Anda di halaman 1dari 6

Judul : Perspektif Orang Tua pada Kesehatan Gigi Anak Usia Dini

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Status kesehatan gigi adalah derajat atau tingkat kesehatan gigi dan mulut yang meliputi jaringan keras
dan lunak di dalam rongga mulut, dimana diantaranya adalah karies gigi.1 Karies gigi adalah penyakit
pada gigi yang paling sering ditemui di masyarakat yang merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
oleh demineralisasi email dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang
kariogenik. Orang tua memiliki peranan penting dalam memelihara kesehatan gigi anak usia dini. Hasil
sebuah studi mengatakan bahwa faktor-faktor psikososial orang tua yang telah terbukti berdampak
negatif terhadap kesehatan mulut anak termasuk depresi ibu, rendahnya koherensi, pengasuhan yang
memanjakan dan orang tua yang stress (Dentistry et al., 2013).

Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Lingkungan sangat berperan dalam pembentukan sikap dan perilaku untuk anak usia prasekolah (anak
usia TK). Lingkungan terdekat dimana anak usia prasekolah berada Adalah keluarga (orang tua dan
saudara) dan lingkungan sekolah. Peran orang tua dan guru sangat menentukan dalam melakukan
perubahan sikap dan perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan orang
tua terutama seorang ibu terhadap bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting dalam
mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung kebersihan gigi dan mulut anak, sehingga kesehatan
gigi dan mulut anak baik. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status
kesehatangigi anaknya kelak. Seorang ibu melakukan peran penting dalam keluarganya, baik sebagai
seorang istri maupun sebagai seorang ibu dari anak-anaknya. Figur pertama yang dikenal anak begitu dia
lahir adalah ibu, oleh karena itu perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh anak. Pengetahuan saja
tidak cukup, perlu diikuti dengan sikap dan tindakan yang tepat (Gultom, 2009 dalam Keumala, 2018).

Menurut Worang (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan orang tua
dapat memengaruhi status kebersihan gigi dan mulut anak, peranan orang tua sangatlah penting untuk
meningkatkan status kebersihan gigi dan mulut anak dan merupakan salah satu upaya dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Pendidikan dan pengetahuan orang tua tidak menjamin
perilaku sehari-hari anak untuk merawat kebersihan gigi dan mulut mereka. Peranan serta orang dan
perhatian orang tualah yang dibutuhkan anak usia prasekolah. Peranan serta orang tua sangat
diperlukan di dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas
kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga
mempunyai peranan yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya
karies pada anak. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat
diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan
pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku
yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam
menerapkan teknik pemeliharaankesehatan gigi dan mulut pada usia ini adalah mengajarkan cara
menyikat gigi dengan benar, pemberian pasta gigi, pemberian topikal fluor, dan pemberian obat kumur.
(Riyanti, 2012)

Kesehatan gigi dan mulut pada anak merupakan faktor yang harus diperhatikan sedini mungkin, karena
kerusakan gigi pada usia anak dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi pada usia selanjutnya. Kesehatan
gigi dan mulut untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan yaitu dalam membentuk
peningkatan kesehatan gigi, pencegahan, dan pengobatan penyakit gigi serta pemulihan kesehatan gigi
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan (Oktarina dkk, 2016). Perawatan gigi yang kurang
baik atau tidak adekuat menyebabkan masalah yang paling umum dari seluruh masalah kesehatan gigi
pada masa kanak-kanak. Penyakit gigi masih sering diabaikan oleh banyak orang tua, mereka
menganggap kerusakan gigi merupakan hal yang biasa terjadi pada anak. Rendahnya motivasi orang tua
menyebabkan kegiatan menggosok gigi pada anak menjadi kurang maksimal. Kurangnya motivasi yang
diberikan orang tua membuat anak tidak memperhatikan ketika orang tua memberikan perintah untuk
menggosok gigi (Sari et al., 2017).Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku.
Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik akan sangat berperan dalam menentukan
derajat kesehatan dari masing-masing individu, oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut yang kurang baik harus diubah. Di sini peran orang tua sangat menentukan dalam melakukan
perubahan perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut anak usia
dini

