Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KETERAMPILAN KOMUNIKASI

“KETERAMPILAN SELF-ATTENDING”

OLEH:

KELOMPOK VIII

Adji Surbakti (220404502021)


Fadhil Ramzy Zainal (220404502045)
Insyiroh Rasikhah Burhan Gading (220404501015)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah swt. Karna berkat rahmat, nikmat, dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu guna memenuhi
tugas kelompok Mata Kuliah Keterampilan Komunikasi dengan materi “KETERAMPILAN
SELF-ATTENDING.”

Selanjutnya kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Suciana Latif,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen Mata Kuliah Keterampilan Komunikasi. Kami juga berterima kasih
kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang turut membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambahkan pengetahuan dan
pengalam bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari teman-
teman dalam makalah kami.

Makassar, 27 Oktober 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Keterampilan Attending ................................................................................. 3
2.2 Komponen-komponen Keterampilan Attending............................................................... 4
2.3 Bentuk dan Cara Melakukan Keterampilan Attending ..................................................... 5
2.4 Manfaat/Fungsi Keterampilan Attending ......................................................................... 5
2.5 Tujuan Keterampilan Attending ....................................................................................... 6
BAB III ...................................................................................................................................... 7
PENUTUP.................................................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menanamkan teknik konseling, yaitu
keterampilan konseling, strategi konseling, dan teknik-teknik konseling. Semua istilah tersebut
mengandung pengertian yang sama, yakni cara yang digunakan oleh seorang konselor dalam
hubungan konseling untuk membantu klien agar berkembang potensinya serta mampu
mengatasi masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan, yakni nilai-
nilai sosial, budaya, dan agama.

Bagi seorang konselor, mengatasi teknik konseling adalah hal yang mutlak diperlukan.
Sebab, dalam proses konseling, penguasaan teknik merupakan kunci keberhasilan untuk
mencapai tujuan konseling. Seorang konselor yang efektif harus mampu merespon klien
dengan teknik yang benar, sesuai dengan keadaan klien saat ini.

Setiap tahapan proses konseling membutuhkan keterampilan-keterampilan yang tepat.


Disamping itu, Dinamika hubungan konseling ditentukan oleh penggunaan keterampilan yang
bervariasi. Dengan demikian proses konseling tidak dirasakan oleh peserta konseling
(konselor-klien) sebagai hal yang menjemukan. Akibatnya keterlibatan mereka dalam proses
konseling sejak awal hingga akhir dirasakan sangat bermakna dan berguna. Oleh sebab itu,
penulis akan membahas mengenai salah satu keterampilan konseling yaitu Keterampilan Self-
Attending.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari keterampilan attending?


2. Apa saja komponen-komponen keterampilan attending?
3. Bagaimana bentuk dan cara melakukan keterampilan attending?
4. Apa saja manfaat/fungsi dari keterampilan attending?
5. Apa tujuan dari keterampilan attending?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk memahami pengertian dari keterampilan attending.


2. Untuk mengetahui komponen-komponen keterampilan attending.
3. Untuk mengetahui bentuk dan cara melakukan keterampilan attending.
4. Untuk mengetahui manfaat atau fungsi dari keterampilan attending.
5. Untuk mengetahui tujuan dari keterampilan attending.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Attending


Menurut Kamus Konseling dan Terapi, attending adalah perhatian penuh konselor atau
terapis kepada klien yang sedang dihadapinya, ditandai oleh adanya keterlibatan kognitif dan
emotif konselor dengan situasi konseling yang menampak berupa tingkah laku seperti
menghadap dan melihat klien atau mendekati klien. Secara umum keterampilan attending
menunjuk pada bagaimana konselor/guru BK bertindak sehingga menimbulkan kesan bagi
klien bahwa dirinya diterima dan dihargai dalam proses konseling. Menurut Andi Mappiare,
keterampilan attending berkenaan dengan teknik penerimaan konselor terhadap klien yang
menggambarkan bagaimana konselor bertindak agar klien merasa diterima dalam proses
konseling.
Hutahuruk dan Pibradi menjelaskan bahwa attending yang baik merupakan suatu
komponen yang diperlukakan dalam komunikasi yang baik. Perilaku attending yang baik
mendemonstrasikan kepada klien bahwa konselor menghargainya sebagai pribadi dan konselor
tertarik terhadap apa yang dikatakan oleh konseli.
Carkhuff (1983) menyatakan bahwa melayani klien secara pribadi merupakan upaya
yang dilakukan konselor dalam memberikan perhatian secara total kepada klien. Hal ini
ditampilkan melalui sikap tubuh dan ekspresi wajah. Menurut Willis (2009), Attending yang
baik ini sangat dibutuhkan karena dapat: a) Meningkatkan harga diri klien, b) Menciptakan
suasana yang aman, c) Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.
Selanjutnya, menurut Sofyan S. Willis, keterampilan attending dikatakan sebagai
penampilan konselor yang diwujudkan dalam komponen-komponen perilaku nonverbal,
bahasa lisan, dan kontak mata. Dalam hal ini, perwujudan perilaku verbal dan nonverbal akan
muncul selama sesi konseling yang akan berpengaruh pada keberhasilan guru BK membuat
siswa terbuka untuk menceritakan permasalahan yang dialaminya. Ditegaskan kembali oleh
Sofyan S. Willis dalam bukunya Konseling Keluarga bahwa Attending yaitu peryataan
konselor dalam bentuk verbal dan nonverbal ketika klien memasuki ruang konseling. Menurut
Achmad Juntika Nurihsan, Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perilaku verbal
yaitu: a. Konselor hendaklah menyesuaikan komentar atau pertanyaan dengan konteks yang
disampaikan klien. b. Konselor jangan memotong pembicaraan klien atau melopat pada topik
lain. c. Tetaplah dengan topik yang klien kenal/topik yang disampaikan klien dan berupaya

3
membantu klien. Maka selama sesi konseling guru BK harus lebih aktif agar dapat memberikan
alternatif yang sesuai dengan permasalahan yang disampaikan klien. Arintoko menjelaskan
bahwa dengan adanya perilaku nonverbal, konselor akan dapat mengetahui isyarat/pesan
konseli yang belum terungkap secara verbal. Berikut teknik-teknik nonverbal:
1. Anggukan Kepala : Untuk menyatakan sependapat atau setuju dengan hal-hal
yang diungkapkan klien.
2. Senyum : Untuk menyatakan sikap menerima kedatangan konseli.
3. Tatapan mata : Untuk menyatakan bahwa konselor sedang memperhatikan
klien.
4. Intonasi suara : Untuk menyatakan kesesuaian pembicaraan dengan konseli.
5. Ekspresi muka : Untuk menyatakan respon terhadap reaksi-reaksi yang
diungkapkan klien.
6. Diam : Untuk mempersilahkan konseli melanjutkan pembicarannya
hingga selesai.
7. Gerakan tangan : Untuk memperkuat apa yang diungkapkan konselor secara
verbal.
8. Gerakan bibir : Gerakan bibir harus dilakukan secara wajar agar tidak
menimbulkan sikap negatif bagi konseli.
9. Pakaian : Pakaian konselor akan sangat mendukung dalam proses
konseling karena dapat membuat konseli nyaman berbicara
dengan konselor.
10. Jarak tempat duduk : Konselor harus lebih tepat dalam mengatur tempat duduk
yang membuat konseli merasa nyaman dan terlibat dalam
proses konseling.

2.2 Komponen-komponen Keterampilan Attending


Komponen-komponen yang terpenting dalam attending adalah;
1. Kontak mata yang bertujuan untuk mengamati bahasa tubuh klien (air, muka, bahasa
tubuh, gerakan tubuh, keadaan mata dan sebagainya).
2. Bahasa badan konselor menunjukkan keramahan, senyum, santai, menghargai; dan
3. Bahasa lisan, yakni menunjukkan bagaimana sifat bersahabat, ramah, senyum, dan
menghargai klien.

