Anda di halaman 1dari 12

IMPLENTASI KURIKULUM PAI di SMP MA’ARIF

NU 2 MAJENANG

Wulan Oktaviyani11, Anggun Angraeni22, Retno Wulansari33

Pendidikan Agama Islam, STAI Sufyan Tsauri Majenang

Jl. KH. Sufyan Tsauri Majenang 53257 Kab. Cilacap

E-mail : wulanoktaviyani062@gmail.com11, anggun34anggraeni@gmail.com22,


retnowulansari9915@gmail.com33

Abstrak : Pengembangan kurikulum PAI adalah suatu kegiatan yang


menghasilkan kurikulum PAI atau proses yang mengaitkan suatu komponen dengan
lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik dan kegiatan penyusunan,
pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI. Jenis penelitian adalah
deskripsi lapangan dan menggunakan metode kualiatif, dalam pengumpulan data
menggunakan metode observasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Implementasi pengembangan kurikulum PAI di SMP Ma’arif NU 2 Majenang
dilakukan melalui tiga tahapan, diantaranya adalah: Pertama, tahap perencanaan
dilakukan dengan menentukan latar belakang, prisnsip dan tujuan pengembangan
kurikulum. Kedua, tahap pelaksanaan dilakukan melalui kegiatan Intrakurikluler dan
pengembangan diri. Ketiga, tahap evaluasi pada tahapan ini dilakukan pada
pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan pengembangan diri, evaluasi metode, media
dan sumber belajar serta evaluasi pada hasil belajar.

Kata Kunci: Pengembangan Kurikulum PAI

1. Pendahuluan

Kurikulum adalah seperangkat susunan rencana kegiatan pendidikan mengenai


tujuan, pokok, isi, bahan , metode, dan strategi pembelajaran sebagai acuan
peneyelenggaran kegiatan proses pembelajaran. Kurikulum disusun untuk
mewujudkan kepribadian muslim taqwa yang tafaqquh fiddin dengan memperhatikan
tahapan perkembangan kemampuan peserta didik, masyarakat, pembangunan
nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan ajaran
Islam. Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar
yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang
diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada
siswa. Pada prinsipnya pengembangan kurikulum berkisar pada pengembangan aspek
ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu diimbangi dengan perkembangan
pendidikan. Tetapi pada kenyataannya manusia memiliki keterbatasan dalam
kemampuan menerima, menyampaikan dan mengoleh informasi, untuk itulah
dibutuhkan proses pengembangan kurikulum yang akurat, terseleksi dan memiliki
tingkat relevansi yang kuat. Dengan demikian, diperlukan suatu model pengembangan
kurikulum dengan pendekatan yang sesuai. Penguatan pendidikan karakter dalam
konteks sekarang sangan relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda
di negara kita. Oleh karena itu, betapa pentingnya pentingnya pendidikan karakter
terutama di lingkungan sekolah, Seperti yang terjadi pada pelajar salah satu Aliyah
Negeri (MAN) di kota Kediri tertangkap basah berduaan di kamar kos pondok
nirwana jalan Mauni Bangsal, Pesantren kota Kediri. Mereka tertangkap oleh satpol
PP kota Kediri, rabu malam. Pelajar perempuan yang di duga anak salah satu anggota
DPRD kabupaten Kediri itu di amankan ke mako satpol PP kota. Dan kasus, tiga
remaja putri yang terlibat perkelahian di taman simpang lima gumul (SLG) yang
videonya viral di media social (medsos) akhirnya di amankan. Pendidikan karakter
dalam grand desain pendidikan karakter, adalah proses pembudayaan dan
pemberdayaan nilai-nilai luhur dalam lingkungan satuan pendidikan (sekolah),
lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Adapun pendidikan karakter dalam
Islam dapat dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan kepada anak didik dalam
berfikir, bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati
dirinya, yang diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar
sesama, dan lingkungan sebagai manifestasi hamba dan khalifah.1

