Anda di halaman 1dari 59

PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN

RINGAN

MERAWAT KOMPONEN SISTEM


PELUMASAN
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………….......………….. i
DAFTAR ISI ……….…………………………………………………. ii

PENDAHULUAN …...……………………………………………... 1
A. Petunjuk Penggunaan Modul …..…………………………. 1
B. Deskripsi Isi Modul …………………..…………………….. 2
C. Prasyarat …………………………………………………….. 4
D. Tujuan Umum Pembelajaran 4
……………………………….

KEGIATAN BELAJAR I : MINYAK PELUMAS DAN BAHAN 5


TAMBAH (ADDITIVE) ……………….. 5
A. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN ……………..…….. 6
B. MATERI PEMBELAJARAN ……………………………….. 6
1. Tujuan dan Fungsi Pelumasan ……………………… 7
2. Fungsi Minyak Pelumas ……………………………… 8
3. Kekentalan Minyak Pelumas …………………………. 9
4. Bahan Tambah (Additivies) …………………………… 11
5. Klasifikasi Minyak Pelumas ……………………………
15
C LATIHAN ……………………………………………………. 16
D RANGKUMAN ……………………………………………… 17
E TEST 1 ……………………………………………………… 18
F UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT …………………. 19
G KUNCI JAWABAN LATIHAN ……………………………..

KEGIATAN BELAJAR 2 : SISTEM PELUMASAN PADA 20


MESIN (TEORI) ………………………. 20
A. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN ………………..…. 21
B. MATERI PELAJARAN ……………………………………..

21
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

1. Jenis-jenis pelumasan ……………………………….. 24


2. Pompa Minyak Pelumas ……………………………… 29
3. Katup Pembatas Tekanan Minyak Pelumas ……….. 30
4. Saringan Minyak Pelumas dan Sistem Penyaringan 34
5. Penunjuk Tekanan ……………………………………. 35
6. Pentilasi Ruang Engkol ……………………………….
37
C LATIHAN ……………………………………………………. 38
D RANGKUMAN………………………………………………. 39
E TEST 2 ……………………………………………………… 41
F UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT …………………. 42
G KUNCI JAWABAN LATIHAN ……………………………..

KEGIATAN BELAJAR 3. PERBAIKAN SISTEM PELUMASAN 43


(PRAKTEK) …………………………… 43
A. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN . …………………. 44
B. MATERI PEMBELAJARAN …..……….………………….. 44
1. Alat bahan yang diperlukan ………………………….. 44
2. Keselamatan kerja …………………………….………. 44
3. Langkah Kerja ……………………………………….… 48
4. Lembar penilaian Praktik ……………………………..
51
C. LATIHAN ……………………………………………..……… 52
D. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT …………………...
53
PERISTILAHAN/GLOSSARY ……………………….……. 54
KUNCI JAWABAN TES …………………………………… 56
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

PENDAHULUAN

A. PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR

Bahan ajar Perbaikan Sistem Pelumasan dirancang untuk


pelaksanaan pembelajaran mandiri tanpa kehadirdan guru atau
pembelajaran klasikal. Apabila digunakan pada pembelajaran mandiri,
ikutilah petunjuk berikut, agar memudahkan dalam mempelajarinya.
1. Pahami tujuan umum pembelajaran (TUP) dari bahan ajar dan
tujuan khusus pembelajaran (TKP) kegiatan belajar, agar dapat
mengukur ketercapaian pembelajarannya.
2. Pelajari materi kegiatan belajar dengan seksama sesuai dengan
selera situasi dan pembelajarannya
3. Jika dirasa telah paham dengan materi yang dipelajari, kerjakanlah
latihan yang ada pada kegiatan belajar.
4. Cocokkan hasil pekerjaan pelatihan dengan kunci jawaban latihan
yang tersedia di belakang soal latihan
5. Jika ada yang belu sesuai antara hasil pekerjaan dan latihan
dengan kunci jawaban, pelajari kembali materi dari soal latihan
yang belum terjawab dengan benar tadi, kemudian coba lagi
mengerjakan soal latihannya hingga jawabannya benar
6. Setelah semua soal latihan terjawab dengan benar, kerjakanlah
soal tesnya.
7. Cocokkan hasil pengerjaan soal tes dengan kunci jawaban yang
tersedia pada bagian akhir dari bahan ajar ini.
8. Jika ada yang belum sesuai antara hasil pengerjaan soal tes
dengan kunci jawaban, ulangi kembali mengerjakan soal tersebut
sampai jawaban benar.
9. Selama mempelajari isi bahan ini, diperkenankan menggunakan
referensi lain atau minta keterangan dari teman sejawat atau guru
pembimbing.
10. Setelah menyelesaikan semua aktivitas pembelajaran dan di rasa
telah menguasai materi sesuai dengan tujuan pembelajaran,
disarankan menemui guru pembimbing untuk tindak lanjutnya.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

