Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KONSELING


(GENUINE)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling SD
Dosen Pengampu : Drs. Muliadi, M.kes

KELOMPOK 5

ANDI YUSTIKA SARI 210407561032


ZAHRA PARADITAT SAURI ARABE 210407561034
ASNAH ZUL KHULAIKAH 210407561073
SILVIA DIANA PUTRI 210407561074
NASRIANI 210407562033

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling SD. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh
pada sunnahnya.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah pembendaharaan pengetahuan.
Adapun metode yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan
pengumpulan sumber informasi dari berbagai karya tulis yang berkompeten dengan tema
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan sebagai sumbangsi
pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami memohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kebaikan untuk kedepannya.

Bone, 26 Oktober 2021

Penyusun
KELOMPOK 5

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Dasar Konseling.......................................................................3
B. Pengertian Genuine (Keaslian)..........................................................................................4
C. Cara Mengembangkan Kepribadian Konselor..................................................................4
D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Konselor Untuk Menunjukkan Sikap Genuinness..........5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................6
B. Saran..................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konselor adalah seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan
bimbingan dan konseling kepada peserta didik disatuan pendidikan. Konselor merupakan
salah satu profesi yang termasuk kedalam tenaga kependidikan seperti yang tercantum dalam
undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional maupun tentang guru dan dosen. Konselor semula disebut sebagai guru bimbingan
penyuluhan ( Guru Bp ). Seiring dengan perubahan istilah penyuluhan menjadi konseling
( Guru Bk ). Untuk menyelesaikan kedudukannya dengan guru lain, kemudian disebut pula
sebagai guru dan pembimbing.
Kualitas pribadi konselor merupakan faktor yang sangat penting dalam konseling.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pribadi konselor menjadi faktor
penentu bagi pencapaian konseling yang efektf, disamping faktor pengetahuan tentang
dinamika prilaku dan keterampilan terapeutik / konseling. Konselor harus memahami dan
mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa yang mengalami masalah dengan kadar
cukup parah dan siswa yang mengalami gangguan emosional khusus, khususnya melalui
program – program kelompok, program kegiatan diluar sekolah dan kegiatan pendidikan /
pengajaran disekolah dan bentuk pelayanan lainnya. Salah satu kualiatas pribadi konselor
yang harus dikembangkan adal genuine.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari genuine ?
2. Bagaimana cara mengembangkan sikap genuine ?
3. Apa upaya yang dapat dilakukan konselor untuk menunjukkan sikap genuine ?

C. Tujuan
Dari rumusan maslah diatas maka dapat rumuskan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari genuine.

1
2. Mengetahaui bagaimana cara mengembangkan genuine.
3. Mengetahui upaya-upaya konselor untuk menunjukkan sikap genuine.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Dasar Konseling


Pengertian keterampilan konseling adalah bentuk skill yang dimiliki konselor atau guru
dalam menerapkan praktek-praktek konseling. Keterampilan dasar yang dimaksud disini
adalah keterampilan konseling sebagai salah satu kompetensi dasar guru bimbingan dan
konseling di sekolah. Keterampilan tersebut merupkan kompetensi yang harus dikuasai dalam
setiap melakukan konseling individual. Keterampilan tersebut merupakan salah satu strategi di
dalam melakukan wawancara dengan konseli. Untuk lebih berpengalaman dan menguasai
konseling maka ada strategi yang fektif yaitu dilakukan lebih dahulu arena latihan konselor
sejawat kemudian diaplikasikan kepada konseli yang sebenarnya (Carl Rogers, 1983: 261).
Selanjutnya Rogers mengatakan bahwa konselor yang profesional sebaiknya harus mengalami
seluk beluk seperti konseli, sehingga konselor akan mendapatkan pengalaman yang berarti
untuk peningkatan diri sebagai terapis.  
Jadi secara sederhana konseling dapat diberikan rumusan yang sangat sederhana yaitu
“wawancara atau percakapan dengan t ujuan menolong” (Dinkmeyer & Caldwell), namun
tidak boleh dilupakan bahwa konseling adalah teknik menolong yang kompleks, sehingga
konselor harus memahami setiap keterampilan yang dilakukan.
Uraian tersebut sesuai dengan pendapat Aryatmi Siswohardjono (1992) bahwa agar
konselor sekolah mampu melaksanakan konseling secara efektif maka mereka harus memiliki
keterampilan konseling. Keterampilan Konseling yang efektif berarti konselor mampu
menciptakan suasana kondusif, hangat (warmth), menyenangkan dan mententramkan hati
konseli. Dengan suasana yang demikian itu konselor akan mudah melakukan eksplorasi
masalah yang ada pada diri konseli. 
Keterampilan konseling menurut Ivey (dalam Willis 2007) ia mengatakan bahwa
keterampilan konseling dapat juga dipandang sebagai keterampilan minimal seorang konselor
profesional, sehingga penguasan akan keterampilan-keterampilan ini dapat sedikit banyak
menjamin keberlangsungan suatu proses konseling untuk mencapai tujuan konseling. Dengan
harapan bahwa konseli dapat memecahkan masalahnya sendiri demi perkembangan optimal
diri konseli sendiri.