1 Kusairi, Bustimi Mustofa & Susiati Alwy, "Implementasi Pengembangan Kurikulum Pai Berbasis Pendidikan Karakter Di SMP Al Azhar Kediri", dalam Indonesian Journal of Islamic

Education Studies (IJIES), Volume 2, Nomor 1, Juni 2019.hlm 18


Implementasi adalah suatu proses penerapan, ide, konsep, kebijakan atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis seingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahsuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.2

Dalam pengumpulan data dilapangan dalam sebuah penelitian tentu banyak cara yang
dapat digunakan agar masing-masing metode tersebut dapat saling melengkapi dan
menyempurnakan, secara umum teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik pengumpulan data, yaitu observasi, dan wawancara. Teknik tersebut digunakan
peneliti, karena suatu fenomena itu akan dimengerti maknanya secara baik, jika
peneliti melakukan interaksi dengan subyek penelitian.

1. Observasi

Observasi tertutup adalah pengamatan yang dilakukan peneliti dimana orang


yang diteliti tahu kalau sedang diobservasi. Peneliti menjaga jarak dan tidak
melakukan interaksi dengan yang diamati. Tehnik ini menuntut adanya pengamatan
dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.
Instrument yang dapat digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan.
Beberapa informasi yang diperoleh dari observasi antara lain: ruang (tempat), pelaku,
kegiatan objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan.

2. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan
informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek
penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa
saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada
hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau,
merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah
diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya. 3 Orang-orang yang dijadikan
informan dalam penelitian ini adalah: Kepala Sekolah, dan guru PAI SMP Ma’arif
NU 2 Majenang.

2 Arham Junaidi Firman, "Model Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum PAI Di SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta", dalam Journal of Research and Thought of Islamic

Education, Vol. 3, No. 1, April 2020. hlm 6

3 Kusairi, Bustimi Mustofa & Susiati Alwy, "Implementasi Pengembangan Kurikulum Pai Berbasis Pendidikan Karakter Di SMP Al Azhar Kediri", dalam Indonesian Journal of Islamic

Education Studies (IJIES), Volume 2, Nomor 1, Juni 2019.hlm 21


Kurikulum adalah seperangkat susunan rencana kegiatan pendidikan mengenai
tujuan, pokok, isi, bahan , metode, dan strategi pembelajaran sebagai acuan
peneyelenggaran kegiatan proses pembelajaran. 4

Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan


proses belajar-mengajar. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum itu berfungsi
sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di
rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa
itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. 5

Implementasi Kurikulum merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk


mewujudkan atau melaksanakan kurikulum (dalam arti rencana tertulis) ke dalam
bentuk nyata di kelas, yaitu terjadinya proses transmisi dan transformasi segenap
pengalaman belajar kepada peserta didik. Beberapa istilah yang bisa disepadankan
dengan istilah implementasi kurikulum yaitu pembelajaran. Implementasi kurikulum
dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.6

Implementasi kurikulum merupakan terjemahan kurikulum dokumen menjadi


kurikulum sebagai aktivitas atau kenyataan. Aspek penting yang perlu diperhatikan
dalam implementasi kurikulum antara lain adalah (1) aspek makro pengembangan
kurikulum (kondisi masyarakat, politik, sosial, budaya, ekonomi, teknologi); (2) aspek
materi dan prosedur pengembangan kurikulum sebagai ide; (3) aspek materi dan
prosedur pengembangan kurikulum sebagai dokumen; (4) aspek materi dan
implementasi diwujudkan dalam kegiatan belajar dan mengajar menjadikan peserta
didik lebih kompeten; dan (5) aspek materi dan prosedur evaluasi hasil belajar.7

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan manusia dalam
membina peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan

4 Kusairi, Bustimi Mustofa & Susiati Alwy, "Implementasi ... ", dalam Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES), Volume 2, Nomor 1, Juni 2019.hlm 18

