Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah “ Keterampilan Dasar Konseling”
Dosen Pengampu:
Siska Mardes S.Pd., M.Pd, Kons
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Segala puji dan syukur senantiasa terucap atas kehadirat Allah SWT. karena berkat
rahmat-Nya lah pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas kelompok
dengan judul teknik teknik dasar komunikasi konseling pada mata kuliah Keterampilan Dasar
Konseling program studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Riau.
Ucapan terima kasih juga pemakalah sampaikan kepada Siska Mardes, S.Pd., M.Pd.,
Kons., selaku dosen pengampu karena melalui pemberian tugas makalah kelompok ini
pemakalah bisa mengerti dan memahami tentang teknik teknik dasar komunikasi konseling.
Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penyusunan makalah ini, pemakalah
menerima kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan perbaikan dan akan menjadi lebih baik
lagi di masa depan. Semoga makalah ini dapat berguna dan memberi pemahaman yang lebih
mudah di mengerti kepada pembaca sehingga dapat dijadikan referensi.
.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Komunikasi Konseling
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Teknik Teknik Komunikasi Konseling
1
BAB II
PEMBAHASAN
Konseling merupakan suatu proses komunikasi antara konselor dan klien. Sebagai
suatu proses komunikasi, konseling melibatkan keterampilan konselor dalam menangkap atau
merespon pernyataan klien dan mengkomunikasikannya kembali kepada klien tersebut. Agar
proses komunikasi tersebut efektif dan efisien, maka konselor hendaknya memiliki
kemampuan dalam memberikan bantuan terhadap klien. Salah satu kemampuan tersebut ialah
keterampilan berkomunikasi dengan klien.
Komunikasi konseling merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam proses
konseling, sebab dalam proses konseling umumnya dilakukan dengan tatap muka langsung.
Dalam komunikasi tatap muka inilah teknik komunikasi yang baik dan tepat sangat
diperlukan, baik komunikasi verbal maupun non verbal.
Dalam berkomunikasi dengan klien, konselor seharusnya menggunakan respon-respon
yang fasilitatif bagi pencapaian tujuan konseling. Secara umum, respon-respon tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam berbagai teknik dasar komunikasi konseling, yaitu teknik attending,
opening, acceptance, paraprashing, restatement, reflection of feeling, clarification,
structuring, lead, silence, reassurance, rejection, advice, confrontation, interpretation,
summary dan termination. Berikut penjelasan dari teknik-teknik dasar dalam komunikasi
konseling.
4
“Setelah kita membicarakan………(isi topik netral), barangkali ada sesuatu hal
yang perlu kita bicarakan bersama dalam pertemuan ini”.
1.2. Mengembangkan sebagaian isi topik netral, misalnya: “Itu tadi hobimu di bidang musik,
2.3 Acceptance
Pengertian
Acceptance (penerimaan) adalah teknik yang digunakan konselor untuk
menunjukkan minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan klien.
Bentuk
a. Verbal
Klien : “Bagaimana tak akan kesepian Bu, yang biasanya dia berkunjung (apel) setiap
5
Cara
1. Pengulangan harus persis sama dengan pernyataan klien, tidak boleh
menambah/menguranginya.
Contoh
Klien : “Sebetulnya saya ingin masuk Jurusan Teknik Industri, tetapi ibu tidak setuju bila
saya memasuki jurusan tersebut”.
Konselor : “Ibu tidak setuju.
1. Hindari stereotip
Contoh
Klien : “Pak, saya sudah belajar dengan giat sebelum menghadapi UNC, tetapi nilai yang
saya terima jauh di bawah yang saya harapkan“.
Konselor : “ Sepertinya Anda merasa kecewa terhadap nilai UNC yang Anda terima “.
6
2.6 Clarification
Pengertian
Clarification (klarifikasi) ialah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali
isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar.
Bentuk
Respon konselor didahului oleh kata-kata pendahuluan: pada dasarnya, pada pokoknya, pada
intinya, singkat kata, dengan kata lain, dsb.
Contoh
1. Klien : “Saya pernah meminjamkan buku catatan kuliah Konseling Individual kepada
Andi, tetapi ia tidak mengembalikannya lagi kepada saya. Ee… kemarin lusa adiknya, Ari,
mau pinjam buku Psikologi Belajarpada saya. Saya tidak memberinya Pak. Dia kan adik
Andi, sudah tentu dia juga tidak akan mengembalikan buku yang dipinjamnya itu pada saya”.
2.7 Paraprashing
Pengertian
Paraprashing adalah kata-kata konselor untuk menyatakan kembali esensi dari ucapan-
ucapan klien.
Paraprse yang efektif akan sering diikuti dengan kata-kata “ya” atau “benar/betul” secara
spontan dari klien.
7
Cara paraprase:
c. Amati pertanda atau minta respon dari klien tentang kecermatan konselor.
Contoh:
Klien: “Dia tidak mengijinkan saya melamar pekerjaan itu, saya menginginkan
pekerjaan itu, tetapi dia menggagalkannya, sebenarnya dia hanya tidak membiarkan saya
meninggalkan kota ini”.
