PEMBAHASAN
1
Macam-macam problematika bimbingan dan konseling menurut Rahdzi
adalah sebagai berikut :
2
c) Keberhasilan layanan BK bergantung pada sarana dan prasarana
Sering kita temukan pandangan bahwa keandalan dan kehebatan seorang
konselor disebabkan ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan
mutakhir. Seorang konselor yang kinerjanya kurang bagus seringkali berdalih
bahwa ia kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang bagus. Sebaliknya,
pihak klien pun terkadang juga terjebak dalam asumsi bahwa konselor yang hebat
itu terlihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki konselor,.
Pada hakikatnya, kehebatan konselor itu dinilai bukan dari faktor luarnya,
tetapi lebih kepada faktor kepribadian konselor itu sendiri, termasuk di dalamnya
pemahaman agama, tingkah laku sehari-hari, pergaulan dan gaya hidup.
d) Konselor harus aktif, sedangkan klien harus/boleh pasif
3
Pada dasarnya, orang yang mampu menganalisis besar/kecilnya masalah
dan cepat/lambanynya penanganan masalah adalah konselor karena ia memahami
landasan dan kerangka teoritis BK serta mempunyai pengalaman dalam
penanganan masalah yang sejenisnya.
4
menyelesaikan mengatasi masalah harus disesuaikan dengan pribadi klien dan
berbagai hal yang terkait dengannya. Tidak ada suatu carapun yang ampuh untuk
semua klien dan semua masalah. Masalah yang tampaknya “sama” setelah dikaji
secara mendalam ternyata hakikatnya berbeda, sehingga diperlukan cara yang
berbeda untuk mengatasinya.
Harus dipahami bahwa setiap manusia itu berbeda dalam kepribadian dan
kemampuannya sehingga dalam penyelesaian masalah harus disesuaikan dengan
keadaan klien. Bahkan, jika seorang konselor ingin mengadopsi cara/teknik
penyelesaian dari konselor lain, ia juga harus menyesuaikan dengan kemampuan
konselor itu sendiri (yang mengadopsi).
5
3. Problematika dalam Dunia Pendidikan
Problematika utama dalam pelaksanaan BK di dunia pendidikan juga
disebabkan adanya kekeliruan pandangan. Berikut ini kekeliruan-kekeliruan
tersebut.
a) Bimbingan dan konseling hanya pelengkap kegiatan pendidikan
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa layanan bimbingan dan
konseling hanyalah pelengkap dalam pendidikan sehingga sekolah tidak perlu lagi
bersusah payah menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling,karena
dianggap sudah implisit dalam pendidikan itu sendiri. Cukup mantapkan saja
pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari pendidikan. Mereka sama sekali tidak
melihat arti penting bimbingan dan konseling di sekolah.
Kendati begitu, bukan berarti BK dan pendidikan harus dipisahkan. Pada
hakikatnya, dua unsur ini saling membutuhkan dan melengkapi. Bimbingan dan
konseling memiliki kedudukan derajat yang sama dengan pelayanan pendidikan,
yaitu mengantarkan para siswa untuk memperoleh perkembangan diri yang
optimal. Perbedaannya hanya terletak dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya,
yang masing-masing memiliki karakteristik tugas, dan fungsi yang khas dan
berbeda.
b) Guru bimbingan dan konseling di sekolah adalah “ polisi sekolah “
6
memperoleh suasana sejuk dan memberikan harapan. Kendati demikian, konselor
juga tidak bisa melindungi siswa yang memang bermasalah. Konselor hanya
menjadi jaminan untuk penangguhan hukuman/pemaafan baginya. Siswa yang
salah tetaplah salah. Hukuman boleh saja tidak diberikan, bergantung pada besar
kecilnya masalah.
Problematika Internal adalah masalah yang timbul dari dalam diri siswa
atau faktor-faktor internal yang ditimbulkan ketidak beresan siswa dalam belajar.
Faktor internal berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti ;
7
Contoh dari masalah belajar internal dapat dilihat dari kasus berikut :
b) Problematika Eksternal
Contoh dari masalah belajar eksternal dapat dilihat dari kasus berikut
8
Talita seorang gadis cilik duduk di kelas III SD. Ia termasuk salah
seoprang dari sejulah anak di kelasnya yang belum dapat membaca dengan lancar.
Setiap pelajaran membaca, ia menjadi ketakutan karena setiap membuka mulut,
9
aib,bahwa ia telah berbuat salah,atau predikat-predikat negatif lainnya.
Padahal,sebalinya,dari segenap anggapan yang merugikan itu,konseler haruslah
menjadi teman dan kepercayaan siswa.
10
Oleh karena itu, konselor seyoginya tidak hanya menunggu klien datang dan
mengungkapkan masalahnya.
11
Kehidupan yang normal ini pasti menuju kebaikan dan kewajaran. Sayangnya
bekerjanya fungsi-fungsi yang sebenarnya normal itu kadang-kadang terganggu
atau arahnya tidak tetap sehingga memerlukan bantuan konselor agar kegiatan
fungsi-fungsi tersebut lebih lancar dan lebih terarah.
12
nampak atau yang disampaikan itu. Bakan, kadang-kadang masalah yang
sebenarnya berbeda dengan yang tampak atau dikemukakan.
Oleh karena itu, agar bimbingan dan konseling senantiasa efektif dan
berkembang lebih baik, ketiga unsur yang harus ada dalam konseling tersebut
harus senantiasa ditinjau ulang, baik secara teori maupun praktiknya.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15