Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

PERILAKU MENYIKAT GIGI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

Oleh:

Drg. DINA FIRDAUSIA

NIP. 198603082011012006
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak
dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh
keseluruhan. Kesehatan gigi dan mulut berarti terbebas kanker tenggorokan, infeksi
dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi, kehilangan gigi dan penyakit
lainnya, sehingga terjadi gangguan yang membatasi dalam menggigit, mengunyah,
tersenyum, berbicara, dan kesejahteraan psikososial (WHO, 2012). Kesehatan gigi
dan mulut merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang
seperti diketahui bahwa sakit gigi dapat menyebabkan sulit makan, sulit tidur, sulit
bicara, dan hal ini dapat mempengaruhi produktivitas kerja, belajar, maupun aktivitas
sehari-hari(Erwana,2013).

Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang dapat dihindari dengan
melakukan perawatan sejak dini. Perawatan gigi dan mulut sejak dini seperti
menggosok gigi untuk mendukung kesehatan gigi salah satunya dengan perawatan
saat masa anak-anak. Perawatan gigi anak dilakukan untuk menghindari kelainan atau
gangguan gigi dan membuat gigi sehat, teratur, rapi, dan indah yang dalam hal ini
membutuhkan peran aktif orang tua (Suryanegara, 2000).
Anak adalah pribadi yang unik, ia merupakan sosok pribadi yang berada dalam
masa pertumbuhan baik secara fisik, mental, dan intelektual. Pertumbuhan dan
perkembangan anak mengalami berbagai fase yaitu fase oral, fase anal, fase falik,
fase laten, fase genital. Fase dalam perkembangannya, dimana pada anak usia 3-6
tahun atau anak usia prasekolah merupakan fase yang paling aktif, (Alimul ,2005).
Anak yang memiliki gigi sehat dalam satu keluarga, bisa diambil kesimpulan bahwa
orang tua khususnya ibu (sebagai orang paling dekat dengan anak sejak usia
menyusu) memperhatikan kesehatan gigi anak-anaknya (Machfoedz, 2006).
Memperhatikan kesehatan gigi anak atau gigi susu sangat berpengaruh pada
pertumbuhan gigi tetap. Hal ini dikarenakan gigi susu merupakan gigi pertama saat
usia bayi sekitar 6-8 bulan yang mengalami pertumbuhan secara lengkap mencapai 20 buah dan
berhenti pada tahun ketiga usia bayi. Memasuki 6 tahun gigi secara
perlahan akan tanggal dan digantikan dengan gigi tetap sebanyak 32 buah (Musbikin,2012).
Saat anak mengalami awal pertumbuhan gigi hingga memasuki proses pergantian
menjadi gigi permanen yakni sekitar usia 3-6 tahun, perawatan gigi anak perlu
diperhatikan untuk menghindari masalah gigi seperti gigi berlubang atau tonggos, dan bau
mulut. Hal ini dikarenakan saat berusia 1-2 tahun, anak memiliki kebiasaan
seperti menghisap jari yang bila dibiarkan sampai usia 5 tahun akan menyebabkan
gigi tonggos atau berlubang. Kebiasaan lain seperti bernafas melalui mulut saat
hidung tersumbat dapat menyebabkan keringnya rongga mulut mempercepat
menempelnya makanan pada gigi sehingga bakteri mudah membentuk lubang pada
gigi dan hal ini merupakan salah satu masalah pada gigi dan mulut (Suryanegara,
2000).

Masalah gigi dan mulut seperti karies gigi banyak dijumpai pada anak usia
prasekolah. Di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi terjadinya karies gigi
pada penduduk inidonesia dibandingkan tahun 2007 lalu, yaitu dari43,4 % (2007)
menjadi 53,2 % (2013) yaitu kurang lebih di Indonesia terdapat 93,998.727 jiwa
yang menderita karies gigi (Riskesdas, 2013).Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Jakarta menunjukkan 85% anak prasekolah sudah mengalami karies
gigi (Darmawan, Nirham. & Nursalim, 2014). Di Jawa Timur masalah gigi dan
mulut pada anak usia kurang dari 1-9 tahun memiliki prosentase 29,2% dan
persentase penduduk yang mengalami masalah gigi dan mulut di Kota Malang
sebesar 28% (Depkes RI, 2011).
Perawatan gigi dan mulut pada anak usia prasekolah sangat menentukan
kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia selanjutnya dan harus
diperkenalkan sedini mungkin kepada anak agar mereka dapat mengetahui cara
memelihara kesehatan giginya dan diharapkan orang tua juga berperan
mengawasi kebersihan gigi anak-anaknya dengan mengajarkan cara menggosok
gigi yang benar . Beberapa penyakit gigi dan mulut bisa mereka alami bila
perawatan tidak dilakukan dengan baik. Diantaranya, gingivitis (peradangan
gusi), sariawan, dan karies yaitu lubang pada permukaan gigi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis membuat rumusan


masalah sebagai berikut: gambaran perilaku menggosok gigi pada
anak usia prasekolah (3-6 tahun)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui
pelaksanaan menggosok gigi pada dua anak usia prasekolah (3-6 tahun)
1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan pengetahuan tentang perilaku membersihkan
gigi pada anak usia pra sekolah, sehingga dapat dilakukan upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan perilaku menjaga kebersihan dan kesehatan gigi anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
a. Perilaku kesehatan
Menurut Buku Budiharto tahun 2010, perilaku kesehatan terbentuk dari tiga
faktor utama, yaitu : 1) Faktor predisposisi yang terdiri atas pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, umur, pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi
keluarga. 2) Faktor pendukung yang terdiri atas lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, serta ada atau tidak adanya program
kesehatan. 3) Faktor pendorong terdiri atas sikap dan perbuatan petugas kesehatan atau
orang lain yang menjadi panutan. e. Perilaku Kesehatan Gigi Menurut Buku Budiharto
tahun 2010, perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang
berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya.
Dalam konsep ini yang dimaksud dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua
jaringan yang ada di dalam mulut, termasuk gusi. Menurut Budiharto 2010, ada empat
faktor utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi, yaitu : 1)
Merasa mudah terserang penyakit gigi. 2) Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah. 3)
Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal. 4) Mampu menjangkau dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan.

b. Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi

Seseorang memperoleh pengetahuan melalui penginderaan terhadap objek


tertentu. Pengetahuan diperoleh sebagai akibat stimulus yang ditangkap pancaindera.
Pengetahuan bisa diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses
pendidikan. Pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan. Pengetahuan merupakan ranah kognitif yang mempunyai tingkatan, yaitu :
(Budiharto,2010) 1) Tahu, merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, misalnya
mengingat atau mengingat kembali suatu objek atau rangsangan tertentu. Contohnya,
mengingat kembali fungsi gigi selain untuk mengunyah adalah untuk berbicara. 2)
Memahami, adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui.
Contohnya, mampu menjelaskan tanda-tanda radang gusi. 3) Aplikasi, yaitu kemampuan
untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
Contohnya, memilih sikat gigi yang benar untuk menggosok gigi dari sejumlah model
sikat gigi yang ada, setelah diberi penjelasan dengan contoh. 4) Analisis, yaitu
kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam komponen-komponen
tetapi masih di dalam suatu struktur 9 organisasi tersebut. Contohnya, mampu
menjabarkan struktur jaringan periodontal dengan masing-masing fungsinya. 5) Sintesis,
yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk tertentu
yang baru. Contohnya, individu mampu menggabungkan diet makanan yang sehat untuk
gigi, menggosok gigi yang tepat waktu, serta mengambil tindakan yang tepat bila ada
kelainan gigi. 6) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
objek tertentu. Contohnya, mampu menilai kondisi kesehatan gusi anaknya pada
saattertentu.

c. Peranan orang tua dalam kebersihan gigi anak


Anak prasekolah sebagian besar menghabiskan waktu kesehariannya
dirumah bukan disekolah, jadi orang tua mempunyai peranan penting dalam
menumbuh kembangkan anak (Husna, 2016). Anak masih sangat tergantung
pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan gigi dan mulut karena
kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi disbanding orang
dewasa. Pendidikan kesehatan gigi harus diperkenalkan sedini mungkin
kepada anak agar mereka dapat mengetahui bagaimana cara memelihara
kesehatan gigi secara baik dan benar. Peran orang tua terutama ibu, sangat
berpengaruh dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.
Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu yang merupakan orang terdekat dengan
anak dalam pemeliharaan kesehatan memberikan pengaruh yang sangat
signifikan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku anak (Fankari, 2004).
Dalam hal ini orang tua berperan mengasuh dan memberikan
pengertian tentang pentingnya membiasakan menggosok gigi, memberikan
contoh melakukan menggosok gigi yang benar, member tahu waktu yang
tepat untuk menggosok gigi (Husna, 2016)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Pada Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan jenis penelitian Studi
Kepustakaan (Library Research). Studi Kepustakaan ini didapatkan dari berbagai
artikel, jurnal, dan buku yang berkaitan tentang “Gambaran Perilaku Menyikat
Gigi pada Anak Usia Prasekolah”.

B. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian kepustakaan menurut Kuhlthau (2002) adalah sebagai
berikut :
1. Pemilihan Topik
Pemilihan topik yang ingin dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan yakni
ketertarikan peneliti dalam suatu topik, informasi yang tersedia, waktu yang tersedia
dan kemungkinan keberhasilan penelitian. Dalam penelitian kepustakaan ini peneliti
telah memutuskan untuk memilih topik mengenai Gambaran Perilaku Menyikat Gigi
pada Anak Usia Prasekolah.
2. Eksplorasi Informasi
Pada tahap ini peneliti melakukan eksplorasi informasi atau mencari informasi
mengenai penelitian kepustakaan, Gambaran Perilaku Menyikat Gigi pada Anak Usia
Prasekolah. Hal ini guna membantu peneliti23 memperoleh pengetahuan yang lebih
lengkap mengenai penelitian yang akan dilakukan.
3. Menentukan Fokus Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti telah menentukan fokus penelitian yang menjadi rumusan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu mengenai Gambaran Perilaku
Menyikat Gigi pada Anak Usia Prasekolah.
4. Pengumpulan Sumber Data
Peneliti melakukan pengumpulan sumber data berupa buku, jurnal, website, dan
artikel yang terkait dengan topik yang telah dipilih. Dalam pengumpulan ini peneliti
memanfaatkan buku yang tersedia di perpustakaan, website, dan jurnal ilmiah yang
terkait sehingga terkumpul sumber data yang diperlukan.
5. Persiapan Penyajian Data
Peneliti menyajikan data yang didapat dalam bentuk table dan fokus penelitiannya
adalah mengetahui Gambaran Perilaku Menyikat Gigi pada Anak Usia Prasekolah.
6. Penyusunan Laporan Peneliti menyusun laporan penelitian yang terdiri dari beberapa
bab.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa bukubuku, seperti :
Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan24 Gigi, Ilmu Perilaku
Kesehatan, Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi,
Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah, dan jurnal yang didapat dari internet
menggunakan Google Search dan Google Scholar yang berkaitan dengan tentang
Gambaran Perilaku Menyikat Gigi pada Anak Usia Prasekolah. Kata kunci digunakan
dalam pencarian literatur ini adalah perilaku menyikat gigi pada anak.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, makalah atau artikel, jurnal
dan sebagainya (Arikunto, 2010). Teknik dan instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah mencatat hal-hal yang berkaitan dengan Gambaran Perilaku
Menyikat Gigi pada Anak Usia Prasekolah. Adapun literatur yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan artikel atau jurnal yang dipublikasikan secara nasional dan
memiliki ISSN, atau terakreditas sesuai dengan topik penelitian ini.

E. Instrument Penelitian
Instrument penelitian dalam penelitian ini berupa hasil penelitian yang
sudah dipublikasikan yang berkaitan dengan Gambaran Perilaku Menyikat Gigi
pada Anak Usia Prasekolah.
BAB 3

PEMBAHASAN

Dari hasil analisa data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, diketahui
tingkat pengetahuan tentang frekuensi, waktu dan cara menyikat gigi pada anak termasuk
dalam kategori baik. Rata-rata sebagian besar anak mengetahui tentang pengetahuan
menyikat gigi. Pengetahuan anak terhadap bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut
sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung kebersihan gigi
dan mulut pada anak, sehingga kesehatan gigi dan mulut pada anak dapat baik.
Pengetahuan anak tentang kesehatan gigi akan menentukan status kesehatan giginya
kelak. Supaya kegiatan kesehatan gigi anak usia sekolah dilaksanakan melalui kegiatan
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang lebih menekankan pada aspek pelayanan
kesehatan siswa yaitu melakukan upaya pencegahan penyakit gigi yang terjadi pada anak
prasekolah, dan juga aspek pendidikan pada siswa agar siswa dapat membiasakan
pelihara diri kesehatan gigi sejak dini salah satunya melalui kebiasaan menggosok gigi
yang benar. Pendidikan kesehatan gigi harus diperkenalkan sedini mungkin kepada anak
agar mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan giginya dan diharapkan
orangtua juga ikut berperan mengawasi kebersihan gigi anak-anaknya dengan
mengajarkan cara menyikat gigi yang benar (Ghofur, 2012).
BAB 4

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1). Pengetahuan tentang frekuensi, waktu, dan cara menyikat gigi pada anak termasuk dalam
kategori baik.

2). Perilaku tentang frekuensi, waktu, dan cara menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori
sedang.

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran, sebagai
berikut : 1) Bagi anak dan orang tua diharapkan dapat memiliki kerjasama dalam berperan
mengarahkan, memberikan pengertian dan motivasi kepada anak agar lebih dini tentang
pengetahuan dan perilaku menyikat gigi yang benar. 2) Bagi Pihak Sekolah diharapkan dapat
bekerja sama dengan tenaga kesehatan setempat dalam rangka memberikan penyuluhan agar
paham tentang menjaga kesehatan gigi dengan baik dan benar. 3) Bagi Tenaga Kesehatan
diharapkan meningkatkan frekuensi penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA

Arianto, Shaluhiyah, Z., & Priyadi, N. (2014). Perilaku Menggosok Gigi Pada Siswa

Sekolah Dasar Kelas V dan VI Di Kecamatan Sumberejo. Jurnal Promosi

Kesehatan Indonesia, Vol. 9 / No. 2 / Agustus.

Audina Putri Dea, B. Y. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Kebersihan Gigi

Dan Mulut Dengan Perilaku Menyikat Gigi Pada Siswa Dan Siswi Kelas 4

Dan 5 SD Pertiwi, Kelurahan Tamansari, Kota Bandung. Prosiding Pendidikan

Dokter, 2.

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

114

Budiharto. (2010). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan

Gigi.

Dorland, W. (2010). Kamus Kedokteran Dorland Ed. 31. Jakarta: EGC.

Evyana, R. P. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan

Kejadian Karies Tahun 2015.

Ghofur, M. (2012). Dalam Buku Pintar Kesehatan Gigi Dan Mulut. Yogyakarta: MItra

Buku.

Irianto, Adriyani, & Kurniasih. (2012). Rampan Karies. Kompas.com.

Kesehatan, B. P. (2014). Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI .

Situasi Kesehatan Gigi Dan Mulut ; September - Bulan Kesehatan Gigi Nasional.

Khasanah Nur Nopi, d. (2012). Gambaran Kesehatan Gigi Dan Mulut Serta Perilaku

Menggosok Gigi Anak Usia Sekolah. JurnaL Ilmiah Permas.

Anda mungkin juga menyukai