B. DESKRIPSI
Bahan ajar Perbaikan Sistem Pelumasan ini dirancang dengan
susunan sebagai berikut :
1. Peta Kedudukan Bahan Ajar dalam Profil Kompetensi
Peta bahan ajar dimaksudkan untuk memberikan gambaran pada
pemakai tentang kedudukan/keberadaan bahan ajar dalam
keseluruhan profil kompetensi yang harus dicapai dalam
menempuh pendidikan SMK pada setiap tingkat. Melalui peta ini
dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus dipelajari
dan dapat pula digunakan untuk menentukan urutan pembelajaran
pada setiap kompetensi.
2. Pendahuluan
Pada pendahuluan disajikan tentang:
a. Petunjuk penggunaan bahan ajar yang berisi urutan atau
langkah-langkah yang dianjurkan pada pemakai dalam
mempelajari bahan ajar
b. Deskripsi isi bahan akar yang berisi penjelasan dari pokok-
pokok isi yang terdapat dalam bahan ajar
c. Prasarat yang berisi penjelasan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pemakai sebelum mempelajari bahan ajar
d. Tujuan umum pembelajaran berisi batasan sasaran akhir yang
diharapkan dicapai setelah mempelajari semua materi bahan
ajar
3. Kegiatan Belajar
Kegiatan belajar dibedakan menjadi dua, yakni kegiatan belajar
teori dan kegiatan belajar praktik. Pada kegiatan belajar teori berisi.
a. Tujuan khusus pembelajaran, berupa batasan-batasan spesifik
(tahapan) yang harus dicapai dalam pembelajaran yang
semuanya bermuara pada pencapaian tujuan umum
pembelajaran.
b. Materi pembelajaran, berupa uraian rinci tentang kedalaman
materi (pengetahuan) yang harus dipelajari guna mencapai
tujuan
c. Latihan, berupa soal atau tugas yang harus dikerjakan untuk
menguatkan penguasaan materi sekaligus mengukur tingkatan
pemahaman.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

d. Rangkuman, berupa kunci-kunci pokok materi yang telah


dipelajari guna memudahkan pemakai mengingat materi yang
dipelajari
e. Tes, berupa soal atau tugas ang harus dikerjakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan dalam mempelajari bahan ajar.
Jika diperlukan soal tes dan kunci jawabannya dipegang oleh
guru pembimbing.
f. Umpan balik dan tindak lanjut, berisi informasi criteria penilaian
soal/tugas dan tindak lanjut kegiatan yang disarankan pada
siswa (pemakai bahan ajar).
g. Kunci jawaban latihan, berupa jawaban soal/tugas latihan yang
dapat langsung digunakan oleh pemakai bahan ajar dalam
menilai hasil pekerjaan latihannya.

Pada kegiatan belajar praktik berisi :


a. Tujuan khusus pembelajaran, berupa batasan-batasan spesifik
(tahapan) yang harus dicapai dalam pembelajaran yang
semuanya bermuara pada pencapaian tujuan umum
pembelajaran
b. Materi pembelajaran, berisi daftar nama dan jumlah alat bahan
yang diperlukan pada pelaksanaan praktik, keselamatan kerja
yang harus ditaati peserta, gambar kerja yang akan dibuat,
langkah kerja yang harus diikuti peserta, serta instrumen/lembar
penilaian proses dan produk yang digunakan untuk menilai
praktik.
c. Latihan, berupa soal atau tugas yang harus dikerjakan untuk
menguatkan penguasaan materi sekaligus mengukur tingkat
pemahaman.
d. Umpan balik dan tindak lanjut, berisi informasi criteria penilaian
soal/tugas dan tindak lanjut kegiatan yang disarankan pada
siswa (pemakai bahan ajar).

4. Peristilahan/glosari
Berisi informasi tentang istilah (kata atau kalimat) dan artinya yang
disajikan dalam bentuk daftar.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

5. Kunci jawaban tes


Berisi jawaban soal/tugas latihan yang dapat langsung digunakan
oleh pemakai bahan ajar dalam menilai penguasaan materi hasil
pembelajaran.

6. Daftar Pustaka
Berisi daftar buku yang digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan bahan ajar yang juga dapat digunakan sebagai
referensi oleh pemakai pada saat mempelajari materi bahan ajar.

C. PRASYARAT
Bahan ajar ini untuk mencapai kompetensi “Memperbaiki kerusakan
motor otomotif, oleh karenanya, sebelum mempelajari bahan ajar ni,
siswa harus memiliki kemampuan atau telah dinyatakan berhasil oleh
guru pembimbing dalam penguasaan materi bahan ajar”Prinsip Kerja
Motor Bakar dan Identifikasi Komponen Utama Mesin”.

D. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN (TUP)


Setelah mempelajari bahan ajar ini, siswa dapat memahami dan
memperbaiki sistem pelumasan pada mesin.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

KEGIATAN BELAJAR 1
MINYAK PELUMAS DAN BAHAN
TAMBAH (ADDITIVES)

A TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN


Diberikan modul dan bahan sumber, pada akhir kegiatan belajar
siswa dapat :
1. Menjelaskan fungsi minyak pelumas pada mesin
2. Menjelaskan fungsi bahan tambah pada minyak pelumas
3. Menjelaskan jenis-jenis minyak pelumas
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Tujuan dan Fungsi Pelumasan
Pelumasan yang baik sangat penting artinya bagi suatu peralatan
yang mempunyai operasi mekanik, karena pelumasan akan
menentukan apakah suatu peralatan tersebut dapat bekerja atau
tidak. Apabila peralatan atau mesin tidak dilumasi dengan benar
dan memadai, akan menyebabkan mesin tersebut cepat rusak.
Betapa pentingya pelumas menjadi jelas bila kita lihat sepotong
logam di bawah mikrosof. Dengan mata telanjang permukaan
logam tersebut kelihatan halus, tapi setelah dilihat dengan
mirkrosof akan kelihatan tidak rata.
Pada saat dua permukaan yang saling bergesekan, seperti pada
ring piston yang bergesekan dengan dinding silinder, lekukan-
lekukan pada permukaan logam akan saling mengadakan
perlawanan. Perlawanan ini merupakan gesekan dan mempunyai
akibat yang merusak.
Karena adanya energi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan
maka kemudian energi ini dirubah menjadi panas. Gesekan
menyebabkan suhu tinggi, bahkan dapat melelehkan lekukan-
lekukan yang ada, sehingga menjadi satu.
Kecepatan gerak juga dapat menyobek/memotong bagian yang
bergelombang sehingga membuat permukaan yang ada menjadi
lebih kasar. Bagian yang bergelombang dapat terpotong dan
partikel yang kecil yang timbul bekerja bagaikan abrasive.
Komponen-komponen yang bergerak di dalam mesin selalu
mengalami gesekan, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan
minyak pelumas. Apabila sistem pelumasan pada motor tidak
normal dapat mengakibatkan :
a) Bagian yang bergesekan akan cepat aus
b) Timbul panas yang berlebihan
c) Tenaga mesin berkurang
d) Umur pemakaian mesin berkurang
Penyebab keausan, panas yang berlebihan dan hilangnya
sebagian tenaga mesin, diakibatkan karena terjadi gesekan
langsung antara permukaan bantalan dan poros.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Gesekan diartikan sebagai hambatan terhadap gerakan dua buah


benda yang saling bersentuhan.

Gambar 1 Poros dan bantalan rusak karena tidak ada minyak pelumas

2. Fungsi Minyak Pelumas


Gesekan dan keausan dapat dikurangi dengan memisahkan atau
membatasi kedua permukaan yang bergesekan dengan pelumas. .
Oli akan membentuk lapisan tipis yang memisahkan kedua
permukaan yang keras satu dengan lainnya, sehingga permukaan
tersebut “mengapung” di atas oli. Selain tersebut di atas minyak
pelumas berfungsi :

Gambar 2. Bantalan dan Poros


Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

a) Sebagai pelumas
Oli mesin melumasi permukaan logam yang bersinggungan
dalam mesin dengan cara membentuk lapisan film oli. Lapisan
oli (oil film) tersebut berfungsi mencegah kontak langsung
antara permukaan yang bergesekan dan membatasi keausan.
b) Mendinginkan komponen-komponen mesin yang panas.
Panas ini bukan hanya karena gesekan tapi juga karena panas
yang ditimbulkan adanya pembakaran.
Seperti pada torak, panas yang terjadi harus diturunkan, sebab
kalau tidak logam akan memuai yang berlebihan dan torak
akan macet terhadap dinding silinder .
c) Oli berfungsi untuk merapatkan, khususnya antara torak dan
dinding silinder dan mencegah gas hasil pembakaran masuk ke
ruang engkol.
d) Oli digunakan untuk “menjebak” kotoran dan sisa pembakaran
yang disebabkan oleh terbakarnya campuran bahan bakar dan
udara dalam silinder.
e) Sebagai peredam suara yang di timbulkan oleh mesin