Paraprasenya: Apakah anda merasakan bahwa ia sebenarnya takut berpisah dengan anda?.
a. Paraprase hanya menyatakan kembali secara lebih esensial, bantuan untuk memperoleh
klasifikasi tambahan yang cermat.
b. Paraprase bukanlah upaya membaca apa yang terlintas di benak klien (interprestasi) atau
pemikiran konselor terhadap ucapan klien.
Jenis-jenis Structuring
Teknik structurting terdiri atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
8
Klien : “Pak, sebetulnya saya sudah seminggu yang lalu ingin menemui Bapak, tetapi
baru kali ini saya dapat berjumpa dengan Bapak. Dan hari ini saya dapat menghadap
Bapak dari jam 8.00 sampai jam 8.30, karena jam 8.30 nanti saya ada acara
pembekalan PPL di Laboratorium.
Konselor :“Kalau demikian, marilah kita manfaatkan waktu selama 30 menit ini
dengan sebaik-baiknya”
Klien : “Saya sulit sekali menyesuaikan diri dengan teman-teman di kampus ini,
karena itulah saya kemari untuk membicangkannya dengan ibu”
Konselor : “bagus, Anda kemari untuk membahas masalah Anda dengan saya, namun
perlu diketahui bahwa jam 10.00 nanti saya diundang oleh dekan menghadiri rapat dan
kita hanya memiliki waktu selama 45 menit. Oleh karena itu marilah kita gunakan
waktu ini sebaik-baiknya.
Klien : ”Akhir-akhir ini saya sulit sekali mengkonsentrasikan diri dalam belajar, karena
itu saya menemui Bapak untuk meminta nasihat bagaimana cara belajar yang baik”.
Konselor : “Anda meminta nasehat dari saya?” Perlu anda ketahui bahwa saya tidak
dapat memberikan nasihat sebagaimana yang anda minta, tetapi marilah kita bicarakan
bersama masalah Anda itu kemudian kita cari jalan keluarnya”.
Klien : “Pak saya sulit sekali berkonsentrasi belajar sehingga ketika ujian berlangsung
saya tidak dapat mengerjakan dengan baik maka dari itu nilai saya menjadi jelek.
Disamping itu, dikelas saya juga sulit sekali bergaul dengan lawan jenis dan satu hal
lagi Pak, gimana ya caranya agar saya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru?”
Konselor : “Dalam masalah yang Anda kemukakan tadi setidaknya ada tiga masalah
yaitu masalah berkonsentrasi belajar, masalah dengan bergaul dengan lawan jenis, dan
9
masalah penyesuain diri. Nah dari ketiga masalah tersebut mana yang mendesak untuk
kita bicarakan terlebih dahulu?
Klien : “(Datang ke ruang konseling dengan marah-marah, wajah memerah dan sambil
menyobek-yobek kertas)”
Konselor : “Tenang-tenang..,Anda boleh mengutarakan apa saja disini, tetapi satu hal
yang tidak boleh anda lakukan disini yaitu mengotori ruangan ini”
Tujuan dari keterampilan pengarahan ini adalah mendorong klien untuk merespon
pembicaraan terutama pada awal-awal pertemuan
Jenis-jenis Lead
Secara umum ada dua jenis pengarahan (Lead) yaitu lead umum dan lead khusus.
1. Lead Umum
Lead umum ialah teknik pengarahan/pertanyaan yang memberikan kesempatan
kepada klien untuk bebas mengelaborasi, mengeksplorasi, atau memberikan
reaksi/jawaban dari berbagai kemungkinan sesuai dengan keinginan klien.
Contoh :
Klien : “Pak kemarin saya baru saja ikut lomba lari tingkat nasional”
Konselor : “Coba ceritakan kepada bapak bagaimana suasana waktu kamu mengikuti
lomba tersebut?”
10
2. Lead Khusus
Contoh :
Klien : “Pak saya merasa kesal dengan Budi karena dia malas diajak belajar kelompok
padahal ada tugas yang harus dikerjakan dengan dia”
2. Hendaknya konselor dapat menggunakan variasi komunikasi dan tidak terpaku dengan
teknik lead saja dalam pertemuan konseling, dengan demikian konselor dapat
menghindari warna pertemuan seperti pertemuan tanya jawab atau interogasi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam berkomunikasi dengan klien, konselor seharusnya menggunakan respon-
respon yang fasilitatif bagi pencapaian tujuan konseling. Secara umum, respon-respon
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam berbagai teknik dasar komunikasi konseling,
yaitu teknik attending, opening, acceptance, paraprashing, restatement, reflection of
feeling, clarification, structuring, lead, silence, reassurance, rejection, advice,
confrontation, interpretation, summary dan termination.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini tim penulis menyadari bahwa, penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun
penulis harapkan agar dapat memperbaiki makalah dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Dari hasil pembahasan makalah ini
diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai Teknik dasar komunikasi
konseling. Penulis sangat menyadari akan kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam
makalah ini. Oleh sebab itu, sangat diharapkan kritik dan saran mendukung agar
kedepannya penulis dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Willis. Sofyan. 2011. Konseling Individual Toeri dan Praktek. Bandung. Alfabeta
Bandung
Hendrarno, Edy dkk. 2003. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Perc. Swadaya
Manunggal.
Mulawarman. 2017. Buku Ajar : Pengantar Keterampilan Dasar Konseling bagi Konselor
Pendidikan. Semarang. Universitas Negeri Semarang
13