Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat diartikan secara terpisah dari masing-
masing suku kata, yaitu teknologi, komunikasi, dan informasi.

Menurut KBBI, teknologi adalah kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu
eksakta yang berdasarkan proses teknis. (Drs. Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih)

Menurut KBBI, juga menerangkan, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan


pesan atau berita antar dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Sedangkan informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau


berita tentang sesuatu. ( KBBI )

Sarifah Gu (2017) berpendapat TIK adalah berbagai aspek yang melibatkan


teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan
pemrosesan informasi serta penggunaannya, hubungan computer dengan manusia dan hal
yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan.

Lebih lanjut, Sarifah Gu menjelaskan bahwa TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi
informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan
alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.

Oleh karena itu, teknologi komunikasi dan informasi dapat dikonsepkan bersama
menjadi satu. Teknologi Informasi dan Komunikasi juga mengandung pengertian luas, yaitu
suatu teknis pengiriman dan penerimaan pesan atau berita yang berkaitan dengan sesuatu.

KEGIATAN BELAJAR DAN MENGAJAR

Kegiatan belajar dan mengajar adalah hal yang kompleks. Alasanya adalah kegiatan
tersebut melibatkan dua peran (si pengajar dan si murid) dan banyak individu lainnya.
Kegiatan tersebut haruslah berjalan ekfektif dan efisien karena keterbatasan baik dari
pengajar mau pun murid.

Sebagaimana Menurut Gagne (Whandi: 2009), belajar adalah suatu proses di mana suatu
organisme berubah tingkah lakunya sebagai akibat dari pengalaman. Dari pengertian tersebut
terdapat tiga atribut pokok atau ciri utama belajar, yaitu : proses, perilaku, dan pengalaman,
dengan pengertian sebagai berikut :
1. Proses belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan
perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, tetapi terasa oleh yang bersangkutan,
yang dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat dari
adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2. Perubahan perilaku hasil belajar dapat berupa perubahan perilaku atau tingkah laku
seseorang, baik yang berupa perubahan atau bertambahnya perilaku pengetahuan,
keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai sikap.
3. Pengalaman belajar adalah ‘mengalami’, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi
antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan
fisik, misalnya : buku, alat peraga, alam sekitar, dan masih banyak lagi. Lingkungan
sosial, misalnya : guru, siswa pustakawan, dan Kepala Sekolah. Belajar bisa melalui
pengalaman langsung maupun melalui pengalaman tidak langsung. Belajar melalui
pengalaman langsung, misalnya siswa belajar dengan melakukan sendiri dan pengalaman
sendiri. Belajar melalui pengalaman tidak langsung, misalnya mengatahui dari membaca
buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar dengan melalui pengalaman langsung
hasilnya akan lebih baik karena siswa lebih memahami, lebih menguasai pelajaran
tersebut, bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.

Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya,
mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
melakukan proses belajar (Nana Sudjana, 1991: 29).

Menurut konsepsi dasar pendidikan modern, proses belajar mengajar mempunyai tujuan
yang ingin dicapai yaitu membangun dan mengembangkan potensi peserta didik. Pendidik
sebagai pemimpin dalam proses belajar mengajar diharapkan mampu mendesain
pembelajaran dengan baik. Desain pembelajaran (instruksional) yang dikemas harus mengacu
pada pendekatan sistem dan lebih diarahkan pada penerapan teknologi instruksional.
Teknologi instruksional yaitu sumber-sumber yang disusun terlebih dahulu dalam proses
desain atau pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar yang dikombinasikan menjadi sistem
instruksional yang lengkap untuk mewujudkan terlaksananya proses belajar yang memiliki
tujuan dan memiliki kontrol (Maswan dan Khoirul Muslimin, 2017: 224).

Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal ini
kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah tentu ada yang mengajarinya,
dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada yang belajar. Kalau sudah
terjadi suatu proses atau saling berinteraksi, antara yang mengajar dengan yang belajar,
sebenarnya berada pada suatu kondisi yang unik, sebab secara sengaja suasana atau tidak
sengaja, masing-masing pihak berada dalam suasana belajar (Sardiman 1986:21).

Simpulan dari hakikat belajar-mengajar di atas adalah belajar mengajar merupakan


proses yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik, di mana kegiatan tersebut bernilai
edukatif yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan potensi peserta didik, maka
dari itu pendidik diharapkan mampu mendesain pembelajaran yang inovatif bagi peserta
didiknya.
KETERBATASAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SELAMA PANDEMI COVID-19

Salah satu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memutus rantai
penyebaran covid-19 adalah dengan tidak mengizinkan sekolah dan atau lembaga pendidikan
lainnya untuk beroperasi seperti biasanya dan memberlakukan sistem PJJ. Hal tersebut
akhirnya menyebabkan kegiatan belajar mengajar secara langsung menjadi terganggu.

MODEL PEMBELAJARAN JARAK JAUH

Pembelajaran berorientasi kepada menumbuhkan potensi, minat, bakat, motivasi,


yang dapat digali. Pembelajaran dilakukan oleh pelajar dengan mendapatan materi dari
sumber belajar. Sumber materi belajar bukan hanya didapatkan dari pengajar, melainkan juga
dari lingkungan atau pun alat. Oleh sebab itu, pembelajaran semakin bersifat lebih luas. Alat
yang digunakan salah satunya adalah teknologi informasi dan komunikasi.

Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya


terjadi di satu tempat saja, melainkan bisa terjadi di banyak tempat dengan waktu yang
berbeda. Hal ini merupakan salah satu manfaat karena waktu dan jarak bukanlah masalah
dalam pelaksanaannya. Model pembelajaran ini beristilah Computer Based Learning yang
melahirkan Pembelajaran Jarak Jauh.

Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini yang telah mengubah
sistem pembelajaran pola konvensional atau tradisional menjadi pola bermedia, diantaranya
media komputer dengan internet-nya yang memunculkan e-learning. Pada pola pembelajaran
bermedia ini, pembelajar dapat memilih materi pembelajaran berdasarkan minatnya sendiri,
sehingga belajar menjadi menyenangkan, tidak membosankan, penuh motivasi, semangat,
menarik perhatian, dan sebagainya. (Munir, 2009:4)

Manfaat dari adanya teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran antara
lain :

1. Pengajar dan pembelajar mampu mengakses pada teknologi informasi dan


komunikasi.
2. Pengajar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi karena pengajar berperan sebagai pembelajar
yang harus belajar terus menerus sepanjang hayat. Tujuannya untuk
meningkatkan profesional dan kompetensinya.
3. Tersedia materi pembelajaran yang berkualitas dan bermakna (meaningful).
4. Materi disampaikan secara efektif agar kuota data juga dapat digunakan secara
efisien.

Anda mungkin juga menyukai