Anda di halaman 1dari 21

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN

MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS VIII DI MTs Al


HIDAYAH PALANGKA RAYA
TULISKAN JUDUL (PANJANG JUDUL 15 KATA)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

DISUSUN OLEH:

NAMA
NIM

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABABATAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
TAHUN 2023M/1445 H (SESUAIKAN)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pentingnya …. (Sesuaikan permaslahan masing2)


Pendidikan merupakan rangkaian dari keseluruhan proses pembelajaran
yang di dalamnya terdapat suatu aktivitas belajar dan pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa dan guru yang bertujuan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Dengan adanya pendidikan yang terjadi di sekolah diharapkan
dapat membawa sebuah perubahan dari ketidaktahuan menjadi mengetahui
hal-hal yang belum dipelajari oleh siswa sebelumnya. Berdasarkan UU No 20
tahun 2003 pasal 1 bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pendidikan sangatlah penting sehingga tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia dalam mengembangkan potensi yang sangat diperlukan
sebagai bekal dalam menjalani kehidupan ini. pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, karena pendidikan ialah pertolongan
kepada manusia agar ia menjadi makahluk sosial yang dapat berinteraksi
dalam lingkungannya (Syaripudin, 2012:41).
Interaksi dapat dibangung melalui proses pembelajaran, karena pada
dasarnya pembelajaran adalah suatu proses komunikasi yang melibatkan guru
sebagai sumber informasi dan siswa sebagai penerima pesan pembelajaran
atau yang di kenal sebagai materi pelajaran. Media komunikasi pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan agar komunikasi berjalan secara
efektif dan efisien. Artinya, media komunikasi diperuntukkan agar penerima
pesan dapat menangkap secara benar dan utuh segala informasi yang
disampaikan sebagai pesan pembelajaran (Sanjaya, 2012: 1).
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran,
yaitu: pendidik, peserta didik, tujuan, materi, metode, media/sarana prasarana,
dan evaluasi (Ahmad, 2015:176). Sehubungan dengan hal tersebut, guru
sebagai pendidik merupakan salah satu faktor dalam pendidikan yang
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan
pembelajaran. Penguasaan materi saja tidaklah cukup bagi seorang guru, guru
harus menguasai berbagai strategi pembelajaran dan menggunakan media
yang media yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkannya.
Media merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Melalui media
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi, rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa. Di samping itu juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya
(Miarso, 2014: 576).
Realita rendahnya hasil belajar di kelas VIII ........... (sesuaikan dengan
permasalahan masing2)
Selama ini pembelajaran tentang materi Sejarah Kebudayaan Islam
masih bersifat verbalistik, guru hanya menyajikan bahan ajar dengan
mejelaskan dari buku teks dan kurang menunjukkan hal-hal nyata terhadap
materi Sejarah Kebudayaan Islam. Bagi peserta didik yang suka membaca,
cepat menghafal dan mempunyai daya ingat bagus, boleh jadi tidak masalah
jika mengerjakan ulangan atau tes SKI. Tetapi, bagi peserta didik yang tidak
suka membaca apalagi sulit menghafal dan daya ingatnya terbatas, maka akan
sulit baginya untuk memahami pembelajaran SKI. Hal ini berakibat rendahnya
nilai hasil belajar siswa .
Analisa Penyebab Rendahnya hasil belajar (sesuaikan dengan
permasalahan masing2)
Berdasarkan observasi awal pada tanggal 17 September 2023, di Kelas
VIII MTs Al Hidayah Palangka Raya, ditemukan beberapa permasalahan.
Pada kegiatan pembelajaran masih ditemukan hasil belajar siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM. Saat penulis melihat proses pembelajaran
dikelas, ditemukan beberapa permasalahan pada kegiatan pembelajaran di
sana, yang berpengaruh pada hasil belajar siswa, diantarannya tingkat
keikutsertaan siswa dalam proses belajar masih rendah, ketika guru
menerangkan materi masih banyak siswa yang tidak memperhatikan, seperti
mengobrol dengan temannya, ada juga yang mengantuk, ketika diberi tugas
mencatat ada sebagian anak yang tidak menulis, dan masih kurangnya minat
membaca siswa. Selain itu, guru masih kurang dalam memaksimalkan media
dan metode pembelajaran yang digunakan, lebih cenderung menggunakan
buku paket dan papan tulis untuk kegiatan belajar siswa. Keberadaan buku
paket sebagai media bantu pelajaran ternyata juga belum berfungsi secara
optimal karena siswa hanya akan membaca buku paket yang diberikan jika
disuruh oleh guru untuk membaca atau mengerjakan soal-soal yang ada di
dalamnya.
Alternatif yang ditawarkan: model/Metode/(sesuaikan dengan solusi yang
ditawarkan)
