Anda di halaman 1dari 15

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

DI SD NEGERI 1 KRAPYAK

Disusun Oleh :
Nama: Riska Maulida Kusumastuti
NIM: 201330000615
Semester: IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugrah yang dilimpahkan-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan
di SD Negeri 1 Krapyak.
“PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Penelitian
ini mengkaji dan mendeskripsikan pemanfaatan media pembelajaran di SD. Sebagaimana
dituntut bahwa guru harus memiliki sumber daya untuk mengolah dan menggunakan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar dapat efektif dan efisien
sehingga mutu proses dan output pendidikan itu dapat meningkat.
Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kirtik dan saran yang membangun. Akhir kata saya
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, dan majunya
pendidikan ditentukan oleh manusianya. Oleh karena itu, pendidikan butuh pembelajaran
yang efektif dan efesien. Pembelajaran di Indonesia sudah bukan berpusat pada guru, tetapi
siswa diminta untuk menemukan sendiri materi pemblejaran, sedangkan guru hanya
memberikan garis besarnya. Di sini guru harus pintar dan kreatif dalam menemukan media
pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini saya
memfokuskan bagaimana “Pemanfaatan Media Pembelajaran di SD Negeri 1 Krapyak”.
M]edia pembelajaran adalah segala seuatu yang dapat menyampaikan atau
menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar
yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar jenis-jenis media pembelajaran
ada 4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media Visual, III) Media Audio-visual dan IV) Media
Multimedia.
Pemanfaatan Media Pembelajaran tentunya mengembangkan pola pikir guru
dan siswa. Guru kreatif dalam pemanfaatannya, dan tentunya guru tidak perlu terlalu banyak
menghabiskan waktu untuk menjelas. Dan siswa, lebih cepat mengerti tentang materi yang
diajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya
merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana
menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering
terabaikan dengan berbagai alasan,diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang
tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu
terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Umum
Secara umum penelitian ini, merumuskan bagaimanakah pemanfaatan media
pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Krapyak.
2. Rumusan Khusus
Secara khusus penelitian ini merumuskan :
a) Bagaimanakah Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio ?
b) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual ?
c) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual ?
d) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum, penelitian ini untuk mendeskripsikan pemanfaatan media pembelajaran di
Sekolah Dasar Negeri 1 Krapyak
2. Tujuan khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
a) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio
b) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual
c) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual
d) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskprisi Teoritik
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah berbagai komponen pada lingkungan belajar yang
membantu pembelajar untuk belajar. Media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk
mengirim pesan kepada peserta didik sehingga mampu merangsang mereka untuk belajar.
Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware)
seperti komputer, televisi, projektor dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada
perangkat keras itu.
2. Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat-sangat membantu
siswa dalam memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan. Peserta didik
akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran yang sangat berguna
bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab berbagai macam,
baik dalam pendidikan, di keluarga dan di masyarakat.
Pemanfaatan media pembelajaran, menyajikan sesuatu yang sulit diadakan di ruangan
kelas, dikunjungi atau dilihat,baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem
tatasurya, terlalu kecil seperti virus.
Seperti yang telah dijelaskan di bagian latar belakang, bahwa secara garis besar media
pembelajaran terdiri dari 4 jenis yaitu :
a) Media Audio
Media auido merupakan media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang kaan
didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu,
media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.
Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio di SD Negeri 1 Krapyak
tergambar ketika guru menjelaskan materi tentang makhluk hidup. Secara detailnya, siswa
mampu membedakan bunyi suara masing-masing hewan. Guru mempengaruhi nalar siswa
untuk membedakan suara hewan dengan memutar cd dan diperdengarkan suara hewan
kepada siswa.
Kita dapat melihat, siswa merasa senang dan pembelajaran menari, dan tentu tidak lari
jauh dengan tujuan utamanya untuk membantu pemahaman siswa tentang materi itu.
Selain itu dalam pelajaran Bahasa Inggris di kelas VI, siswa diperdengarkan cara
pelafalan tentang abjad dalam bahasa Inggris.
Dengan itu, pemanfaatan media jenis audio sangat-sangat efektif dan efisien dalam
proses pembelajaran.
b) Media jenis visual
Media visual merupakan jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera
pengelihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini pengalaman belajar yang
dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan pengelihatannya.
Pemanfaatan media visual di SD Negeri 1 Krapyak sudah efektif dilakukan oleh guru.
Guru yang sikap profesionalisme dan kompetensi dalam pembelajaran, sebab gurulah yang
menjadi kunci yang amat menentukan proses, arah dan aktifitas pembelajaran itu.
Pemanfaatan media visual di SD Negeri 1 Krapyak, dapat dilihat di pembelajaran IPA
ketika guru menghadirkan gambar metamorfosis kupu-kupu. Dengan pertimbangan ketika
guru menghadirkan kupu-kupu nyata, sangat membutuhkan waktu yang lama untuk
menunggu metamorfosis kupu-kupu yang sesungguhnya. Oleh karena itu, dengan gambar ini,
siswa dituntut untuk dapat memahami gambar itu.
c) Media Audio-visual
Media audio-visual merupakan jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan pengelihatan sekaligus dalam satu proses
atau kegiatan.
Di SD Negeri 1 Krapyak, guru dapat dengan efektif dan efisien memanfaatkan media
ini. Guru menampilkan video (suara dan gambar gerak). Pemanfaatan media ini, sebagian
besar sangat konkret ketika ditampilkan.
d) Media Multimedia
Media multimedia adalah medai yang melibatkan beberapa jenis media dan perlatan
secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia
melibatkan indera pengelihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual
gerak dan audio serta media interkatif berbasis komputer dan tekhnologi komunikasi dan
informasi.
Pemanfaatan media ini sudah sering dilaksanakan di SD Negeri 1 Krapyak dengan
menampilkan materi yang diajarkan melalui projector atau infocus yang pastinya melalui
program perangkat lunak komputer yaitu ms. Power Point. Sehingga, guru tidak terlalu
banyak mencatat materi di papan tulis,dan dapat menghilangkan kebiasaan siswa yang terlalu
banyak menulis panjang lebar di buku catatan mereka.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, penelitian ini
berupaya untuk menjelaskan dan mencoba mendeskripsi dan mempelajarai pemanfaatan
media pembelajaran di SD Negeri 1 Krapyak. (Yin,2003) mendefenisikan studi kasus
merupakan seuatu penelitian yang empiris yang menyelidiki fenomena dalam konteks
kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dengan konteks tidak tampak dengan
tegas, dan multisumber digunakan. Selain itu, Cresswel menjelaskan studi kasus terjadi ketika
peneliti melakukan eksplorasi terhadap entitas atau fenomena tunggal (the case) yang dibatasi
oleh waktu, aktivitas dan pengumpulan detail informasi dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpulan data selama waktu tersebut.
Metode ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.Jika
dibandingkan dengan studi empiris, studi kasus memiliki perbedaan tersendiri. Jika studi
empiris hanya melihat fenomena yang benar-benar terjadi. Studi kasus lebih menginvestigasi
fenomena terkini yang sedang terjadi namun tidak jelas batasan antara fenomena dan
konteksnya. Sehingga terlihat bahwa studi kasus melihat dan menyelediki fenomena empiris
lebih dalam lagi untuk memahami konteks dan fenomenanya. Dengan begitu kita dapat
mengetahui seberapa kuat relasi kasus dengan fenomena yang sedang diteliti.
Studi kasus merupakan metodologi penelitian dengan menggunakan satu kasus
atau lebih untuk membuktikan teori yang terjadi pada kehidupan nyata. Studi kasus mampu
mempelajari dan membedakan antara fenomena dan konteks sehingga memperdalam
pengetahuan. Maka dari itu studi kasus sangat dibutuhkan terutama dalam penelitian ini,
karena mampu menjelaskan penggunaan teori secara faktual. Dalam penelitian ini, peneliti
beranggapan bahwa studi kasus mampu menciptakan pemahaman mendalam terhadap objek
atau fenomena yang diteliti. Namun penggunaannya membutuhkan perhatian khusus
sehingga tidak membuat penelitian semakin rancu dan membuat peneliti mampu
memperdalam penjelasan terhadap fenomena yang diteliti yang dalam hal ini bagaimana
melihat pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 1 Krapyak.
Peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin mempelajari pemanfaatan
media pembelajaran di SDN 1 Krapyak, dengan alasan banyak guru yang kurang
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Di sisi lain,
peneliti melihat banyak siswa yang menganggap media – media ini hanyalah sebuah
permainan, maka sebagian besar siswa tidak memahami bagaimana dampak bagi
perkembangan pemahaman siswa jika guru menjelaskan materi dengan media pembelajaran.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SD Negeri 1 Krapyak. Sesuai
dengan penjelasan awal, bahwa guru harus memiliki kreatifitas untuk menyampaikan materi
pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran yang relevan. Alasan subjek peneltian
yang pertama adalah guru karena, yang mengatur segala macam proses pembelajaran adalah
seorang guru, di sini guru bisa disebut sebagai pelaku utama (the main actor) dalam proses
pembelajaran. Guru yang pertama dan utama dalam memanfaatkan media pembelajaran
dalam proses pembelajaran. Peran guru di sini sangatlah penting, bagaimana cara seorang
guru menjelaskan materi ajar dengan bantuan media pembelajaran sehingga mampu
memanfaatkan media itu dengan efektif dan efesien yang dapat membuat siswa memahami
materi yang diajarkan.
Alasan memilih siswa sebagai subjek penelitian yang kedua di sini adalah, karena
siswa merupakan sasaran dan penentu keberhasilan apa yang sudah dikerjakan seorang guru.
Apakah dengan media yang telah diberikan siswa mampu memahami materi yang diajarkan.
Diakhir pelajaran diadakan evaluasi atau tes, yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan
siswa dalam mencermati dan memahami penjelasan dan penguasaan materi, selain itu
kegiatan ini juga bertujuan untuk menilai keberhasilan seorang guru dalam menjelaskan
materi ajar dengan pemanfaatan mediapembelajaran.
Selain kedua subjek pokok di atas, penelti juga melihat data-data skunder atau
pendukung yaitu media pembelajaran yang ada di SD Negeri 1 Krapyak. Apakah media-
media pembelajaran yang ada sudah mendukung akan keberhasilan pendidikan sekolah.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Interview (Wawancara)
Peneliti memilih metode wawancara dalam penelitian ini untuk mengetahui
sebagaimana pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 1 Krapyak. Sesuai dengan
subjek penelitian bahwa wawancara dilakukan kepada 2 subjek yaitu guru dan siswa. Untuk
memperoleh data yang real, peneliti melakukan wawancara dengan spontan atau tidak
terpimpin namun masih memperhatikan fokus penelitian yang diteliti. Peneliti melontarkan
beberapa pertanyaan kepada guru dan siswa, tentang bagaimana pemanfaatan media
pembelajaran? Apakah media yang ada mendukung? Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain.
Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali informasi tentang topik
penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin tidak
terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Karena sesuai dengan jenis wawancara bahwa metode
wawancara dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari pertanyaannya yaitu, wawancara terstruktur
dan wawancara tidak terstruktur. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti mengambil metode
wawancara yang terstruktur dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi
yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis.
2. Metode Observasi
Metode yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan secara langsung kepada
objek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk merekam secara langsung terkait
pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 1 Krapyak. Sesuai dengan rencana penelitian
ini yang secara sistematik dilaksanakan maka, sangat tepat peneliti menggunakan metode ini.
Setidaknya, berdasarkan keterlibatan peneliti dalam interaksi dengan objek
penelitiannya, terdapat dua jenis observasi. Yaitu, observasi partisipan dan observasi
nonpartisipan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipan yaitu
peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung dalam interaksi dengan objek
penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti ikut berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang
diteliti. Sesuai dengan jenis metode yang dipilih, di sini peneliti ikut berpartisipasi dalam
mengamati proses pembelajaran Matematika kelas VI di SD Negeri 1 Krapyak. Di sini saya
bisa melihat bagaimana seorang guru dengan efektif memanfaatkan media pembelajaran.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang saya gunakan.
Dengan metode ini, saya bisa mengkaji media-media pembelajaran yang mendukung dalam
proses pembelajaran di SD Negeri 1 Krapyak. Melalui metode ini saya memperoleh sesuatu
yang akurat berupa, dokumen, buku-buku pelajaran, surat kabar, dan dokumen-dokumen
yang lainnya. Dengan digunakannya metode ini, saya memperoleh gambar hasil potret
bagaimana pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 1 Krapyak. Media ini membantu
saya memperoleh data yang akurat, tentang bagaimana pemanfaatan media audio, visual,
auidio-visual dan multimedia dalam proses pembelajaran.
Manfaat metode ini, saya bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan data yang
memperkuat apa yang telah diwawancara dan diamati. Jadi di sini, tak ada dugaan mengada-
ada data ketika disertai dengan wujud nyata penelitian saya.
D. Pengembangan Alat Pengumpulan Data
1. Menyusun Kisi- Kisi
N Rumusan Masalah Variabel Indikator Rumusan Pertanyaan
o
1. Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan 1.Bagaimana pemanfaatan
Pemanfaatan media pemanfaatan oleh guru media audio oleh guru?
pembelajaran jenis media 2. Pemahaman 2.Bagaimana pemahaman
media audio? pembelajaran siswa siswa melalui media
jenis audio? pembelajaran jenis media
audio?
2. Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan 1.Bagaimana pemanfaatan
pemanfaatan media pemanfaatan oleh guru media visual oleh guru?
pembelajaran jenis media 2. Pemahaman 2.Bagaimana pemahaman
media visual? pembelajaran
jenis visual? siswa siswa melalui media
pembelajaran jenis media
visual?
3. Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan 1.Bagaimana pemanfaatan
pemanfaatan media pemanfaatan oleh guru media audio-visual oleh guru?
pembelajaran jenis media 2. Pemahaman 2.Bagaimana pemahaman
media audio-visual? pembelajaran siswa siswa melalui media
jenis audio- pembelajaran jenis media
visual? audio-visual?
4. Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan 1.Bagaimana pemanfaatan
pemanfaatan media pemanfaatan oleh guru media multimedia oleh guru?
pembelajaran jenis media 2. Pemahaman 2.Bagaimana pemahaman
media multimedia? pembelajaran siswa siswa melalui media
jenis pembelajaran jenis media
multimedia? multimedia?
2. Merumuskan pertanyaan penelitian
a) Bagaimana pemanfaatan media audio oleh guru?
b) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio?
c) Bagaimana pemanfaatan media visual oleh guru?
d) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media visual?
e) Bagaimana pemanfaatan media audio-visual oleh guru?
f) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio-visual?
g) Bagaimana pemanfaatan media multimedia oleh guru?
h) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media multimedia?
3. Uji alat pengumpulan data
a) Melalui peritimbangan pakar
b) Melalui Uji Coba
c) Teknik Analisis Data
E. Teknik Analisis Data
Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses
analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa
tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :
1. Mengorganisasikan Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam
(indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis
lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk
rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-
ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.
2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang
penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali.
Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka
awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini,
peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan
pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan
penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka
analisis yang telah dibuat.
Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti
menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh
responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami
secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat
menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data
Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut
terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah
didapat melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan
dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan
hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari
landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan
factor-faktor yang ada.
4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk
ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya
tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain tetnag kesimpulan
yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan
yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang dari asumsi
atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui
referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan,
kesimpulan dan saran.
5. Menulis Hasil Penelitian
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang
membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai.
Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang didapat yaitu,
penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan
subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan
significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya,
kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari
subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya
mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
F. Teknik Keabsyahan Data
Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin (2003)
mengajukan emmpat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian
pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut :
1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur
benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai
dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses
triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Ada 4
macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
b. Triangulasi data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil
observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki
sudut pandang yang berbeda.
c. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam
penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement)
yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
d. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang
dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada
bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
e. Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan
metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang
ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra dilakukan.
2. Keabsahan Internal (Internal validity)
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh
kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini
dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan
penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari
penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan
munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)
Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki sifat tidak
ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan
ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.
4. Keajegan (Reabilitas)
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian
berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali
lagi.
Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti
selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan
subjek yang sama. Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain
menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.
DAFTAR PUSTAKA
Asyhar. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press
Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif. Malang: YA3
Lexy J. Moeloeng. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyana. Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia Press
Rohidi, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Sukmanadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Anda mungkin juga menyukai