Disusun Oleh:
CIAMIS
1443 H/2022 M
KATA PENGANTAR
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
karna kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan masuskan serta kritik yang membangun
dari berbagai pihak
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Definisi Teknik Konseling....................................................................................3
B. Definisi Self Management......................................................................................7
C. Teknik Konseling Self-management......................................................................7
D. Tujuan Teknik Konseling Self Management……………………………...…8
BAB III.............................................................................................................................9
KESIMPULAN................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konseling merupakan salah satu teknik bimbingan. Melalui metode
ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individu dan langsung tatap
muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor) dengan klien.
Dengan perkataan lain pemberian bantuan yang dilakukan melalui
hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata),
yang dilaksanakan dengan wawancara antara pembimbing (konselor)
dengan klien. Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling,
adalah masalah-masalah yang bersifat pribadi (Tohirin,2007:296).
Dalam menjalani kehidupan, seseorang senantiasa memiliki
permasalahan kehidupan, baik pribadi maupun social. Berbagai
permasalahan yang di hadapi manusia, baik pada usia anak-anak, remaja,
maupun dewasa sangatlah kompleks. Permasalahan tersebut tidak cukup
dibiarkan begitu saja, melainkan membutuhkan pemecahan yang solutif
dan bijak. Rumitnya permasalahan kehidupan di mana biasanya
menyangkut masalah psikis membutuhkan jawaban secara baik. Di sini
diperlukan nasihat yang baik dan benar dalam menghadapi permasalahan
kehidupan.
B. Rumusan masalah
a. Apa Pengertian Teknik Konseling?
b. Bagaimana Pengertian Self Management?
c. Bagaimana Teknik Konseling Self Management?
d. Apa Tujuan Teknik Konseling Self Management?
e. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Konseling Self Management?
C. Tujuan
a. Mengetahui Definisi Teknik Konseling
b. Mengetahui Definisi Self Management
c. Memahami Teknik Konseling Self Management
d. Mengetahui Tujuan Teknik Konseling Self Management
1
e. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Konseling Self Management
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Teknik Konseling
Menurut Makarao (2010), teknik-teknik konseling adalah cara
yang digunakan oleh konselor dalam hubungan konseling
untuk membantu klien berkembang potensinya serta mampu mengatasi
masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi
lingkungan yakni: nilai-nilai sosial, budaya, dan agama. Konselor mutlak
harus menguasai teknik konseling, karena penguasaan teknik konseling
yang baik merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan
konseling.
Ada beberapa teknik konseling menurut Makarao (2010) antara lain
sebagai berikut ;
1. Perilaku Attending.
Perilaku attending dapat dilakukan dengan menghampiri klien,
kontak mata, bahasa badan, bahasa lisan. Suatu attending yang baik dapat
meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana yang aman, dan
mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.
2. Empati
Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan
klien, merasa dan berpikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang
klien. Pada prinsipnya empati adalah merasakan apa yang sedang
dirasakan klien, tetapi petugas kesehatan tidak larut dalam perasaan klien.
Empati dilakukan bersamaan dengan “attending”,tanpa perilaku attending
tidak akan nada empati.
3. Refleksi
Refleksi adalah keterampilan konselor untuk memantulkan kembali
kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman klien sebagai hasil
pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbal.
2
4.Eksplorasi
Eksplorasi adalah keterampilan konselor untuk menggali perasaan,
pengalaman, dan pikiran klien. Hal ini penting, karena klien seringnya
menutup diri.
5.Menangkap Pesan Utama (Paraphrasing).
3
perilaku klien, a gar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman
dari hasil rujukan baru tersebut.
10.Mengarahkan (Directing).
Untuk mengajak klien berpartisipasi secara penuh di dalam
proses konseling, perlu ada ajakan dan arahan dari konselor. Keterampilan
konseling yang mengatakan kepada klien, agar dia berbuat sesuatu,
mengarahkannya agar melakukan sesuatu.
11.Menyimpulkan Sementara (Summarizing).
Menyimpulkan sementara perlu dilakukan, agar pembicaraan
makin jelas. Setiap periode waktu tertentu, konselor bersama klien perlu
menyimpulkan hasil pembicaraan. Untuk itu sangat diperlukan
kebersamaan, agar klien merasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri,
sehingga mampu mengambil keputusan pemecahan masalah yang
dihadapinya, konselor hanyalah membantu. Berdasarkan hal tersebut di
atas, maka tujuan dari menyimpulkan sementara adalah sebagai berikut:
memberi feedback, menyimpulkan, meningkatkan kualitas diskusi.
12.Memimpin (Leading).
Sebagai konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan, agar
tercapai tujuan konseling. Tujuannya adalah: agar klien tidak menyimpang
dari fokus pembicaraan.
13. Fokus.
Seorang konselor yang efektif harus mampu membuat fokus
melalui perhatiannya yang terseleksi dari pembicaraan dengan klien.
Fokus membuat klien untuk memusatkan perhatian pada pokok
pembicaraan.
14. Konfrontasi.
Konfrontasi adalah suatu teknik konseling yang menantang klien
untuk melihat adanya diskrepansi atau inkonsistensi antar perkataan
dengan bahasa badan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan
kepedihan.
4
15. Menjernihkan (Clarifying).
Menjernihkan adalah suatu keterampilan untuk menjernihkan
ucapan-ucapan klien yang samar-samar, kurang jelas, dan agak
meragukan. Teknik ini mempunyai tujuan: agar klien dapat menyatakan
pesannya dengan jelas, agar klien dapat menjelaskan, mengulang,
mengilustrasikan perasaannya.
16. Memudahkan (Facilitating).
Memudahkan adalah suatu keterampilan
membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor
dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara bebas.
17.Diam
Banyak orang bertanya tentang kedudukan diam dalam kerangka
proses konseling. Sebenarnya diam adalah sangat penting digabung
dengan teknik attending. Diam bukan berarti tidak ada komunikasi, akan
tetapi tetap ada, yaitu melalui perilaku nonverbal. Yang paling ideal, diam
itu paling lama 5-10 detik, dan selebihnya dapat diganti dengan dorongan
minimal. Akan tetapi, jika konselor yang menunggu klien yang
sedang berpikir, mungkin diamnya bisa lebih dari 5 detik, hal ini relatif,
tergantung dari feeling konselor.
18.Mengambil Inisiatif
Mengambil inisiatif perlu dilakukan konselor manakala klien kurang
bersemangat untuk berbicara, sering diam dan kurang partisipasif.
Konselor harus dapat mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk
berinisiatif dalam menuntaskan diskusi.
19. Memberi Nasihat.
Pemberian nasihat sebaiknya dilakukan jika klien memintanya.
Walaupun demikian, konselor tetap harus mempertimbangkannya. Apakah
pantas untuk memberi nasihat atau tidak. Sebab dalam memberi nasihat
tetap dijaga agar tujuan konseling yakni “kemandirian klien” harus tetap
tercapai.
5
20.Pemberian Informasi
Dalam hal informasi yang diminta klien, sama halnya dengan pemberian
nasihat. Selanjutnya jika konselor tidak memiliki informasi tersebut,
sebaiknya dengan jujur katakana bahwa tidak mengetahuinya. Akan tetapi,
jika konselor mengetahui tentang informasi tersebut, sebaiknya
disampaikan, agar klien mengetahui informasi tersebut.
21.Merencanakan
Menjelang akhir sesi konseling, seorang konselor harus
dapat membantu klien untuk dapat membuat rencana berupa suatu
program untuk action, perbuatan nyata yang produktif bagi kemajuan
dirinya. Suatu rencana yang baik adalah hasil kerjasama antara konselor
dengan klien.
22.Menyimpulkan
Pada akhir sesi konseling, konselor membantu klien untuk menyimpulkan
hasil pembicaraan yang didapat, menyangkut hal-hal sebagai berikut:
bagaimana keadaan perasaan klien saat ini terutama mengenai kecemasan,
memantapkan rencana klien, pokok-pokok yang akan dibicarakan
selanjutnya pada sesi berikut.
6
4) Strategi pengelolaan diri menambah proses belajar secara umum dalam
berhubungan dengan lingkungan baik pada situasi bermasalah atau
tidak.
Efek positif dari intervensi self-management adalah meningkatkan
perhatian, meningkatkan produktivitas akademik, dan mengurangi perilaku
mengganggu yang telah ditunjukkan di beberapa penelitian lebih dari dua
dekade yang lalu (Briesch dan Chafouleas, 2009).
Dapat disimpulkan bahwa self-management adalah strategi individu dalam
mengendalikan dirinya sendiri untuk menghapuskan perilaku yang tidak
diharapkan, dengan menggunakan beberapa kombinasi strategi seperti
membuat goal setting, pemantauan terdahap perilakunya sendiri, membuat
catatan terdahap perilakunya dan juga pemberian penguatan pada diri
sendiri.
7
Merupakan suatu proses peserta didik mengamati dan mencatat segala
sesuatu tentang dirinya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Dalam
pemantauan diri ini biasanya peserta didik mengamati dan mencatat perilaku
masalah, mengendalikan penyebab terjadinya masalah (antecedent) dan
menghasilkan konsekuensi.
8
Tujuan dari pengolaan diri yaitu untuk mengatur perilakunya sendiri yang
bermasalah pada diri sendiri. Dalam proses konseling, konselor dan konseli
bersama-sama untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai. Setelah proses
konseling berahir diharapkan klien dapat mempola perilaku, pikiran dan perasaan
yang diinginkan, dapat menciptakan keterampilan yang baru sesuai harapan, dapat
mempertahankan keterampilan sampai di luar sesi konseling, serta perubahan
yang mantap dan menetap dengan arah prosedur yang tepat.
3) Lingkungan sekitar dan keadaan diri individu dimasa mendatang sering tidak
dapat diatur dan diprediksikan dan bersifat komplek.
9
BAB III
KESIMPULAN
(3) memilih prosedur yang akan diterapkan dalam mencapai perilaku sasaran,
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12