Anda di halaman 1dari 27

PENERAPAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA MATA

PELAJARAN FIQH DI SD NEGERI 1 BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh:

KHAIRATU WAJANAH

NIM. 210201061

Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi Pendidikan Agama Islam

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH 1445 H/2023 M


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari
sumber pesan melalui saluran / media tertentu ke penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan
adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang
lain ataupun penulis buku dan produser media, salurannya media pendidikan dan penerima pesannya
adalah siswa atau juga guru.1

Pendidikan memiliki tujuan untuk mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik, adapun tujuan
pendidikan nasional yang terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, bahwa: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdasakan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangannya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu
cukup, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Suatu proses pembelajaran, guru mempunyai peranan yang penting dalam menggunakan metode
pembelajaran dan media pembelajaran Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media. Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh
guru. Guru banyak menyadari bahwa tanpa adanya suatu media yang menunjang dalam proses
pembelajaran akan sulit dipahami oleh seorang siswa. Pada dasarnya setiap mata pelajaran dalam kelas
mempunyai tingkat kesukaran yang berbeda. Sehingga terdapat mata pelajaran yang membutuhkan media
pembelajaran namun ada juga yang tidak membutuhkan media pembelajaran.

Pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh –

1
Suwardi, Teori teori Belajar, ( Salatiga: STAIN SALATIGA PRESS, 2009). 12

2
Sistem Pendidikan Nasioanal (Sisdiknas), Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tentang Sistem pendidkan Nasional,
(jakarta: Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003) hal 8
pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran pada saat itu. Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, serta memudahkan
penafsiran data.3

Dalam al-Qur’an Allah SWT juga menjelaskan bagaimana alam ini sebagai media belajar bagi
manusia hal ini tercantum dalam surat Al-‘Alaq :

Artinya: 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.4

Hal ini menjelaskan bahwasanya seorang guru harus memilih metode yang tepat untuk proses
pembelajaran, karena dengan demikian pembelajaran yang menggunakan metode akan menjadi terarah
dan tersusun proses pembelajaran di dalam kelas dan akan menciptakan suasana yang nyaman di dalam
kelas, dimanapun ketika di terapkan metode yang tepat proses tranfer ilmu akan menjadi lebih gampang
di bandingkan dengan kelas yang gurunya tidak menggunakan metode atau menggunakan metode tapi
yang salah.

Dalam pembelajaran fiqih mengunakan media sudah barang tentu merupakan hal yang sangat penting
sekali dalam memberikan sebuah penjelasan atau pengetahuan kepada peserta didik, dengan mengunakan
media siswa akan lebih mudah memahami sebuah materi atau tema dan juga sangat banyak sekali
keuntungan dengan menggunakan media di didalam pembelajaran apalagi fiqih merupakan pokok utama
di dalam agama Islam dan sudah menjadi kewajiban untuk memahami Islam itu.

Pembelajaran dengan teknologi audio visual adalah cara atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin – mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan - pesan audio visual. 5
Pembelajaran audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti
mesin proyektor, film bersuara, gambar hidup dan televisi.

Berdasarkan beberapa pemaparan diatas bahwa pembelajaran dengan audio visual adalah produksi
dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya
3
Azhar, arsyad, Media Pengajaran,(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1997), 15

4
Al-Qur’an dan terjemah, 7:314.
5
Basyiruddin usman, asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Proses, 2002) 95
tergantung kepada pemahaman kata atau simbol – simbol yang serupa agar para siswa mampu termotivasi
dalam mengikuti pelajaran. Penggunakan alat audio visual seperti tersebut, ditujukan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, sehingga diharapkan anak – anak mampu
mengembangkan daya nalar serta daya rekannya.6

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan masyarakat yang berkualitas.
Dalam konteks pembelajaran agama, khususnya fiqh (ilmu hukum Islam), penggunaan media audiovisual
telah menjadi isu yang semakin penting. Di MIN 1 Bebesen, kabupaten Aceh Tengah, pengajaran fiqh
adalah bagian integral dari kurikulum, dan ada kebutuhan untuk meningkatkan metode pembelajaran guna
mencapai pemahaman yang lebih baik.Dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1,sebagaimana yang dikutip oleh Setiawati dari buku Abdul Rozak,
dinyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.7

Salah satu contoh media pembelajaran audio visual adalah film atau gambar yang hidup. Media ini
dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep – konsep yang rumit, mengajarkan
ketrampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Media audiovisual, seperti video, audio, dan multimedia interaktif, telah mendapatkan perhatian
karena potensinya dalam memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep fiqh
yang sering kali kompleks. Terlebih lagi, di era digital ini, siswa telah terbiasa dengan teknologi, sehingga
penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan minat mereka dalam pembelajaran fiqh.

Namun, di tengah perkembangan teknologi dan kemajuan pendidikan, perlu ada penelitian yang fokus
pada sejauh mana penggunaan media audiovisual benar-benar berdampak positif pada pemahaman siswa
tentang fiqh. Oleh karena itu, proposal ini bertujuan untuk menyelidiki "Pengaruh Penggunaan Media
Audiovisual dalam Pembelajaran Fiqh di MIN 1 Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah," dengan harapan
bahwa hasil penelitian ini akan memberikan wawasan yang berguna bagi pengembangan pendidikan di
sekolah tersebut.

