Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT.
Karena tanpa rahmat & ridho-nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Leny Wahyuningsih,
M.Pd selaku dosen pengampu komunikasi dalam bimbingan dan konseling yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami
menjelaskan tentang individu dan masyarakat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB IV PENUTUP..............................................................................................8
4.1 Kesimpulan..................................................................................................8
4.2 Rekomendasi...............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Boleh jadi seorang siswa terlibat konseling didorong oleh sekadar rasa
ingin tahu dan menjajaki “apa dan bagaimana” konseling itu. Tetapi konselor,
pada lain pihak, hendaknya berasumsi bahwa klien datang untuk mendapatkan
bantuan, mengharap pemecahan masalah dan menghilangkan kecemasan.
Mayoritas klien, menurut Shertzer dan Stone menganggap konseling akan
menghasilkan pemecahan masalah pribadi mereka. Para klien yang diliputi rasa
tertekan menganggap konseling dapat memberikan rasa lega, bebas dari rasa
tertekan. Mereka yang sangat bimbang membuat keputusan menganggap
konseling akan menghasilkan suatu pilihan tepat, mereka yang menilai diri tak
popular menganggap konseling dapat mengantarkannya jadi orang popular.
Meraka yang kesepian menganggap bahwa konseling memberikannya jalan
sehingga mereka menjadi orang yang banyak arti dalam interaksi dengan orang-
orang lainnya.
1
1.3 Tujuan dan Manfaat Pembahasan
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Salah satu sorotan untuk dapat memahami individu (klien) secara menyeluruh,
adalah proses perkembangan individual klien. Dalam hal ini, konselor terbantu
oleh keterangan mengenai prinsip-prinsip perkembangan untuk memperoleh
3
pemahaman tentang perkembangan utuh individu dengan melihat pelaksanaan
tugas-tugas perkembangannya. Semua aspek pokok dalam perkembangan individu
mempunyai implikasi penting bagi upaya-upaya konseling.
4
bawah paksaan entah dari faktor keluarga atau dari pihak lain. Mereka
beranggapan bahwa dirinya tidak bermasalah dan sejumlah klien
menunjukkan keraguan tentang manfaat konseling. Dengan keadaan
seperti ini, klien biasanya tetap diam, dan menolak bekerjasama dengan
konselor.
2. Klien yang menutp diri
Sikap meniutup diri merupakan satu cara untuk menghambat proses
konseling. Klien akan mennutup diri terhadap konseling karean ia harus
menempatkan dirinya sendiri dalam suatu relasi ketergantungan dengan
berbicara tentang dirinya dan masalah masalahnya. Dalam hal ini klien
cemas terhadap suatu hubungan ketergantungan(konseling) karena klien
menganggap bahwa setiap saat ketika ia menghadapi masalah akan
ketergantungan kepada konselor.
5
menentukan apakah konselor konseling akan berlanjut, atau perlu direfer , ataukah
konseling diakhiri, setelah konseling sesi mula-petama. Serta mereka berharap
mendapatkan solusi dari masalah yang mereka hadapi dalam hidup mereka.
6
BAB III
ANALISIS TEORITIS
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Rekomendasi
8
DAFTAR PUSTAKA