Anda di halaman 1dari 11

MEMAHAMI TEHNIK PEMBERIAN DORONGAN

DALAM LAYANAN BIMBINGAN

Makalah ini disusun dan dipresentasikan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

“Bimbingan Konseling”

Dosen Pembimbing: Frendi Fernando, MA

Disusun oleh:

1.Halimah

2.Muhammad Nizar

PROGRAM STUDI PAI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUFYAN TSAURI


MAJENANG – CILACAP
Jl. KH. Sufyan Tsauri, Cigaru, Cibeunying, Majenang Cilacap, Jawa Tengah (53257) tlp.
(028062362)
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Bimbingan
Konseling yang berjudul “MEMAHAMI TEHNIK PEMBERIAN DORONGAN MINIMAL
DALAM BIMBINGAN” dengan baik. Tak lupa sholawat serta salam semoga selalu
terlimpah curahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Agung Muhammad SAW. Semoga kita
mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Aamiin.

Kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Frendi


Fernando, MA selaku dosen mata kuliah Bimbingan Konseling Sekolah Tinggi Agama Islam
( STAI ) Sufyan Tsauri yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat menyadari bahwa tulisan ini pasti terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan
evaluasi kami demi pembuatan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang,
mengingat bahwa kritik dan saran merupakan hal-hal yang penting untuk membuat sesuatu
yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Mudah-mudahan tulisan yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca. Kami mohon maaf apabila terdapat kalimat yang kurang berkenan dalam penulisan
ini.

Majenang, 19 April 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
A. Pengertian dorongan minimal dalam layanan bimbingan..............................................4
B. Tehnik tehnik dalam memberikan dorongan dalam layanan bimbingan........................4
1. Reward.........................................................................................................................4
2. Pemberian Contoh.......................................................................................................5
3. Bermain Peran.............................................................................................................6
4. Kursi Kosong...............................................................................................................6
5. Relaksasi Ringan.........................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian. Oleh karena
itu, saling membantu merupakan satu hal yang mutlak dalam kehidupan manusia.
Proses seorang individu membantu individu lain dalam mengenali dirinya, dunianya,
dan memecahkan masalah pada dirinya disebut sebagai proses konseling.
Dalam dunia konseling komunikasi antara orang yang membantu ( konselor )
dan orang yang dibantu ( klien ) haruslah terjaga dengan baik. Tentu tidak
sembarangan seorang konselor dalam menjaga komunikasinya dengan klien. Ada
teknik-teknik yang perlu dilakukan oleh seorang konselor dalam menjaga
komunikasinya dengan klien dalam proses konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dorongan minimal dalam layanan bimbingan?
2. Apa saja Tehnik tehnik dalam memberikan dorongan minimal dalam layanan
bimbingan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami Tentang dorongan minimal dalam layanan bimbingan.
2. Untuk mengetahui Tehnik tehnik dalam memberikan dorongan dalam layanan
bimbingan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dorongan minimal dalam layanan bimbingan

Dorongan minimal adalah teknik memberikan suatu dorongan secara singkat


terhadap apa yang dikemukakan konseli.Dorongan minimal berkerja dengan
memberikan sedikit saran dan memberikan sedikit dorongan kepada konseli untuk
tetap berbicara agar menyampaikan pikirannya. Misalnya dengan menggunakan
ungkapan: oh…, ya…., lalu…, terus….dan... Tujuan dorongan minimal agar klien
terus berbicara dan dapat mengarah agar pembicaraan mencapai tujuan. Dorongan ini
diberikan pada saat klien akan mengurangi atau menghentikan pembicaraannya dan
pada saat klien kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan atau pada saat
konselor ragu atas pembicaraan klien. Contoh dialog:
Klien: ”Saya putus asa… dan saya nyaris…” (klien menghentikan pembicaraan)
Konselor: ”ya…”
Klien: ”nekad bunuh diri”
Konselor: ”lalu…
Dorongan minimal dapat berupa nonverbal dan verbal.