3. Kekentalan Minyak Pelumas (Viskositas)


Viskositas minyak yaitu ukuran kemampuan terhadap laju aliran
minyak.
Society of Automotive Enginer (SAE) telah membuat pembatasan
kebutuhan minyak suhu rendah dan suhu tinggi. Suhu rendah
ditandai dengan huruf W, misalnya SAE 10W, SAE 20W,
sedangkan minyak pelumas untuk kebutuhan panas tinggi tidak
mempunyai tanda, misalnya SAE 40, SAE 90 dan SAE 120.
Kekentalan minyak pelumas ditentukan dengan mengukur sample
minyak, yang dipanaskan sampai suhu tertentu, kemudian dialirkan
melalui lubang yang presisi.
Lamanya waktu yang diperlukan untuk meneteskan minyak
pelumas dari tabung ke gelas ukur menentukan nilai kekentalan
minyak pelumas. Semakin cepat minyak mengalir, nilai
kekentalannya rendah, makin kental makin lama mengalirnya.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Adapun contoh urutan kekentalan minyak pelumas menurut SAE


sebagai berikut : SAE 10W, SAE 20W, SAE 40, SAE 90, SAE 120,
SAE 140 dst.
Alat untuk menguji kekentalan minyak pelumas disebut viscometer.
Minyak pelumas yang dapat memenuhi kebutuhan lapisan minyak,
saat mesin mulai dihidupkan, dan dapat memenuhi kebutuhan
lapisan minyak, saat mesin sudah panas, disebut minyak pelumas
serba guna (Multi Grade Oil).
Misalnya : SAE 5W-20, SAE 5W-30, SAE 10W-30, SAE 10W-30,
SAE 10W-40, SAE 10W-20W-40, SAE 20W-50 dst.

Gambar 3. Prinsip Viskometer

Penggantian minyak pelumas tergantung kualitas minyak pelumas


dan beban mesin, tetapi meskipun demikian banyak pabrik
menyarankan agar minyak pelumas diganti setelah 2000 sampai
2500 km.

4. Bahan Tambah (Addivities)


Minyak mentah diproses dalam suatu pengolahan minyak
pelumas, dan produk yang lain. Bahan tambah dicampurkan dalam
minyak pelumas untuk mendapatkan kemampuan tambahan yang
dikehendaki dalam mesin dan sistem hidraulik
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

a) Additive Anti Korosi


Membantu mencegah kerusakan alloy-bearing dari larutan
asam yang korosif, sebagai akibat pembakaran. Menghalangi
permukaan logam yang lain dari serangan korosi,
Mengandung pencegah oksidasi.
b) Additive pencegah oksidasi
Membantu mencegah minyak pelumas teroksidasi pada suhu
tinggi. Mencegah pembentukan asam, varnish dan kotoran.
Mencegah alloy-bearing dari korosi. Mencegah molekul minyak
bersenyawa dengan oksigen.
c) Additive anti karat
Mengecah pengakaran pada besi/baja selama penyimpanan dan
menetralkan asam sehingga tidak merusak. Melekat erat pada
permukaan logam dan membentuk lapisan pelindung, yang
menyebabkan air tidak dapat menempel dan mencegah karat.
d) Penambahan Angkat Kekentalan
Membantu oli memberkan perlingkungan pelumasan yang tinggi
pada suhu rendah maupun tinggi. Minyak pelumas dapat yang
mengandung additive menambah tingkat kekentalannya bila
dibandingkan dengan minyak pelumas tingkat tunggal (single
grade oils)
Minyak yang encer dapat membentuk star lebih mudah pada
suhu rendah, tetapi menjadi terlalu encer pada suhu tinggi.
Minyak Kental memberi perlindungan yang baik pada suhu tinggi
tapi pelumasan menjadi tidak baik/cocok pada suhu rendah.
Bahan tambah viscosity index improver memberikan sifat yang
menguntungkan pada minyak encer maupun kental
e) Additive Penurun Titik Beku
Mencegah kristal lilin (wax crystals) dari pembekuan pada saat
cuaca dingin dan pembentukan gumpalan. Kristal lilin cenderung
untuk membeku pada cuaca dingin dan mempengaruhi aliran
minyak dan menyebabkan kesulitan pelumasan.
f) Additive untuk tekanan tinggi
Menjamin pelumasan dimana terdapat perlwanan terhadap
tekanan tinggi pada sambungan, dengan toleransi yang sangat
kecil atau antara permukaan logam satu dengan yang lain.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

g) Additive dengan deterjen pembersih


Membantu menjaga permukaan logam tetap bersih dan
mencegah pembentukan lapisan. Partikel jelaga dan oli atau
bahan bakar yang tercampur kedalam minyak pelumas.
Partikel tersebut begitu kecilnya sehingga dapat melewati filter.
Pengetapan secara teratur akan berguna untuk pembuangan
kotoran yang ada. Oli yang hotam memberikan fakta bahwa oli
juga membantu membersihkan motor dengan membawa
partikel hasil pembakaran dalam oli daripada membiarkannya
dalam bagian motor sebagai kotoran.
h) Additive pencegah busa
Membantu mencegah timbulnya gelombang udara yang
berakibat menghalangi pelumasan. Mencegah oli dari tibulnya
busa pada motor yang mempunyai kecepatan dan putaran tinggi

5. Klasifikasi Minyak Pelumas


a. Klasifikasi minyak pelumas untuk motor bensin
Kualitas oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standar
American Petroleum Institute (API.
Klasifikasi API biasanya tercantum pada masing-masing
kemasan oli mesin, untuk menambahkan tingkatan SAE
sehingga pemilihan akan lebih mudah bila dilihat dari
perbandingan kondisi pengoperasian kendaraan.

