Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI MTs NURUL IMAN

(PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF DI MTs NURUL IMAN)

Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa : Fitriatul Mila
NIM : 202003864

Dosen :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI
LUMAJANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang dilimpahkan-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan
di MTs Nurul Iman.
“PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI MTs NURUL IMAN (Studi Kasus
di MTs Nurul Iman). Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan pemanfaatan media
pembelajaran di SMP/MTs. Sebagaimana dituntut bahwa guru harus memiliki sumber daya
untuk mengolah dan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga
proses belajar dapat efektif dan efisien sehingga mutu proses dan output pendidikan itu dapat
meningkat.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
meluangkan waktu demi kelancaram kegiatan penelitian ini, antara lain :
1.      ……………………….,S.Pd selaku dosen pembimbing
2.      CIPTO,S.Pd, selaku Kepala MTs Nurul Iman
3.      Keluarga Besar MTs Nurul Iman
4.     Teman-teman angkatan tahun 2021 yang selalu setia membantu saya dalam pelaksanaan
sampai pada penyusunan laporan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kirtik dan saran yang membangun. Akhir kata saya
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, dan majunya
pendidikan ditentukan oleh manusianya. Oleh karena itu, pendidikan butuh pembelajaran
yang efektif dan efesien. Pembelajaran di Indonesia sudah bukan berpusat pada guru, tetapi
siswa diminta untuk menemukan sendiri materi pemblejaran, sedangkan guru hanya
memberikan garis besarnya. Di sini guru harus pintar dan kreatif dalam menemukan media
pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini saya
memfokuskan bagaimana “Pemanfaatan Media Pembelajaran di MTs Nurul Iman”.
Menurut Gerlach dan Ely (1971:7) media pembelajaran adalah segala seuatu
yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana,
sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif.
Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar jenis-jenis media pembelajaran
ada 4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media Visual, III) Media Audio-visual dan IV) Media
Multimedia.
Pemanfaatan Media Pembelajaran tentunya mengembangkan pola pikir guru
dan siswa. Guru kreatif dalam pemanfaatannya, dan tentunya guru tidak perlu terlalu banyak
menghabiskan waktu untuk menjelas. Dan siswa, lebih cepat mengerti tentang materi yang
diajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya
merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana
menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering
terabaikan dengan berbagai alasan,diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang
tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu
terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media
pembelajaran.
B.       Rumusan Masalah
1.         Rumusan Umum
Secara umum penelitian ini, merumuskan bagaimanakah pemanfaatan media
pembelajaran di MTs Nurul Iman.
2.         Rumusan Khusus
Secara khusus penelitian ini merumuskan :
a)    Bagaimanakah Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio ?
b)   Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual ?
c)    Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual ?
d)   Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia ?
C.    Tujuan Penelitian
1.         Tujuan umum
Secara umum, penelitian ini untuk mendeskripsikan pemanfaatan media pembelajaran di
MTs Nurul Iman
2.         Tujuan khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
a)    Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio
b)    Pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual
c)    Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual
d)   Pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia
D.    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk Guru
Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsi cara kerja guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran. Manfaat penelitian ini untuk guru adalah agar guru
mampu memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan fungsi media tersebut, agar
terciptanya pembelajaran yang efektif da efisien. Dengan penelitian ini juga besar harapan
saya agar guru tidak banyak membuang waktu yang lama untuk berceramah.
2.      Untuk Siswa
Manfaat bagi siswa penelitian ini agar siswa mampu memahami tiap materi yang diajar dan
lebih memahami lagi ketika dijelaskan dengan bantuan media pembelajaran. Selai itu manfaat
lain agar siswa termotivasi dengan media yang ada.
3.      Untuk Mahasiswa atau peneliti
Sebagai calon guru, peneliti bisa mengklasifikasi dan membedakan pemanfaatan media
pembelajara sesuai dengan jenis media tersebut. Peneliti lebih banyak lagi mengetahui dan
menambah wawasan tentang kehidupan seorang guru ketika dihadapkan dengan paradigma-
paradgima pendidikan yang baru. Agar ketika menjadi seorang guru, bisa memanfaatkan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Deskprisi Teoritik
1.      Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Gagne (1970) media pembelajaran adalah berbagai komponen pada
lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Selain itu, Briggs (1997)
mendefenisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada
peserta didik sehingga mampu merangsang mereka untuk belajar.
Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware)
seperti komputer, televisi, projektor dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada
perangkat keras itu.
2.      Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat-sangat membantu
siswa dalam memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan. Peserta didik
akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembeljaran yang sangat berguna bagi
peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab berbagai macam, baik
dalam pendidikan, di keluarga dan di masyarakat.
Pemanfaatan media pembelajaran, menyajikan sesuatu yang sulit diadakan di ruangan
kelas, dikunjungi atau dilihat,baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem
tatasurya, terlalu kecil seperti virus.
Seperti yang telah dijelaskan di bagian latar belakang, bahwa secara garis besar media
pembelajaran terdiri dari 4 jenis yaitu :
a)         Media Audio
Media auido merupakan media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang kaan
didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu,
media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata (Munadi,2008).
Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio di MTs Nurul Iman tergambar
ketika guru menjelaskan materi tentang makhluk hidup.Secara detailnya, siswa mampu
membedakan bunyi suara masing-masing hewan. Guru mempengaruhi nalar siswa untuk
membedakan suara hewan dengan memutar cd dan diperdengarkan suara hewan kepada
siswa.
Kita dapat melihat, siswa merasa senang dan pembelajaran menari, dan tentu tidak lari
jauh dengan tujuan utamanya untuk membantu pemahaman siswa tentang materi itu.
Selain itu dalam pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII, siswa diperdengarkan cara
pelafalan tentang abjad dalam bahasa Inggris.
Dengan itu, pemanfaatan media jenis audio sangat-sangat efektif dan efisien dalam
proses pembelajaran.
b)        Media jenis visual
Media visual merupakan jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera
pengelihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini pengalaman belajar yang
dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan pengelihatannya.
Pemanfaatan media visual di MTs Nurul Iman, sudah efektif dilakukan oleh guru.
Guru yang sikap profesionalisme dan kompetensi dalam pembelajaran, sebab gurulah yang
menjadi kunci yang amat menentukan proses, arah dan aktifitas pembelajaran itu.
Pemanfaatan media visual di MTs Nurul Iman, dapat dilihat di pembelajaran IPS pada
materi aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tepatnya ketika guru
menghadirkan gambar berbagai aktivitas kegiatan ekonomi mulai dari Produksi, distribusi
dan konsumsi. Dengan pertimbangan ketika guru mengajak siswa untuk melihat langsung ke
tempat produksi, sangat membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, dengan gambar ini
hanya membutuhkan waktu singkat dan siswa dituntut untuk dapat memahami gambar
tersebut.
c)         Media Audio-visual
Media audio-visual merupakan jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan pengelihatan sekaligus dalam satu proses
atau kegiatan.
Di MTs Nurul Iman, guru dapat dengan efektif dan efisien memanfaatkan media ini.
Guru menampilkan video (suara dan gambar gerak). Pemanfaatan media ini, sebagian besar
sangat konkret ketika ditampilkan.
d)        Media Multimedia
Media multimedia adalah media yang melibatkan beberapa jenis media dan perlatan
secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia
melibatkan indera pengelihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual
gerak dan audio serta media interkatif berbasis komputer dan tekhnologi komunikasi dan
informasi (Meyer 2009)
Pemanfaatan media ini sudah sering dilaksanakan di MTs Nurul Iman dengan
menampilkan materi yang diajarkan melalui projector atau infocus yang pastinya melalui
program perangkat lunak komputer yaitu ms. Power Point. Sehingga, guru tidak terlalu
banyak mencatat materi di papan tulis,dan dapat menghilangkan kebiasaan siswa yang terlalu
banyak menulis panjang lebar di buku catatan mereka.
B.       Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang pemanfaatan media dalam proses pembelajaran telah
banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Kuswinarti yang berjudul
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR pada tahun 2009.
Hasil penelitian yang ditulis oleh Kuswinarti membahas tentang bagaimana penggunaan
media itu dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain
itu ia juga menitikberatkan penelitiannya pada penggunaan media film khususnya pada pokok
bahasan Konflik Sosial.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Maulida yang berjudul PERANAN
PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X (Maulida,2007). Penelitian
tersebut menitikberatkan pada pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran Sosiologi di
kelas. Pembelajaran berbasis multimedia merupakan rangkaian dari beberapa jenis media
yang menjadi satu paket setting media yang digunakan dalam pembelajaran. Berarti dalam
pembelajaran dapat digunakan berbagai media sesuai dengan sarana prasarana yang memadai
di sekolah tersebut.
Dalalam penelitian tersebut peniliti mencoba untuk menghubungkan
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa.. Dalam penelitian ini mencoba untuk
mengungkapkan berbagai macam media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran
yang tepat disekolah. Penggunaan media ini khususnya adalah media yang digunakan di
sekolah tersebut.
Sejauh mana kesamaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-
peneliti yang lain bahwa, pemanfaatan media pembelajaran memiliki manfaat yang besar
terhadap perkembangan siswa dan terhadap kreatifitas guru. Media pembelajaran dapat
memberikan pengalaman belajar yang langsung kepada siswa, dengan demikian siswa akan
merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan praktik atau memahami
aplikasi ilmunya di lapangan (Midun,2009).
BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, penelitian ini
berupaya untuk menjelaskan dan mencoba mendeskripsi dan mempelajarai pemanfaatan
media pembelajaran di MTs Nurul Iman. (Yin,2003) mendefenisikan studi kasus merupakan
seuatu penelitian yang empiris yang menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata,
bilamana batas-batas antara fenomena dengan konteks tidak tampak dengan tegas, dan
multisumber digunakan. Selain itu, Cresswel menjelaskan studi kasus terjadi ketika peneliti
melakukan eksplorasi terhadap entitas atau fenomena tunggal (the case) yang dibatasi oleh
waktu, aktivitas dan pengumpulan detail informasi dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data selama waktu tersebut (Cresswel, 1994:11).
Metode ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.Jika
dibandingkan dengan studi empiris, studi kasus memiliki perbedaan tersendiri. Jika studi
empiris hanya melihat fenomena yang benar-benar terjadi. Studi kasus lebih menginvestigasi
fenomena terkini yang sedang terjadi namun tidak jelas batasan antara fenomena dan
konteksnya (Yin, 2003 : 13). Sehingga terlihat bahwa studi kasus melihat dan menyelediki
fenomena empiris lebih dalam lagi untuk memahami konteks dan fenomenanya. Dengan
begitu kita dapat mengetahui seberapa kuat relasi kasus dengan fenomena yang sedang
diteliti.
Studi kasus merupakan metodologi penelitian dengan menggunakan satu kasus
atau lebih untuk membuktikan teori yang terjadi pada kehidupan nyata. Studi kasus mampu
mempelajari dan membedakan antara fenomena dan konteks sehingga memperdalam
pengetahuan. Maka dari itu studi kasus sangat dibutuhkan terutama dalam penelitian ini,
karena mampu menjelaskan penggunaan teori secara faktual. Dalam penelitian ini, peneliti
beranggapan bahwa studi kasus mampu menciptakan pemahaman mendalam terhadap objek
atau fenomena yang diteliti. Namun penggunaannya membutuhkan perhatian khusus
sehingga tidak membuat penelitian semakin rancu dan membuat peneliti mampu
memperdalam penjelasan terhadap fenomena yang diteliti yang dalamhal ini bagaiman
melihat pemanfaatan media pembelajaran di MTs Nurul Iman.
Peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin mempelajari pemanfaatan
media pembelajaran di MTs Nurul Iman, dengan alasan banyak guru yang kurang
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Di sisi lain,
peneliti melihat banyak siswa yang menganggap media – media ini hanyalah sebuah
permainan, maka sebagian besar siswa tidak memahami bagaimana dampak bagi
perkembangan pemahaman siswa jika guru menjelaskan materi dengan media pembelajaran.
B.       Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa MTs Nurul Iman. Sesuai dengan
penjelasan awal, bahwa guru harus memiliki kreatifitas untuk menyampaikan materi
pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran yang relevan. Alasan subjek peneltian
yang pertama adalah guru karena, yang mengatur segala macam proses pembelajaran adalah
seorang guru, di sini guru bisa disebut sebagai pelaku utama (the main actor) dalam proses
pembelajaran. Guru yang pertama dan utama dalam memanfaatkan media pembelajaran
dalam proses pembelajaran. Peran guru di sini sangatlah penting, bagaimana cara seorang
guru menjelaskan materi ajar dengan bantuan media pembelajaran sehingga mampu
memanfaatkan media itu dengan efektif dan efesien yang dapat membuat siswa memahami
materi yang diajarkan.