2. Bagaimana perspektif orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengetahuan Sikap dan perilaku orang tua tentang kesehatan Gigi
Dan Mulut Anak

2. Untuk Melihat Bagaimana Perspektif Orang Tua Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

D. Manfaat Penelitian

1.Dapat Memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai hubungan antara tingkat
pengetahuan, pendidikan dan perilaku ibu terhadap status kesehatan Gigi dan Mulut Pada anak
2. Dapat Mengetahui bagaimana Perspektif orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori

1. Perspektif

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa, arti perspektif ini merupakan sebuah cara pandang.
Banyaknya pandangan tersebut berasal dari pengalaman manusia dalam menjalani sebuah kehidupan.
Sehingga, dari pengalaman tersebut lahirlah sebuah pemikiran yang dapat membuat perspektif atau
pandangan orang berbeda-beda.Perspektif sendiri diartikan secara umum sebuah pandang terhadap
suatu peristiwa. Seperti menurut Kamus Bahasa Indonesia modern, arti perspektif adalah sudut pandang
manusia dalam memilih opini dan kepercayaan mengenai suatu hal.Perspektif disebut juga dengan poin
of view. Berdasarkan asal katanya, arti perspektif global adalah cara pandang atau wawasan yang
menyeluruh dan mendunia sedangkan secara ilmiah perspektif global diartikan sebagai cara pandang
yang menyeluruh.

Arti perspektif menurut Martono adalah cara pandang yang digunakan oleh manusia ketika melihat
suatu fenomena atau suatu masalah yang sedang terjadi

Kemudian arti perspektif menurut Suhanadji dan Waspada Ts adalah cara pandang atau wawasan yang
digunakan untuk melihat dunia dari berbagai macam segi yaitu politik, ekonomi, dan budaya.

Selanjutnya ada arti perspektif menurut Sumaatmadja dan Winardit, adalah suatu cara pandang dan
cara berperilaku terhadap suatu masalah atau kejadian atau kegiatan. Hal ini menyiratkan bahwa
manusia senantiasa akan memiliki perspektif yang mereka gunakan untuk memahami sesuatu.

Dan arti perspektif Joel M. Charon adalah kerangka konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai, dan
perangkat gagasan yang kemudian mempengaruhi persepsi kita dan mempengaruhi tindakan dalam
situasi.

Dan berikut ini macam-macam jenis perspektif tersebut:

1. Perspektif Gelombang

Jenis perspektif yang pertama yaitu ada di dalam bidang linguistik, yaitu jenis perspektif gelombang.
Perspektif gelombang yaitu sebuah cara pandang mengenai sudut satuan bahasa yang kompleks sebagai
sebuah wujud yang bisa bergerak mulai dari bagian awal sampai akhir. Secara sederhana, perspektif ini
merupakan pandangan yang dinamis dan bisa berubah sewaktu-waktu.

2. Perspektif Sosiologi

Kemudian jenis perspektif yang kedua yaitu ada jenis perspektif sosiologi dalam bidang sosiologi. Arti
perspektif adalah sebuah asumsi berupa cara pandang yang digunakan oleh seseorang untuk memahami
gejala yang terjadi dan hal ini didasarkan pada keyakinan orang yang sedang mempelajari objek
tertentu.
3. Perspektif Komunikasi

Dilanjutkan dengan jenis perspektif komunikasi. Ya, jenis perspektif komunikasi, yaitu sebuah pilihan dan
wawasan yang dimiliki manusia ketika ingin memilih beberapa aturan komunikasi yang berkaitan dengan
kehidupannya. Perspektif komunikasi memiliki dua ciri khusus, yaitu:

- Beberapa aturan komunikasi menjadi tanda bahwa hal tersebut merupakan hasil dari adanya proses
sebab-akibat

- Aturan dibuat dengan tujuan menjadi refleksi atas perilaku yang dilakukan oleh manusia di dalam
kehidupan.

