Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ATTENDING, OPENING, DAN ACCEPTANCE

Disusun guna memenuhi tugas makalah mata kuliah Keterampilan Dasar


Komunikasi Dalam Konseling

Dosen Pengampu:

Fakhruddin Muttaqin, M.Pd

Disusun oleh :

Arifal Rifaini 2003402021053

Fahrunnisa 2003402021058

Bainur Rohman Syah 1053402027

Muhammad Jainuri 2003402021047

Noviatul fajriyah 2003402021003

Ziqiyah Nurul Toriqoh 2003402021062

PRODI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan


jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaannya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada tauladan
kita nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus
berupa jalan agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang


diperintahkan oleh Bapak Fakhruddin muttaqin, M.Pd yang berjudul “Attending,
Opening, dan Acceptance”. Disamping itu kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada banyak pihak yang telah membantu sehingga diselesaikannya
makalah ini.

Akhir kata, kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kata
sempurna, maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-
karya saya diwaktu mendatang.

Jember, 21 Maret 2021

PENULIS

ii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3. Tujuan ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

2.1. Pengertian Keterampilan Dasar Konseling ...................................... 3


2.2. Attending (Perhatian) ....................................................................... 4
2.3. Pembukaan (Opening) ..................................................................... 8
2.4. Acceptance (penerimaan) ................................................................. 10

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 12

3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara umum konseling merupakan suatu proses pemberian


bantuan secara langsuang antara konselor dan klien melalui wawancara
konseling. Proses ini hanya boleh dilakukan oleh konselor profesional.
Konseling sebagai usaha bantuan profesional yang disejajarkan dengan
profesi lain, seprti psikiater, psikolog, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, akan ada interaksi secara tatap muka


antara konselor dengan klien. Dengan demikian seorang konselor perlu
memiliki ketermpilan-keterampilan yang didasarkan pada pengetahuan
khusus. Keterampilan itu menjadi salah satu kompetensi konselor.

Ketika melakukan wawancara konseling, teknik dasar komunikasi


konseling menjadi pondasi yang sangat penting. Beberapa teknik tersebut
antara lain teknik Attending, Opening, Acceptance, Paraprashing,
Restatement, Reflesing of Feeling, Clarification, Structuring.

Akan tetapi, dalam makalah ini tidak akan membahas seluruh


aspek teknik dasar konseling tersebut. Makalah ini hanya memfokuskan
pada teknik Attending, Opening dan Acceptance. Ketika tenik tersebut
akan bermanfaat dalam permulaan proses konseling.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari teknik Attending?

2. Bagaimana cara menerapkan teknik Attending dalam proses


konseling?

3. Apa pengerian dari teknik Opening?

1
4. Bagaimana cara menerapkan teknik Openning dalam proses
konseling?

5. Apa pengertian dari teknik Acceptance?

6. Bagaimana cara menerapkan teknik Accaptance dalam proses


konseling?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Keterampilan Dasar Konseling

Pengertian keterampilan konseling adalah bentuk skill yang


dimiliki konselor atau guru dalam menerapkan praktek-praktek konseling.
Keterampilan dasar yang dimaksud disini adalah keterampilan konseling
sebagai salah satu kompetensi dasar guru bimbingan dan konseling di
sekolah. Keterampilan tersebut merupkan kompetensi yang harus dikuasai
dalam setiap melakukan konseling individual. Keterampilan tersebut
merupakan salah satu strategi di dalam melakukan wawancara dengan
konseli. Untuk lebih berpengalaman dan menguasai konseling maka ada
strategi yang fektif yaitu dilakukan lebih dahulu arena latihan konselor
sejawat kemudian diaplikasikan kepada konseli yang sebenarnya (Carl
Rogers, 1983: 261). Selanjutnya Rogers mengatakan bahwa konselor
yang profesional sebaiknya harus mengalami seluk beluk seperti konseli,
sehingga konselor akan mendapatkan pengalaman yang berarti untuk
peningkatan diri sebagai terapis.

Jadi secara sederhana konseling dapat diberikan rumusan yang


sangat sederhana yaitu “wawancara atau percakapan dengan t ujuan
menolong” (Dinkmeyer & Caldwell), namun tidak boleh dilupakan bahwa
konseling adalah teknik menolong yang kompleks, sehingga konselor
harus memahami setiap keterampilan yang dilakukan.

Uraian tersebut sesuai dengan pendapat Aryatmi Siswohardjono


(1992) bahwa agar konselor sekolah mampu melaksanakan konseling
secara efektif maka mereka harus memiliki keterampilan konseling.
Keterampilan Konseling yang efektif berarti konselor mampu
menciptakan suasana kondusif, hangat (warmth), menyenangkan dan
mententramkan hati konseli. Dengan suasana yang demikian itu konselor
akan mudah melakukan eksplorasi masalah yang ada pada diri konseling.

