Anda di halaman 1dari 12

Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman

ISSN : 2685-6115 (Online)


2685-2853 (Cetak)

LANDASAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

Usiono, Samsir Damanik, Askur Amin


samsirdamanik45@gmail.com, Askuramin069@gmail.com

Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan


Pascasarjana S2 Magister Manajemen Pendidikan Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara UINSU Medan

ABSTRACT
Learning is a process carried out by educators to students so that they can
acquire knowledge and knowledge, master knowledge and habits, and shape
behavior and skills. Likewise with the development of learning, if a learning
development does not have a strong foundation or foundation, the learning
development carried out will be easily swayed and will be detrimental to both
educators and students. The foundation of learning development can be
interpreted as an idea, assumption or principle that is the basis or starting point in
the development of learning. This journal discusses the meaning of the foundation
of learning development and the application of the basic method of learning
development. Poles, tiles, glass, and so on, in a building, will not be able to stand
and stick without the foundation.
ABSTRAK

Pembelajaran adalah proses yang dilakukan pendidik terhadap anak didik


agar dapat pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan pengetahuan dan
kebiasaan, serta membentuk perilaku dan keterampilan. Demikian pula halnya
dengan pengembangan pembelajaran, apabila sebuah pengembangan
pembelajaran, tidak memiliki dasar pijakan atau pondasi yang kuat maka
pengembangan pembelajaran yang dilakukan akan mudah terombang-ambing dan
akan merugikan bagi pendidik maupun peserta didik. Landasan pengembangan
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu gagasan, asumsi atau prinsip yang
menjadi sandaran atau titik tolak dalam pengembangan pembelajaran. Dalam
jurnal ini membahas makna dari landasan pengembangan pembelajaran dan
penerapan metode landasan pengembangan pembelajaran. Tiang, genting, kaca,
dan yang lain sebagainya, dalam suatu bangunan, tidak akan bisa berdiri dan
menempel tanpa ada fondasi tersebut.

Kata Kunci: Pengembangan Media Pembelaran

376
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik


dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah
proses yang dilakukan pendidik terhadap anak didik agar dapat pemerolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan pengetahuan dan kebiasaan, serta
membentuk perilaku dan keterampilan. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Agar tercapainya tujuan dari pembelajaran, maka diperlukan landasan


pengembangan dalam suatu pembelajaran. Landasan pengembangan
pembelajaran memiliki peranan sangat penting dalam dunia pendidikan.
Landasan diibaratkan sebuah pondasi bangunan . Jika landasan atau pondasi
itu kuat maka ketika diterpa angin atau goncangan, bangunan tersebut tidak
akan mudah roboh. Demikian pula halnya dengan pengembangan
pembelajaran, apabila sebuah pengembangan pembelajaran, tidak memiliki
dasar pijakan atau pondasi yang kuat maka pengembangan pembelajaran yang
dilakukan akan mudah terombang-ambing dan akan merugikan bagi pendidik
maupun peserta didik.

Landasan pengembangan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu


gagasan, asumsi atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam
pengembangan pembelajaran.

Dalam makalah ini membahas makna dari landasan pengembangan


pembelajaran dan penerapan metode landasan pengembangan pembelajaran.
Agar tercapainya tujuan dari pembelajaran.

PEMBAHASAN

377
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

A. Makna Landasan Pengembangan Pembelajaran


1. Pengertian Landasan
Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya
suatu perbuatan. Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan
istilah foundation, yang dalam bahasan Indonesia menjadi fondasi. Dalam
membuat suatu bangunan, fondasi merupakan bagian yang sangat penting
agar bangunan itu bisa berdiri tegak dan kokoh serta kuat. Tiang, genting,
kaca, dan yang lain sebagainya, dalam suatu bangunan, tidak akan bisa
berdiri dan menempel tanpa ada fondasi tersebut.1
2. Pengertian pengembangan pembelajaran
Crow and crow, gagne, Menurut Hilgard, dan Bower dalam
Knowles menyebutkan bahwa inti proses belajar adalah perubahan pada
diri individu dalam aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kebiasaan
sebagai produk dan interaksinya dengan lingkungannya. Kolb (1986)
mengatakan bahwa belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui
transformasi pengalaman.2 Dengan kata lain, proses belajar dikatakan
berhasil jika dalam diri individu terbentuk suatu ilmu pengetahuan, sikap,
keterampilan, atau kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari
sebelumnya.
Pembelajaran yang dikembangkan secara ilmiah harus diperkuat
oleh hasil penelitian dalam bidang Pendidikan, misalnya penelitian
Tindakan kelas. Dengan demikian, sasaran pengembangannya disesuaikan
dengan kebutuhan dasar dari suatu Pendidikan yang sekaligus merupakan
kebutuhan primer anak didik.
Dengan demikian, makna pengembangan pembelajaran lebih
realistis, bukan sekedar idealism Pendidikan yang sulit diterapkan dalam
kehidupan kita. Pengembangan pembelajaran adalah suatu usaha
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, baik secara material maupun
cara dan substan. Secara material, artinya bahan ajar yang diserasikan

1
M.Pd Prof. Dr. Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran (Bandung, 2012).
2
M.Ag Dr. Hasan Basri, Pradigma Baru Sistem Pembelajaran, 1st edn (Bandung: pustaka setia,
2015).

378
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

dengan perkembangan pengetahuan, sedangkan secara metodologi


berhubungan dengan pengembangannya strategi pembelajaran, baik secara
pandangan dan lebih mudah.

B. Menjelaskan Landasan Pengembangan Pembelajaran3


Ada beberapa tinjauan tentang landasan pengembangan pembelajaran
diantaranya penggunaan media pembelajaran antara lain landasan filosofis,
psikologis, teknologis dan empiris.
1. Landasan Filsafat
Penggunaan suatu media pembelajaran secra filosofis dapat dipahami
melalui tiga aspek berikut.

a. Aspek ontologis, dengan menggunakan media pembelajaran, hakikat


pembelajaran dapat diperoleh dengan lebih sempurna karena media
pembelajaran semakin mempermudahkan pemahaman siswa dalam
materi yang disampaikan oleh guru tersebut.

b. Aspek epistemology, bahwa menggunakan media pembelajaran akan


mengungkap sumber sumber pengetahuan yang diberikan kepada
siswa tersebut. Media jadi alat pembangkit pengetahuan seorang siswa
secara lebih efekif.

c. Aspek aksiologis, bahwa penggunaan media dirasakan manfaatnya


bagi proses pencerdaan siswa.

2. Landasan Psikologi
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar,
ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Disamping itu, persepsi siswa juga sangat
mempengaruhu hasil belajar. Oleh sebab itu, pemilihan media harus
memperhatikan kompelksitas dan keunikan proses belajar, memahami
makna persepsia serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan
persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran
3
Dr. Hasan Basri.

379
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

dapat berlangsung efektif. Untuk maksud tersebut, perlu diadakan


pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa-siswa
sera membeikan kejelasan objek yang diamatinya, dan bahan pembelajaran
yang akan diamatinya dan bahan pembelajaran yang akan di ajarkan
disesuaikan dengan pengalaman siswa.4

3. Landasan Teknologis

Penggunaan media berbasis pada upaya mengikuti pekembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi sehingga pendidik dan siswa tidak gagap
teknologi.5

4. Landasan Empiris

Penggunaan media akan membantu siswa lebih mudah belajar sendiri


dan mendemonstrasikan di depan kelas dengan penjelasan yang lebih
dinamis dan terlikiskan dengan jelas. Disamping itu, penggunaan media
merupakan salah satu penerapan metode eksperimen sehingga siswa telatih
menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, siswa
lebih aktif bepikir dan membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, dan
siswa memperoleg ilmu pengetahuan dan menemukan pengalaman praktis
serta keterampilan menggunakan alat-alat percobaan.

Landasan emperis lainnya, dengan menggunakan media pembelajaran


perhatian siswa lebih terpusatkan pada pembelajaran yang akan diberikan
kesalahan-kesalahan yang terjadi jika pelajaran itu di ceramahkan dapat
diatasi melalui pengamatan dan contoh yang konkret. 6

C. Penerapan Metode Landasan Pengembangan Pembelajaran

4
Siti Julaeha, ‘Problematika Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Karakter’, Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, 7.2 (2019), 157 <https://doi.org/10.36667/jppi.v7i2.367>.
5
Ibid
6
Retno Triwoelandari and others, ‘MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN SD
SOLIHUDDIN SCHOOL THAILAND Noerlitasari, Retno Triwoelandari, Muhammad Fahri’, Satya
Widya, 32.2 (2018), 117 <https://doi.org/10.24246/j.sw.2016.v32.i2.p117-126>.

380
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

Dalam konteks proses landasan pengembangan pembelajaran


sebagai salah satu bagian penting dari Pendidikan, secara teknis
operasional dikenal beberapa metode pembelajaran dari tradisional
konvensional sampai modern kontemporer, beberapa metode yang di
maksud adalah sebagai berikut.7

1. Metode Ceramah

Metode dalam pembelajaran dengan ceramah adalah cara penyajian


pelajaran yang dilakukan guru dengan menuturkan atau penjelasan lisan
secara langsung terhadap anak didik. Metode ini memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain sebagai berikut.

a. Guru harus mudah menguasai kelas

b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas.

c. Dapat di ikuti oleh jumlah anak didik yang besar.

d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.

e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.

Adapun kekurangan metode ceramah sebagai berikut :

a. Menggiring pemahaman yang verbalisme.

b. Apabila selalu digunakan dan terlalu lama akan membosankan.

c. Guru menganggap bahwa anak didik mengerti dan tertarik pada


ceramahnya.

d. Anak didik menjadi pasif.8

7
D I Sekolah Lanjutan, ‘“Landasan Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika Di Sekolah
Lanjutan”’, 2005, 1–32.
8
Julaeha.

381
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

2. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab memiliki kelebihan dan kekurangan , Adapun


kelebihanya adalah sebagai berikut.

a. Petanyaan yang menarik dan memusatkan perhatian anak didik, sekalipun


saat itu anak didik sedang rebut atau yang mengantuk Kembali sega.

b. Merangsang anak didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir


termasuk daya ingatan.

c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan anak didik dalam


menjawab dan mengemukakan pendapat.

Adapun kekurangan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

a. Anak didik merasa takut , apalagi guru kurang kurang dapat mendorong
anak didik untuk berani.

b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
mudah dipahami anak didik.

c. Banyak waktu yang terbuang, terutama jika anak didik tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.

d. Dalam jumlah anak didi yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap amak didik.

3. Metode Latihan

Guru yang I ngin menerapkan metode pelatihan harus memahami


karakterisitik metode ini. Metode Latihan diakui banyak ahli mempunyai
kelebihan, tetapi metode latihan juga mempunyai beberapa kelamahan,
kelebihan metode latihan antara lain sebagai berikut.

382
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

a. Anak didik memperoleh kecakapan motoric, seperti menulis, melafalkan


huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat
(mesin permainan dan atletik) dan terampil menggunakan peralatan
olahraga.

b. Anak didik memperoleh kecakapan, seperti dalam perkalian, menjumlah,


pengurangan, penbagian, tanda-tanda symbol dan sebagainya.

c. Anak didik memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat,


seperti menghubungkan huruf dalam ejaan, penggunaan symbol membaca
peta dan sebagainya.

d. Pembentukan kebiasaan dan menambah ketepatan serta kecepatan


pelaksanaan.

e. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam


pelaksanaanya.

f. Pembentukan kebiasaan membuat Gerakan yang kompleks, murni, an


rumit menjadi lebih otomatis.

Adapun kelemahan metode pelatihan antara lain sebagai berikut.

a. Menghambat bakat dan inisatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa pada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis di lingkungan.

c. Kadang-kadang, latihan yang dilaksanakan secara berulang -ulang


menoton sehingga mudah membosankan

d. Membentuk kebiasaan yang kaku karena bersifat otomatis.

e. Dapat menimbulkan verbalisme.

4. Metode Diskusi

383
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

Metode diskusi merupakan cara penyajian pelajaran yang


menghadapkan anak didik pada suatu masalah berupa pernyataan dan
pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan
Bersama. Kelebihan metode diskusi, antara lain sebagai berikut.

a. Merangsang krativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakasa, dan
trobosan baru dalam pemecahan masalah.

b. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.

c. Memperluas wawasan.

d. Membina kebiasaan musyawarah untuk mufakat dalam memcahkan


masalah.

Adapun kekurangan metide diskusi antara lain sebagai berikut;

a. Pembicaraan terkdang menyimpang sehingga memerlukan waktu Panjang

b. Tidak dapat dipakai pada kelompok besar.

c. Peserta mendapat informasi yang terbatas.

d. Dikuasai oleh orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

5. Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya


metode mengajar, melainkan juga metode berpikir. Dalam problem
solving, data sampai menarik kesimpulan. Metode ini digunakan dengan
Langkah Langkah berikut:

a. Adanya masalah yang jelas untuk di pecahka. Masalah ini harus tumbuh
dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

384
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan


masalah, misalnya dengan membaca buku, meneliti, bertanya, nerdiskusi,
dan lain-lain.

c. Menetapkan jawaban sementara dari masala. Dugaan jawaban di dasarkan


pada data yang telah di peroleh.

d. Mengajukan kebenaran jawaban sementara. Dalam Langkah ini, anak


didik harus berusaha untuk memecahkan masalah sehingga yakin bahwa
jawaban tersebut cocok, sesuai dengan jawaban sementara atau tidak
sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban di perlukan metode-metode lain
sepeti demnstran, tugas, diskusi, dan lain-lain.9

PENUTUP
Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat kami simpulkan :


1. Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu
perbuatan. Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan
istilah foundation, yang dalam bahasan Indonesia menjadi fondasi. Dalam
membuat suatu bangunan, fondasi merupakan bagian yang sangat penting
agar bangunan itu bisa berdiri tegak dan kokoh serta kuat. Tiang, genting,

9
Sri Giarti, ‘Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Berbasis Ict’, Satya Widya, 32.2 (2016), 117
<https://doi.org/10.24246/j.sw.2016.v32.i2.p117-126>.

385
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

kaca, dan yang lain sebagainya, dalam suatu bangunan, tidak akan bisa
berdiri dan menempel tanpa ada fondasi tersebut. Ada beberapa tinjauan
tentang landasan pengembangan pembelajaran diantaranya penggunaan
media pembelajaran antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis
dan empiris.
2. Pengembangan pembelajaran adalah Crow and crow, gagne, Menurut
Hilgard, dan Bower dalam Knowles menyebutkan bahwa inti proses
belajar adalah perubahan pada diri individu dalam aspek pengetahuan,
sikap, keterampilan, dan kebiasaan sebagai produk dan interaksinya
dengan lingkungannya. Kolb (1986) mengatakan bahwa belajar adalah
proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman.
Dengan kata lain, proses belajar dikatakan berhasil jika dalam diri individu
terbentuk suatu ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan, atau kebiasaan
baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya.
3. Dan adapaun penerapan metode dalam pengembangan pembelajaran
adalah
 Metode ceramah
 Metode tanya jawab
 Metode latihan
 Metode diskusi
 Metode problem solvin

Daftar Pustaka

Dr. Hasan Basri, M.Ag, Pradigma Baru Sistem Pembelajaran, 1st edn (Bandung: pustaka setia,
2015)
Giarti, Sri, ‘Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Berbasis Ict’, Satya Widya, 32.2 (2016), 117
<https://doi.org/10.24246/j.sw.2016.v32.i2.p117-126>
Julaeha, Siti, ‘Problematika Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Karakter’, Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, 7.2 (2019), 157 <https://doi.org/10.36667/jppi.v7i2.367>
Lanjutan, D I Sekolah, ‘“Landasan Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika Di Sekolah
Lanjutan”’, 2005, 1–32
Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd, Konsep Dan Makna Pembelajaran (Bandung, 2012)
Triwoelandari, Retno, Muhammad Fahri, Attadib Journal, Of Elementary, and Sri Giarti,
‘MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN SD SOLIHUDDIN SCHOOL THAILAND

386
Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 2685-6115 (Online)
2685-2853 (Cetak)

Noerlitasari, Retno Triwoelandari, Muhammad Fahri’, Satya Widya, 32.2 (2018), 117
<https://doi.org/10.24246/j.sw.2016.v32.i2.p117-126>

387

Anda mungkin juga menyukai