B. Tehnik tehnik dalam memberikan dorongan dalam layanan bimbingan

Menurut Makarao (2010), teknik adalah cara yang digunakan oleh konselor
dalam hubungan konseling untuk membantu klien berkembang potensinya serta
mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi
lingkungan yakni: nilai-nilai sosial, budaya, dan Agam. Konselor mutlak harus
menguasai teknik konseling, karena penguasaan teknik konseling yang baik
merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan konseling. Adapun beberapa
Tehnik dalam Bimbingan meliputi :
1. Reward
Reward merupakan suatu bentuk penguatan positif yang bersumber
dari teori Behavioristik. Pendekatan behavioral menekankan arti penting
dari bagaimana anak membuat Hubungan antara pengalaman dan perilaku.
Stimulus dan respon (Ningsih, 2005: 20). Reward merupakan salah
satu bentuk motivasi dan Sebagai penghargaan atas perilaku yang sesuai.
Pemberian reward ini bertujuan untuk Memberikan Reinforcement
(penguatan) terhadap perilaku baik sehingga akan memotivasi siswa untuk
terus selalu maju dan berkembang dalam proses pembelajaran.Dalam
pergaulan sehari-hari, reinforcement kurang lebih berarti “hadiah”.
2. Pemberian Contoh
Menurut Munro, dkk (1983: 98) konselor perlu memberikan contoh
atau pola tingkah laku yang baik Untuk klien yang tidak mengetahui
bagaimana bertindak dalam suasana tertentu. Pada tahap Tertentu
pemberian contoh ini dapat berupa penampilan keadaan yang sebenarnya,
misalnya contoh Catatan kuliah yang dibuat oleh mahasiswa lain. Konselor
harus benar-benar peka terhadap berbagai Kesempatan yang tepat untuk
memberikan bantuan sederhana seperti itu. Dalam hal ini pemberian
Contoh pada umunya ditampilkan dalam dua cara, yaitu konselor sendiri
dapat bertindak sebagai Model, atau seorang kawan (dari klien) dapat
bertindak sebagai model dalam kehidupan sosial klein Sehari-hari. Dalam
kedua cara ini, model itu hendaknya ditampilkan secara utuh dengan
Memperlihatkan baik keseluruhannya maupun bagian-bagiannya. Model
seperti ini dapat Ditampilkan dalam bentuk video-tape. Munro, dkk (1983:
99) menjelaskan beberapa prinsip pemberian contoh yang efektif dapat
Disimpulkan sebagai berikut:
a. Suruh klien mempertunjukkan bagaimana biasanya ia bertindak
atau berbuat.
b. Pertunjukkan cara-cara bertindak atau berbuat yang lebih efektif.
c. Pisahkan bagian-bagian tingkah laku itu untuk diamati,
didiskusikan dan dipraktekkan.
d. Ulangi lagi mempertunjukkan beberapa kali dengan melebih-
lebihkan bagian-bagian yang Menyebabkan kesulitan.
e. Suruh klien melakukan kembali tingkah laku yang sudah
diamatinya. Berikan balikan yang Berguna bagi klien.
f. Lanjut terus melakukan tingkah laku itu berulang-ulang sampai
dicapai perbuatan atau tingkah Laku yang seharusnya
Pemberian contoh berarti konselor memberikan contoh atau pola
tingkah laku tertentu yang baik Untuk Klein yang tidak mengetahui cara
bertindak dalam suasana tertentu.Pemberian contoh dapat Membantu
Klein meningkatkan kemampuan dalam menampilkan tingkah laku yang
diharapkan Dalam suasana tertenu.

