“ TEKNIK-TEKNIK KONSELING”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu
drg. Faisal Idrus, M.Kes
Disusun Oleh :
Taufik Saleh (180911021)
(penulis)
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
a. Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang
terjadi di sekitarnya.
b. Memiliki pemahaman yang obyektif , tepat, dan cukup luas tentang berbafai hal yang mereka
bicarakan.
c. Menimbulkan sifat positif terhadap keadadan diri dan lingkungan mereka yang berhubungan
dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
Bentuk-bentuk bimbingan kelompok ada beberapa macam. Macam-macam Bimbingan
kelompok ini dapat digunakan pada situasi dan permasalahan tersendiri. Berikut adalah bentuk-
bentuk bimbingan kelompok :
a. Program Home Room
Pragramm ini dilakukan di luar jam sekolah dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas
seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan.
b. Karyawisata
Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek
yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran. Dengan cara ini mereka mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan. Tujuan ini agar mendorong aktivitas penyusain dri, kerjasam, tanggung
jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat cita-cita.
c. Diskusi kelompok
Dikusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk
memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk
mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.
d. Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok dapat menjadi salah satu teknik yang baik dalam bimbingan, karena
kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu untuk berpatisipasi secara kelompok.
6. Open Question
Open question adalah pertanyaan terbuka. Pertanyaan yang sifatnya terbuka yang
memiliki jawaban yang luas. Konselor bisa menggunakan pertanyaan “bagaimana”, “apakah”,
dan lain-lain. Catatan penting, jangan gunakan pertanyaan “mengapa”, Karena pertanyaan ini
menunjukkan alasan klien melakukan suatu hal, dan ini akan membuat klien merasa terpojokkan.
Konselor juga harus irit pertanyaan,karena semakin banyak konselor bertanya kepada klien maka
akan semakin sedikit yang akan diceritakan oleh klien. Klien hanya akan menyampaikan sesuai
dengan apa yang ditanyakan oleh konselor. Biarkan klien mengungkapakn perasaannya dengan
seluas-luasnya.
7. Closed Question
Closed question adalah kebalikan dari open question. Pertanyaan yang jawabannya
terbatas. Bentuk-bentuk pertanyaannya biasanya menggunakan kata-kata “ apakah”, “berapa”,
“siapa”, dan lain-lain. Penggunaan pertanyaan tertutup ini hanya untuk memastikan atau
meyakinkan konselor terhadap keadaan klien.
8. Dorongan minimal
Dorongan minimal diberikan ketika klien sudah terlihat akn menghentikan
pembicaraannya. Dorongan minimal diberikan dengan tujuan agar klien tetap melanjutkan
pembicaraannya. Dorongan minimal bisa diberikan denag ungkapan “hmm”, “lalu”, “trus”,dan
lain-lain.
9. Interpretasi
Interpretasi adalah memberikan pandangan atau rujukan kepada klien terhada sesuatu
yang bersangkutan dengan masalahnya. Hal ini kan sangat membantu klien untuk menentukam
keputusan dari kebingungannya. Maka, seorang konselor harus amapu menginterpretasikan
kepada mitra
Contoh interpretasi :
Klien : “Saya pikir dengan berhenti sekolah dan memusatkan perhatian membantu orang tua
berarti bakti saya terhadap keluarga . kerena adik-adik saya banyak yang membutuhkan biaya.”
Konselor : “Pendidikan tingkat SMA pada masa sekarang adalah mutlak bagi semua warga
Negara. Terutama yang hidup di kota besar seperti anda. Karena tantangan masa depan makin
banyak, maka dibutuhkan manusia Indonesia yang berkualitas. Membantu orang tua memang
harus. Namun mungkin disayangkan jika orang seperti saudara yang tergolong pandai di sekolah
akan meninggalkan SMA “.
Dari perckapan di atas kita bisa lihat bahwa konselor memberikan pandangannya mengenai
urgensi pendidika saat ini. Dan hal itu juga menunjukan bahwa seorang konselor harus memiliki
wawasan yang luas.
10. Directing
Directing adalah keterampilan konselor dalam memahami masalah klien,seperti konselor
meminta klien untuk memperagakan masalahnya. Karena, penulis kembai tegaskan lagi bahwa
sebagian besar klien akan menyampaikan ceritannya dengan tidak teratur.\
11. Menyimpulkan Sementara
Menyimpulkan sementara dari masalah kien bertujuan untuk flash back dari apa yang
telah klien utarakan, memahaminya secara bertahap, dan fokus pada satu topic. Ini dilakukan
oleh konselor dank lien.
12. Memimpin
Tidak jarang seorang klien bercerita yang berawal dari a dan berakhir di z. hal ini harus
diluruskan oleh konselor. Konselor harus bisa memimpin, mengarahkan pembicaraan agar tetap
pada satu arah atau topik.
13. Fokus
Dari masalah yang dialami oleh klien biasanya bercabang. Dari satu masalah akan
muncul masalah-masalah lain. Namun, tetap malah-masalah tersebut berpusat pada satu masalah.
Konselor harus bisa memfokuskan msalah tersebut pada masalah utama, hal ini akan
memudahkan klien menentukan pilihan tindakan.
14. Konfrontasi
Akan muncul suatu keadaan dimana apa yang diucapkan klien tidak sesuai dengan bahasa
tubuh yang ditunjukkan oleh klien. Misalnya, klien mengungkapakn bahwa ia sedang baik-baik
saja, diungkapakn dengan nada yang lemas. Hal ini menunjukkan bahwa klien masih ragu untuk
terbuka kepada konselor.
Konfrontasi adalah suatu teknik yang menentang klien untuk melihat adanya diskrepansi atau
inkonsistensi antara perkataan dengan bahasa badan (perbuatan), ide awal dengan ide berikutnya,
senyum dengan kepadihan, dan sebagainya. Sofwan s willis (2004: 169 )
Disini konselor tidak boleh menyalahkan klien, namun konselor haru meningkatkan
empati terhadap klien,dan membuatnya merasa nyaman dan aman.
15. Menjernihkan
Adalah suatu keterampilan untuk menjernihkan ucapan-ucapan klien yang samar-samar,
kurang jelas, dan agak meragukan.[8] Hal ini dilakukan agar klien dapat memperjelas dan
merinci apa yang dialaminya.
16. Memudahkan
Konselor memberikan sugesti atau dorongan kepada klien bahwa klien dpat
mengungkapkan perasaannya dengan bias dan lepas. Ini akan memudahkan klien dalam
bercerita.
17. Diam
Dalam proses konseling,tidak hanya berbicara secara teus menerus. Namun, diam juga
diperlukan dalam proses konseling. Seperti, saat klien masih berfikir apa yang akan ia ucapkan
lagi. Tetapi, diam ini tidak terlalau lama hanya berkisar 5-10 detik saja. Diam ini dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Mendorong klien untuk berbicara
b. Membantu klien untuk lebih memahami dirinya
c. Setelah diam klien dapat mengikuti ekspresi yang membawa klien berfikir dan bangkit
dengan tilikan yang mendalam
d. Mengurangi kecepatan interview