6
Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, ( Yogyakrta : pustaka pelajar, 2007) 101
7
Abdul Rozak, Fauzan, H. Ali Nurdin, Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK Press), h. 4
Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran telah menjadi tren global dalam pendidikan.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa visualisasi melalui video, gambar, dan suara dapat
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dengan lebih baik. Pada khususnya, pengajaran
fiqh memerlukan pemahaman mendalam tentang hukum Islam, yang sering kali rumit dan memerlukan
interpretasi yang tepat.

Ketika melihat situasi di MIN 1 Bebesen, kabupaten Aceh Tengah, perlu dicatat bahwa wilayah ini
memiliki latar belakang budaya yang kuat dalam hal agama. Oleh karena itu, pemahaman fiqh memiliki
peran sentral dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di sana. Namun, tantangan yang dihadapi adalah
sejauh mana metode pengajaran tradisional sudah cukup efektif atau apakah media audiovisual dapat
membantu siswa memahami fiqh dengan lebih baik.

Melalui investigasi yang cermat dalam proposal ini, diharapkan dapat mengidentifikasi apakah
penggunaan media audiovisual memiliki dampak positif dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang
fiqh di MIN 1 Bebesen. Hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi
pembelajaran yang lebih efektif dan relevan, yang akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan mutu
pendidikan agama di kabupaten Aceh Tengah.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan
pembelajaran guru yang menggunakan media pembelajaran yang mana peneliti dengan menggunakan
judul “ Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual terhadap Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran
Fiqih di MIN 1 Bebesen kabupaten Aceh Tengah

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, agar penelitian tidak meluas, penelitian
membatasi permasalahan tersebut kepada penerapan penggunaan media audiovisual terhadap pemahaman
siswa pada mata pelajaran fiqh di MIN 1 Bebesen kabupaten Aceh Tengah

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman materi fikih di MIN 1
Bebesen

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi fikih dengan menggunakan media audio visual di
MIN 1 Bebesen
D. Tujuan Penelitian

1 Untuk mengetahui penerapan materi fikih dengan menggunakan media audio visual di MIN 1
Bebesen
2 Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi fikih dengan menggunakan media audio
visual di MIN 1 Bebesen

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis,
yakni:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan, dan dapat
memperkaya khasanah keilmuan khususnya tentang penerapan media pembelajaran audio visual
dan motivasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih bagi orang yang membacanya

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, dengan menggunakan media pembelajaran, guru diharapkan mampu


memanfaatkan media audio visual secara maksimal agar siswa lebih muda dalam
mempelajari materi Fiqih, serta dengan menggunakan media audio visual maka siswa lebih
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru dan bisa menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari dengan tepat.

F. Definisi Operasional

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah - istilah penting yang menjadi titik perhatian peneltian di
dalam judul penelitian. Tujuan agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap makna istilah
peneranpan pembelajaran audio visual terhadap pemahaman siswa mata pelajaran fiiqih di MIN 1
Bebesen kabupaten Aceh Tengah, maka hal – hal yang perlu dijelaskan sebagai berikut :
1. Media Audio Visual
Media audio visual adalah suara dan gambar yang dapat didengar dan dilihat yang digunakan
sebagai alat bantu komunikasi guru dalam menyampaikan pesan dan informasi agar kegiatan
pembelajaran lebih efektif dan bermutu.
2. Pemahaman Siswa
Pemahaman siswa adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami sesuatu
setelah sesuatu itu diketahui atau diingat, yang mencakup kemampuan untuk menangkap
makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, atau grafik yang telah
disampaikan melalui pembelajaran, buku, dan sumber-sumber pembelajaran lainnya.

Siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang telah dipelajari, mengetahui apa
yang sedang dikomunikasikan, dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan untuk
menghubungkan dengan halhal yang lain.

Maka berdasarkan yang dimaksud dengan judul penerapan penggunaan media audio visual di
MIN 1 Bebesen kabupaten Aceh Tengah adalah untuk mudahkan pemahaman pembelajaran
yang telah di tentukan oleh guru dengan menggunakan media audio visual sebagai perantara
atau alat peraga yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang produksi dan
penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan (gambar) dan pendengaran (suara)

G. Kajian terdahulu yang relevan


1. Karya Zainal Arifin Ilmiah yang berjudul “ Penggunaan media pembelajaran audio visual untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS. Yang disusu oleh Zainal Arifin Pendekatan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat
deskriptif dengan melihat situasi dan menggambarkan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi.
Adapun pengertian metode penelitian kualitatif menurut Taylor dalam Zainal Arifin, yaitu:
Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu tersebut secara utuh (holistik). 8 Kegatan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah
mengamati situasi yang terjadi di lapangan dan harus mampu mendeskripsikan dari apa yang
telah diamati. Selain itu juga, peneliti harus mendapatkan informasi dari berbagai narasumber
untuk mendapatkan data yang optimal. Kajian utama dalam penelitian kualitatif adalah fenomena
atau kejadian yang berlangsung dalam suatu situasi sosial tertentu. Peneliti harus terjun ke
lapangan (lokasi) untuk membaca, memahami, dan mempelajari situasi. Penelitian dilakukan
ketika proses interaksi sedang berlangsung secara alami di tempat kejadian. Jadi, pada penelitian
ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang dimana pada penelitian ini

8
Arifin Zainal, Dasar-dasar Penulisan Karya ilmiah ( Jakarta: Grasindo, 2000), hal 140-141
peneliti harus mendapatkan informasi dari berbagai teknik seperti observasi, wawancara dan
dokumentasi.

2. Skripsi Siti Khadijah yang berjudul “ impelementasi media pembelajaran audio visual untuk
meningkatakan motivasi belajar siswa kelas v pada mata pelajaran fiqih di Mi Al Barokah
Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Yang disusun oleh Siti Khadijah pada tahun 2017.
Persamaan dalam peneliatian ini adalah sama sama membahas tentang . sedangkan perbedaanya
adalah penerapan media audio visual pada mata pelajaran fiqih. Sedangkan perbedaan adalah data
yang diperoleh di analisis dengan cara penelitian tindakan kelas. Sedangkan yang di tulis oleh
peneliti menggunakan kualitatif. Untuk menungkatkan berfikir kreatif dan mudah dalam
menerima pembelajaran melalui penerapan media pembelajaran audio visual pada pelajaran fiqih
siswa kelas v Mi Al Barokah Mataram tahun pelajaran 2016/2017.9

3. Karya Rudi Susilana ilmiah yang berjudul: “Implementasi Audio Visual Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Anak Tunarungu di Sekolah Luar Biasa PKK Provinsi Lampung”. Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan penelitian jenis kualitatif dan yang menjadi alat pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Yang menjadi
sumber data pada penelitian ini adalah peserta didik kelas kelas II Sekolah Luar Biasa PKK
Provinsi Lampung, guru Pendidikan Agama Islam dan kepala Sekolah Luar Biasa PKK Provinsi
Lampung. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti kelas II Sekolah Luar Biasa
PKK Provinsi Lampung, pada implementasi Audio Visual menyatakan adanya peningkatan
dalam hasil belajar peserta didik, yaitu dibuktikan dengan rata-rata sebesar 78,42 dari yang
sebelumnya nilai rata-rata 67,71, maka peneliti menyatakan bahwa Implementasi Media Audio
Visual dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas II Sekolah
Luar Biasa PKK Provinsi Lampung.10

4. Karya Harianto ilmiah yang berjudul: Hubungan Penggunaan Media pembelajaran audio viasual
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Mi 1 Kalirejo Lampung Tengah
Tahun 2017 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi, dan peneliti
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpul data

9
Khadijah Siti, impelementasi media pembelajaran audio visual untuk meningkatakan motivasi belajar siswa kelas v pada mata
pelajaran fiqih di Mi Al Barokah Mataram tahun pelajaran 2016/2017, ( Mataram, 2017)
10
Susilana Rudi, Media Pembelajaran, ( Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI, 2008)
yang penulis gunakan adalah angket sebagai metode utama untuk mengumpulkan data tentang
penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa, disamping interview dan dokumentasi
sebagai metode penunjang atau pelengkap. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 siswa
dari jumlah populasi 108 siswa kelas II Mi 1 Kalirejo Lampung Tengah

.Berdasarkan tabel di atas, dapat dipahami bahwa dari ketiga penelitian terdahulu tersebut
memiliki persamaan dan perbedaan. Salah satunya adalah persamaan mengenai pembahasan
tentang penggunaan pemebalajaran audio visual . Sedangkan perbedaannya dapat diketahui dari
segi jenis serta tujuan dan hasil penelitiannya.11
5. Karya haryoko ilmiah yang berjudul: “Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual sebagai
Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran kelas 3 Mi Makasar”. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan penelitian jenis kuantitatif dan yang menjadi alat kuantitatif. Alat pengumpul data
yang penulis gunakan adalah angket sebagai metode utama untuk mengumpulkan data tentang
penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa, disamping interview dan dokumentasi
sebagai metode penunjang atau pelengkap. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 siswa
dari jumlah populasi 108 siswa kelas II Mi Makasar. 12 Jadi kesimpualan dapat dilihat dari
Kemampuan memahami makna pembelajaran materi fiqih pada siswa dipengaruhi oleh media
yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mangajar di kelas, hal ini dikarenakan media yang
digunakan dapat meransang kemampuan motivasi dan minat siswa untuk belajar. Pembelajaran
memahami makna pelajaran materi fiqih dengan media audiovisual (video), dapat digunakan
untuk memberikan pembelajaran yang lebih konkrit tentang kepengarangan fiqih tersebut,
sehingga memberi pemahaman yang lebih baik pada siswa. Kemampuan tes awal siswa
memahami materi fiqih tanpa menggunakan media audio visual kurang baik akan hasil yang,
diperoleh siswa. sedangkan dengan menggunakan maedia audio visual siswa dapat memperoleh
hasil yang baik yang di peroleh sisiwa.

11
Harianto, Hubungan Penggunaan Media pembelajaran audio viasual Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Fiqih Di Mi 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2017,(Lampung Tengah, 2017)

12
Haryoko Sapto, Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran kelas 3 Mi
Makasar, ( jurnal Edukasi @ Elektro Vol, 5, No, 1, Maret 2009, hlm 1-10
H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan, dan penelitian tingkat
ini bagian dari penelitian pada umumnya. Penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang
terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran dan hasilnya dapat langsung diperhatikan pada masyarakat
yang bersangkutan. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dari
peneliti dalam suatu kegiatan dan adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau
kegiatan melalui penelitian tindakan tersebut. Mengacu pada karakteristik tersebut penelitian tindakan
kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai
peneliti dikelas atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,
melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan parsitifatif yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu proses ntupembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu
dalam suatu siklus.13

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bersiklus yang terdiri dari empat
tahap dalam sekali pertemuan dan jumlah semua pertemuannya ialah tiga siklus. Keempat tahap tersebut
terdiri dari perencanaan, tindakan, pengmatan dan refleksi.

a. Perencanaan
a) Penelitian melakukan analisis kurikulum untuk menunjukkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa
dengan menggunakan media audio visual.
b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tentang pokok bahasan materi
fikih yang sesuai dengan model pembelajaran media audio visual seperti
yang terlampir pada lampiran.
c) Membuat lembar kerja siswa (LKS) tentang pokok bahasan materi fikih
yang sesuai dengan penerapan model pembelajaran media audio visual
seperti yang terlampir pada lampiran.
d) Membuat intrumen penelitian untuk mengumpulkan data yaitu lembar
pengamatan aktivitas guru dan siswa, serta soal test.

13
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,(Jakarta:Rajawali Pers, 2010), hal.
44-45.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan kegiatan belajarmengajar sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun yaitu dengan penerapan
media audio visual pada pokok pembahasan materi fikih
c. . Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk melihat pengaruh tindakan yang dilakukan dengan
menerapkan media audio visual pada pokok bahasan materi fikih yang diamati oleh
pengamat kemudian dicatat semua kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam
lembar pengamatan. Adapun kegiatan yang diamati adalah semua aktivitas guru dan
siswa pada saat guru dan siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
d. Refleksi
Refleksi adalah melihat kembali tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas yang
telah dicatat dalam lembar pengamatan, setelah selesai kegiatan belajar mengajar
dengan menerapkan media audio visual pada pokok bahasan materi fikih. Peneliti
dan pengamat melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama.
Hasil pengamatan yang diberikan oleh pengamat akan dijadikan pedoman oleh
peneliti dalam merefisi berbagai kelemahan pada RPP siklus pertama dalam
menyusun RPP siklus kedua pada pertemuan selanjutnya.14
2. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MIN 1 Bebesen dengan jumlah 30
siswa. Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran pai
3. Instrumen Penelitian
Adapun instrument pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) Lembaran Tes, melalui penerapan media audio visual tes diberikan setelah
pembelajaran berlangsung siswa dengan siklus. Lembaran tes tersebut berbentuk
pilihan ganda yang tiap tahap terdiri dari 10 soal.15
b) Lembaran pengamatan aktivitas guru dan siswa, digunakan untuk
mengamati kemampuan guru dan siswa dalam melaksanakan setiap tahap

14
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal.71
15
Kunandar, Penelitian Tindakan . . . h. 137
pembelajaran. Jadi lembaran pengamatan ini memuat aktivitas yang akan diamati
serta kolom-kolom menunjukkan tingkat dari setiap aktivitas yang diamati.16
c) Angket, digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran, dalam bentuk pertanyaan tertulis dan jawaban yang diberikan juga
dalam bentuk tertulis yaitu : dalam bentuk isian, symbol, atau tanda.
4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Tes adalah cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran atau
penilaian yang bergantung pembagian tugas berupa pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada siswa mencakup pokok bahasan yandiajarkan. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes akhir ( postes) berjumlah 10 soal.
2) Lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan untukn memperoleh data
tentang aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan
media audio visual, sedangkan lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk
memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
3) Angket yaitu bentuk pertanyaan tertulis yang menyediakan beberapa alternative
jawaban guna mengumpulkan data dari siswa yang terpilih sebagai sampel.
Angket berfungsi untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan media audio visual. Respon diberikan kepada siswa setelah selesai
kegiatan belajar mengajar seluruhnya, respon ini diisi oleh masing-masing siswa.
5. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah

1. Analisis Hasil Belajar


Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di MIN 1 Bebesen untuk ketuntasan belajar
jika seorang siswa mendapatkan skor ≥ 75 maka dikatagorikan sebagai siswa yang telah
tuntas secara individual. Mendiknas mengemukakan bahwa ketuntasan belajar secara
klasikal apabila dikelas tersebut terdapat ≥ 85% dari jumlah siswa tuntas secara
individual.17Data hasil belajar diperoleh dari tes akhir yang berupa soal pilihan ganda
yang berjumlah 10 soal yang dibagikan pada tiap pertemuan. Data hasil belajar yang

16
Sumadi suryabrata, Metodelogi Penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal.97
17
Agung A, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Singaraja:Undiksha Singaraja,2010), hal.8
diperoleh masih berupa data mentah yang harus dianalisis. Analisis data ini dilakukan
dengan menggunakan rumus presentase yaitu :18

Ketuntasan Individu

a. P= 𝐹/𝑁 x 100%
Keterangan :
P= Angka presentasi
F= Frekuensi yang dijawab benar
N=Jumlah soal
b. Ketuntasan Klasikal19
P= 𝐹𝑁/ x 100%28
Keterangan :
P= Angka presentasi
F= Jumlah Siswa yang tuntas
N=Jumlah Siswa keseluruhan

Tabel : Kriteria Hasil Belajar Siswa

No Persentase Hasil Belajar Siswa

1 90-100 Sangat Tingg

2 80-89 Tinggi

3 65-79 Sedang

4 55-64 Rendah

5 0-54 Sangat Rendah

Pada penelitian ini, suatu kelas dikatakan tuntas jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85 % siswa
telah mencapai nilai ketuntasan 65. Nilai 65 adalah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di
tetapkan pada mata pelajaran fikih.

18
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2005), hal.43
19
Sujana, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2005), hal. 43
2. Analisis Aktifitas Siswa

Data Aktifitas siswa diperoleh dari pengamatan yang diisi selama proses pembelajaran
berlangsung. Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam mata pelajaran fikih dengan
menerapkan media audio visual pada kelas V di MIN 1 Bebesen, adapun terlaksana atau tidaknya
penulis menganalisis hasil data dengan menggunakan statistik deskriptif (skor rata-rata). Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :

P= f/𝑁 x100 %

Keterangan :

P= Persentase

F= Frekuensi

N= Jumlah Siswa

Tabel. : Kriteria Aktivitas Belajar Guru dan Siswa

No Aktivitas Kualifikasi

1 85%-100% Sangat Aktif

2 70%-84% Aktif

3 55%-69% Cukup Aktif

4 45%-54% kurang Aktif

5 0%-45% Sangat kurang aktif

Berdasarkan kriteria diatas, maka tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dikatakan baik jika skor dari setiap aspek yang dinilai berada pada katagori aktif dan sangat aktif.

3. Analisis Respon Siswa

Data untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran media audio visual juga
menggunakan statistik persentase (%).
P= f/ 𝑁 x 100 %

Keterangan :

P= Persentase

F= Frekuensi

N= Jumlah Siswa

6. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan
rencana tindakan yang telah ditetapkan, maka kriteria yang digunakan adalah sesuai dengan
tujuan tindakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki, meningkatkan hasil
belajar fikih terhadap aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran media audio
visual pada kelas V MIN 1 Bebesen Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah
apabila secara keseluruhan siswa dalam satu kelas mencapai ketuntasan belajar sebesar 85%
dengan memperoleh minimal 65% dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran

I. Sistematika pembahasan

Sistematika pembahasan tentang deskripsi alur pembahasan berisi tentang deskripsi alur
pembahasan yang dimulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup. Format penulisan sistematika
pembahasaan berbentuk deskriptif naratif

Bab satu berisi pendahuluan yang merupakan gambaran umum mengenai penelitian yang
dilaksanakan, seperti: latar belakang, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitia baik dalam
manfaat teoritis maupun praktis, definisi istilah, dan juga berisi tentang sistematika pembahasan
BAB II

MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MATA PELAJARAN PAI

A. Pengertian Media Pembelajaran

Secara etimologi, media berarti perantara/pengantar atau wahana/penyalur pesan/informasi


20
belajar. Secara epistimologi, media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan
(message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses
belajar.21

Gagne dan Briggs dalam buku Azhar Arsyad mengungkapkan tentang media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari :
Buku, Tape Recorder, Kaset video, kamera, Video rekorder Film, Slide gambar, Foto, Gambar, Grafik,
Televisi dan Komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi intruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.22

Gerlech dan Ely mengatakan bahwa media pembelajaran apabila dipahami secara garis besar
adalah:

Manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku, teks dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media di dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.23

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat-alat
yang digunakan untuk mengantarkan pesanpesan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Dengan
menggunakan media ini diharapkan dapat menjadi lebih baik.

Selanjutnya ada beberapa defenisi lain tentang media menurut para ahli, di antaranya:

20
Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 120.

21
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), h. 89.

22
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2005), h. 4.
23
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,... h. 4.
1. Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai oleh penyebar ide, sehingga ide atau gagasan
itu sampai pada penerima (Santoso S. Hamijaya dalam buku Arif S. Sadiman).
2. Media adalah channel (saluran) karena pada hakikatnya media telah memperluas atau
memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam batas-
batas jarak, ruang, dan waktu tertentu. Dengan bantuan media batas itu hampir menjadi tidak ada
(Mcluahan dalam buku Arif S. Sadiman)
3. Media adalah medium yang digunakan untuk membawa/menyampaikan sesuatu pesan, dimana
medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan
komunikan. (Blake and haralsen dalam buku Arif S. Sadiman)
4. AECT dalam buku Arif S. Sadiman menyatakan, media adalah segala bentuk yang dipergunakan
unutk proses penyaluran informasi.
5. Menurut Donald P. Ely dan Vernon S Gerlach dalam buku dalam buku Arif S. Sadiman,
pengertian media ada dua bagian, yaitu arti sempit dan arti luas.

a) Arti sempit, bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang
digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi.
b) Menurut arti luas yaitu: kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga
memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang baru.24

B. Fungsi dan Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Pada dasarnya proses belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi antara guru dan siswa.
Guru dapat menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa. Tujuannya adalah agar para
siswa dapat memperoleh pengetahuan yang dimiliki oleh gurunya. Jadi pada proses ini, guru dapat
memberi pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya pada siswa, atau dari siswa yang satu kepada
siswa yang lain.

Hamalik seperti yang dikutip Azhar arsyad mengatakan bahwa memanfaatkan media dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa, selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa

24
Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif,( Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 3.
meningkatkan pemahaman menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran
data serta memadatkan informasi.25

Dalam proses pembelajaran menggunakan media diharapkan peserta didik tidak hanya sekedar
meniru, mencontoh, atau melakukan apa yang diberikan, akan tetapi bagaimana siswa secara aktif
berupaya untuk berbuat atau mempunyai dasar keyakinan. Dengan menggunakan media pembelajaran
secara tepat dan bervariasi berbagai hambatan seperti adanya verbalisme, kekacauan penafsiran, perhatian
yang bercabang, tidak ada tanggapan, kurang perhatian, serta keadaan fisik lingkungan yang mengganggu
dapat diatasi dan memungkinkan interaksi lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan
serta memungkinkan siswa untuk belajar secara individual sesuai dengan kemampuan dan minatnyam
masing-masing.26

Secara umum media pendidikan berfungsi sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikaf pasif anak
didik.
4. Dengan sifat yang unik pada siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang
berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
sering mengalami kesulitan bilamana semuanya diatasi sendiri. Masalah ini dapat diatasi dengan
media pendidikan yaitu dengan kemampuan dalam memberikan perangsang yang sama,
mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang sama.27

Berdasarkan fungsi media pendidikan yang telah disebutkan diatas jelaslah bahwa media
sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan yang membantu dan mengatasi
hambatan-hambatan dalam mengajar baik hambatan psikologis mauapun hambatan fisik.

Dale seperti dikutip oleh Azhar Arsyad bahwa memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar
melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya

25
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran …, h. 15

26
Mukhtar, Desain Pembelajaran pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), h. 118.
27
Arif S. Sadiman, ddk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Granfindo Persada, 2003), h. 16-17
sekitar 12%.Sementara Baugh mengatakan kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui
indera pandang, dan hanya 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dari indera lainnya.28

Salah satu contoh media audio visual ini adalah dalam materi tajhiz mayat video/film bersuara,
jadi dengan media jenis ini guru dapat menampilkan atau memutar video/film di depan siswa, yaitu video
tentang bagaimana cara mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengafani, menshalatkan dan juga
menguburkan. Dengan media ini mudah bagi guru dalam menjelaskan materi yang akan diajarkan,
apabila ada siswa yang kurang paham guru bisa memutar kembali video/filmnya, dengan begitu pelajaran
yang dianggap oleh siswa selama ini sukar akan menjadi mudah dan menarik.

Selain itu media pendidikan merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran
tajhiz mayat dan media itu sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam suatu pembelajaran,
terutama pembelajaran tajhiz mayat dengan menggunakan media dapat membangkitkan minat serta
motivasi belajar siswa maupun mengajar bagi guru.

Abdul Halim Ibrahim seperti yang dikutip oleh Azhar Arsyad menjelaskan bahwa media
pengajaran sangat penting selain bertujuan untuk membangkitkan rasa senang dan gembira kepada siswa-
siswa juga dapat memperbaharui semangat mereka. Rasa suka hati mereka untuk kesekolah akan timbul,
dapat memantapkan pengetahuan pada benak para siswa, menghidupkan pelajaran karena pemakaian
media pengajaran ini membutuhkan gerak dan karya29

Jadi dengan adanya media pembelajaran dapat membuat pelajaran lebih menarik dan juga
dapat mengurangi kesulitan dalam memahami keterampilan bagi siswa melalui praktek, begitu juga
halnya pembelajaran tentang tajhiz mayat guru dapat menciptakan berbagai macam situasi baru dalam
kelas, sehingga tidak membosankan.

D. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum manfaat praktis media dalam proses pembelajarandisampaikan oleh Sudjana dan
Rivai adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan
memungkinkannya menguasaidan mencapai tujuan pembelajaran.

28
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran …, h. 9-10.
29
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 76
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak sematamatakomunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru,sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,apalagi kalau
guru mengajar pada setiap jam pelajaran
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar uraian guru,
tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan
lain-lain.30

D. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran banyak disampaikan oleh para ahli media
pembelajaran, di antaranya Asra mengelompokkan media pembelajaran menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti foto, gambar dan poster.
2. Media audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja seperti kaset audio, MP3, dan radio.
3. Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus di dengar seperti film suara, video,
televise dan sound slide.
4. Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti suara,
animasi, video, grafis dan film.
5. Media realia yaitu semua media nyata yang ada di lingkunga alam, seperti tumbuhan, batuan, air,
sawah, dan sebagainya.

E. Pengertian Media Audio Visual

Media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan
melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi
yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan
baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio visual adalah film, video, program
TV dan lain-lain.31

F. Karakteristik Media Audio Visual

Pembelajaran menggunakan teknologi audio visual adalah satu cara menyampaikan materi
dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual.
Media audio visual memiliki karakteristik sebagai berikut.

30
Nana Sudjana, Teknoliogi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003), 41
31
Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2011), h. 45.
1. Mereka biasanya bersifat linear
2. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.
3. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau
pembuatnya.
4. Mereka merupakan gambaran fisik dari gagasan real atau abstrak.
5. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
6. Umumnya mereka berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah.32

G. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual

Setiap jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaranmemiliki kelebihan dan
kelemahan begitu pula dengan media audio visual, kelemahan media audio visual dalam pembelajaran
sebagai berikut.

a. Kelebihan media audio visual:


1. tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika perlu.
2. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
disaksikan secara berulangulang jika perlu
3. Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan
sikap-sikap dan segi efektif lainnya.
4. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5. Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara
langsung
6. Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil,
kelompok yang heterogen maupun homogen maupun perorangan.
7. Film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat
ditampilkan dalam satu atau dua menit.
b. Kelemahan media audio visual:
1. Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang
banyak.
2. Tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui
film tersebut.
32
Azhar Arsyad, Media pembelajaran, h. 31.
3. Film dan vidio yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk
kebutuhan sendiri33

Dari uaian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan media audio visual yang
berupa film dan video bukan merupakan suatu kendala dalam proses pembelajaran.

H. Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Fikih

1. Jenis-jenis Media Audio Visual

Adapun jenis-jenis media audio visual yang dapat digunakan pada pembelajaran PAI adalah:

1.Audio-Visual Murni

Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual gerak yaitu media yang dapat
menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, unsur suara maupun unsur gambar tersebut berasal
dari suatu sumber.

a. Film Bersuara
Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan seperti film
komersial yang diputar di bioskopbioskop.Akan tetapi, film bersuara yang dimaksud
dalam pembahasan ini ialah film sebagai alat pembelajaran. Film merupakan media yang
amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Film yang baik
adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa sehubungan dengan apa yang
dipelajari. Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film, vidio, ataupun televisi
hendaknya dapat memberikan hasil yang nyata kepada siswa. Film yang baik memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tema pembelajaran, contohnya naik haji ke Baitullah bisa di
tampilkan pada materi fikih.
2. Dapat menarik minat siswa.
3. Benar dan autentik.
4. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan.
5. Sesuai dengan tigkat kematangan siswa.
6. Perbendaharaan bahasa yang benar .

33
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ... h. 49-50.
b. Video
Ada beberapa jenis video yang bisa digunakan dalam pembelajaran, seperti:
1) Video 3 Dimensi.
Video 3 dimensi memberikan tayangan tiga dimensi atau terlihat lebih nyata dengan
menggunakan bantuan alat kaca mata khusus.
2) Video Animasi
Video animasi ialah gambar bergerak berbentuk dari sekumpulan objek yang disusun
secara beraturan mengikuti alur pergerakan yang telah ditentukan pada setiap pertambahan
hitungan waktu yang terjadi.
3) Video You tube
Video you tube ialah video yang yang dapat dilihat melalui aplikasi you tube.

Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam
masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat informative, edukatif
maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa
video akan menggantikan kedudukan film. Media video merupakan salah satu jenis media audio visual,
selain film yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.

2. Audio-Visual tidak murni

Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber
yang berbeda . Audio-visual tidak murni ini sering disebut juga dengan audio-visual diam plus suara yaitu
media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti:

a) Sound slide (Film bingkai suara)

Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang
lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip
termasuk media audio-visual saja atau media visual diam plus suara. Gabungan
slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis system multimedia yang paling
mudah diproduksi .

Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai
lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar
guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional. Slide bersuara
merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran dan efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak
menjadi lebih konkrit.Dengan menggunakan slide bersuara sebagai media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak
indera siswa yang terlibat ( visual dan audio).

Dengan semakin banyaknya indera yang terlibat maka siswa lebih mudah
memahami suatu konsep. Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan
gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point, camtasia, dan
windows movie maker.

2. Contoh Pemanfaatan Audio Visual di Kelas

Secara umum, semua mata pelajaran akan lebih efektif jika diajarkan dengan media yang
sesuai. Oleh karena itu, guru harus mengetahui terlebih dahulu materi dan tujuan pembelajaran. Audio
visual merupakan salah satu cara untuk membuat pembelajaran lebih dinamis dan menyenangkan.
Adapun bahan ajar yang cocok untuk dikembangkan dengan audio-visual khususnya mata pelajaran Fikih
adalah sebagai berikut:

1.Ranah Kognitif

Materi Fikih, misalnya dalam menerangkan tata cara berwudhu. Dahulu sebelum teknologi
berkembang, berwudhu diajarkan hanya secara verbalistis, atau dengan menggunakan lingkaran tata cara
berwudhu. Akan tetapi dizaman sekarang bisa dikembangkan dengan menggunakan media interaktif
dengan mikro media flash, windows movie maker, seperti menggunakan CD pembelajaran tajwid.34

2. Ranah Afektif

a) Materi Fikih untuk menjelaskan tentang rukun haji. untuk menjelaskan tentang urutan
pelaksanaan rukun haji dengan memutar film atau video.
b) Materi Fikih yang bersifat pengetahuan, akan lebih menarik jika dikembangkan
dengan menggunakan media seperti sound slide, sehingga memungkinkan siswa yang
kurang dapat menerima pelajaran dengan hanya menggunakan indra pendengar,
mampu lebih memahami dengan adanya kombinasi gambar dan suara.

34
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, . . . h. 155
3. Ranah Psikomotor.

Materi fiqh, dimana materi ini banyak yang berbentuk prosedural yang dirasa cocok untuk
dikembangkan dengan media audio-visual, misalnya:1) Ketika menjelaskan tentang tata cara shalat, 2)
Ketika menjelaskan tentang tata cara haji, 3) Ketika menjelaskan tentang tata cara berkurban. Ketiganya
akan lebih menarik ketika dikembangkan dengan media audio-visual, misalnya dengan menggunakan film,
video, mikromedia flash ataupun windows movie maker.

3. Penggunaan Audio-Visual dalam Pembelajaran

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan audio-visual untuk pembelajaran
yaitu:

a. Guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih media audio-
visual yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
b. Guru juga harus mengetahui durasi media audio-visual misalnya dalam bentuk film ataupun video,
dimana keduanya yang harus disesuaikan dengan jam pelajaran.
c. Mempersiapkan kelas, yang meliputi persiapan siswa dengan memberikan penjelasan
globaltentang isi film, video atau televisi yang akan diputar dan persiapan peralatan yang akan
digunakan demi kelancaran pembelajaran.
d. Aktivitas lanjutan, setelah pemutaran film atau video selesai, sebaiknya guru melakukan refleksi
dan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
tersebut.35

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa guru harus cerdas dan cermat dalam
menggunakan media audio visual, baik itu persiapan, durasi, dan aktifitas lanjutan, agar proses
pembelajaran yang menggunakan media audio visual dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran
yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh guru.

35
Asnawir dan Basyaruddin, Media Pembelajaran, h. 97-98
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Suwardi, Teori teori Belajar, ( Salatiga: STAIN SALATIGA PRESS, 2009). 12

Sistem Pendidikan Nasioanal (Sisdiknas), Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tentang Sistem
pendidkan Nasional, (jakarta: Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003) hal 8

Azhar, arsyad, Media Pengajaran,(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1997), 15

Al-Qur’an dan terjemah, 7:314.

Basyiruddin usman, asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Proses, 2002) 95

Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, ( Yogyakrta : pustaka pelajar, 2007) 101

Abdul Rozak, Fauzan, H. Ali Nurdin, Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan,
(Jakarta: FITK Press), h. 4

Basyiruddin usman, asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Proses, 2002) 95

Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, ( Yogyakrta : pustaka pelajar, 2007) 101

Abdul Rozak, Fauzan, H. Ali Nurdin, Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan,
(Jakarta: FITK Press), h. 4

Khadijah Siti, impelementasi media pembelajaran audio visual untuk meningkatakan motivasi belajar
siswa kelas v pada mata pelajaran fiqih di Mi Al Barokah Mataram tahun pelajaran 2016/2017,
( Mataram, 2017)

Susilana Rudi, Media Pembelajaran, ( Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI, 2008)

Harianto, Hubungan Penggunaan Media pembelajaran audio viasual Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Mi 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2017,(Lampung Tengah, 2017)

Haryoko Sapto, Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual sebagai Alternatif Optimalisasi Model
Pembelajaran kelas 3 Mi Makasar, ( jurnal Edukasi @ Elektro Vol, 5, No, 1, Maret 2009, hlm 1-10

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi


Guru,(Jakarta:Rajawali Pers, 2010), hal. 44-45

Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal.71


Kunandar, Penelitian Tindakan . . . h. 137

Sumadi suryabrata, Metodelogi Penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal.97

Agung A, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Singaraja:Undiksha Singaraja,2010), hal.8

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2005), hal.43

Sujana, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2005), hal. 43

Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 120.

Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), h. 89.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2005), h. 4.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,... h. 4.

Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif,( Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 3.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran …, h. 15

Mukhtar, Desain Pembelajaran pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), h. 118.

Arif S. Sadiman, ddk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Granfindo Persada, 2003), h. 16-17

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran …, h. 9-10.

Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 76

Nana Sudjana, Teknoliogi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003), 41

Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2011), h. 45

Azhar Arsyad, Media pembelajaran, h. 31.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ... h. 49-50.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, . . . h. 155

Asnawir dan Basyaruddin, Media Pembelajaran, h. 97-98

Anda mungkin juga menyukai