3. Bermain Peran
Teknik ini digunakan untuk mengekpresikan berbagai jenis perasaan
yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang
dikondisikan sedemikian rupa, sehingga klien dapat secara bebas
mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.Catatan :Untuk
membuka dan membuat jalan menuju perkembangan kesadaran perasaan
yang lebih baru tidak cukup hanya mengkonfrontasi dan menghadapi
perasaan-perasaan yang ingin dihindari, tetapi membutuhkan keberanian
dan pengalaman untuk bertahan dalam kesakitan perasaan yang ingin
dihindari itu.
4. Kursi Kosong
Teknik kursi kosong adalah salah satu pendekatan Gestalt yang
dikembangkan oleh Frederick Fritz Pearls, dimana teknik ini merupakan
teknik permainan peran dimana konseli memerankan dirinya sendiri dan
peran orang lain atau beberapa aspek kepribadiannya sendiri yang
dibayangkan duduk atau berada di kursi kosong.
Menurut Levitsky dan Perls (dalam Corey 2010) berpendapat bahwa
teknik kursi kosong adalah suatu cara untuk mengajak subjek agar
mengeksternalisasi introyeksinya. Dalam teknik ini dua kursi diletakkan di
tengah ruangan. Penggunaan kursi kosong sebagai sarana yang diletakan
dihadapan subjek kemudian subjek diminta untuk membayangkan
seseorang yang selama ini menjadi tekanan. Subjek diminta untuk
mengungkapkan apa saja yang terlintas dalam pikirannya untuk
mengekspresikan perasaannya. Konselor meminta konseli untuk duduk di
kursi yang satu dan memainkan peran sebagai top dog, kemudian pindah
ke kursi yang lain dan menjadi under dog.
Teknik kursi kosong merupakan teknik permainan peran dimana
konseli memerankan dirinya sendiri dan peran orang lain atau beberapa
aspek kepribadiannya sendiri yang dibayangkan duduk/berada di kursi
kosong. Biasanya kursi kosong tersebut diletakkan dihadapan konseli dan
konseli diminta untuk membayangkan seseorang yang selama ini menjadi
sumber konfliknya. Konseli diminta untuk mengungkapkan apa saja yang
terlintas dalam pikirannya untuk mengekspresikan perasaannya.
Tujuan Teknik Kosong
Menurut Safaria (dalam Dyastuti 2012) tujuan penggunaan teknik kursi
kosong adalah untuk mengakhiri konflik-konflik dengan jalan
memutuskan urusan-urusan yang tidak selesai yang berasal dari masa lalu
konseli. Jadi melalui konseling gestalt teknik kursi kosong konseli
diajarkan untuk mampu berempati serta mampu mengentaskan konflik-
konflik di masa lalunya.
Selain diatas, menurut Thompson (dalam Komalasari 2018) tujuan
teknik kursi kosong adalah untuk membantu mengatasi konflik
interpersonal dan intrapersonal yang mengganggu totalitas kepribadiannya.
Disamping itu tujuan yang lainnya yaitu :
1) Agar konseli katarsis
2) Mengungkapkan perasaan yang terpendam
3) Memperlancar komunikasi
4) Mambantu konseli mencapai kesadaran yang lebih penuh dan
menginternalisasi konflik yang ada pada dirinya
5) Mengusahakan fungsi yang terpadu dan penerimaan atas aspek yang
coba dibuang atau diingkari.
5. Relaksasi Ringan
Ada beberapa pengertian mengenai relaksasi, yaitu:
a. Relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan fungsi
fisik dan mental sehingga menjadi rileks (Suryani,2000)
b. Relaksasi merupakan kegiatan untuk mengendurkan ketegangan,
pertama-tama ketegangan jasmaniah yang nantinya akan
berdampak pada penurunan ketegangan jiwa (Wiramihardja,2006)
c. Relaksasi merupakan upaya sejenak untuk melupakan kecemasan
dan mengistirahatkan pikiran dengan cara menyalurkan kelebihan
energi atau ketegangan (psikis) melalui sesuatu kegiatan yang
menyenagkan
d. Relaksasi dapat memutuskan pikiran-pikiran negatife yang
menyertai kecemasan (Greenberg,2000)
e. Chaplin (1975) memberi pengertian relaksasi sebagai kembalinya
otot ke keadaan istirahat setelah kontraksi. Atau relaksasi
merupakan suatu keadaan tegang yang rendah dengan tanpa adanya
emosi yang kuat.
Adapun tujuan dari tehnik Relaksasi yaitu:
a. Tujuan pokok relaksasi adalah membantu orang menjadi rileks,
dan dengan demikian dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan
fisik.
b. Membantu individu untuk dapat mengontrol diri dan
memfokuskan perhatian sehingga ia dapat mengambil respon yang
tepat saat berada dalam situasi yang menegangkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dorongan minimal adalah teknik memberikan suatu dorongan secara singkat terhadap
apa yang dikemukakan oleh Konseli.Dorongan minimal berkerja dengan memberikan
sedikit saran dan memberikan sedikit dorongan kepada konseli untuk tetap berbicara agar
menyampaikan pikirannya. Misalnya dengan menggunakan ungkapan: oh…, ya….,
lalu…, terus….dan...

Menurut Makarao (2010), teknik adalah cara yang digunakan oleh konselor dalam
hubungan konseling untuk membantu klien berkembang potensinya serta mampu
mengatasi masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi lingkungan
yakni: nilai-nilai sosial, budaya, dan Agam. Konselor mutlak harus menguasai teknik
konseling, karena penguasaan teknik konseling yang baik merupakan kunci keberhasilan
untuk mencapai tujuan konseling.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya banyak kekurangan dan kekeliruan,
dalam kesempatan ini kami selaku penyusun tentunya sangat mengharapkan segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga dapat menjadi pembelajaran yang
berguna dalam penyusunan projek yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7205101/Makalah_Teknik_Konseling

http://alqiatuyasri.blogspot.com/2015/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?m=1

Damayanti,Nidya.Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling.Yogyakarta:Araska.2012

https://www.dictio.id/t/apa-saja-teknik-teknik-konseling/124267/2

Gunarsa,Singgih D.Psikologi untuk Membimbing.jakarta:P.T.BPK Gunung Mulia.1979

https://prezi.com/olhs38einc2d/dorongan-minimal/

Anda mungkin juga menyukai