Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Mengajar berasal dari kata ajar yang berarti memberi petunjuk atau
menyampaikan informasi. Pada awalnya mengajar diartikan sebagai proses
penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses
penyampaian itu sering dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam konteks
ini mentransfer tidak diartikan dengan memindahkan, akan tetapi kata mentransfer
dalam konteks ini diartikan sebagi proses menyebarluaskan.
Pada era modern ini, perspektif mengajar yang hanya sebatas untuk
menyampaikan atau mentransfer pengetahuan itu dianggap sudah tidak sesuai lagi
dengan situasi dan keadaan. Hal tersebut disebabkan oleh tiga alasan penting yaitu
:
1. Peserta didik bukan orang yang selalu mampu berpikir dewasa, melainkan
mereka adalah organisme yang sedang berkembang. Dalam
Ketiga hal ini menuntut perubahan makna dalam mengajar. Mengajar tidak
hanya diartikan sebagai proses penyampaian materi pembelajaran atau
memberikan suatu stimulus sebanyak-banyaknya kepada peserta didik tetapi juga
dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar peserta didik belajar sesuai
Di era modern ini dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(student centered), seorang guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi
peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun
pengetahuannya secara berpasangan atau pun berkelompok (kolaborasi antar
peserta didik). Metode pembelajaran seperti ini disebut dengan metode
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
B. EMPAT PILAR PENDIDIKAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pilar adalah tiang penguat.
Istilah pilar dalam pendidikan seperti halnya dasar untuk membangun pendidikan,
tujuan dalam pendidikan, atau pokok dalam pendidikan. Empat pilar pendidikan
seumur hidup, dirumuskan dalam suatu konferensi internasional yang kemudian
diajukan kepada UNESCO. Para pendidik perlu mencermati dan memahami
dengan baik keempat pilar pendidikan tersebut, yang digunakan sebagai landasan
dalam merancang program pembelajaran, merumuskan spesifikasi hasil belajar,
memilih model pembelajaran, maupun aktualisasi kegiatan belajar-mengajar di
kelas. Keempat pilar pendidikan tersebut adalah:
1. Belajar untuk berpengetahuan (learning to know)
Makna dari learning to know adalah belajar untuk mengetahui. Pada dasarnya
kegiatan belajar bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang dipelajari, agar
seseorang mempunyai banyak informasi yang kelak dapat berguna. Dalam hal ini,
para pendidik perlu mengajarkan anak didiknya untuk belajar bagaimana belajar
(to learn how to learn).
Learning to know mengandung pengertian bahwa belajar itu pada dasarnya
tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, akan tetapi juga harus berorientasi
Beberapa ciri penting dari model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) (Brooks & Martin dalam Sadia, 1993: 68) yaitu :
1. Tujuan pembelajaran dirancang untuk dapat merangsang dan melibatkan
peserta didik dalam pola pemecahan masalah. Hal ini dapat mengembangkan
keahlian belajar (prior knowledge) siswa terhadap materi tersebut.
2. Sifat masalah yang disajikan dalam proses pembelajaran adalah berlanjut.
Maksudnya, masalah harus dapat memunculkan konsep-konsep yang relevan
dengan materi yang dibahas dan masalah harus bersifat riil sehingga siswa
memiliki kesamaan pandangan.
3. Adanya presentasi permasalahan. Peserta didik dilibatkan dalam
mempresentasikan suatu permasalahan, hal ini dilakukan agar peserta didik
merasa memiliki permasalahan tersebut. Selain itu, dengan presentasi peserta
didik dapat meningkatkan keahlikan komunikasi ilmiahnya.
4. Pendidik berperan sebagai tutor dan fasilitator yaitu pendidik bertugas
mengembangkan kreativitas berpikir peserta didik dalam pemecahan suatu
masalah dan membuat peserta didik menjadi mandiri.
5. Model pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif pada peserta didik
dalam memecahkan suatu permasalahan.
6. Model pembelajaran ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan karakter
peserta didik yaitu tekun, mandiri, bertanggung jawab, kerja sama, disiplin,
bekerja keras, dan demokrasi.