Alasan memilih siswa sebagai subjek penelitian yang kedua di sini adalah, karena
siswa merupakan sasaran dan penentu keberhasilan apa yang sudah dikerjakan seorang guru.
Apakah dengan media yang telah diberikan siswa mampu memahami materi yang diajarkan.
Diakhir pelajaran diadakan evaluasi atau tes, yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan
siswa dalam mencermati dan memahami penjelasan dan penguasaan materi, selain itu
kegiatan ini juga bertujuan untuk menilai keberhasilan seorang guru dalam menjelaskan
materi ajar dengan pemanfaatan mediapembelajaran.
Selain kedua subjek pokok di atas, penelti juga melihat data-data skunder atau
pendukung yaitu media pembelajaran yang ada di MTs Nurul Iman. Apakah media-media
pembelajaran yang ada sudah mendukung akan keberhasilan pendidikan sekolah.
C.       Teknik Pengumpulan Data
1.      Metode Interview (Wawancara)
Peneliti memilih metode wawancara dalam penelitian ini untuk mengetahui
sebagaimana pemanfaatan media pembelajaran di MTs Nurul Iman. Sesuai dengan subjek
penelitian bahwa wawancara dilakukan kepada 2 subjek yaitu guru dan siswa. Untuk
memperoleh data yang real, peneliti melakukan wawancara dengan spontan atau tidak
terpimpin namun masih memperhatikan fokus penelitian yang diteliti. Peneliti melontarkan
beberapa pertanyaan kepada guru dan siswa, tentang bagaimana pemanfaatan media
pembelajaran? Apakah media yang ada mendukung? Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain.
Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali informasi tentang topik
penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin tidak
terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Karena sesuai dengan jenis wawancara bahwa metode
wawancara dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari pertanyaannya yaitu, wawancara terstruktur
dan wawancara tidak terstruktur. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti mengambil metode
wawancara yang terstruktur dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi
yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis. (Hariwijaya 2007: 65).
2.      Metode Observasi
Metode yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan secara langsung kepada
objek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk merekam secara langsung terkait
pemanfaatan media pembelajaran di MTs Nurul Iman. Sesuai dengan rencana penelitian ini
yang secara sistematik dilaksanakan maka, sangat tepat peneliti menggunakan metode ini.
Setidaknya, berdasarkan keterlibatan peneliti dalam interaksi dengan objek
penelitiannya, terdapat dua jenis observasi (Hariwijaya 2007: 74). Yaitu, observasi partisipan
dan observasi nonpartisipan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi
partisipan yaitu peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung dalam interaksi
dengan objek penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti ikut berpartisipasi sebagai anggota
kelompok yang diteliti. Sesuai dengan jenis metode yang dipilih, di sini peneliti ikut
berpartisipasi dalam mengamati proses pembelajaran IPS kelas VII di MTs Nurul Iman. Di
sini saya bisa melihat bagaimana seorang guru dengan efektif memanfaatkan media
pembelajaran.
3.      Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang saya gunakan.
Dengan metode ini, saya bisa mengkaji media-media pembelajaran yang mendukung dalam
proses pembelajaran di MTs Nurul Iman. Melalui metode ini saya memperoleh sesuatu yang
akurat berupa, dokumen, buku-buku pelajaran, surat kabar, dan dokumen-dokumen yang
lainnya. Dengan digunakannya metode ini, saya memperoleh gambar hasil potret bagaimana
pemanfaatan media pembelajaran di MTs Nurul Iman. Media ini membantu saya memperoleh
data yang akurat, tentang bagaimana pemanfaatan media audio, visual, auidio-visual dan
multimedia dalam proses pembelajaran.
Manfaat metode ini, saya bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan data yang
memperkuat apa yang telah diwawancara dan diamati. Jadi di sini, tak ada dugaan mengada-
ada data ketika disertai dengan wujud nyata penelitian saya.
D.      Pengembangan Alat Pengumpulan Data
1.      Menyusun Kisi- Kisi
No Rumusan Variabel Indikator Rumusan Pertanyaan
Masalah
1. Bagaimanakah Bentuk 1.       Pemanfaatan 1.Bagaimana pemanfaatan
Pemanfaatan pemanfaatan oleh guru media audio oleh guru?
media media 2.       Pemahaman 2.Bagaimana pemahaman
pembelajaran pembelajaran siswa siswa melalui media
jenis media jenis audio? pembelajaran jenis media
audio? audio?
2. Bagaimanakah Bentuk 1.       Pemanfaatan oleh 1.Bagaimana pemanfaatan
pemanfaatan pemanfaatan guru media visual oleh guru?
media media 2.       Pemahaman 2.Bagaimana pemahaman
pembelajaran pembelajaran siswa siswa melalui media
jenis media jenis visual? pembelajaran jenis media
visual? visual?
3. Bagaimanakah Bentuk 1.       Pemanfaatan oleh 1.Bagaimana pemanfaatan
pemanfaatan pemanfaatan guru media audio-visual oleh guru?
media media 2.       Pemahaman 2.Bagaimana pemahaman
pembelajaran pembelajaran siswa siswa melalui media
jenis media jenis audio- pembelajaran jenis media
audio-visual? visual? audio-visual?
4. Bagaimanakah Bentuk 1.        Pemanfaatan 1.Bagaimana pemanfaatan
pemanfaatan pemanfaatan oleh guru media multimedia oleh guru?
media media 2.        Pemahaman 2.Bagaimana pemahaman
pembelajaran pembelajaran siswa siswa melalui media
jenis media jenis pembelajaran jenis media
multimedia? multimedia? multimedia?
2.      Merumuskan pertanyaan penelitian
Pertanyaan-pertanyaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan data dari
narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber seputar :
a)    Bagaimana pemanfaatan media audio oleh guru?
b)   Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio?
c)    Bagaimana pemanfaatan media visual oleh guru?
d)   Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media visual?
e)    Bagaimana pemanfaatan media audio-visual oleh guru?
f)    Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio-visual?
g)   Bagaimana pemanfaatan media multimedia oleh guru?
h)   Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media multimedia?
3.      Uji alat pengumpulan data
a)      Melalui peritimbangan pakar
b)      Melalui Uji Coba
c)      Teknik Analisis Data

E.       Teknik Analisis Data


Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses
analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa
tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002),
diantaranya :
1.    Mengorganisasikan Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam
(indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis
lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk
rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-
ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.
2.    Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang
penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali.
Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka
awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini,
peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan
pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan
penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka
analisis yang telah dibuat.
Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti
menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh
responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami
secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat
menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
3.    Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data
Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut
terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah
didapat melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan
dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan
hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari
landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan
factor-faktor yang ada.
4.    Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk
ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya
tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain tetnag kesimpulan
yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan
yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang dari asumsi
atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui
referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan,
kesimpulan dan saran.
5.    Menulis Hasil Penelitian
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang
membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai.
Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang didapat yaitu,
penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan
subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan
significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya,
kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari
subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya
mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
F.        Teknik Keabsyahan Data
Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin (2003)
mengajukan emmpat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian
pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut :

1.    Keabsahan Konstruk (Construct validity)


Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur
benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai
dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses
triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu.
Menurut Patton (Sulistiany,1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk
mencapai keabsahan, yaitu :
b.         Triangulasi data
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil
observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki
sudut pandang yang berbeda.
c.         Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam
penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement)
yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
d.        Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang
dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada
bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
e.         Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan
metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang
ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra dilakukan.
2.    Keabsahan Internal (Internal validity)
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh
kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini
dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan
penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari
penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan
munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
3.    Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)
Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki sifat tidak
ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan
ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.
4.    Keajegan (Reabilitas)
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian
berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali
lagi.
Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti
selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan
subjek yang sama. Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain
menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.
DAFTAR PUSTAKA
Asyhar, 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.Jakarta: Gaung Persada Press
Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang. YA3
Rohidi, 1992. Analisis Data Kualitatif. UI. Press, Jakarta
Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta.
Universitas Indonesia Press

Anda mungkin juga menyukai