5 Asep Hernawan, dkk., "Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran ",Edisi ke-1,(Jakarta:Universitas Terbuka,2008).hal1.7-1.8

6 Arham Junaidi Firman, "Model Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum PAI Di SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta", dalam Journal of Research and Thought of Islamic

Education, Vol. 3, No. 1, April 2020. hlm 6

7 Syaiful Sagala, “Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Penting Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran”, dalam Digital Repository Universitas Negeri Medan, 2016, hlm. 128
ketentuan atau peraturan agama Islam sehingga terbentuk kepribadian muslim
berdasarkan ketentuan Al-Qur’an.

Mata pelajaran PAI merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk
membangun karakter peserta didik. Pengembangan kurikulum PAI harus dilakukan
secara komprehensif. Bukan hanya guru PAI saja, tetapi semua unsur pendidikan,
baik guru, sekolah, tenaga kependidikan maupun lingkungan, harus memahami dan
mendukung dalam implementasinya.

Implementasi kurikulum pendidikan agama Islam harus mengacu kepada tiga


aspek, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan
penilaian proses pembelajaran, meskipun dalam implementasinya masih ditemukan
hambatan-hambatan.

SMP MA’ARIF NU 2 MAJENANG merupakan lembaga pendidikan yang


menggunakan kurikulum 2013. Kepala sekolah Bpk. R.Nasimul Huda,S.Ag (Rabu, 8
Juni 2022), mengatakan bahwa Penggunaan kurikulum merdeka belum bisa
diterapkan karena sarana dan prasarana kurang memadai serta belum adanya kesiapan
dari pihak pengajar dan peserta didik untuk menerapkan kurikulum merdeka. Melalui
pengembangan kurikulum 2013 diharapkan peserta didik mampu meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan mengimplementsikan nilai-nilai akhlak
mulia dalam kehidupan sehari-hari.8

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang


“Implementasi kurikulum PAI di SMP NU MA’ARIF 2 MAJENANG”.

3. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di SMP


NU MA’ARIF 2 MAJENANG.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kurikulum PAI di SMP
NU MA’ARIF 2 MAJENANG.

4. Metode penelitian

8 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. R. Nasimul Huda, S. Ag, selaku kepala sekolah SMP ma'arif NU 2 Majenang.
Penelitian ini merupakan penelitian survey lapangan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif . Menurut Creswel yang dikutip oleh Noor,
menyatakan penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-
kata, laporan terperinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi
yang alami. Penelitian kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif dan
cendrung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.10
Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau
pendekatan studi kasus (case study). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif
pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Metode penelitian
kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama,
dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme.
Metode ini juga disebut sebagai metode artistic, karena metode penelitian lebih
bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data
hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di
lapangan. Dalam pengumpulan data dilapangan dalam sebuah penelitian tentu banyak
cara yang dapat digunakan agar masing-masing metode tersebut dapat saling
melengkapi dan menyempurnakan, secara umum teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara,
dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Teknik tersebut digunakan peneliti, karena
suatu fenomena itu akan dimengerti maknanya secara baik, jika peneliti melakukan
interaksi dengan subyek penelitian dimana fenomena tersebut berlangsung. 1.
Observasi Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas
gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian. Dalam
kegiatan observasi peneliti bisa membawa check list, rating scale, atau catatan berkala
sebagai instrumen observasi. Sehingga dalam kegiatan observasi ada pencatatan
melalui chek list yang telah disusun peneliti. Pengamatan dapat dilakukan dalam
situasi dan objek asli (alamiah) atau pada objek buatan (by design) Observasi pada
objek asli ini biasanya digunakan dalam penelitian sosial, sedangkan observasi pada
objek buatan biasanya dilakukan pada penelitian pertanian, kesehatan atau rekayasa
yang penelitiannya dilakukan di laboratorium atau alam asli. Dilihat dari cara
melakukannya, ada dua macam observasi, yaitu observasi langsung dan observasi
tidak langsung. Observasi langsung adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dalam kancah atau objek penelitian secara langsung. Peneliti bisa melakukan
interaksi visual dengan objek yang diteliti. Sedangkan observasi tidak langsung
adalah pengamatan yang dilakukan peneliti dengan menggunakan alat bantu, baik
elektronik maupun manusia. Secara teknis, peneliti dapat menggunakan alat bantu
perekam gambar untuk melakukan observasi tidak langsung.12 Teknik observasi ini
biasanya menjadi teknik pengumpulan data utama untuk penelitian yang target
datanya berupa tingkah laku atau interaksi. Dalam konteks pendidikan, yang dapat
didekati dengan teknik observasi antara lain: (1) penelitian tentang gaya mengajar, (2)
penerapan metode pembelajaran, (3) pembiasaan pembelajaran, serta masalah lain.
Teknik observasi dibagi menjadi dua, yaitu observasi terbuka dan observasi tertutup.
Observasi terbuka adalah pengamatan yang dilakukan peneliti dan diketahui oleh
orang yang diamati. Model observasi seperti ini disebut juga observasi partisipatif,
peneliti melakukan interaksi dengan orang yang diteliti

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian


dengan data yang dikumpulkan berisi data hasil wawancara untuk memberi gambaran
penyajian laporan tersebut.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada


filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
(sebaga lawannya adalah eksperimen ) diaman peneliti adalah sebagai instrument
kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara triangulasi ( gabungan ),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna pada generalisasi.

5. Hasil dan Pembahasan

SMP NU MA’ARIF 2 MAJENANG adalah sekolah yang berdiri pada 20 juni


2001 yang dalam pembelajarannya menerapkan kurikulum 2013. Jumlah siswa di
SMP yang terbatas terjadi karena kurangnya sosialisasi pihak sekolah tersebut.
Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan RPP yang didalamnya menerapkan
pendekatan scientific dan penilaian autentik dalam pembelajaran. Dalam
pembelajarannya guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis kompetensi yang
mengarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, sikap,
dan minat peserta didik dalam menghadapi perkembangan zaman.9

Dalam rangka pelaksanaan kurikulum 2013, guru harus menyusun RPP yang
di dalamnya menerapkan pendekartan scientific dan penilaian autentik dalam
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum dalam proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik yang terdiri dari lima
pengalaman belajar pokok yaitu, mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan.10

Tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran yang dimaksud meliputi: tahap


perencanaan, tahap pelaksanan, dan tahap evaluasi. 

a. Tahap Perencanaan.

Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.

Tahapan ini memuat kegiatan perencanaan pembelajaran kedepan yang nantinya akan
menjadi pedoman untuk mencapai hasil apa yang diharapkan dalam akhir pembelajaran dan
tentunya akan dijadikan pedoman dalam proses pengajaran.
Beberapa prinsip yang perlu diterapkan diterapkan dalam membuat persiapan mengajar:

1. Memahami tujuan pendidikan.


2. Menguasai bahan ajar.
3. Memahami teori-teori pendidikan selain teori pengajaran.
4. Memahami prinsip-prinsip mengajar.
5. Memahami metode-metode mengajar.
6. Memahami teori-teori belajar.

9 Mulyasa," Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013", Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013.hal17

10 Tatik Pudjiani, "Pendekatan Saintifik dan Penilain Otentik", Yogyakarta : Spirit, 2014, h.. 7-8
7. Memahami beberapa model pengajaran yang penting.
8. Memahami prinsip-prinsi evaluasi.
9. Memahami langkah-langkah membuat lesson plan.
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Analisis Hari Efektif dan analisis Program Pembelajaran
2. Membuat Program Tahunan, Program Semester
3. Menyusun Silabus
4. Menyusun Rencana Pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan

Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri.
Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi belajar-mengajar melalui penerapan
berbagai strategi metode dan tekhnik pembelajaran, pemanfaatan seperangkat media
dan tentunya dengan tambahan pemahaman/ penguasaan teori pendidikan, prinsip
mengajar, teori belajar dan yang lainnya yang relevan untuk proses pembelajaran.

Dalam proses ini, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru,
diantaranya ialah:
1. Aspek pendekatan dalam pembelajaran
2. Aspek Strategi dan Taktik dalam Pembelajaran
3. Aspek Metode dan Tekhnik dalam Pembelajaran
4. Aspek Prosedur Pembelajaran

c. Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah alat untuk mengukur ketercapaian tujuan. Dengan evaluasi, dapat
diukur kuantitas dan kualitas pencapaian tujuan pembelajaran. Sebaliknya, oleh
karena evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan, maka tolak ukur perencanaan
dan pengembangannya adalah tujuan pembelajaran.
Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai dengan
persyaratan yang baku, yakni tes itu harus:

1. Memiliki validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau dinilai,
terutama menyangkut kompetensi dasar dan materi standar yang telah dikaji)
2. Mempunyai reliabilitas (keajekan, artinya ketetapan hasil yang diperoleh seorang
peserta didik, bila dites kembali dengan tes yang sama);
3. Menunjukkan objektivitas (dapat mengukur apa yang sedang diukur, disamping
perintah pelaksanaannya jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi
yang tidak ada hubungannya dengan maksud tes);
4. Pelaksanaan evaluasi harus efisien dan praktis.

Implementasi kurikulum yang dilakukan dalam mata pelajaran PAI diantaranya yaitu
pembiasaan pembacaan Asmaul Husna dan sholat duha sebelum pembelajaran
dilaksanakan. Penerapan kegiatan PAI lainnya yaitu adanya kegiatan praktek sholat
wajib, sholat sunnah, dan muamalah. Adapun faktor yang menjadi penghambat dalam
mengimplementasikan kurikulum PAI diantaranya sarana prasarana sekolah yang
kurang memadai, kurangnya tenaga pendidik khususnya mata pelajaran PAI dan
media pembelajaran yang kurang lengkap. Media dan sumber belajar yang sering
digunakan dalam pembelajaran PAI yakni buku, poster dan LCD. Prestasi akademik
yang pernah diraih oleh siswa yaitu juara 3 Lomba MAPSI (Mata Pelajaran PAI dan
Seni Islami) tingkat Komda cabang MHQ.

Penilaian yang digunakan guru PAI yaitu berbentuk portofolio, projek, dan
tertulis. Perbedaan yang dirasakan oleh guru PAI dalam mengajar kelas 7-9 yaitu
harus mengetahui karakter masing-masing siswa, menguasai materi secara
menyeluruh, dan menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran.

Setelah lulus, siswa diharapkan menjadi pribadi yang berkarakter islami,


mandiri dan berakhlakul karimah.

a. Implementasi kurikulum PAI kelas 7

Salah satu implementasi kurikulum PAI kelas 7 di SMP NU Ma’arif 2


Majenang yaitu adanya kegiatan tadarus juz 30 setiap harinya yang bertujuan untuk
meningkatkan minat baca Al-Qur’an peserta didik. Adapun model pembinaan
kepribadian yang selama ini di laksanakan di SMP NU Ma’arif 2 majenang
diantaranya pembinaan budi pekerti atau kepribadian pembacaan asmaul husna,
pembiasaan sholat duha sebelum pembelajaran.
Metode guru dalam melakukan pembelajaran pai yaitu dengan metode.
Namun,kendala dalam metode pembelajaran tersebut yaitu faktor keluarga, faktor
lingkungan dan faktor pndidik. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak anak
serta kurang berkomunikasi dan berkonsultasi tentang pendidikan anak tersebut, hal
ini menyebabkan sebagian dari siswa akan sulit diarahkan.

b. Implementasi kurikulum PAI kelas 8

Salah satu implementasi kurkulum PAI kelas 8 di SMP NU Ma’arif 2


Majenang yaitu adanya kegiatan hafalan juz 30 yang dilakukan secara berkala pada
setiap pertemuan mata pelajaran PAI. Target yang harus dicapai peserta didik yaitu
hafal juz 30 sebelum kenaikan kelas 9.

c. Implementasi kurikulum PAI kelas 9

Implementasi kurikulum PAI di kelas 9 di SMP NU Ma’arif 2 Majenang yaitu


adanya kegiatan tadarus Al-Qur’an surat al-waqiah di setiap harinya bertujuan untuk
menambah hafalan, membiasakan siswa agar selalu bertadarus Al-Qur’an sebelum
pembelajaran di mulai, serta untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT. 11

6. Kesimpulan

Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan RPP yang didalamnya


menerapkan pendekatan scientific dan penilaian autentik dalam pembelajaran.

Tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran yang dimaksud meliputi: tahap


perencanaan, tahap pelaksanan, dan tahap evaluasi.

Tahapan ini memuat kegiatan perencanaan pembelajaran kedepan yang


nantinya akan menjadi pedoman untuk mencapai hasil apa yang diharapkan dalam
akhir pembelajaran dan tentunya akan dijadikan pedoman dalam proses pengajaran.

Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi belajar-mengajar melalui


penerapan berbagai strategi metode dan tekhnik pembelajaran, pemanfaatan
seperangkat media dan tentunya dengan tambahan pemahaman/ penguasaan teori
11 Berdasarkan wawancara dengan Titi Farida, S. Pd. I. Guru Mata pelajaran PAI di SMP Ma'arif NU 2 majenang.
pendidikan, prinsip mengajar, teori belajar dan yang lainnya yang relevan untuk
proses pembelajaran.

Implementasi kurikulum yang dilakukan dalam mata pelajaran PAI


diantaranya yaitu pembiasaan pembacaan Asmaul Husna dan sholat duha sebelum
pembelajaran dilaksanakan.

Adapun faktor yang menjadi penghambat dalam mengimplementasikan


kurikulum PAI diantaranya sarana prasarana sekolah yang kurang memadai,
kurangnya tenaga pendidik khususnya mata pelajaran PAI dan media pembelajaran
yang kurang lengkap.

Media dan sumber belajar yang sering digunakan dalam pembelajaran PAI
yakni buku, poster dan LCD.

Perbedaan yang dirasakan oleh guru PAI dalam mengajar kelas 7-9 yaitu harus
mengetahui karakter masing-masing siswa, menguasai materi secara menyeluruh, dan
menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kusairi, Bustimi Mustofa & Susiati Alwy, "Implementasi Pengembangan
Kurikulum Pai Berbasis Pendidikan Karakter Di SMP Al Azhar Kediri",
dalam Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES), Volume 2,
Nomor 1, Juni 2019.
2. Arham Junaidi Firman, "Model Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum
PAI Di SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta", dalam Journal of
Research and Thought of Islamic Education, Vol. 3, No. 1, April 2020.
3. Asep Hernawan, dkk., "Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran ",Edisi
ke-1,(Jakarta:Universitas Terbuka,2008).
4. Syaiful Sagala, “Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Penting Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran”, dalam Digital Repository Universitas
Negeri Medan, 2016.
5. Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan(Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,Bandung : Alfabeta, 2008).
6. Mulyasa," Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013", Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2013.
7. Tatik Pudjiani, "Pendekatan Saintifik dan Penilain Otentik", Yogyakarta :
Spirit, 2014.
8. Farida, titi. Guru mata pelajaran pai. Smp maarif NU 2 Majenang.
9. Huda, R. Nasimun. Kepala sekokah Smp maarif NU 2 Majenang.

Anda mungkin juga menyukai