3
Keterampilan konseling menurut Ivey (dalam Willis 2007) ia
mengatakan bahwa keterampilan konseling dapat juga dipandang sebagai
keterampilan minimal seorang konselor profesional, sehingga penguasan
akan keterampilan-keterampilan ini dapat sedikit banyak menjamin
keberlangsungan suatu proses konseling untuk mencapai tujuan
konseling. Dengan harapan bahwa konseli dapat memecahkan
masalahnya sendiri demi perkembangan optimal diri konseli sendiri.

Di dalam proses konseling dikenal adanya tiga tahap, dan ini harus
diketahui oleh konselor sekolah. Tiga tahap tersebut adalah tahap awal,
tahap pengembangan, dan tahap terminal konseling (Pieter B. Mboeik,
1988). Setiap tahap ada keterampilan-keterampilan tertentu yang menyatu
di dalam membangun suatu proses konseling yang utuh. Apabila proses
ini gagal untuk dibangun maka suatu keterampilan yang dilakukan dapat
mengganggu konseling secara keseluruhan.

2.2. Attending ( Perhatian )

Menurut Carkhuff (dalam Retno dan Eko: 2007) menyebutkan


bahwa attending adalah cara yang menunjukan bagaimana konselor
menyiapkan diri, bersikap atau berperilaku, mendengarkan, memberikan
perhatian kepada klien sehingga klien merasa aman, nyaman, diperhatikan
oleh konselor.

Dengan kata lain attending adalah ketrampilan/ teknik yang


digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada klien agar klien
merasa dihargai dan merasa dibimbing dengan suasana yang kondusif
sehingga klien bebas mengekspresikan / mengungkapkan pikiran ,
perasaan ataupun tingkah lakunya.Perilaku attending dapat juga dikatakan
sebagai penampilan konselor yang menampakkan komponen-komponen
perilaku nonverbal, bahasa lisan dan kontak mata. Karena komponen-
komponen tersebut tidak mudah perlu dilatihkan bertahap dan terus
menerus.

4
Perilaku attending yang ditampilkan konselor akan
mempengaruhi kepribadian klien yaitu:

a. Meningkatkan harga diri klien, sebab sikap dan perilaku


attending memungkinkan konselor menghargai klien. Karena
dia dihargai, maka merasa harga diri ada atau meningkat.

b. Dengan perilaku attending dapat menciptakan suasana aman


bagi klien, karena klien merasa ada orang yang bias
dipercayai, teman untuk berbicara, dan merasa terlindungi
secara emosional.

c. Perilaku attending memberikan keyakinan kepada klien


bahwa konselor adalah tempat dia mudah untuk mencurahkan
segala isi hati dan perasaannya.Keterampilan atending
merupakan usaha pembinaan untu menghadirkan klien dalam
proses konseling.Keterampilan dasar ini harus dikuasai oleh
konselor karena keberhasilan membangun kondisi awal akan
menentukan proses dan hasil konseling yang
diselenggarakan. Penciptaan dan pengembangan atending
dimulai dari upaya konselor menunjukkan sikap empati,
menghargai, wajar dan mampu mengetahui atau paling tidak
mengantisipasi kebutuhan yang dirasakan oleh klien.

Keterampilan attending meliputi :

a) Posisi badan (termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka)


diantara posisi badan yang baik dalam attending mencakup :

1. Duduk dengan badan menghadap klien.

2. Tangan diatas pangkuan atau berpegang bebas atau


kadang-kadang di gunakan untuk menunjukan gerak
isyarat yang sedang dikomunikasikan secara verbal.

3. Responsif dengan menggunakan bagian wajah,


misalnya senyum spontan atau anggukan kepala

5
sebagai persetujuan atau pemahaman dan kerutan dahi
tanda tidak mengerti.

4. Badan tegak lurus tanpa kaku dan sesekali condong


kearahklien untuk Menunjukan kebersamaan dengan
klien.

b) Kontak mata

Kontak mata yang baik berlangsung dengan melihat


klien pada waktu dia ber-bicara kepada konselor dan
sebaliknya. Kontak mata harus dipertahankan atau dipelihara
dengan menggunakan pandangan spontan yang
mengekspresikan minat dan keinginan mendengarkan serta
merespon klien.

c) Mendengarkan

Memelihara perhatian penuh yang terpusat pada klien.


Mendengarkan apapun yang dikatakan klien. Mendengarkan
keseluruhan pribadi klien (kata-kata, perasaan dan
perilakunya). Memahami keseluruhan pesannya.