3
Di dalam proses konseling dikenal adanya tiga tahap, dan ini harus diketahui oleh
konselor sekolah. Tiga tahap tersebut adalah tahap awal, tahap pengembangan, dan tahap
terminal konseling (Pieter B. Mboeik, 1988). Setiap tahap ada keterampilan-keterampilan
tertentu yang menyatu di dalam membangun suatu proses konseling yang utuh. Apabila proses
ini gagal untuk dibangun maka suatu keterampilan yang dilakukan dapat mengganggu
konseling secara keseluruhan.

B. Pengertian Genuine (Keaslian)


Keaslian merupakan kemampuan konselor manyatakan dirinya secara bebas dan
mendalam tanpa pura-pura, tidak bermain peran, dan tidak mempertahankan diri. Konselor
yang demikian selalu tampak keaslian pribadinya, sehingga tidak ada pertentangan antara apa
yang ia katakan dan apa yang ia lakukan. Tingkah lakunya sederhana,lugu dan wajar.

C. Cara Mengembangkan Kepribadian Konselor


Cara mengembangkan kepribadian konselor sebagai konselor yang asli adalah :
1. Sikap konselor dalam menerima konseli. Konselor hendaknya memiliki kemampuan
untuk menerima klien apa adanya atas dasar adanya penghargaan terhadap diri konseli.
2. Penuh pengertian terhadap konseli. Konselor hendaknya memiliki kemampuan untuk
menunjukkan sikap penuh pengertian terhadap konseli. Pengertian konselor yang
menyangkut diri konseli adalah segala sesuatu yang telah diungkapkan oleh konseli baik
verbal maupun non verbal.
3. Sifat jujur dan kesungguhan. Konselor sebaiknya bisa bersikap jujur terhadap diri sendiri
maupun terhadap konseli. Kejujuran dan kesungguhan konselor akan menumbuhkan
saling pengertian dan penghargaan, sehingga dapat mendorong konseli menemukan
dirinya secara jujur dengan kacamata yang lebih realistis
4. Kemampuan berkomunikasi. Keterampilan utama yang harus dimiliki konselor adalah
mengkomunikasikan pemahamannya tentang konseli. Konselor harus dapat
menghidupkan proyeksinya dengan perasaannya dan dapat ditangkap serta dimengerti
oleh konseli sebagai pernyataan yang penuh penerimaan dan pengetian.
5. Kemampuan berempati. Konselor dituntut untuk memiliki kemampuan berempati. Sikap
empati yaitu sikap menempatkan diri pada situasi orang lain.

4
6. Kemampuan membina keakraban. Untuk membina hubungan yang nyaman antara
konselor dan konseli, konselor dituntut untuk memiliki kemampuan membina keakraban.
Karena keakraban itu merupakan syarat yang sangat penting dalam hubungan konseling.
7. Sikap terbuka. Keterbukaan konslei akna terwujud apabila ada keterbukaan konselor.
Keterbukaan konselor memiliki peranan yang penting untuk menggugah keterbukaan
konseli dalam mengemukakan masalahnya.

D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Konselor Untuk Menunjukkan Sikap Genuinness


1. Menunjukkan sikap kejujuran.
2. Konselor harus berusaha membuang sikap sombong.
3. Menunjukkan keutuhan dan keterbukaan.
4. Konselor harus menunjukkan sikap aslinya dan menghilangkan sikap berpura-pura agar
klien tidak menutup diri.
5. Konselor dapat menun jukkansikap ketulusan.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang konselor harus memilki sikap keaslian (genuine) dimana konselor tidak berpura-
puara menjadi orang lain, namun ia menjadi dirinya sendiri, tidak memainkan peran siapapun,
bertingkah lugu dan sewajarnya sebagaimana layaknya konselor yang baik dan benar,semua
berjalan apa adanya tidak ada yang dibuat-buat atau disabotase oleh orang lain atau salah satu
pihak.
B. Saran
Hendaknya seorang konselor harus mengembangkan sikap ini dimana konselor dituntut
untuk jujur, terbuka, dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan kegiatan atau pekerjaanya,
sehingga konseli dapat menemukan jati diri maupun kelemahan atau kkurangan bagaimana
cara mengembangkan dan meminimalisir kekurangan dan kelebihan tadi supaya menjadi
manusia atau sseorang yang berguna atau memiliki arti bagi orang lain.

6
DAFTAR PUSTAKA

Wida, Renny. 2014. Genuine. Blogger.


Corey, M.S. 2007. Becoming a Helper, USA: Thomson.
Janette, Murad Lesmana. 2005. Dasar – dasar konseling. Jakarta: universitas Indonesia.
Syamsu yusuf dan A. Juntika Nurihsan. 2005. Landasan bimbingan dan konseling. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai