Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN GIGI ANAK

DENGAN STATUS GIZI ANAK

Oleh :
FATMAWATI
PO.714261192004

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gigi adalah jaringan yang paling keras di tubuh manusia. Strukturnya berlapis-lapis . dimulai
dari enamel yang sangat keras . dentin (sementum) . pulpa yang mengandung pembuluh darah .
neurovaskuler dan bagian lain yang membantu memperkuat gigi. Namun . gigi merupakan
jaringan tubuh yang mudah rusak. Ini terjadi jika gigi tidak dirawat dengan baik. Nutrisi yang
tepat terutama protein . kalsium . fosfat . vitamin C . dan vitamin D dapat mendukung
pembentukan struktur gigi yang sehat dan sempurna. Masalah karies gigi pada anak merupakan
penyakit kronis pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh pengerasan email gigi. Bakteri
pada plak gigi berada di lapisan luar gigi (Ariningrum . 2007).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi. Status gizi yang baik adalah status keshatan yang dihasilkan keseimbangan asupan makanan
dan kebutuhan tubuh. Parameter status gizi dapat 12 dilakukan dengan pengukuran
antropometri . biokimia . dan anamnesa riwayat gizi. Pengukuran antropometri yang baik adalah
menggunakan indikator BB/TB . karena ukuran ini dapat menggambarkan status gizi saat ini
dengan lebih sensitif. Artinya mereka yang BB/TB kurang dikategorikan sebagai “kurus” (I
Gusti Ayu Ari Agung . dkk 2017)

Kebutuhan gizi anak lebih besar karena mereka masih tumbuh dan terlibat dalam banyak
aktivitas fisik oleh karena itu membutuhkan lebih banyak zat . misalnya Energi . protein .
kalsium . zat besi . seng dan vitamin merupakan zat yang harus dipenuhi. Asupan makronutrien
dan mikronutrien tidak hanya berkaitan dengan status gizi . tetapi juga dengan tingkat keparahan
karies gigi (Damanik . 2009)

Status gizi merupakan perwujudan dari gizi manusia . karena keseimbangan antara asupan
dan penggunaan gizi dapat dilihat dari bentuk tubuh kurus . normal dan gemuk . serta dapat
menggunakan IMT / U (indeks massa tubuh / umur) Metode pengukuran an-tropometri
digunakan untuk mengukur usia . berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi akan
mempengaruhi perkembangan tulang . pematangan tulang dan perkembangan gigi . karena
nutrisi yang dibutuhkan oleh jaringan dan organ manusia memiliki fungsi yang sama dengan
rongga mulut.Proses dari pembentukan dan pertumbuhan gigi hingga pematangan gigi dimulai
dari 6-7 di dalam rahim. Dari awal minggu hingga beberapa tahun setelah lahir . diperlukan
nutrisi . termasuk gigi sulung dan gigi permanen.

Gizi anak . pola makan dan kesehatan gigi sangat erat kaitannya . terutama dalam tahap
perkembangan. Nutrisi yang baik dan tepat penting untuk menunjang kesehatan gigi. Sebaliknya
. kesehatan gigi juga sangat penting untuk kecukupan nutrisi.

Sejak 2005 hingga 2016 . masalah gizi buruk (underweight) di Asia Tenggara menyumbang
35 .7% . menempati urutan pertama di dunia. Di Indonesia . masalah gizi kurang tidak mengubah
angka prevalensi pada tahun 2016-2017 yaitu sebesar 17 .8% (WHO . 2017).

Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan dan
mempengaruhi kualitas hidup. Anak usia 6-12 tahun sudah mulai aktif memilih makanan
favoritnya dan mengonsumsi sebagian besar makanan yang tergolong kariogenik . sehingga
rentan terhadap karies gigi. Anak dengan penyakit mulut dan gigi rentan mengalami gizi kurang
dan obesitas. Semakin dini anak mengalami obesitas maka semakin tinggi pula faktor risiko
penyakit degeneratif kronik di kemudian hari. Anak yang kurang gizi akan mengalami
penurunan daya tahan tubuh . penurunan perkembangan fisik . dan menghambat perkembangan
mental.

Menurut Global Burden of Disease Study 2016 . masalah kesehatan gigi dan mulut . terutama
karies gigi . merupakan penyakit yang menyerang hampir separuh populasi global (3 .58 miliar
orang). Penyakit gusi (periodontal) adalah penyakit dengan urutan kesebelas di dunia. Pada saat
yang sama . kanker mulut merupakan kanker urutan ketiga di kawasan Asia-Pasifik.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar
masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45 .3%). Sedangkan masalah
kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau
keluar bisul (abses) sebesar 14%.

Erupsi gigi diartikan sebagai pergerakan gigi pada tempat pembentukannya di dalam tulang
alveolar ke arah dataran oklusal pada kavitas oral. Ada banyak faktor yang mempengaruhi erupsi
gigi . salah satunya adalah nutrisi. Nutrisi sangat penting untuk tumbuh kembang tubuh
(termasuk tumbuh kembang gigi). Pertumbuhan dan perkembangan gigi dan mulut dipengaruhi
oleh nutrisi. Tahapan awal pertumbuhan gigi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu Ca . P . F dan
vitamin dalam makanan. Kondisi gizi dan sosial ekonomi dapat mempengaruhi pertumbuhan
gigi. Anak dengan latar belakang sosial ekonomi yang lebih tinggi memiliki gigi yang tumbuh
lebih cepat dibandingkan dengan anak dengan latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah.
Diperkirakan anak-anak dengan latar belakang sosial ekonomi yang lebih tinggi dapat
memperoleh pelayanan kesehatan dan gizi yang lebih baik . yang berdampak pada
perkembangan gigi sejak dini. Umur 6-7 tahun merupakan usia dimana gigi permanen erupsi
untuk pertama kalinya pada anak dan bertahap seiring dengan bertambahnya usia. Gigi insisivus
sentralis rahang bawah dan gigi molar pertama rahang bawah merupakan gigi permanen yang
pertama kali erupsi. Kesempatan atau kemungkinan gigi insisivus sentralis rahang bawah atau
molar yang erupsi terlebih dahulu adalah sama . tetapi untuk laki-laki . gigi insisivus sentralis
rahang bawah adalah yang pertama kali erupsi.

a. Rumusan masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan yaitu bagaimana
hubungan antara pertumbuhan gigi anak dengan status gizi anak.

b. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pertumbuhan gigi pada anak dengan status gizi pada anak

2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui gambaran erupsi gigi pada anak
b) Untuk mengetahui gambaran status gizi pada anak
c. Manfaat
1. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama keluarga . sehingga masyarakat
dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya status gizi sebagai salah satu faktor
yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan gigi termasuk erupsi gigi.
2. Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan untuk acuan penulis selanjutnya untuk
lebih memperdalam kembali masalah pertumbuhan gigi (erupsi gigi) dan pengaruhnya
dengan status gizi . serta menjadi bahan koreksi dalam penyusunan karya ilmiah yang
lebih lengkap dan lebih baik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pertumbuhan Gigi

Gigi anak sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Fungsi gigi sangat diperlukan
yaitu sebagai alat bantu untuk mengunyah . membantu berbicara . menyeimbangkan wajah .
menunjang estetika wajah khususnya gigi sulung . gigi tersebut dapat digunakan sebagai
pedoman pertumbuhan gigi tetap khususnya pada usia sekolah dasar (Yolanda . 2014).

Gigi merupakan alat pencernaan mekanik yang terletak di dalam rongga mulut dan terdiri
dari dua bagian utama yaitu mahkota dan akar (Pratiwi . 2009). Pertumbuhan gigi atau
odontogenesis adalah proses tumbuh kembang gigi dimulai dari gigi anterior rahang bawah pada
usia kehamilan 5-6 minggu. Gigi berasal dari derivate ectoderm yaitu dental organ dan derivat
mesoderm yaitu dental papilla dan dental sac. Dental organ ini yang nantinya menjadi cikal bakal
enamel .dental papilla akan menjadi dentin dan pulpa . serta dental sac yang akan menjadi
sementum dan membran periodontal.

a). Jenis gigi

Empat jenis gigi manusia menurut . Drg. Donna Pratiwi yaitu:

1. Gigi insisif

Disebut juga gigi seri . gigi seri adalah gigi yang mempunyai satu akar yang digunakan untuk
memotong dan menggigit makanan atau benda lain. Jumlah gigi seri untuk anak dan dewasa di
setiap rahang sebanyak 8 gigi. Gigi seri pada anak ini sering terkena karies gigi atau disebut juga
rampan karies dan memiliki fungsi memotong dan mengiris makanan.

2. Gigi kaninus
Disebut juga gigi taring dimana permukaan berujung tajam serta memiliki fungsi merobek
makanan. Gigi ini terletak di sudut mulut . mengarah ke sisi gigi seri . yang merupakan gigi
terpanjang di dalam rongga mulut. Jumlah gigi taring yang erupsi adalah 4 . dan masing-masing
rahang dibagi menjadi dua . satu untuk gigi kiri dan satu untuk gigi kanan. Gigi kaninus erupsi
pada umur 11-13 tahun.

3. Gigi premolar

Disebut juga gigi geraham kecil . fungsinya untuk merobek dan membantu menggiling makanan.
Gigi ini hanya ada pada gigi dewasa . berada di belakang gigi kaninus. Pada umur 10-11 tahun
gigi premolar erupsi.

4. Gigi molar

Gigi molar atau gigi geraham besar . Permukaan gigi berukuran lebar dan memiliki tonjolan
untuk mengunyah dan menggiling makanan. Di belakang gigi geraham kecil terdapat 12 gigi
geraham permanen . dimana setiap rahang terdapat enam gigi . tiga di sisi di kanan dan tiga di
sisi kiri. Molar pertama erupsi pada usia 6-7 tahun . gigi molar kedua erupsi pada usia 11-13
tahun . dan gigi molar tiga erupsi pada usia 17-21 tahun.

b). Fungsi gigi

Secara umum gigi memiliki fungsi seperti organ-organ keras tubuh yang lainnya. Berikut
beberapa fungsi gigi susu menurut ( Gilang . 2011) yaitu:

1. Untuk Makan dan berbicara . menambah estetika karena gigi susu adalah dasar dari wajah dan
tulang rahang.

2. Gigi susu dapat membantu gigi permanen tumbuh pada posisi dan usia yang tepat serta
membantu mengantar jalannya makanan halus.

3. Gigi susu juga dapat melindungi jaringan yang lunak di sekitar rongga mulut.

B. Tahap pertumbuhan gigi dan tahap erupsi gigi

Pertumbuhan gigi dimulai dengan perkembangan rahang atas (maksilla) dan rahang bawah
(mandibula). Pertumbuhan rahang atas dan rahang bawah disiapkan untuk pertumbuhan gigi.
Setelah usia kandungan enam minggu . bagian gigi sudah mulai terbentuk . yaitu terdiri dari 10
buah dentin (lapisan di bawah email) di setiap rahang atas dan bawah (Djamil . 2011).

Pertumbuhan gigi terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahapan dental lamina(initial
stage)yang terjadi pada minggu ke 6-7 usia janin;tahap bud(Bud stage) pada minggu kedelapan
usia janin; tahap cap (Cap stage)pada minggu ke 9-10 usia janin; tahap bell(Bell stage) pada
minggu ke11-12; serta apposition(secretory stage) yang bervariasi ditiap gigi. Tahap akhir
sebelum erupsi gigi adalah tahap maturase yang waktu terjadinya bervariasi di tiap gigi( gambar
2.1)

Gambar 2.1 Fase pertumbuhan gigi

(ket. a= bud stage; b=cup stage; c=bell stage; d= maturasi stage)

Pada tahap dental lamina terjadi penebalan epitel rongga mulut di sepanjang rahang atas
dan rahang bawah. Penebalan ini membentuk serupa huruf c dan disebut sebagai lamina
dentalis. Dental lamina ini tumbuh dari permukaan epitel hingga melayang disekitar sel-sel
mesenkim. Pada tahap bud yag merupakan tahap lanjutan dari tahap dental lamina . terbentuk
10 tonjolan menyerupai kuncup/tunas. Setiap kuncup merupakan struktur awal dari enamel organ
(dental organ). Pada tahap cap . kuncup-kuncup gigi mengalami invaginasi membentuk
cup/tudung. Pada tahap ini terjadi perubahan morfologi benih gigi. Jaringan ikat dibawah tudung
berubah menjadi dental papilla. Jaringan ikat dibawah dental papilla berubah menjadi fibrous
dan mengelilingi papilla. Bagian dari enamel organ nantinya akan membentuk dental sac.
Pada tahap bell . terjadi differensiasi yaitu enamel organ menjadi 4 tipe sel . dan dental
lamina menjadi 2 tipe sel. Empat tipe sel dari enamel organ adalah Outer Enamel Epithelium
(OEE) .Inner Enamel Epithelium (IEE) . stellate reticulum . dan stratum intermedium. Dua tipe
sel dari dental lamina adalah outer cell dental papilla dan inner cell dental papilla. Pada tahap
ini terjadi perubahan bentuk benih gigi menyerupai genta/ lonceng. Selain itu juga terjadi
peningkatan pembentukan serat kolagen disekitar enamel organ yang disebut sebagai dental sac.

Pada tahap aposisi terjadi sekresi enamel . dentin . dan sementum yang berturut-turut.
Jaringan keras gigi disekresikan sebagai matriks yang terkalsifikasi sebagian. Pada tahap ini
terjadi pembentukan jaringan untuk tahap klasifikasi selanjutnya. Pada tahap maturasi sudah
terjadi kalsifikasi secara penuh dari matriks jaringan keras gigi. Periode terjadinya kedua tahap
akhir ini bervariasi menurut gigi yang terlibat. Secara kronologi yang terjadi adalah sama.

Tahap erupsi gigi

Erupsi gigi adalah tahapan setelah gigi maturasi. Pada tahap ini gigi bergerak ke atas
menuju bidang oklusi. Ada beberapa tahapan sebelum gigi erupsi . yaitu tahap pre-erupsi . tahap
pre-fungsional erupsi . dan tahap fungsional oklusi.

Pada tahap pre-erupsi . merupakan tahap awal setelah gigi maturasi. Pada tahap ini terjadi
pergerakan benih gigi didalam tulang alveolar sebelum pembentukan akar. Gerakan yang
dihasilkan adalah Gerakan bodily(bidang) dan satu arah. Gerakan ini menyebabkan resorpsi
tulang di anterior gigi dan aposisi tulang sisi sebaliknya. Pada gigi sulung anterior pergerakannya
adalah ke arah labio-oclusal . sedangkan pada gigi anterior permanent pergerakannya ke lingual.
Pada gigi molar atas pergerakannya ke arah tuberositas maxilla . sedangkan pada molar bawah
pergerakannya kearah basis ramus mandibulae.

Tahap berikutnya adalah tahap pre-fungsional erupsi. Pada tahap ini sekresi dari
amelogenesis telah selesai dan terjadi pertumbuhan intraoseus saat pembentukan akar dimulai.
Sedangkan tahap supraoseus dimulai pada saat gigi erupsi ke oklusal. Ujung mahkota gigi akan
memasuki rongga mulut dengan menembus lapisan epitel. Gigi yang telah erupsi terus bergerak
ke arah oklusal hingga mencapai batas maksimal.
Gambar 2.2 tahap erupsi gigi

( ket: a-b= tahap pre-erupsi; c= tahap pre-fungsional erupsi; d-f=tahap fungsional oklusi)

Gambar 2.3 waktu erupsi gigi sulung


Gambar 2.4 waktu erupsi gigi permanen

C. Pengertian Status Gizi

Ilmu Gizi merupakan ilmu terapan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu dasar . seperti
biokimia . biologi . ilmu hayat (fisiologi) . ilmu penyakit (patologi). Pada saat yang sama .
definisi gizi kini menjadi ilmu yang mempelajari masalah pangan yang berkaitan dengan
kesehatan fisik. Ditegaskan oleh Putri Ariani (2017) Ilmu gizi adalah cabang ilmu pengetahuan
alam yang mempelajari hubungan antara pola makan dengan kesehatan tubuh . serta faktor-
faktor yang mempengaruhi pola makan. Kesimpulannya . ilmu gizi adalah ilmu yang
mempelajari mengenai makanan yang berhubungan dengan kesehatan yang optimal. Beberapa
pengertian terkait gizi :

a. Gizi adalah proses untuk mengonsumsi makanan melalui proses digesti . absorbsi .
transportasi . penyimpanan . metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan .pertumbuhan dan fungsi normal organ . serta
menghasilkan energi.
b. Zat gizi adalah zat-zat makanan yang terkandung dalam bahan pangan yang dapat
dimanfaatkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya yaitu menghasilkan energi .
membangun dan memelihara jaringan . serta mengatur proses kehidupan.
c. Status gizi adalah keadaan tubuh yang disebabkan oleh makanana dan penggunaan zat
gizi. Status gizi terbagi menjadi gizi buruk . baik dan berlebihan. Secara klasik . istilah
gizi hanya mengacu pada kesehatan tubuh yaitu memberikan energi . membangun dan
memelihara jaringan tubuh manusia . serta mengatur proses kehidupan di dalam tubuh
(Santoso . 2004). Namun istilah gizi sekarang memiliki arti yang lebih luas selain untuk
kesehatan . karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak manusia . kemampuan
belajar dan efisiensi kerja . maka gizi berkaitan dengan potensi ekonomi manusia. Oleh
karena itu . di Indonesia yang saat ini sedang berkembang . faktor gizi juga dinilai sangat
penting untuk mendorong pembangunan . terutama yang terkait dengan pengembangan
sumber daya manusia yang berkualitas (Moeji . 2002).