Di bawah ini perlihatkan klasifikasi dari oli mesin


Klasifikasi PENGGUNAAN DAN KUALITAS OLI
API
SA Minyak murni tanpa bahan tambah (Additive)
Digunakan untuk mesin operasi ringan yang
SB mengandung sedikit jumlah anti oxidant
Oli yang mengandung detergent dispersent, anti
SC oxidant.
Digunakan untuk mesin operasi dengan
SD temperatur tinggi atau kondisi lainnya yang
mengandung detergent-dispersent, resisting
agent, antioxident
Digunakan untuk mesin sedang dengan
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

SE kandungan lebih banyak dari detergent


dispersent, resisting agent, anti oxidant dan lain-
lain.
Tingkat olinya tinggi dengan pemakaian
SF resistance dan daya tahan paling baik

a. Klasifikasi minyak pelumas untuk Motor Diesel


Mesin diesel mempunyai tekanan kompresi yang sangat tinggi
membutuhkan tenaga yang besar untuk menggerakkan
komponen-komponennya.
Oleh karena itu oli mesin pada mesin diesel harus dapat
membentuk lapisan oli yang lebih kuat.
Bahan bakar diesel mengandung sulfur yang ber-reaksi menjadi
asam belerang akibat pembakaran.
Oli mesin harus mempunyai kekuatan untuk menetralisir asam
ini dengan baik dan tenaga deterjent-dispersent yang baik untuk
mencegah timbulnya jelaga di dalam mesin.

Klasifikasi PENGGUNAAN DAN KUALITAS OLI


API
CA Digunakan untuk mesin diesel operasi beban
ringan yang mengandung detergent dispersent,
anti oxidant, dll
Digunakan untuk mesin diesel operasi beban
CB sedang dengan bahan bakar kualitas rendah.
Yang mengandung detergent dispersent, anti
oxidant, dll

Mengandung sejumlah besar detergent


CC dispersent, anti oxidant, dll. Dapat digunakan
dalam mesin diesel turbo charged dan dapat
juga dalam mesin bensin dengan pelayanan
kondisi mesin operasi temperatur sedang.

CD Digunakan untuk mesin diesel turbo charged


dengan kandungan sulfur solar kecil. Sedangkan
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

kandungan detergent-dispersent dalam jumlah


besar.

a. Minyak Pelumas untuk roda gigi


Oli roda gigi adalah untuk melumasi transmisi manual,
differential dan steering gear.
Gesekan disertai tenaga interaksi phisik antara obj\yek, dan
gesekan selalu mengakibatkan keausan. Permukaan gigi
adalah subyek gesekan akibat keausan. Permukaan gigi adalah
subyek gesekan akibat slip dan gesekan akibat putaran.
Besarnya beban permukaan gigi, permukaan yang kasar, dan
kecepatan meluncur menghasilkan gesekan yang besar dan
bertambahnya panas yang ditimbulkan.
Untuk alasan tersebut, oli roda gigi diperlukan dengan
memenuhi kondisi berikut :
Oli roda gigi harus mempunyai tingkat kekentalan yang tinggi
sangat efektif untuk mencegah kerusakan pada roda gigi dan
bantalan, bunyi, dan kebocoran oli. Bagaimanapun kekentalan
mempunyai efek pada saat start mesin, dan feeling
perpindahan tuas transmisi manual saat temperatur masih
rendah.

b. Gemuk (Grease)
Gemuk adalah minyak pelumas setengah padat atau pelumas
padat yang terbuat dari minyak pelumas cair, yang mempunyai
bahan tambah pengental. Ada dua tipe utama dari bahan
pengental. Metalik soap dan non soap, yang paling banyak
digunakan yaitu jenis metalik soap.
Gemuk digunakan untuk melumasi beberapa komponenseperti
chasis dan bantalan roda, juga pada rem dan komponen listrik.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

e. Minyak Pelumas untuk transmisi Otomatis Power Steering dan


Rem
Beberapa tipe minyak pelumas yang digunakan pada
kendaraan, minyak transmisi automatic, power steering dan
minyak rem. Minyak ini mempunyai penggunaan yang sangat
luas termasuk tenaga transmisi, hydraulik control dan pelumas.
1) Minyak pelumas untuk transmisi Otomatis
Automatic Transmission Fluida (ATF), minyak pelumas yang
adalah berkualitas tinggi, dengan bermacam-macam bahan
tambah.
ATF ditekan oleh pompa oli dan di kirim ke torque conventer,
yang digunakan untuk memindahkan tenaga putar mesin dan
momen ke transmisi
Aktivitas tekanan ATF dikontrol oleh katup hydrolik melalui
transmisi ke shift gear dan melumasi komponen-komponen
yang berputar dari transmisi, seperti planetary gear, clutch,
bearing dan shaft.
2) Minyak Power Steering
Power steering direncanakan/di disain untuk meringankan
pengendaraan yang melelahkan dan mengurangi reaksi dari
kemudi. Minyak power steering harus mempunyai sifat
minyak hydraulik dengan baik dan sebagai pelumas untuk
silinder maupun power steering.
3) Minyak rem
Diperlukan untuk menjamin kondisi kerja kendaraan dalam
waktu yang lama. Tetapi yang utama dari system rem
diantaranya harus dapat dipercaya.
Minyak rem adalah cairan yang tidak mengandung minyak
bumi yang sebagian besar terdiri dari alkohol susunan kimia
dan ester.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

C. LATIHAN
1. Dua buah benda yang bergerak selalu mengalami gesekan, untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan ……………………………………
2. Pelumasan yang tidak normal mengakibatkan mesin
a. ……………………………………………………..
b. ……………………………………………………..
c. ……………………………………………………..
d. ……………………………………………………...
3. Gesekan merupakan ………………………………………………
4. Sebutkan fungsi minyak pelumas pada engine
a. ……………………………………………………..
b. ……………………………………………………..
c. ……………………………………………………..
d. ……………………………………………………...
5. Yang dimaksud dengan viskositas yaitu …………………………….
6. Mengkur viskositas minyak pelumas menggunakan
………………………
7. Sebutkan 5 macam additive yang dicampur dengan minyak
pelumas
a. ……………………………………………………..
b. ……………………………………………………..
c. ……………………………………………………..
d. ……………………………………………………...
e. ……………………………………………………….
8. Sebutkan viskositas minyak pelumas yang pakai pada
a. Engine
b. Transmisi manual
c. Transmisi Otomatis
d. Differensial
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

D. RANGKUMAN
1. Engine yang tidak dilumasi atau pelumasannya tidak normal akan
menyebabkan mesin cepat rusak.
2. Dua buah benda yang bergesekan akan menimbulkan panas,
bahkan dapat melelehkan permukaan yang tidak rata, sehingga
menjadi satu (lengket). Untuk mencegah itu diperukan pelumasan.
3. Fungsi pelumasan pada mesin/Engine
a. sebagai pelumas
b. seabgai perapat
c. sebagai pendingin
d. sebagai pembersih
e. Peredam suara
4. Nilai viskositas makin tinggi minyak pelumas makin kental dan nilai
viskositas makin rendah minyak pelumas makin encer.
5. Viskositas minyak yaitu ukuran kemampuan terhadap laju aliran
minyak
6. Bahan tambah (additive) yang dicampurkan dengan minyak
pelumasan yaitu
 Additive Anti korosi
 Additive pencegah oksidasi
 Additive anti karat
 Penambah angka kekentalan
 Additive penurun titik beku
 Additive untuk tekanan tinggi
 Additive dengan deterjen pembersih
 Additive pencegah busa
7. Klasifikasi minyak pelumas
 Minyak pelumas untuk motor bensin
 Minyak pelumas untuk motor diesel
 Minyak pelumas untuk transmisi
 Minyak pelumas untuk Otomatis
 Minyak pelumas untuk power steering
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

E. TES 1

1. Sebutkan fungsi minyak pelumas


a. ………………………………………………….
b. ………………………………………………….
c. ………………………………………………….
d. ………………………………………………….
e. ………………………………………………….
2. Sebutkan additive yang dicampur kedalam minyak pelumas
a. ………………………………………………….
b. ………………………………………………….
c. ………………………………………………….
d. ………………………………………………….
e. ………………………………………………….
f. ………………………………………………….
g. ………………………………………………….
h. ………………………………………………….
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan viscometer
………………………
4. Kejadian apa yang akan dialami oleh mesin, apabila pelumasan
tidak normal.
a. ………………………………………………….
b. ………………………………………………….
c. ………………………………………………….
d. ………………………………………………….
5. Apa yang dimaksud dengan minyak pelumas multi grade.
6. Sebutkan urutan kekentaralan minyak pelumas menurut Society
of Automotive Engineering ………………………………………..
7. Sebutkan klasifikasi minyak pelumas menurut American
Petroleum Institute (API) …………………………………
a. ………………………………………………….
b. ………………………………………………….
c. ………………………………………………….
d. ………………………………………………….
e. ………………………………………………….
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

8. Sedangkan klasifikasi minyak pelumas untuk motor bensin dan


motor diesel menurut API yaitu ………………………………………

F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Materi yang sedang Anda pelajari merupakan pengetahuan
pendukung terhadap kompetensi Memperbaiki kerusakan motor
otomotif. Berdasarkan kriteria tingkat penguasaan kompetensi :

Kompetensi Utama : 90% - 100%


Kompetensi Pendukung : 75% - 90%
Kompetensi Pelengkap : 60% - 75%

Maka stadnar minimal nilai yang ditetapkan untuk penguasaan materi


ini adalah 75.
Bandingkan hasil jawaban tes Anda dengan kunci jawaban yang
terdapat pada bagian akhir bahan ajar ini, kemudian ukurlah hasil
penguasaan yang telah dicapai menggunakan rumus berikut :

 Jawaban benar
Tingkat penguasan = x 100%
 Soal

Jika hasil yang diperoleh telah mencapai 75% atau lebih, maka Anda
telah menguasai materi yang dipelajari dan berhak melanjutkan
pembelajaran berikutnya dengan persetujuan guru pembimbing.
Namun jikahasil yang diperoleh belum mencapai 75%, Anda masih
harus mengulangi atau mempelajari kembali bahan ajar ini.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

G. KUNCI JAWABAN LATIHAN 1

1. Minyak pelumas
2. a. Bagian yang bergesekan cepat aus
b. Timbul panas yang berlebihan
c. Tenaga mesin kurang
d. Umur pemakaian mesin lebih pendek
3. Gesekan merupakan hambatan terhadap gerakan dua buah
benda yang saling bersentuhan.
4. a. sebagai pelumas
b. sebagai pendingin
c. sebagai perapat
d. sehagai pembersih
5. Viskositas yaitu kemampuan terhadap laju aliran minyak
6. Viscometer
7. a. Additive anti korosi
b. Additive pencegah oksidasi
c. Additive penambah kekentalan
d. Additive penurunan titik beku
e. Additive dengan deterjen pembersih.
8. a. Engine (SAE 20 – 50)
b. Transmisi Manual (SAE 90)
c. Transmisi Otomatis (ATF)
d. Differensial (SAE 90)
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

KEGIATAN BELAJAR 2.
SISTEM PELUMASAN PADA MESIN
A. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN

Diberikan modul dan buku sumber pada akhir kegiatan belajar, siswa
dapat :
1. Menjelaskan jenis-jenis pelumasan pada mesin
2. Menjelaskan jenis dan cara kerja pompa minyak pelumas
3. Menjelaskan cara kerja regulator tekanan minyak pelumas
4. Menjelaskan jenis saringan (filter) dan sistem penyaringan minyak
pelumas pada mesin
5. Menjelaskan cara kerja penunjuk (indicator) minyak pelumas
6. Menjelaskan jenis-jenis PCV pada mesin
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

B. MATERI PEMBELAJARAN (TEORI)


1. Jenis-Jenis Pelumasan
Sistem pelumasan pada mesin dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam, yaitu sistem percik (ciprat), sistem tekanan dan sistem
campuran tekanan dengan percik.
Sistem pelumasan yang dipergunakan pada mesin tergantung
pada ukuran dan perencanaan mesin itu sendiri.
a. Pelumasan Sistem Percik
Sistem percik memberikan minyak ke bagian-bagian yang
bergerak dengan memasang penyiduk di bawah batang torak.
Penyiduk minyak ini, dapat langsung menyiduk dari tempat alur
minyak dan ditaburkan ke dalam mesin.
Disamping sebagai penyembur minyak, penyiduk pada bagian
ujungnya berlubang, yang tembus ke dalam bantalan batang
torak, sehingga minyak pelumas dapat melumasi antara
bantalan dengan poros engkol. Ada kalanya pada sistem percik
ini dilengkapi dengan sebuah pompa yang berfungsi sebagai
penyuplai minyak pelumas ke panci cipratan yang terletak di
bawah poros engkol.

Gambar 4. Pelumasan sistem percik cipratan pada mesin


yang lebih dari satu silinder
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Pada saat batang torak berputar, penyiduk yang terdapat pada


batang torak akan tercelup ke panci percik dan menghasilkan
percikan yang akan dicipratkan ke bagian-bagian yang bergerak
didekatnya.
Bagian atas dari silinder, torak dan pena torak akan terlumasi
oleh kabut minyak pelumas dari percikan minyak pelumas itu
sendiri.
Pada pelumasan sistem percik, tinggi permukaan minyak
pelumas harus tepat dan harus memakai minyak pelumas yang
sesuai, supaya dapat memercik dengan baik.
Sistem percik yang tidak dilengkapi dengan pompa suplai hanya
dipergunakan pada mesin-mesin kecil, yaitu satu silinder.

