaman yang lebih dalam, valid, dan reliabel terhadap data yang dikumpulkan,

sehingga mendukung penarikan kesimpulan yang akurat dan bermakna dalam

penelitian.

3.HASIL

Penelitian ini dilaksanakan pada periode Maret hingga Mei tahun 2023 di SDN

06 Lebong Sakti. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara dengan

subjek penelitian dan beberapa informan. Data yang diperoleh dari wawancara

tersebut kemudian dianalisis oleh peneliti menggunakan teknik deskriptif kualitatif.

Dalam analisis tersebut, peneliti menggambarkan, menguraikan, dan

menginterpretasikan data yang terkumpul untuk memperoleh gambaran yang umum

dan menyeluruh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan enam subjek penelitian, dapat diketahui

bahwa pandangan guru terhadap media pembelajaran Basara sangat mendukung

penerapannya di sekolah. Para guru berpendapat bahwa dengan memanfaatkan


kemajuan teknologi, mereka dapat memperoleh sumber belajar yang lebih beragam,

sehingga tidak terbatas pada buku paket saja. Mereka juga menambahkan bahwa

pemanfaatan media pembelajaran Basara di sekolah masih terkendala oleh

kurangnya fasilitas pendukung seperti proyektor dan speaker.

Pandangan positif dari para guru menunjukkan bahwa media pembelajaran

Basara dianggap sebagai alternatif yang menarik dan inovatif dalam meningkatkan

pembelajaran bahasa dan sastra daerah. Namun, perlu perhatian lebih lanjut terkait

dengan pemenuhan fasilitas pendukung yang dibutuhkan agar penerapan media

pembelajaran Basara dapat optimal di sekolah.

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara, ditemukan bahwa penggunaan media

pembelajaran berbasis teknologi Basara belum dilakukan setiap hari, dan hanya

beberapa guru yang sudah menguasai media ini yang menggunakannya. Dari enam guru

yang menjadi subjek penelitian, empat di antaranya menerapkan media pembelajaran

Basara dengan baik, meskipun intensitas penggunaannya masih terbatas. Namun, dua

guru lainnya belum pernah menggunakan media pembelajaran Basara sama sekali

karena mereka belum memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi tersebut.

Dalam pemanfaatan media pembelajaran Basara, guru menggunakan perangkat

ponsel dan laptop, serta menggunakan pengeras suara untuk menyampaikan materi

pelajaran dengan menampilkan materi pembelajaran melalui aplikasi Basara. Penyajian

materi pembelajaran dilakukan secara sistematis dan menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh peserta didik, sehingga tidak membingungkan.


Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa guru-guru telah

memanfaatkan media pembelajaran Basara dan menerapkannya dengan baik, meskipun

penggunaannya masih belum dilakukan secara intensif.

Anda mungkin juga menyukai