Gizi yang baik atau gizi yang optimal penting untuk meningkatkan kesehatan . mencegah
penyakit . dan memulihkan kesehatan pasca trauma atau sakit. Untuk memperoleh gizi yang
optimal . seseorang harus mengonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung cukup
banyak karbohidrat . lemak . vitamin . mineral . air dan serat (Supariasa . 2016)

Malnutrisi atau gizi buruk adalah keadaan asupan gizi yang tidak mencukupi atau berlebihan.
Keadaan ini biasanya terjadi pada orang yang kurang mampu dan membutuhkan nutrisi yang
cukup . seperti pasien usia lanjut . ibu hamil . anak-anak dan bayi (Supriasa . 2016)

Asupan makanan dan zat gizi seseorang dapat menentukan tingkat kesehatan yang dicapai
atau biasa disebut dengan status gizi. Jika tubuh berada pada tingkat kesehatan gizi yang optimal
dan semua zat gizi dalam jaringan telah terpenuhi maka disebut status gizi optimal. Dalam hal
ini . tubuh terbebas dari penyakit dan memiliki daya tahan paling tinggi. Apabila konsumsi
makanan dan gizi seseorang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh maka akan menimbulkan
kesalahan akibat gizi (malnutrisi). Malnutrisi meliputi kelebihan zat gizi / zat gizi yang disebut
gizi lebih (overnutrition) . dan gizi buruk atau gizi kurang (undernutrition).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah study literatur. Dimana studi literatur adalah salah
satu tehnik untuk mencari referensi teori yang relevan dengan kasus terhadap permasalahan yang
ditemukan.

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang diangkat pada penelitian ini berasal dari text book . jurnal . artikel ilmiah dan
juga literature yang berhubungan dengan penelitian yang di lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati . A. D. . Retriasih . H. . & Medawati . A. (2014). Hubungan antara Status Gizi


dengan Status Erupsi Gigi Insisivus Sentralis Permanen Mandibula The Relationship between
Nutritional Status and the Status of the Eruption of Permanent mandibular central incisors. Idj . 3
No. 1 . 16–21. https://media.neliti.com/media/publications/218474-none.pdf

Zakiyah . F. . Prijatmoko . D. . & Novita . M. (2017). Pengaruh Status Gizi terhadap Erupsi Gigi
Molar Pertama Permanen siswa kelas 1 SDN di Kecamatan Wilayah Kota Administrasi Jember.
E-Jurnal Pustaka Kesehatan . 5(3) . 469–474.

Lantu . V. A. R. . Kawengian . S. E. S. . & Wowor . V. N. S. (2015). Hubungan Status Gizi


Dengan Erupsi Gigi Permanen Siswa Sd Negeri 70 Manado. E-GIGI . 3(1).
https://doi.org/10.35790/eg.3.1.2015.6849

Abdat . M. (2019). Stunting Pada Balita Dipengaruhi Kesehatan Gigi Geliginya. Journal Of
Syiah Kuala Dentistry Society . 4(2) . 36–40.

Hamid . E. M. . & Yauri . L. (2019). Analisis Hubungan Status Gizi Dan Karies Gigi Pada Anak
Usia 10-11 Tahun Di Sdn 39 Tamalalang Kabupaten Pangkep. Media Kesehatan Gigi :
Politeknik Kesehatan Makassar . 18(2) . 9–15. https://doi.org/10.32382/mkg.v18i2.1326

Agung . I. G. A. A. . & Nurlitasari . D. F. (2017). Asupan Gizi . Pola Makan Dan Kesehatan Gigi
Anak. Jurnal Kedokteran Gigi . 13(1) . 21–24.
http://e-journal.unmas.ac.id/index.php/interdental/article/view/355

Kusumaningtiar . D. A. . & Harna. (2019). Segitiga Obat Dalam Mengatasi Status Giz Kurang
Pada Balita Di Posyandu Desa Jayamukti. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat .
2 . 145–156. 2081-5928-1-PB.pdf

Fidya . (2018). Anatomi Gigi dan Mulut. Malang: UB Press


Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Situasi
Kesehatan Gigi dan Mulut. In Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia (pp. 1–6).

Fithri . Salsabela (2019) Hubungan Status Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Status Gizi pada
Murid Kelas V Sekolah Dasar Islam Al-Falah Kota Jambi Tahun 2018. S1 thesis .
Universitas Unja. https://repository.unja.ac.id/id/eprint/11848

Lubis . Nadia (2019). Hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang pertumbuhan gigi
dengan terjadinya persistensi gigi pada siswa/siswi SDN 050765 Gebang Kabupaten
Langkat. Karya Tulis Ilmiah. Poltekkes Medan.
http://poltekkes.aplikasi-akademik.com/xmlui/handle/123456789/1135

https://www.e-jurnal.com/2013/12/jenis-jenis-gigi.html. Diakses pada 25 Oktober 2020 Pukul


21.45 WITA

Anda mungkin juga menyukai