Contoh perilaku attending yang baik :

1. Kepala melakukan anggukan jika setuju dan menggeleng jika tidak


setuju.
2. Ekspresi wajah tenang, ceria, senyum
3. Posisi tubuh agak condong ke arah klien, jarak antara konselor
dengan klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau
berdampingan.
4. Tangan variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah,
menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan untuk
menekankan ucapan.
Contoh perilaku attending yang tidak baik :
1. Kepala kaku

6
2. Muka kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan,tidak melihat
saat klien sedang bicara, mata melotot.
3. Posisi tubuh tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan klien
menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling. Memutuskan
pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam untuk memberi
kesempatan klien berfikir dan berbicara.
4. Perhatian terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar.

Dalam proses attending ini ada kemungkinan kegagalan proses


attending mengingat baahwa manusia itu unik dan memiliki karakteristik
masing-masing ada yang tertutup sehingga mempersulit proses attending
dan proses konseling ini. Dalam hal ini apabila konselor mengalami
kegagalan dalam proses ini lanjutkan saja proses konseling jangan terus
berbicara ataupun bertanya karena hal tersebut akan menimbulkan kesan
bahwa konselor mendominasi kegiatan konseling dan hal itu akan
semakin membuat klien merasa tidak nyaman dan tidak percaya pada
konselor. Dalam hal ini mungkin konselor harus lebih dekat dan lebih
mengenal klien. Setelah klien diterima lalu membina rapport dan paling
penting membacakan topik netral.

Attending bertujuan untuk penciptaan suasana nyaman supaya


klien merasa dihargai, meyakinkan klien untuk mempercayai konselor.
Menurut Sofyan S. Willis ( 2004 : 176 ) menyatakan bahwa perilaku
attending akan mempengaruhi kepribadian konseling yaitu:

a. Meningkatkan harga diri konseling.

b. Menciptakan suasana aman bagi konseling.

c. Memberikan keyakinan kepada konseli bahwa konselor


adalah tempat dia mudah untuk mencurahkan segala isi hati
perasaannya.

Attending dilakukan untuk membuka proses konseling, perhatian


yang diberikan terpusat sehingga klien menjadi terbuka pada klien.
Attending berfungsi agar konselor dpat memperlihatkan penampilan yang

7
attending diberbagai situasi hubungan interpersonal secara umum
khususnya dalam relasi konseling dengan konseling.

Dari beberapa fungsi tersebut dapat diambil suatu kesimpulan


bahwa fungsi dari teknik attending adalah konselor dapat memfokuskan
pada komunikasi non ferbal konseli sehingga perhatiannya terpusat pada
konseli dan dapat memperlihatkan penampilan yang attending khususnya
dala relasi konseling dengan konseling. Attending bermanfaat agar
konseli merasa dihargai dan terbina suasana kondusif. Attending
bermanfaat agar konseli merasa dihagai sehingga ia senang, betah, dan
mau mencurahkan ide dan perasaannya secara bebas.

2.3. Pembukaan ( Opening )

Opening (pembukaan) adalah keterampilan atau teknik untuk


membuka atau memulai komunikasi atau hubungan konseling. Raport
(openning) mempunyai makna sebagai suatu kondisi saling memahami
dan mengenal tujuan bersama.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teknik opening


adalah teknik untuk membuka hubungan konseling sehingga terbentuk
suatu kondisi yang saling memahamidan mengenal tujuan bersama.
Keterampilan ini digunakan ketika konselor melakukan wawancara
dengan klien. Opening merupakan bentuk verbal dari ketrampilan
attending.

Tujuan dari opening yaitu konselor memperoleh dengan


kepercayaan dari konseli dan akhirnya konseli dapat dengan bebas dan
terbuka dalam mengungkapkan masalahnya. Raport (openning)
mempunyai makna sebagai suatu kondisi saling memahami dan mengenal
tujuan bersama. (M. Surya, 2003 :130). Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa teknik opening adalah teknik untuk membuka
hubungan konseling sehingga terbentuk suatu kondisi yang saling
memahamidan mengenal tujuan bersama.

8
Fungsi dari keterampilan opening adalah mempererat hubungan
konselor dengan klien. Opening berfungsi untuk membuka poroses
konseling secara psikologis, serta berfungsi juga untuk menciptakan rasa
nyaman bagi konseli, sehinggas konseli akan merasa tenang dan percaya
bahwa konselor dapat membantu dan menangani masalahnya.denan
demikian opening samgat diperlukan oleh seorang konselor agar tercapai
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam proses konseling. Contoh :

Tika :“Assalamungalaikum”(sambil mengetuk pintu ruang

konselor).

Konselor :”Wassalamualaikumsalam, mba Tika (berjabat

sambil tersenyum dan mempersilahkan duduk ke kursi).

Tika :” ya baik bu”terima kasih (sambil

duduk)Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh konselor dalam

menggunakan teknik opening antara lain adalah menyambut

kehadiran klien, membicarakan topic netral, dan memindahkan

pembicaraan topic ke dalam permulaan dan konseling.

a. Penyambutan

1. Verbal
Konselor member atau menjawab salam, menyebutkan
nama klien, mempersilahkan duduk dll.

2. Non verbal
Konselor segera membuka pintu ruang konseling, jabat
tangan, senyum dengan ceri, mendampingi mengiringi klien saat
menuju tempat duduk menempatkan klien pada tempat duduk yang
lebih baik, duduk sesudah klien duduk dll.

9
b. Pembicaraan Topik Netral

Topik netral adalah bahan pembicaraan yang sifatnya umum dan


tidak menyinggung perasaan klien.Bahan topic netral antara lain kejadian-
kejadian hangat gambaran-gambaran yang ada diruang konseling, potensi
lingkungan asal klien dll.

c. Pemindahan Topik Netral ke Permulaan Konseling

Menggunakan kalimat “jembatan” misalnya:“Setelah kita


membicarakan…(isi topik netral), barangkali ada sesuatu hal yang
perlu kita bicarakan bersama dalam pertemuan ini”Mengembangkan
sebagaian isi topik netral misalnya: “Itu tadi hobimu dibidang musik, lalu
bagaimana dengan prestasimu dalam perkuliahan”.

2.4. Acceptance (Penerimaan)

Penerimaan adalah teknik yang digunakan konselor untuk


menunjukan minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan
klien. Teknik penerimaan merupakan cara bagaimana konselor melakukan
tindakan agar konseli merasa diterima dalam proses konseli.(M. Surya,
2003 : 131). Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa teknik
acceptance adalah teknik yang digunakan konselor untuk menunjukkan
minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan konseling agar
konseling merasa diterima dalam proses konseling. Terdapat dua jenis
penerimaan yaitu:

a. Verbal

Bentuk pendekteruskan, oh… ya, lalu/kemudian,


ya…ya, hem…hem… dll. Bentuk panjang : saya memahami ,
saya menghayati, saya dapat merasakan, dll.

b. Non verbal

Anggukan kepala posisi condong ke depan, perubahan


mimik, memlihara kontak mata dll. Penerimaan bukan berarti
mensetujui, cerita apapun yang disampaikan klien diterima

10
namun bukan berarti setuju. Konselor menerima tanpa menilai
sesuai dengan asas klien tidak pernah salah ( KTSP ).

Konselor bertanggungjawab untuk memperbaiki klien atau bisa


disebut debgan memberikan dorongan minimal pada klien. Contoh
Penerimaan (Acceptenc)

Konselor :”Bagaimana kabar mba Tika hari ini ?

Tika :”Alhamdulillah baik bu”,

Konselor :”Barusan pelajaran apa?”(Konselor duduk dengan tenang


sambil sedikit mencondongkan badan pada klien)

Tika :“pelajaran kimia bu”

Konselor :”Anda suka pelajaran tersebut?atau sebaliknya?

Tujuan acceptenc adalah untuk menciptakan suasana dimana


konseli merasa dihargai. Fungsi dari Acceptenc ialah terjalin suasana
yang kondusif dan dinamis. Selain itu agar konseli merasa diterima
dalam proses konseling. Oleh karena itu, teknik ini perlu difungsikan
supaya proses konseling berjalan dengan lancar.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Teknik dasar yang dapat digunakan untuk membantu konselor


dalam menggali perasaan-perasaan konseling baik dari tingkah laku
verbal maupun non verbal sebagai usaha untuk memahami dirinya sendiri
dan memahami perubahan yang terjadi di dalam kehidupannya. Teknik
dasar dalam komunikasi konseling terdiri attending, opening acceptance
dll. Teknik tersebut dapat dilakukan baik verbal maupun non verbal guna
membantu klien mengentaskan masalahnya. Konselor harus mengetahui
bagaimana cara membuat klien merasa nyaman agar dapat
mengekspesikan masalah apa yang dia hadapai. Serta konselor harus
mempunyai keterampilan dalam menggunakan teknik opening karena
opening yang baik dan tepat dapat menciptakan suasana yang nyaman
bagi klien. Serta dalam diri konselor harus mempunyai jiwa penerimaan
yang baik akan diri klien hal ini diperlukaan agar klien tak sngkan dalam
mengunggapkan apa yang ia dia rasakan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://bintimuham.wordpress.com/2013/11/12/keterampilan-dasar-
konseling/Diakses pada tanggal 19 Maret 2021

https://www.academia.edu/21657534/TEKNIK_DASAR_KOMUNIKASI_DALA
M_KONSELING_BAGIAN_1_ Diakses pada tanggal 19 Maret 2021

http://wahyupumpinks.blogspot.com/2012/07/teknik-attending-opening-
acceptance-dan.html Diakses pada tanggal 19 Maret 2021

13

Anda mungkin juga menyukai