Upaya meningkatkan hasil belajar siswa, seorang guru harus berupaya
untuk mencari media yang sesuai dengan kondisi siswa, disukai oleh siswa
dan memiliki magnet yang menjadi daya tarik bagi siswa. Salah satu solusi
yang bisa dilakukan adalah dengan memilih media pembelajaran yang tepat
khususnya dalam mata pelajaran SKI seperti media audio visual, karena audio
visual merupakan media yang dapat menampilkan gambar dan suara yang
dapat membantu siswa dalam mempelajari sejarah, karena mempelajari
peristiwa-peristiwa pada masa lalu, akan sulit jika hanya dibayangkan dalam
benak saja. Dan akan lebih menarik jika dalam mempelajari sejarah siswa
diberi tayangan yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Sehingga
siswa dapat lebih memahami kisah yang diceritakan serta lebih cepat
menangkap maksud dari materi yang sedang diajarkan.
Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an An-Nahl ayat 125:
‫ُۗن ِا‬ ‫ِة ِد ِب َّلِت ِه‬ ‫ِع ِة‬ ‫ِب ِح ِة‬ ‫ِاٰل ِب‬
‫ُاْد ُع ى َس ْيِل َر ِّبَك اْل ْك َم َو اْلَمْو َظ اْلَح َس َن َو َج ا ْلُه ْم ا ْي َي َاْح َس َّن َر َّبَك ُه َو‬
‫ِب ِد‬ ‫ِب ِل‬ ‫ِب‬
‫َاْع َلُم َمْن َض َّل َعْن َس ْي ه َو ُه َو َاْع َلُم اْلُم ْهَت ْيَن‬
Artinya:
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah424) dan
pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang
mendapat petunjuk
Ayat diatas dapat dimaknai bahwa dalam pembelajaran diperlukan cara
atau solusi untuk mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan. Cara tersebut
berkaitan dengan metode, media dan strategi yang digunakan guru saat
pembelajaran, agar menarik dan motivasi peserta didik mengikuti
pembelajaran. Dengan adanya motivasi belajar, maka peserta didik akan lebih
memahami materi pelajaran dan diharapkan peserta didik yang lebih aktif
untuk memecahkan materi pelajaran, dan guru hanya sebagai mediator dan
fasilitator yang menyediakan berbagai bahan penunjang pembelajaran peserta
didik di kelas.
Kelebihan/keunggulan dari solusi yang ditawarkan
Media audiovisual adalah media yang melibatkan indera pendengaran
dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat
disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang
terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan non verbal yang
terdengar layaknya media audio. Pesan visual yang terdengar dan terlihat itu
dapat disajikan melalui program audiovisual seperti film dokumenter, film
drama, dan lain-lain. Semua program tersebut dapat disalurkan melalui
peralatan seperti film, video dan juga televisi dan dapat disambungkan pada
alat proyeksi (projectable aids) (Munadi 2018: 56).
Media audio visual memiliki kelebihan diantaranya 1) mengatasi
keterbatasan jarak dan waktu. 2) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah
diingat. 3) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang. 4) Memperjelas hal-
hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang realistis. 5) Dapat
menghemat waktu. 6) Menumbuhkan minat dan motivasi. 7) Memberikan
kesan yang mendalam yang dapat mempengaruhi sikap siswa. 8)
Mengembangkan imajinasi peserta didik. 9) Dapat memikat perhatian
sepenuhnya penonton. 10) Dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke
kelas-kelas (Munadi 2018: 56).
Alasan kenapa memilih model/Metode/(sesuaikan dengan solusi yang
ditawarkan)
Media Audiovisual dianggap lebih menarik, sebab mengandung kedua
jenis media baik auditif dan juga visual. Penggunaan audiovisual sangat
efektif dilakukan dalam hal pemanfaatan alat inderanya adalah yang terbanyak
didalam setiap kelas. Artinya peserta didik dapat dan mampu mengikuti
pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu alat inderanya, yaitu indera
pendengaran dan indera penglihatan.
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penulis
memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Media Audiovisual Pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas VII MTs Al Hidayah Palangka
Raya”
B. Identifikasi Masalah

1. Media pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi hanya


menggunakan media konvensional.
2. Menempatkan anak didik sebagai objek pembelajaran dan guru sebagai
subyeknya.
3. Bentuk pembelajaran masih berpusat pada guru membawa dampak pada
kejenuhan siswa.
4. Masih banyak hasil belajar siswa yang tidak tuntas pada mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam.
5. Kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran masih rendah,
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru masih konvensional
C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini ialah: Bagaimana Meningkatkan


Hasil Belajar Menggunakan Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas VIII Di
Mts Al- Hidayah Palangka Raya?
D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peningkatan Hasil


Belajar Menggunakan Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas VIII Di Mts
Al- Hidayah Palangka Raya.

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan

1. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini terikat penggunaan media audio visual
dan hasil belajar siswa. Sedangkan populasi atau subjek penelitiannya
adalah siswa kelas VIII dan lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti
adalah di Mts Al-Hidayah Palangka Raya
2. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan ruang lingkup di atas kendala-kendala yang mungkin
dialami peneliti adalah Media audio visual pembelajaran ini belum
diterapkan di Mts Al-Hidayah Palangka Raya. Keterbatasan waktu dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam juga menjadi tantangan
tersendiri bagi peneliti dalam menggunakan Media audio visual dalam
pembelajaran

F. Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi para siswa untuk memanfaatkan


Media audio visual menjadi alternatif penggunaan media yang efektif dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk para guru untuk
mengembangkan kompetensinya, terutama yang berkaitan dengan hasil
belajar siswa dengan memanfaatkan Media audio visual dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk para praktisi
pendidikan khususnya guru Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
agar mengarah kepada keaktifan siswa sehingga hasil belajar dapat
tercapai dengan maksimal.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa lebih mengaktifkan dirinya
dalam proses belajar mengajar sehingga keinginan siswa untuk belajar
meningkat. Selain itu, dengan memanfaatkan Media audio visual dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat menunjukkan cara berfikir
siswa, serta saling tukar menukar pengalaman informasi.
4. Bagi Peneliti Sendiri
Untuk mengenalkan dan memanfaatkan memanfaatkan Media
audio visual dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sebagai
alternatif penggunaan media yang efektif dan peneliti dapat memahami
lebih jauh penggunaan media pembelajaran sebagai upaya memperbaiki
dan memudahkan dalam mengajar konsep ukhuwah (persaudaraan)
sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dengan baik.
G. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini ialah kemampuan
yang harus dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
materi sejarah kebudayaan islam yang meliputi keterampilan kognitif,
afektif, maupun psikomotor
2. Media AudioVisual
Media Audio visual yang dimaksud dalam penelitian ini ialah media
pembelajaran yang dapat menampilkan gambar dan suara yang dapat
membantu guru dalam menyajikan pesan dan informasi, mengarahkan
perhatian anak dan dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, waktu
serta obyek, dan memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa di lingkungan.

H. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan berisi gambaran dari latar belakang, identifikasi


masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup dan keterbatsan
kegunaan penelitian, definisi opersaional dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka berisi kajian deskripsi teoritik tentang .sesuaikan
dengan point yang terdapat dalam BAB II.
BAB III Metode Penelitian berisi tentang subyek penelitian, waktu dan
tempat penelitian, desain penelitian, prosedur/langkah-langkah penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV Paparan dan Analisi Hasil Penelitian berisi.............
BAB V Kesimpulan dan saran berisi.............
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

(KAJIAN PUSTAKAN DI URUTKAN SESUAI DENGAN VARIABEL


PENELITIAN)

A. Deskripsi Teoritik

Contoh menyusun deskripsi teoritik

1. HASIL BELAJAR
a. Pengertian ......................
b. Indikator hasil belajar
c. Dll
d.
2. MEDIA AUDIO VISUAL
a. Pengertian Media Audio-Visual
b. Jenis-Jenis Media Audio-Visual
c. Ciri-Ciri Media Audio-Visual
d. Kelebihan Media Audio-Visual
e. Kekurangan Media Audio-Visual
f. Dll.....
B. Penelitian Yang Relevan/Sebelumnya
1. Artikel di tulis oleh Helnela Malasary berjudul Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Dengan Menggunakan Metode The Learning Cell Di MA tarbiyah
islamiyah kerkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Upaya
meningkatkan hasil belajar siswa Kelas dalam mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam menggunakan metode the learning cell kelas X MA
Tarbiyah Islamiyah Kerkap. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
peningkatan rata-rata persentase hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada pra tindakan rata-rata
persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 15%, siklus I meningkat
menjadi 65% dan siklus II meningkat menjadi 90%. Dengan adanya
peningkatan rata-rata persentase ketuntasan belajar klasikal dan telah
mencapai kriteria keberhasilan tindakan sehingga dapat dikatakan bahwa
menggunakan metode the learning cell pada pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA
Tarbiyah Islamiyah Kerkap.
2. Artikel ditulis oleh Ari Susetiyo berjudul Peningkatan Hasil Belajar
Sejarah Kebudayaan Islam Menggunakan Model Discovery Learning
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya model
pembelajaran discovery learningdapat meningkatkan hasil belajar
siswa mata pelaajran sejarah kebudayaan islam di Madrasah Ibtida’iyah
Miftahul Huda.Pada tahapan siklus I pertemuan pertama8 siswa
(37,93%) yang telah mencapai KKM, sedangkan 15 siswa lainnya
atau dalam presentase (62,06%) belum tercapai,pada siklus I pertemuan
kedua menunjukkan yang tuntas sebanyak 12 siswa (58,62%) dan yang
belum tuntas sebanyak 11 siswa(41,37%) siswa, Pada siklus II
pertemuan pertama ketuntasan siswa didapat (75,86%) sebbanyak 17
siswa dari 23 siswa lulus dalam mencapai standar KKM, 6 siswa
(24,13%) yang belum mencapau standar KKM, ssiklus II pertemuan
kedua terbukti ada peningkatan siswa yang mencapai KKM, dari
keseluruhan 23 siswa dikelas VI ang telah mencapai KKM
sebanyak 21 siswa (93,10%) dan yang belum mencapai KKM ada 2
siswa (6,89%), meningkat. Haisl belaajr SKI Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa dengan memakai model Discovery
learningdapat meningkatkan hasil belaajar siswa pada mata pelajaran
sejarah kebudayaan islam.

Minimal 5 hasil penelelitian yang diambil


Persamaan dan perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang
ditulis oleh peneliti:

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek dan Obyek


Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII Mts Al-Hidayah Palangka
Raya tahun pelajaran 2023/2024 yang berjumlah 19 siswa, yang terdiri dari 8
siswa dan 11 siswi. Sedangkan objek dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah Hasil Belajar siswa dan penggunaan media di kelas VIII pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Semester ganjil tahun pelajaran
2023/2024.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas kelas VIII Mts Al-Hidayah
Palangka Raya yang terletak di Jl. .................................., Palangka Raya,
Kalimantan Tengah. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian ini
adalah karena di kelas VIII merupakan kelas yang yang diampu untuk
mata pelajaran sejarah kebudayaan islam, sehingga permasalahan yang
terjadi dalam pembelajaran pelajaran sejarah kebudayaan islam adalah
tanggung jawab penulis sebagai guru. Alasan yang ke dua yiatu adanya
masalah yang menarik untuk diteliti, ketiga, pihak sekolah memberi izin
dan mendukung penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2023,
di semester ganjil tahun pelajaran 2023/2024.

No Keterangan Juli 2023 Agustus 2023


Mg 1 Mg 2 Mg 3 Mg 4 Mg 1 Mg Mg Mg
2 3 4

1 Mengajukan Izin
Penelitian

2 Koordinasi
dengan observer

3 Menysun jadwal
penelitian

4 Pratindakan

5 Penyusunan
proposal

6 Perencanaan

7 Siklus 1

8 Evaluasi dan
penilaian

9 Perencanaan

10 Siklus 2

11 Evaluasi dan
refleksi

12 Pembahasan
Hasil Penelitian
C. Metode Penelitian
Pelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
yaitu melaksanakan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau
meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara profesional
(Sukardiyono, 2015: 3–4). Dalam prakteknya penelitian tindakan ini
memecahkan suatu masalah dengan meningkatkan mutu pembelajaran di
kelas (Afandi, 2014: 5).
Penelitian tindakan kelas salah satu upaya yang dapat dilakukan guru
untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya
dalam pengelolaan pembelajaran (Nanda et al., 2021: 6). Penelitian tindakan
kelas juga merupakan suatu kegiatan yang mencermati suatu objek,
menggunakan aturan metodologis tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal, yang
menarik minat dan penting bagi peneliti (Nanda et al., 2021: 6).
Menurut Arikunto, penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Anggraeni &
Nurani, 2018: 202). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwasanya penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu cara yang
dilakukan peneliti untuk meningkatkan mutu suatu hal dengan menggunakan
suatu metode atau media, tentunya sangat memberikan manfaat kepada
peserta didik yang diteliti atau yang akan diberikan tindakan. Penelitian
tindakan kelas juga merupakan suatu cara yang sangat tepat untuk melakukan
suatu peningkatan salah satunya yaitu meningkatkan hasil belejar siswa.
Pemilihan metode ini sangat sesuai digunakan pada penelitian ini karena
penelitian diadakan di dalam kelas dan lebih difokuskan pada masalah-
masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Penelitian ini
memanfaatkan media audio visual dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di kelas VII Mts Al-Hidayah Palangka Raya, untuk mengatasi
permasalahan yang ada kelas VII Mts Al-Hidayah Palangka Raya terkait
rendahnya hasil belajar siswa. Jenis penelitian yang peneliti ambil adalah
partisipan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) partisipan adalah suatu
penelitian yang melibatkan peneliti secara langsung dalam proses penelitian
dari awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan (Asrori dan Rusman,
2020: 2). Dalam praktiknya, peneliti melakukan praktik kolaboratif, pihak
yang melakukan tindakan adalah peneliti itu sendiri sedangkan yang
mengamati adalah teman sejawat yang juga mengajar di Mts Al-Hidayah
Palangka Raya.
D. Prosedur Penelitian Tindakan
Penelitian yang telah dijabarkan diatas bahwasanya penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang mana penelitian ini
memberikan gambaran garis besar secara umum pola dasar dari model-model
tersebut yang meliputi empat tahap yaitu sebagai berikut (Akhmad et al.,
2023: 844):

1. Perencanaan tindakan (Planning)


Identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra PTK, rencana
tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang
ditentukan. Rencana tindakan ini mencangkup semua langkah tindakan
secara rinci. Segala keperluan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana
pengajaran yang mencangkup metode/teknik mengajar, serta teknik atau
instrumen observasi/evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap
perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala kendala
yang mungkin timbul pada saat tahap pelaksanaan berlangsung. Dengan
melakukan antisipasi lebih diharapkan pelaksanaan PTK dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan (Acting)
Tahap ini merupakan tahap implementasi (pelaksanaan) dari semua
rencana yang telah dibuat. Tahap ini, berlangsung di dalam kelas, dan
realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah
disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah guru tentu saja mengacu pada
kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan
efektivitas keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk
dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap
apa yang terjadi di kelasnya sendiri.

3. Pengamatan (Observing)
Kegiatan observasi dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang
pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya
terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat
bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap
ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur
penelitian guna untuk kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan
observasi dan evaluasi, guru tidak harus bekerja sendiri.
Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam observasi, diantaranya:
a. Ada perencanaan antara dosen/guru dengan pengamat
b. Fokus observasi harus ditetapkan bersama
c. Dosen/guru dan pengamat harus membangun kriteria bersama
d. Pengamat memiliki keterampilan mengamati
e. Balikan hasil pengamat diberikan dengan segera
f. Refleksi (Reflecting)
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat
saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan
dicari eksplanasinya, dianalisis dan disintesis. Dalam proses pengkajian
data ini dimungkinkan melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti
halnya pada saat observasi. Proses refleksi ini memegang penting dalam
menentukan suatu keberhasilan PTK.
Gambar 1.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Peneliti memberikan indikator keberhasilan sesuai dengan teori yang
diacu dari model tindakan. Indikator keberhasilan dijelaskan secara
operasional untuk mengetahui keberhasilansetiap siklus. Misal: Indikator
kinerja dalam penelitian adalah:
1. Proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Periode
Rasulullah pada siswa kelas VII Mts Al-Hidayah Palangka Raya
semester gasal tahun pelajaran 2023/2024, lebih menarik, tidak
membosankan, interaksi antara siswa dengan guru aktif.
2. Nilai mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Periode
Rasulullah pada siswa kelas VII Mts Al-Hidayah Palangka Raya
semester gasal tahun pelajaran 2023/2024 dari 24 siswa 75% mencapai
nilai 85, dan rata-rata kelas mencapai minimal 75.
F. Data dan Sumber Data
Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa:
1. Data tentang proses pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam dengan
menggunakan media audiovisual dalam materi periode Rasulullah pada
siswa kelas VII Mts Al-Hidayah Palangka Raya.
2. Data tentang hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
materi Periode Rasulullah pada siswa kelas VII Mts Al-Hidayah
Palangka Raya
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Data tentang proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi
Periode Rasulullah pada siswa kelas VII Mts Al-Hidayah Palangka Raya
yang bersumber dari interaksi antara guru mata pelajaran SKI dan siswa
kelas VIII Mts Al-Hidayah Palangka Raya
2. Data tentang hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
materi Periode Rasulullah pada siswa kelas VIII Mts Al-Hidayah Palangka
Raya yang bersumber dari siswa kelas VIII Mts Al-Hidayah Palangka
Raya.
G. Teknik Pengumpulan data
Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam
penelitian, sebagai berikut:

1. Observasi
Observasi sebagai “Alat pengumpul data yang banyak digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalamsituasi buatan” ( Sudjana dan Ibrahim, 1986 : 109). Observasi adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat langsung
kelapangan terhadap objek yang diteliti. Teknik ini dilakukan peneliti
menggunakan indra penglihatan secara langsung dengan format lembar
observasi berisi aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran

2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan informasi yang penting bagi peneliti.
Dokument memiliki arti sesuatu yang tertulisatau dicetak untuk digunakan
sebagai suatu catatan atau bukti. Dokumen yang dimaksudkan adalah
semua catatan harian siswa, guru, kepala sekolah yang berhubungan
dengan penelitian (Mualimin, 2014: 31)
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen, berupa dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik untuk memperkuat data penelitian. Teknik ini
digunakan dalam penelitian untuk mengetahui perkembangan pada anak
melalui gambar/foto peristiwa saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

3. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan bertujuan agar bisa
mendapatkan informasi mengenai subjek yang diteliti (Reza et al., 2020:
48). Wawancara dilakukan dengan peserta didik dan observer. Manfaat
dari melaksanakan wawancara adalah adanya jawaban yang dapat
menggambarkan bagaimana hasil penelitian di kelas tersebut. Instrumen
yang akan digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
data tentang meningkatkan hasil belajar menggunakan media audio visual
pada siswa kelas VIII Mts Al-Hidayah Palangka Raya.
4. Angket
Angket atau kuesioner dapat digunakan untuk menjaring pendapat
siswa tentang pembelajaran, asalkan dibuat secara sederhana dan memuat
pertanyaan yang dapat direspon oleh siswa secara terbuka (bebas)
(Wardani, 2018:30). Kuesioner ini ditujukkan kepada siswa kelas VIII Mts
Al-Hidayah Palangka Raya.
H. Validasi Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2016:148). Instrumen
adalah alat untuk mengukur informasi atau melakukan pengukuran (Darmadi,
2011:85). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen
pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dan disajikan dalam bentuk sistematis guna memecahkan atau menguji suatu
hipotesis.Instrument ini digunakan untuk membantu mengidentifikasi Metode
Edutainment dalam membantu meningkatkan Minat Belajar siswa jika
diterapkan di kelas VIII Mts Al-Hidayah Palangka Raya yang merupakan
kelas yang rendah hasil Belajarnya diantara kelas yang lain.

I. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil observasi, dokumentasi dan catatan lapangan sehingga dapat mudah
dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Tujuan
analisis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperoleh
kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, atau perubahan sebagaimana
yang diharapkan bukan untuk membuat generalisasi atau pengujian teori.
Analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap, diantaranya yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan
perhatian, menyederhanakan, mengabstraksikan, serta mentransformasikan
data yang muncul dari catatan-catatan lapangan (Patilima, 2005: 135).
Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta
membuang yang dianggap tidak perlu. dengan demikian, data yang
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta
mencari data tambahan jika diperlukan.
2. Penyajian (Display) Data
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, hasil reduksi makin mudah dipahami.
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan,
hubungan antar kategori, diagram alur (Flow chart), dan lain sejenisnya.
Penyajian data dalam bentuk-bentuk tersebut akan memudahkan peneliti
memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya
(Padmono, 2010: 54)
3. Kesimpulan (Verifikasi Data)
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap
pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti
inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam
arti konsisten dengan kondisi yang dikemukakan saat peneliti kembali ke
lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang
kredibel (Raka, 1998: 76).
DAFTAR PUSTAKA

Suriati, S., Kuraedah, S., Erdiyanti, E., & Anhusadar, L. O. (2019). Meningkatkan
Keterampilan Motorik Halus Anak melalui Mencetak dengan Pelepah
Pisang. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 211.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.299
Sujiono, B., & Sujiono, Y. N. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan
Jamak. Jakarta: Indeks

Dst..........................

Anda mungkin juga menyukai