4
2.3 Bentuk dan Cara Melakukan Keterampilan Attending
Carkhuff (1983) menyatakan bahwa melayani klien merupakan upaya yang dilakukan
konselor dalam memberikan perhatian secara total hal ini ditampilkan melalui sikap tubuh dan
ekspresi wajah secara lebih rinci berikut ini dikemukakan sikap melayani (attending) yang
baik, yakni:
1. Kepala : Melakukan anggukan jika setuju.
2. Ekspresi wajah : Tenang, ceria, senyum.
3. Posisi tubuh : Agak condong ke arah klien, jarak konselor dengan klien agak
dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.
4. Tangan : Variasi gerakan tangan atau lengan spontan berubah-ubah,
menggunakan tanag sebagai isyarat, menggunakan gerakan
tangan untuk menekankan ucapan.
5. Mendengarkan aktif : Aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai,
diam (menanti saat kesempatan beraksi), perhatian terarah
pada lawan bicara.

Ciri-ciri peilaku attending (Attending Skill) yang tidak baik adalah: 1) kepala kaku, 2) ekpresi
muka melamun, tegang, mengalihkan pandangan, tidak melihat klien saat klien berbicara, dan
mata melotot, 3) posisi tubuh tegak kaku, bersandar dikursi, miring, jarak duduk dengan klien
menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling, 4). memutusakna pembicaraan, berbicara terus
tanpa ada teknik diam, tidak memberikan kesempatan kepada klien untuk berbicara, 5)
perhatian terpecah, mudah buyar dengan gangguan luar.

2.4 Manfaat/Fungsi Keterampilan Attending


Menurut Sofyan S. Willis keterampilan attending yang ditampilkan konselor akan
mempengaruhi kepribadian klien yaitu:
a. Meningkatkan harga diri klien, sebab sikap dan keterampilan attending memungkinkan
konselor menghargai konseli. Karena dia dihargai, maka merasa harga diri ada atau
meningkat sehingga tertarik untuk melakukan konseling.
b. Dengan keterampilan attending menciptakan suasana aman bagi klien, karena klien
merasa ada orang yang bisa dipercayai untuk berbicara, dan merasa terlindungi secara
emosional.

5
c. Keterampilan attending memberikan keyakinan kepada klien bahwa konselor adalah
tempat dia untuk mencurahkan segala isi hati dan perasaannya.
Fungsi dari attending yaitu untuk memusatkan perhatian pada klien. Disamping itu,
fungsi utama dari teknik attending adalah untuk mendorong klien agar mau berbicara dengan
bebas dan terbuka. Attending juga bermanfaat agar konseli merasa dihargai dan terbina secara
kondusif.
Dari beberapa fungsi diatas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi dari
teknik attending adalah membuka proses konseling serta konselor dapat memfokuskan
perhatiannya terpusat pada klien untuk mendorong klien bersedia berbicara secara bebas dan
terbuka.

2.5 Tujuan Keterampilan Attending


Keterampilan Attending bertujuan agar konselor dapat memperlihatkan penampilan
yang attending diberbagai situasi hubungan interpersonal secara umum khususnya dalam relasi
konseling dengan klien.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Attending adalah keterampilan atau teknik yang digunakan konselor untuk memusatkan
perhatian kepada klien agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga
klien bebas mengekspresikan atau mengungkapkan tentang apa saja yang ada dalam pikiran,
perasaan ataupun tingkah lakunya.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mappiare, Andi. 2006. Kamus Itilah Konseling & Terapi, Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Arintoko. 2011. Wawancara Konseling di Sekolah Lengkap dengan Contoh Kasus dan
Penanganan, Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Ismail. 2019. “Makalah Teknik Attending, Rapport, dan Acceptance Dalam Konseling.”
https://cedasberilmuismail.blogspot.com/2019/10/makalah-teknik-attending-rapport-
dan.html?m=1 diakses pada hari Kamis 27 Oktober 2022 pukul 20:00 WITA
Jumadi Mori Salam Tuasikal. 2020. “Keterampilan-Keterampilan Dalam Konseling.”
https://dosen.ung.ac.id/JumadiTuasikal/home/2020/3/24/keterampilan-keterampilan-
dalam-konseling.html diakses pada hari Kamis 27 Oktober 2022 pukul 20:05 WITA
Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang: Jurusan
Bimbingan Konseling FIP UNNES.
Willis, Sofyan S. 2010. konseling individual teori dan praktik. Bandung: Alfabeta.
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai