Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

AKIDAH AKLAK DI MTS MIFTAHUL JANNAH ANDOWENGGA

PROPOSAL

DI SUSUN OLEH

FIRDAWATI

NIM 2021010101255

Dosen Pengampu : Muhammad Syarwa Sangila S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS

TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT

AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mutu pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan

generasi muda penerus bangsa dan negara yang mampu menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.

UU RI No. Menurut Pasal 20 Sisdiknas Tahun 2003, pendidikan adalah

usaha pokok dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses belajar

sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya berupa kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, serta Keterampilan. Untuk

kebutuhan diri, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan alternatif juga diartikan sebagai usaha sadar oleh

keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk membimbing, mengajar atau

mempraktekkan baik di dalam maupun di luar sekolah dan dilaksanakan

sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik dalam berbagai peran

dan Lingkungan yang cocok dengan tempat tinggal mereka.

Kegiatan belajar mengajar adalah proses menyampaikan ilmu atau

transformasi informasi yang dibagikan oleh guru melalui saluran atau

media tertentu kepada siswa (Syarifudin, 2021). Pendidik memegang

peranan yang sangat penting Membantu perkembangan anak didik untuk

mencapai tujuan hidupnya secara optimal (Abrar, 2019). Namun terkadang


terjadi gangguan komunikasi dalam proses pembelajaran ketika siswa

tidak mampu memahami sepenuhnya topik atau pesan yang disampaikan

oleh guru. Dalam hal ini, siswa tidak memahami semua topik dengan

benar, meskipun kadang-kadang mereka sendiri adalah penerima pesan

dan menyalahgunakan isi pesan yang diteruskan. Perkembangan zaman

saat ini menuntut Guru mampu menguasai berbagai hal yang berkaitan

dengan proses pembelajaran dan bertanggung jawab untuk meningkatkan

pemahaman siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar (M. Dahlan R.,

2016). Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus menguasai berbagai

hal yang berkaitan dengan belajar mengajar, strategi atau perencanaan,

Metode dan terutama media yang digunakan dalam pembelajaran. media

pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan (materi). sehingga dapat membangkitkan perhatian,

minat, pikiran dan perasaan Siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Media berperan sebagai alat dalam proses belajar mengajar agar

mempermudah dalam proses pembelajaran dan sebagai alat bantu seorang

pendidik untuk menyampaikan sebuah ilmu dan materi (Sapriyah, 2019).

Namun, Media Audio visual tidak digunakan dalam pembelajaran

sebagian besar karena beberapa alasan, misalnya waktu untuk

mempersiapkan pelajaran sangat terbatas, sulit menemukan media yang

tepat, biaya tidak ada, media sulit dijangkau, konsumsi listrik dan jaringan

dan banyak alasan lainnya Hal ini tidak mungkin terjadi jika guru

mengetahui media, karakteristik dan kemampuan yang berbeda dari setiap

individu. Media sebagai alat pengajaran berkembang begitu pesat seiring


dengan perkembangan teknologi. Ada berbagai macam jenis dan jenis

media yang dapat digunakan tergantung pada keadaan, waktu, ekonomi

dan materi yang akan disampaikan. Guru merupakan salah satu pihak yang

dominan bertanggung jawab atas suasana kelas peserta didik di sekolah,

karakteristik dan kerangka (ruang kelas, pemanfaatan ruang, sumber

belajar, media pengelolaan pembelajaran, dll) dan bentuk sosial (norma,

aturan, ketergantungan). distribusi kekuasaan mempengaruhi kualitas

interaksi guru-siswa.

Dengan menggunakan lingkungan belajar ini, motivasi belajar siswa

dapat ditingkatkan, sehingga metode blended learning menjadi lebih aktif

untuk semua orang yang berpartisipasi di kelas dan pembelajaran

mengarah pada hasil yang baik. Pengajaran Aqidah Aklak sebagai bahan

pembelajaran di madrasah MIS, MTS dan MA. Akidah akhlak dikenal

mata pelajaran yang memerlukan media pembelajaran langsung dari siswa

MTS MIFTAHUL JANNAH ANDOWENGGA, namun faktanya MTS

MIFTAHUL JANNAH ANDOWENGGA sedang dalam proses

pengajaran. Siswa sangat pasif atau kesulitan dengan media pembelajaran

audio. Gambar visual yang dihasilkan adalah karena kurangnya anggaran

guru dan kesadaran menciptakan suasana kelas dengan cara yang efektif,

tetapi tidak untuk siswa.

Berdasarkan latar belakang teresebut penulis akan melakukan

penelitian yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA

PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKLAK

DI MTS MIFTAHUL JANNAH ANDOWENGGA”


B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis

mengidentifikasi

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar mengajar masi terfokus pada guru sehingga siswa

kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. Masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM

3. Kurangnya media pembelajaran media audio visual terhadap sekolah

tersebut

4. Belum adanya inovasi pengembangan media pembelajaran

C. Batasan Masalah

Ada banyak faktor atau variabel yang dapat ditindaklanjuti dalam

penelitian ini. Namun karena luasnya bidang cakupan dan agar tidak

terjadi kekacauan dalam penelitian serta mengingat keterbatasan waktu,

tenaga dan lain sebagainya, maka perlu adanya batasan masalah. Adapun

batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian akan dilaksanakan di MTS Miftahul Jannah Andowengga

2. Media yang akan digunakan adalah media pembelajaran audio visual

3. Hasil belajar dalam aspek ranah kognitif dan afektif

D. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh media pembelajaran Audio visual terhadap hasil

belajar siswa di MTS Miftahul Jannah Andowengga?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh

penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa


kelas VII pada mata penalajaran Akidah Akhlak di MTS Miftahul

Jannah Andowengga.

Berdasarkan tujuan yang hendak di capai, maka peneliti

diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pembelajaran. Adapun

manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat

dijadikan sebagai bahan referensi dan pelatihan lebih lanjut dalam

pengembangan lingkungan belajar audiovisual khususnya pada

pembelajaran Akidah akhlak, sehingga peneliti dapat menggunakan

lingkungan belajar yang lebih serba guna.

2. Manfaat praktis

a) Untuk sekolah

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap agar

sekolah dan guru dapat menyediakan media pembelajaran yang

baik khususnya dalam bidang pendidikan akidah akhlak untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

b) Untuk guru

Semoga dengan bantuan penelitian ini para guru dapat

lebih meningkatkan keterampilannya dalam menggunakan

lingkungan belajar yang kreatif dan inovatif sehingga pengajaran

nilai-nilai Akidah akhlak menjadi lebih efektif dan tidak

membosankan.

c) Untuk siswa
1. Mengajak siswa buat lebih efektif dalam mengikuti proses

belajar.

2. Meningkatkan motivasi semangat belajar pada siswa

3. Meningkatkan minat prestasi belajar pada pembelajaran

akidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

d) Untuk peneliti

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan lebih

banyak informasi, pengalaman dan wawasan yang dapat dijadikan

sebagai sumber sebelum mendalami pendidikan yang sebenarnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Media Audio visual

a. Pengertian media audio visual

Istilah media berasal dari kata latin medius yang berarti

bagian tengah, selingan atau pengantar. Menurut Prof. Dr. Yahya

bin Ibrahim Media adalah sarana komunikasi yang

menyampaikan informasi, berita, pendapat dan hiburan kepada

masyarakat umum melalui saluran massa seperti surat kabar,

majalah, radio, televisi dan internet. Berdasarkan definisi tersebut,

dapat dikatakan bahwa media juga mencakup komunikasi,

penyampaian informasi, pengaruh sosial dan penggunaan saluran

massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet.

Media berperan penting dalam menyampaikan informasi

publik, mempengaruhi opini dan mendukung pembelajaran.

Media visual adalah media yang hanya dapat dirasakan melalui

indera penglihatan. media audio adalah media yang hanya dapat

didengar melalui indra pendengaran (Rusman 2015:182-183).

Sedangkan Media audio visual adalah media yang menyajikan

pesan pembelajaran yang dipadukan dengan unsur audio dan

visual. Baik dalam jaringan seluler maupun tetap, ada yang dapat
diprediksi dan ada pula yang tidak dapat diprediksi (Deni

Kurniawan, 2014:181). Media audio visual adalah sekumpulan

media yang memiliki unsur audio dan unsur visual. Media jenis

ini memiliki fitur yang lebih baik karena mengandung kedua jenis

media yaitu audio dan gambar. Lingkungan ini terbagi menjadi

dua bagian, yaitu:

a) Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan

gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film

bingkai suara, dan cetak suara.

b) Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan

unsur dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video

cassette.

Selain itu media ini dibagi dalam:

a) Audio visual murni, yakni baik unsur suara maupun unsur

gambar berasal dari satu sumber seperti film video cassette

b) Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur

gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film

bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides

proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorde.

Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.

Media audio visual merupakan bentuk media

pembelajaran yang murah dan terjangkau. Sekali kita membeli

peralatan audio visual maka hampir tidak diperlukan lagi biaya

tambahan.

b. Fungsi media audio visual


Media audio visual adalah bentuk media yang memadukan

unsur audio dan visual untuk menyampaikan pesan atau cerita

kepada siswa. Media memiliki peran yang sangat penting dalam

proses belajar mengajar. Secara umum, fungsi media massa

adalah menyebarkan pesan. Asnawir berpendapat bahwa fungsi

media adalah sebagai berikut:

1) Membantu memfasilitasi pembelajaran bagi siswa dan guru

2) Memberikan pengalaman yang lebih nyata (yang abstrak

menjadi konkrit)

3) Lebih menarik perhatian siswa (pelajaran tidak akan

membosankan).

4) Semua indra siswa dapat diaktifkan, kelemahan salah satu indra

dapat dikompensasi dengan kekuatan indera lainnya.

5) Lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar

Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa

fungsi dari media audio visual dapat dijadikan sebagai

indikator media audio visual sehingga dengan penggunaan

video proses pembelajaran materi akan lebih mudah di pahami

oleh peserta didik.

c. Jenis-jenis audio visual

1) Televisi

Secara etimologi, televisi terdiri dari dua kata, yaitu:

Kata "tele" (Yunani) berarti "jauh" dan "visi" (Latin) berarti

"penglihatan". Television (dalam bahasa Inggris) artinya

melihat jauh. Arti kata melihat jauh adalah gambar yang


ditangkap di suatu tempat (siaran televisi) yang dapat dilihat di

tempat lain dengan alat penerima yang disebut layar televisi

atau televise. Pada tanggal 25 Agustus 1900, istilah “televisi”

baru lahir dalam pertemuan para ahli elektronika dari negara

industri maju.

Televisi merupakan perangkat elektronik yang pada

dasarnya merupakan gambar hidup yang terdiri dari gambar

dan suara. Oleh karena itu, peran televisi adalah sebagai

gambar langsung dan sebagai radio yang mampu

mereproduksi gambar dan suara yang terlihat dan terdengar

pada saat yang bersamaan. Televisi adalah sistem elektronik

yang mentransmisikan gambar diam, gambar hidup, dan suara

melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan perangkat

yang mengubah cahaya dan suara menjadi gelombang

elektronik, mengubahnya kembali menjadi cahaya tampak dan

suara yang dapat didengar. Jadi ada dua jenis transmisi

gambar dan suara (penyiaran), yaitu transmisi langsung dari

peristiwa atau kejadian yang kita alami secara langsung dan

transmisi siaran yang direkam dalam film atau video.

Kelebihan media televisi yaitu:

a) Cukup luasnya daya jangkauan televisi

b) Sifat audiovisualnya menciptakan daya tarik sendiri

c) Penyebaran informasi lebih cepat

d) Mampu memberikan informasi dengan cepat dan aktual

Kekurangan media televisi


a) Menggunakan biaya yang mahal untuk mengadakannya

b) Bergantung dengan energi listrik, sehingga tidak dapat

dihidupkan di beberapa tempat

c) Sulit menyesuaikan dengan jadwal di sekolah

2) Video-VCD

Video VCD (Video Compact Disc) adalah format

media digital yang digunakan untuk menyimpan dan memutar

video. Format ini umumnya digunakan pada 1990-an sebagai

alternatif untuk format VHS (Video Home System) yang lebih

umum pada waktu itu. Gambar bergerak, yang disertai unsur

suara dapat ditayangkan melali medium video dan video

compact disk. sama seperti medium audio, program video

yang disiarkan (broadcasted) sering digunakan oleh lembaga

pendidikan jarak jauh sebagai sarana penyampaian materi

pembelajaran. Salah satu features yang dimiliki VCD adalah

slow motion dimana gerakan objek atau peristiwa tertentu

yang cepat dapat diperlambat agar lebih mudah dipelajari oleh

pembelajar. Karakteristik media vidio-VCD sebagai media

pembelajaran, yaitu:

a) Gambar bergerak, yang dibarengi dengan suara

b) Bermanfaat untuk sekolah jarak jauh

c) peristiwa yang berlangsung bisa diperlambat dengan

adanya perangkat slow.

Adapun kelebihan media video-vcd, yaitu:


a) Menyajikan objek belajar secara konkret atau pesan

pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk

menambah pengalaman belajar

b) Sifatnya yang audiovisual sehingga memiliki daya tarik

tersendiri

c) Sangat menunjang pencapaian tujuan belajar psikomotorik

d) Mampu meminimalisir kebosanan dalam belajar

Adapun kelemahan media video-cd, yaitu:

a) Membutuhkan dana yang mahal dalam pengadaannya

b) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat

dihidupkan di segala tempat

c) Mudah tergoda untuk menayangkan kaset yang bersifat

hiburan.

3) Media Sound Slide (slide bersuara)

Media Sound Slide atau sering disebut dengan slide

with sound adalah media presentasi yang memadukan unsur

visual slide dengan unsur audio berupa suara atau narasi.

Grafik audio biasanya digunakan untuk menyampaikan

informasi, cerita atau berita dengan cara yang lebih interaktif

dan menarik. Dengan media slide audio, setiap slide biasanya

berisi gambar, teks, dan grafik yang berhubungan dengan

konten yang disampaikan. Selain itu slide dapat dilengkapi

dengan ucapan atau anotasi yang memberikan penjelasan,

komentar atau presentasi tentang isi slide. Suara atau narasi ini

dapat diputar secara otomatis saat slide ditampilkan atau dapat


dikontrol oleh pengguna. Adapun kelebihan media sound

slide, yaitu:

a) Dapat menyajikan gambar dengan proyeksi depan atau

belakang

b) Portabel, relatif kecil dan tidak sulit untuk didistribusikan

c) Bisa disesuaikan dengan kebutuhan

d) Memberikan visualisasi tentang objek belajar, autentik,

dan konkret

Adapun kelemahannya, yaitu:

a) Memerlukan dana mahal dalam pengadaannya

b) Diperlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikan

proyektor

c) Gambar tidak bergerak

d) Tergantung pada energi listrik

e) Pembuatannya cukup rumit

4) Komputer

Komputer adalah perangkat elektronik yang dapat

menerima, menyimpan, mengolah dan menghasilkan

informasi sesuai dengan instruksi yang diberikan. Secara

umum, sebuah komputer terdiri dari perangkat keras dan

perangkat lunak yang bekerja sama untuk melakukan berbagai

tugas komputasi. Komputer telah memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap perubahan dalam lingkungan belajar.

Dalam konteks ini, komputer digunakan sebagai alat atau


platform untuk mempresentasikan materi pembelajaran,

memfasilitasi interaksi dan meningkatkan pembelajaran.

Komputer saat ini memiliki kemampuan untuk

menghubungkan dan mengontrol banyak perangkat lain,

seperti pemutar CD, kaset video, dan kaset audio. Selain itu,

komputer dapat menyimpan, menganalisis, dan menanggapi

jawaban yang dimasukkan oleh pengguna atau siswa.

Setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan

kekurangan, sama seperti media audio visual. Azhar Arsyad

menjelaskan kelebihan media audiovisual (video) sebagai

berikut:

a) Mampu melengkapi pengalaman dasar siswa membaca,

berdiskusi, latihan, dll.

b) Dapat dilihat berkali-kali dan dapat menunjukkan proses

yang sebenarnya

c) Mendorong dan meningkatkan motivasi sikap dan aspek

efektif lainnya.

d) Mampu mengaktifkan siswa dalam kelompok untuk

mendiskusikan topik baru

Secara umum, media audiovisual memiliki

keunggulan penyampaian pesan secara efektif,

meningkatkan engagement, memudahkan pemahaman dan

meningkatkan daya ingat. Keunggulan ini menjadikan

media audiovisual alat yang ampuh untuk komunikasi,

presentasi, dan pembelajaran.


Adapun kekurangan media pembelajaran

audiovisual, yaitu:

a) kecepatan perekaman dan pengaturan trek mempersulit

reproduksi rekaman yang dibuat dengan perekam lain.

b) Perolehan film atau video biasanya membutuhkan biaya

yang tinggi dan waktu yang banyak

c) Ada kekhawatiran bahwa siswa tidak akan memiliki

hubungan pribadi dengan guru dan siswa akan menjadi

pasif selama pertunjukan.

d. Fungsi dan manfaat penggunaan media audiovisual

Seorang ahli audio-visual mengatakan: "Meningkatnya

perhatian terhadap penggunaan alat audio-visual telah memicu banyak

penelitian ilmiah tentang tempat dan nilai alat audio-visual ini dalam

pendidikan. Penelitian ini menunjukkan bahwa alat audio-visual

dalam pendidikan memiliki nilai nilai, sebagai berikut:

a) Media audio visual dapat mempermudah penyampaian dan

penerimaan isi atau informasi pendidikan dan menghindari

kesalahpahaman.

b) Media audio visual dapat merangsang keinginan untuk

mempelajari lebih lanjut tentang masalah yang berkaitan dengan

materi yang diberikan oleh guru.

c) Media audio visual tidak hanya menghasilkan pembelajaran yang

efektif dalam waktu yang lebih singkat, tetapi apa yang terekam

melalui media audio visual bertahan lebih lama dan lebih baik.
d) Siswa dapat belajar dan maju dengan kecepatan mereka sendiri.

Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga

mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun

yang lambat membaca dan memahami.

Menurut irsyad, mengutip pendapat Sudjana dan Rivai,

peran media audio untuk melatih seluruh kegiatan pengembangan

kompetensi, khususnya keterampilan yang berkaitan dengan aspek

menyimak, yang dapat dicapai melalui media audio dalam bentuk-

bentuk sebagai berikut:

a. Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.

b. Mengikuti pengarahan.

c. Melatih daya analisis.

d. Menentukan arti dan konteks.

e. Memilah informasi dan gagasan.

f. Merangkum, mengingat kembali dan menggali informasi.

e. Tahapan Penggunaan Media Audio-visual

Media audiovisual tampaknya berguna ketika penggunanya

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk

menggunakannya. Pengguna harus tahu bagaimana menyajikan

pelajaran atau menyampaikan informasi dengan alat yang mereka

gunakan. Tahapan penggunaan media audiovisual adalah sebagai

berikut:

1) Merumuskan tujuan pengajaran dengan menggunakan media audio

visual sebagai media pembelajaran


2) Persiapan guru, yaitu guru memilih dan menetapkan sarana

komunikasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Prinsip

pemilihan dan dasar pertimbangan harus ditekankan di sini.

3) persiapan pelajaran, yaitu Siswa atau kelas harus bersiap sebelum

menerima pengajaran di lingkungan ini. Penyajian dan penggunaan

media pendidikan, yaitu penyajian materi pembelajaran melalui

media pembelajaran. Di sinilah keahlian guru berperan.

4) Kegiatan belajar siswa. Pada fase ini, siswa belajar dengan

menggunakan lingkungan belajar yang tersedia. Penggunaan media

di sini berarti siswa sendiri yang melakukan latihan atau guru yang

menggunakannya secara langsung, baik di dalam kelas maupun di

luar kelas.

5) Penilaian pembelajaran. Pada fase ini pembelajaran dinilai, sejauh

mana tujuan pembelajaran telah tercapai, sekaligus dinilai sejauh

mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang

keberhasilan belajar siswa.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Hamalik, hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku manusia yang dapat diamati dan diukur dari segi

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan ini dapat

diartikan sebagai pertumbuhan dan perkembangan yang lebih

baik dari sebelumnya dan ketidaksadaran menjadi sadar.


Hasil maksimal yang dicapai siswa dalam menempuh

suatu mata pelajaran tertentu setelah mengalami proses belajar

mengajar dapat diartikan sebagai hasil belajar. Hasil belajar

tidak mutlak dalam hal nilai, tetapi dapat berupa perubahan,

penalaran, kedisiplinan, keterampilan, dll yang mengarah pada

perubahan positif.

Pemahaman hasil belajar adalah tentang menentukan

nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran

hasil belajar. Berdasarkan pengertian di atas, hasil belajar dapat

menjelaskan tujuan utama penentuan tingkat pencapaian siswa

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, dimana tingkat

pencapaian tersebut dinyatakan dalam skala huruf, kata atau

simbol.

Hasil belajar menunjukkan kemampuan sebenarnya

siswa yang telah mengalami transfer ilmu dari seseorang yang

dianggap dewasa atau kurang kompeten. Hasil belajar dengan

demikian dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengetahui

seberapa jauh peserta didik memahami dan dapat memahami

suatu topik tertentu. Atas dasar ini, guru dapat menentukan

strategi belajar mengajar yang lebih baik. Hasil penelitian ini

pada akhirnya akan digunakan dan ditampilkan untuk

kepentingan sebagai berikut:


1) Selama seleksi, hasil belajar sering digunakan sebagai dasar

untuk mengidentifikasi siswa yang paling cocok untuk jenis

tugas atau jenis pelatihan tertentu.

2) Untuk menentukan dapat atau tidaknya seorang siswa naik

kelas ke kelas yang lebih tinggi, kenaikan kelas

memerlukan informasi untuk mendukung keputusan guru.

3) Agar peserta didik dapat berkembang sesuai dengan

kemampuan dan potensinya, maka dalam penempatan harus

diperhatikan agar peserta didik ditempatkan pada kelompok

yang benar. Hasil belajar mencakup tiga bidang, yaitu:

a) Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah area yang meliputi aktivitas

mental (otak). Semua upaya yang berkaitan dengan aktivitas

otak termasuk dalam domain kognitif. Menurut Bloom, ranah

kognitif meliputi enam tingkatan proses berpikir, yaitu:

Pengetahuan (knowledge/memori), pemahaman

(understanding), penerapan (application), analisis (analysis),

sintesa (synthetic), evaluasi (evaluation).Ranah afektif

Taksonomi domain afektif pertama kali diterbitkan oleh

David R. Krathwohl dan kawan-kawan dalam buku berjudul

Taxonomy of Education Objectives: daerah afektif. Ranah

afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap seseorang dan

di mana perubahannya dapat diprediksi ketika orang tersebut

telah memiliki tingkat kontrol kognitif yang tinggi. Hasil

belajar afektif jenis ini dapat diamati pada siswa dalam


berbagai perilaku, seperti: Perhatian terhadap kelas, disiplin,

motivasi belajar, menghormati guru dan teman sekelas,

kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

b) Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotor yang disampaikan oleh

Simpson. Hasil penelitian ini tercermin dalam keterampilan dan

kemampuan bertindak secara individu. Ada enam level skill,

yaitu: Gerak Refleks (Keterampilan Gerak Bawah Sadar),

Ketrampilan Gerak Sadar, Ketrampilan Perseptual Termasuk

Diskriminasi Visual, Pendengaran, Ketrampilan Motorik dan

lain-lain, Ketrampilan Bidang Fisik seperti kekuatan,

keselarasan dan koherensi, Ketrampilan gerak dari yang

sederhana sampai ke ketrampilan yang kompleks, Ketrampilan

komunikasi nondiskursif seperti sebagai gerakan ekspresif dan

interpretatif

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar adalah pencapaian atau hasil yang dicapai

oleh seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran atau

pelatihan. Hasil belajar meliputi pemahaman, pengetahuan,

keterampilan, sikap dan kemampuan yang telah diperoleh

individu setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut

Munadi, faktor internal dan eksternal yang dikemukakan

Rusmani merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar,

yaitu:

1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis

Secara umum, ini adalah keadaan fisiologis seperti

kesehatan yang prima, tidak ada keadaan lelah dan

kelelahan, tidak ada keadaan cacat fisik, dll. Isu-isu tersebut

dapat mempengaruhi penerimaan siswa terhadap mata

pelajaran tersebut.

b) Faktor Psikologis

Setiap orang, dalam hal ini siswa, memiliki kondisi

mental yang berbeda secara fundamental, yang tentunya

juga mempengaruhi hasil belajar. Beberapa faktor

psikologis meliputi kecerdasan (IQ), rentang perhatian,

minat, kemampuan, motif, motivasi, dan kemampuan

kognitif dan logis.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil

belajar. Faktor lingkungan tersebut meliputi lingkungan

fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam seperti suhu,

kelembaban dan lain-lain. Tentunya belajar di tengah hari

di ruangan yang ventilasinya kurang baik merupakan

suasana belajar yang berbeda dengan belajar di pagi hari

yang udaranya masih segar dan di ruangan yang mendorong

pernafasan bebas.
b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang

keberadaan dan penggunannya dirancang sesuai dengan

hasil belajar yangdiharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan

dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-

tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor

instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru

(Rusman, 2015: 67).

3. Pengertian Akidah akhlak

H. Masan menjelaskan dalam buku Pendidikan Agama Islam:

akidah berasal dari bahasa Arab aqada-ya`qudu-aqidatan yang artinya

mengikat atau mengadakan perjanjian. Para ulama mendefinisikan

akidah sebagai sesuatu yang terikat dari hati nurani. Dalam pengertian

terminologi akidah , Adapun menurut istilah akidah adalah suatu

pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang

mempercayainya. Sehingga, pengertian akidah Islam adalah pokok-

pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap

muslim dengan bersandar pada dalil-dalil naqli dan aqli. keadaan jiwa

seseorang yang mendorongnya untuk bertindak tanpa terlebih dahulu

memeriksa pikiran dan renungannya (Muhammad Alim, 2011:151).

Menurut pendapat Imam-al-Ghazali sebagai ahli akhlak

dikumpulkan Yunahar Ilyas, yaitu: Moralitas adalah kualitas bawaan

dari jiwa yang memanggil untuk bertindak untuk bertindak sederhana

dan mudah, tanpa berpikir atau mencerminkan. Jika bahwa alam

melakukan perbuatan baik menurut akal dan syariat, maka disebut


akhlak baik dan jika mengakibatkan perbuatan buruk, maka disebut

akhlak buruk, Aminuddin mengutip pendapat Ibnu Maskawahi (lahir

421 H/1030 M), siapa Menunjukkan pengertian dari kata moralitas

adalah keadaan pikiran yang selalu mempengaruhi untuk bertindak

tanpa berpikir dan refleksi.

Dari dua pengertian di atas yaitu aqidah dan akhlak, dapat

dilihat bahwa keduanya memiliki hubungan yang erat karena iman dan

akhlak berada di hati. Maka, tidak salah jika kedua bidang bahasan

tersebut digabungkan menjadi satu mata pelajaran di sekolah-sekolah

tingkat Tsanawiyah, yaitu “Akidah Akhlak”.

Aqidah Akhlak adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan

kajian akidah dan perilaku baik (akhlak) dalam Islam. Tujuan mata

kuliah ini adalah untuk membiasakan siswa dengan prinsip-prinsip

ajaran agama Islam dan mengembangkan nilai-nilai moral yang baik

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Aqidah Akhlak, siswa

mempelajari konsep-konsep dasar Islam, seperti iman kepada Allah,

risalah nabi, takdir, kehidupan setelah kematian, dan lain-lain. Anda

juga akan belajar tentang nilai-nilai etika dan moral yang bersumber

dari ajaran Islam seperti kejujuran, kesabaran, kasih sayang, keadilan,

gotong royong dan lain-lain.

a. Ruang lingkup pelajaran akidah akhlak

Materi pokok atau ruang lingkup pelajaran Akidah Akhlak

satu persatu sebagai berikut:

a) Akhlak terhadap Allah


Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai

makhluk, kepada Tuhan sebagai Khalik, ada empat alasan

manusia perlu berakhlak kepada Allah yaitu:

1) Karena Allah menciptakan manusia.

2) Karena selain anggota tubuh yang kuat dan sempurna,

Tuhan juga memberikan manusia panca indera berupa

pendengaran, penglihatan, akal dan hati.

3) Karena Tuhan memberikan berbagai bahan dan sumber

daya yang diperlukan untuk kelangsungan hidup umat

manusia.

4) Allah memuliakan manusia dengan memberinya

kemampuan untuk menguasai daratan dan lautan.

b) Akhlak terhadap sesama manusia

Banyak sekali rincian yang dikemukakan al-Quran

berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk

mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan

melakukan hal-hal negatif eperti membunuh, menyakiti badan

atau mengambil harta tanpa alasan yang benar.

c) Akhlak terhadap lingkungan

Lingkungan disini berarti segala sesuatu yang ada

disekitar manusia, termasuk hewan, tumbuhan dan benda mati

(Asna, 2015: 24).

b. Adapun tujuan pembelajaran akidah akhlak yaitu:


Tujuan pembelajaran akidah bagi peserta didik dapat

berbeda-beda tergantung pada lingkungan pengajaran dan pendekatan

yang digunakan. Berikut adalah beberapa tujuan umum bagi siswa

untuk belajar tentang iman:

a) Perkuat iman dan kepercayaan: Salah satu tujuan utama

pendidikan agama adalah untuk meningkatkan keimanan siswa

terhadap pelajaran agama. Melalui pemahaman yang mendalam

tentang konsep-konsep agama, siswa diharapkan dapat

mengembangkan keimanan yang kokoh dan mempererat

hubungan dengan Tuhan.

b) Pembentukan akhlak mulia: Pembelajaran agama juga bertujuan

untuk mengembangkan akhlak mulia dan perilaku yang baik

dalam kehidupan peserta didik. Siswa diajarkan untuk

menginternalisasi nilai-nilai agama seperti kejujuran, kesabaran,

kasih sayang, keadilan dan gotong royong dalam aktivitas sehari-

hari.

c) Pengembangan kesadaran moral dan etika: Tujuan pendidikan

agama juga untuk mengembangkan kesadaran moral dan etika

para siswa. Dengan memahami prinsip-prinsip agama dan nilai-

nilai moral yang terkandung di dalamnya, diharapkan siswa

mampu mengambil keputusan yang baik, bertindak jujur dan

bertindak bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

d) Memperluas pemahaman Islam: Pembelajaran akidah juga

bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap ajaran

agama Islam. Anda akan belajar tentang konsep agama, sejarah


Islam, kehidupan para rasul dan kitab suci seperti Alquran. Tujuan

ini mencakup pemahaman yang lebih dalam tentang Islam sebagai

agama dan warisan budaya umat Islam.

e) Mendorong refleksi dan pemikiran kritis: Pembelajaran agama

juga mendorong siswa untuk berefleksi dan berpikir kritis

terhadap ajaran agama. Mereka diminta untuk mempertanyakan,

memahami, dan menganalisis konsep-konsep keagamaan untuk

memperdalam pemahaman dan memperkuat iman mereka.

f) Penguatan identitas Islam: Tujuan pembelajaran akidah juga untuk

memperkuat jati diri keislaman peserta didik. Anda akan belajar

tentang nilai-nilai, praktik, dan identitas agama Islam. Tujuan-

tujuan ini termasuk membangun rasa identitas Islam, memahami

keragaman Islam, dan praktik ibadah dan tradisi yang tepat.

Tujuan ini mencakup membangun rasa kebanggaan

terhadap identitas Muslim, memahami keberagaman dalam Islam,

dan mempraktikkan ibadah dan tradisi agama dengan benar.

Tujuan-tujuan ini bertujuan untuk membentuk peserta didik

yang beriman, memiliki akhlak mulia, beretika baik, dan memiliki

pemahaman yang baik tentang Islam. Dengan mempelajari akidah

dengan baik, peserta didik diharapkan dapat mengaplikasikan nilai-

nilai agama dalam kehidupan sehari-hari mereka dan menjadi

individu yang bermanfaat bagi masyarakat.

B. PENELITIAN RELEVAN

1) Skripsi ini ditulis oleh alvi miftah umi f tahun ( 2022) yang

berjudul pengaruh penggunaan media poster dan media audiovisual


terhadap hasil belajar padamata pelajaran akidah akhlak siswa

kelas vii (mts) miftahul huda desa kosgoro,Kabupaten Musi Rawas

kesimpulan dari penelitian ini, Hasil belajar akidah akhlak sesudah

menggunakan media audiovisual pada siswa kelas VII MTS

Miftahul Huda Kosgoro menunjukkan bahwa siswa yang

memperoleh klasifikasi nilai tinggi memiliki rentan nilai 80-89

diperoleh sebanyak 15 siswa, siswa yang memperoleh klasifikasi

nilai sedang memiliki rentan nilai 70-89 diperoleh sebanyak 7

siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa menyentuh pada angka

79,31818. Kendala-kendala yang muncul selama pelaksanaan

kegiatan pembelajaran melalui pengunaan media audio visual pada

mata pelajaran akidah akhlak, yaitu adanya sisiwa yang gaduh

sehingga pembelajaran terganggu, kolompok tidak kompak, tidak

selesai mengerjakan soal evaluasi sesuai dengan waktu yang

ditentukan. Namun kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan

pembelajaran melalui bimbingan guru dan meningkatkan kearifan

siswa, serta guru mempertegas sikap dan peringatan kepada siswa

selama pembelajaran.

2) Skripsi ini ditulis oleh wida budiarti tahun (2016/2017) yang

berjudul pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil

belajar mata pelajaran fiqih kelas viii mts ma’arif nu 7

purbolinggo. Kesimpulan dari penelitian ini, penggunaan media

audio visual terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih kelas VIII.

Hal ini lebih lanjut dapat dilihat dari perhitungan Chi Kuadrat

antara perhitungan angket media audio visual dengan hasil belajar


mata pelajaran fiqih kelas VIII di MTs Ma’arif NU 7 Purbolinggo,

berdasarkan perhitungan tersebut terlihat bahwa harga Chi kuadrat

(x2) hitung lebih besar dari harga Chi kuadrat tabel pada taraf

signifikan 5% pada db =4 yaitu 13,73 sedangkan harga Chi

Kuadrat tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 9,488 maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Ini berarti dapat disimpulkan bahwa “Ada

pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar

mata pelajaran fiqih kelas VIII MTs Ma’arif NU 7 Purbolinggo”.

C. KERANGKA BERPIKIR

Menurut Suharsimi Arikunto, kerangka berfikir adalah gagasan

tentang letak suatu masalah atau masalah dalam suatu hubungan yang

lebih besar. Dalam hal ini, penulis harus membuat beberapa asumsi yang

kuat tentang lokasi masalah. Artinya kerangka acuan berpikir adalah cara

berpikir yang sistematik, dimana masalah yang diteliti menjadi mudah

dipahami dan dipecahkan.

Dalam penelitian ini kerangka acuan dirumuskan sedemikian rupa

sehingga jika media audio visual berhasil digunakan maka hasil belajar

siswa baik dan sangat memuaskan, begitu pula sebaliknya jika media

audio visual tidak digunakan secara tepat. itu juga mempengaruhi hasil

belajar.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka peneliti mengajukan

hipotesis sebagai berikut:” PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA

PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKLAK DI MTS

MIFTAHUL JANNAH ANDOWENGGA.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif, artinya penelitian yang menekankan

analisisnya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode

statistika. Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka dapat dijelaskan

bahwa variabel pertama (variabel bebas) yaitu media audio visual

diperkirakan menjadi sebab atau berpengaruh terhadap variabel kedua

(variabel terikat) yaitu Hasil belajar.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah rencana penelitian yang di pergunakan oleh

peneliti guna mencapai tujuan yang telah di rumuskan. Di tunjukan pada

gambar berikut:

X Y

Keterangan :

X = PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL


Y = Hasil belajar

C. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di MTS Miftahul Jannah Andowengga..

Penelitian ini di laksanakan pada bulan Juni 2023 sampai selesai.

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Tiro (2000:3) mengemukakan bahwa ”populasi adalah keseluruhan

aspek tertentu dari ciri, fenomena, atau konsep yang menjadi pusat

perhatian. Populasi tidak dibatasi menurut banyaknya orang, hewan atau

objek saja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Pada Mata

Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTS Miftahul Jannah Andowengga

yang berjumlah 61 siswa.

No. Kelas Jumlah populasi

1 7A 15 siswa

2 7B 14 siswa

3 8 13 siswa

4 9 19 siswa

Jumlah 61 siswa

2. Sampel
Teknik penentuan sampel yang akan di jadikan subjek penelitian

dilakukan dengan metode sampel jenuh,yaitu seluruh anggota populasi

dijadikan sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara penunjukan

langsung yaitu kelas dengan pertimbangan kelas lebih mudah mengerti

dalam .

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis

menggunakan teknik pengumpulan datasebagai berikut:

1. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau

mengirimkan daftar pertanyaan untuk di isi sendiri oleh responden.

Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket yang di

ajukan. Jenis angket yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tertutup,

yaitu responden di beri sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal

yang umum di ungkapkan dari kedua variabel di sertai alternatif jawaban.

Selanjutnya responden di minta untuk merespon setiap pertanyaan sesuai

dengan keadaan dirinya dan keadaan yang sesuai dengan tanda (√ ❑) pada

alternatif jawaban yang tersedia dengan menggunakan skala.

KISI-KISI ANGKET VALIDASI AHLI MEDIA

No Aspek Indikator No butir ∑


Penilaian

1. Audio dan Ketepatan pemilihan ukuran dan jenis font


visual
Kejelasan kualitas dan tampilan pada

video
Kesesuaian pemilihan bahasa dan konten

Kejelasan alur video

Ketepatan penggunaan animasi dengan

konten

Ketepatan penggunaan suara

Kesesuaian tampilan video dengan

karakteristik peserta didik

Kmenarikan penyakit media

2. Media Kesesuaian durasi media

Kemenarikan alur video

Kemudahan pengaksesan media

Dapat dikembangkan dan digunakan

diwaktu mendatang
3. Manfaat Memudahkan pembelajaran

Media dapat digunakan dimanapun dan

kapanpun

Kemandirian peserta didik dalam

menggunakan media pembelajaran

Medi mampu menarik perhatian peserta

didik

Kejelasan materi yang disajikan

4.
Jumlah

2. Dokumentasi

Pengumpulan data berdasarkan dokumentasi agar lebih

mendukung bukti nya tentang penelitiaan yang dilaksanakan. Di dalam

penelitianini metode dokumentasi dipergunakan untuk mengetahui hasil

belajar siswa dari buku kumpulan nilai-nilai pada Siswa Pada Mata

Pembelajaran Akidah Akhlak di Mts Miftahul Jannah Andowengga

F. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Instrumen lembar questioner/angket

Instrumen penelitian Pada Mata Pembelajaran Akidah Akhlak

dengan menggunakan lembar angket.

2. Instrument dokumen nilai

Instrument hasil belajar murid diperoleh dari nilai hasil ulangan

harian mata pelajaran Akidah akhlak semester ganjil tahun ajaran 2022-

2023 di Mts Miftahul Jannah Andowengga.

G. Uji Validitas dan Realibilitas

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat

keandalan alat ukur. Alat ukur yang valid berarti memiliki validitas

yang rendah.Untuk menguji validitas alat ukur terlebih dahulu

dicari harga korelasi.


Rumus korelasi produck moment yang digunakan seperti

tersaji dibawah ini:

n ( ∑ x i y i ) −( ∑ x i ) ( ∑ x i )
rxy=
√¿¿ ¿

rxy = Koefisien korelasi product moment

n = jumlah responden

xi = skor setiap item pada percobaan pertama

yi = skor setiap item pada percobaan selanjutnya

Signifikansi koefisien korelasi dapatdi tentukan dengan dua

cara. Cara pertama dengan membandingkan koefien korelasi

dengan table r product moment. Dikatakan signifikansi jika nilai r

hitung lebih besar saat dibandingkan dengan r table pada table r

product moment (ri ˃ ri) cara kedua dengan cara uji t(sugiyono,

2014)

Menurut Emma Suherman dan Yaya Sukaja (2010) klasifikasi

besarnya korelasi dapat di lihat dibawah ini.

Interval validasi Kriteria

0,08 < rxy ≤ 1,00 Sangat Valid

0,06 < rxy ≤ 0,08 Valid

0,04 < rxy ≤ 0,06 Sedang

0,02 < rxy ≤ 0,04 Tidak Valid


0,00 < rxy ≤ 00,02 Sangat Tidak Valid

2. Uji Realibilitss

Pengujian reliabilitas menggunakan uji Alfa Cronbach

dilakukan untuk instrument yang memiliki jawaban benar lebih

dari 1 (Adamson & Prion, 2013) Instrumen tersebut misalnya

instrument berbentuk esai, angket, atau kuesioner.

Rumus koefisien reliabilitas Afa Cronbach adalah sebagai

berikut:

ri=
k
(k−1) {
1−
∑ si²
st ² }
ri = koefisien reliabilitas Alfa Cranbach

k = jumlah item soal

si= jumlah varians skor tiap item

st = Varians total

Interval Reliabilitas Kriteria

0,08 < ri i ≤ 1,00 Sangat reliable

0,06 < ri i ≤ 0,08 Reliabel

0,04 < ri i ≤ 0,06 Sedang

0,02 < ri i ≤ 0,04 Tidak Reliabel


-1,00 < ri i≤ 00,02 Sangat Tidak Reliabrl

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini bertujuan setelah data terkumpul dari hasil

pengumpulan data, perlu segera dianalisis oleh peneliti. Data yang

digunakan adalah data statistic deskriktif. Statistic deskriptif yaitu statistic

yang digunakan utuk menganalisisis data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generlisasi.

Rumusnya yaitu:

1. Rata rata atau mean

Rata rata atau mean merupakan teknik penjelasan

kelompok yang didasarkan atas nilai rata- rata dari kelompok

tersebut yang didasarkan pada nilai rata-rata. rumusnya yaitu:

X=
∑ xi f i

∑ fi
Keterangan:

X = Rata- rata

Ʃfi = jumlah data/sampel

fixi = produk perkalian anatara fi pada tiap interval data dengan

tanda kelas

2. Median
Median menjadi satu teknik penjelasan kelompok yang

didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah

disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau

sebaliknya dari yang terbesar sampai yan terkecil (Sugiyono,

2007, p. 4). rumusnya yaitu:

Keterangan:

b = batas kelas bawah median, ialah kelas dimana median

akan terletak

p = panjang kelas median

n = banyak data

F = Jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecuali

tanda kelas median

f = Frekuensi kelas median

3. Modus

Modus merupakan teknik penjelasn kelompok yang

didasarkan atas nilai yang sedang popular (yang sedang

menjadi mode) atau nilai yang sering muncul dalam kelompok

tersebut (Sugiyono, 2007, p. 47). Rumusnya yaitu:

Keterangan:

Mo = modus

b = batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p=panjang kelas interval


b1= frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval

yang terbaik) dikurangi frekuensi kelas interval terdekat

sebelumnya

b2= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval

berikutnya

4. Varians

Varians merupakan salah satu teknik statistic yang

digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok.

Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-

nilai individual terhadap rata-rata kelompok. Akar dari

varians disebut standar deviasi atau simpangan baku.

Symbol varians untuk populasi yaitu (𝜎2) 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑠𝑖𝑔𝑚𝑎

𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡. Sedankan symbol varians untuk sampel yaitu

(𝑠²) (Sugiyono, 2007, p. 56).

Kemudian symbol standar deviasi atau simpangan

baku untuk populasi yaitu (𝜎)𝑑𝑖𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑠𝑖𝑔𝑚𝑎. Sedangkan

untuk standar deviasi atau simpangan baku untuk sampel

yaitu (s).

Berikut ini rumus statistic yang dapat digunkan

untuk mencari varians dan standar deviasi atau simpangan

baku.
DAFTAR PUSTAKA

Anikmah, I. (2023). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual

Terhadap Hasil Belajar Aqidah Akhlak Kelas VII MTs Mathla'ul Anwar 1 Kota

Bogor. JPG: Jurnal Pendidikan Guru, 4(2), 143-154.

Aprilia, EF (2015). Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas X Mata Pelajaran PAI SMA Islam Soerjo Alam Ngajum

Malang (Disertasi Doktor, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Asmara, A. P. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Audiovisual

tentang pembuatan Koloid. Jurnal Ilmiah Didaktika. Jurnal Ilmiah Didaktika vol.

15 no. 2, Februari 2015.


Gabriela, Novika Dian Pancasari. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis

Audiovisual terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar, Jurnal

Pendidikan Guru Sekolah Dasar: Vol. 2 No. 1 Tahun 2021.

Maulani, S. (2022). Analisis Penggunaan Video sebagai Media Pembelajaran

Terpadu terhadap Motivasi Belajar siswa. Jurnal Pendidikan dan Teknologi

Indonesia, 545.

Nana Sudjana,Penilaian hasil proses belajar mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya,2011.

Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Jurnal Misqat , 3 (1), 171-187.

Sudjana N, Rivai A. 2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sutisna, I. (2021). Teknik analisis data penelitian kuantitatif. ARTIKEL, 1(4610).

Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Jurnal Misqat , 3 (1), 171-187.

Anda mungkin juga menyukai