4. Perspektif Gambar

Dan jenis perspektif yang terakhir yaitu ada jenis perspektif dalam bidang gambar. Ya, jenis perspektif ini
diartikan sebagai sebuah teknik seni yang digunakan ketika seorang seniman ingin menggambar objek
dalam bentuk tiga dimensi pada permukaan yang datar. Dengan menggunakan perspektif yang tepat,
maka hasil yang dicapai pun akan tampak seperti gambar yang sangat nyata dan terkadang membuat
orang kebingungan mengenai keasliannya.

2. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan mulut merupakan komponenintegral dari kesehatan umum. Hal ini juga menjadi
jelas bahwa faktor-faktor penyebab dan risiko penyakit mulut sering sama dengan yang terlibat
dalam penyakit umum. Kesehatan secara keseluruhan, kesejahteraan, pendidikan dan
pengembangan anak, keluarga dan masyarakat dapat dipengaruhi oleh kesehatan mulut.
Meskipun ada peningkatan yang cukup besar dalam kesehatan mulut anak-anak dalam
beberapa dekade terakhirtetapi angka karies gigi (kerusakan gigi) masi tetap salah satu masalah
kesehatan mulut yang paling sering terjadi pada anak di seluruh dunia. Sebuah populasi yang
cukup besar dari anakanak di negara berkembang sedang dipengaruhi oleh kerusakan gigi dan
sebagian besar waktu perawatan yang tepat untuk mereka diberi prioritas terakhir karena
keterbatasan akses pelayanan kesehatanKurangnya ketersediaan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan tidak hanya menghasilkan gangguan penyakit tetapi juga meningkatkan
biaya pengobatan dan perawatan. Sampai sekarang tidak ada satu negara pun yang
mengatakan memiliki anak bebas karies. Miskin kesehatan mulut pada anak sering berlanjut
sampai dewasa mempengaruhi ekonomi produktivitas dan kualitas hidup.

Sebanyak 98% dari penduduk dunia pernah mengalami karies. Kerusakan ini dapat ditemukan
pada semua golongan umur. Di Indonesia karies gigi masih menjadi masalah yang paling sering
terjadi pada rongga mulut. Angka kejadian karies di Indonesia berkisar antara 90,05%
berdasarkan SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) tahun2004. Di Kalimantan Selatan angka
karies gigi pada tahun 1995 untuk kota Banjarmasin mencapai 40,5% dan merupakan angka
karies tertinggidibandingkan dengan kota lain. Menurut Dharmawan, bahwa berdasarkan survei
kesehatan gigi yang dilakukan bersama dengan Balitbangkes pada tahun 1997 dari 500 orang
anak SD yang diambil sebagai sampel dari kelas I sampai kelas VI di wilayah Kecamatan Banjar
Timur dan Banjar Selatan menunjukkan hanya 1 orang anak yang dinyatakan bebas karies gigi.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Upaya
kesehatan gigi perlu di tinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanaganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Dalam hal
ini contohnya siswa-siswi yang masih belum banyak memiliki pengetahuan yang luas terutama
tentang kesehatan gigi dan mulut. Usaha pemerintah dalam membangun kesehatan tentunya
membutuhkan orang-orang yang dapat memberikan penjelasan mengenai kesehatan gigi dan
aturan yang ada dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan gigi.

Upaya pemeliharaan dan pembinaan kesehatan gigi dan mulut terutama pada kelompok usia
sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses
tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan
kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Bila ditinjau dari berbagai upaya pencegahan karies gigi
melalui kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) seharusnya pada anak usia sekolah
dasar memiliki angka karies rendah, berdasarkan penelitian Sutiawati besar menunjukkan
adanya tingkat karies gigi yang cukup tinggi pada anak sekolah.

Anda mungkin juga menyukai