Gambar 5. Sistem pelumasan percik untuk mesin satu silinder

b. Sistem pelumasan tekanan penuh


Sistem pelumasan tekanan penuh, dimana minyak pelumas
di isap dari karter, selanjutnya ditekan melalui saluran
khusus ke poros engkol dan poros bubungan. Poros engkol
dilubangi agar minyak pelumas dapat masuk dan mengalir
ke poros tempat batang orak berputar. Pada mesin-mesin
tertentu, batang torak dilubangi sampai ke busing pena
torak, sehingga minyak pelumas dapat naik ke atas untuk
melumasi pena torak. Melalui semburan minyak pelumas
dari lubang yang terdapat pada batang tork, dapat
membantu pelumasan pada dinding silinder.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Roda gigi timing, penumbuk katup, lengan penggerak katup,


juga mendapat pelumasan. Pada sistem pelumasan tekanan
penuh, seluruh bantalan dilayani oleh pompa minyak
pelumas.

Gambar 6. Sistem pelumasan tekanan penuh

c. Sistem pelumasan campuran percik dan tekan


Sistem pelumasan campuran percik dan tekan, dilengkapi
dengan penyiduk dan kantong minyak. Pompa akan
menekan minyak pelumas langsung pada saluran utama di
blok mesin kemudian ditekan melalui saluran ke bantalan
utama, bantalan batang torak, poros bubungan, penumbuk
katup dan mekanik katup bagian atas.
Selain disalurkan ke bantalan-batnalan, minyak pelumas
terkadang disalurkan ke saluran pipa kecil, untuk mengisi
kantong minyak pelumas.
Saat minyak pelumas diciduk untuk melumasi mesin bagian
dalam, sebagian masuk ke saluran bantalan batang torak .
Minyak pelumas yang keluar dari bantalan-bantalan
terpercikan oleh putaran poros engkol, sehingga
menghasilkan kabut yang dipergunakan untuk melumasi
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

dinding silinder bagian atas, torak dan pena-pena torak.


Tekanan minyak pelumas dalam sitem ini biasanya diatur
oleh katup pembatas tekanan minyak pelumas.

Gambar 7. Sistem pelumasan percik dan tekan

2. Pompa Minyak Pelumas


Pompa minyak pelumas yang digunakan pada mesin, ada empat
macam, yaitu pompa roda gigi, pompa rotari, pompa baling-baling
dan pompa plunyer.

a. Pompa roda gigi


Pompa ini mempunyai dua buah roda gigi lurus, yang
digunakan sebagai pengisap dan penekan minyak pelumas.
Kedua roda gigi berada dalam rumah-rumah yang kompak.
Roda gigi yang digerakkan mempunyai poros pendek,
sedangkan roda gigi penggerak, terpasang pada poros panjang,
yang di putar oleh roda gigi spiral yang terdapat pada poros
bubungan.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Gambar 8. Pompa roda gigi

Pada saat roda gigi berputar, minyak pelumas akan


terperangkap di antara gigi-gigi dan rumahnya. Minyak pelumas
yang terperangkap, di bawa oleh gigi-gigi ke saluran
pengeluaran. Ketika gigi-gigi yang membawa pelumas saling
berkaitan kembali, gigi-gigi tersebut akan merapat dan
mencegah minyak pelumas kembali ke saluran masuk.
Setiap roda gigi berputar, celah antara gigi-gigi dan rumahnya
membawa minyak pelumas ke saluran pengeluaran, makin
cepat putaran mesin makin cepat pula putaran roda gigi,
sehingga minyak pelumas yang dipompakan makin banyak.
Untuk mencegah tekanan yang berlebihan, khususnya pada
putaran tinggi, pada saluran pengeluaran dipasang katup
pembatas tekanan minyak pelumas.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Gambar 9. Komponen-kompen pompa roda gigi

b. Pompa minyak Rotari


Pompa minyak rotari, mempunyai rotor dalam dan rotor luar
yang berada di dalam rumah-rumah pompa. Rotor luar
mempunyai lubang yang berbentuk bintang dengan ujung bulat.
Rotor dalam berbentuk silang dengan ujung-ujungnya bulat dan
sesuai dengan lubang bintang dari rotor luar.
Poros rotor dalam diputar oleh poros bubungan. Rotor dalam
dipasang di luar pusat, sehingga apabila ia berputar ujung yang
bundar berjalan berkeliling di dalam rotor luar yang berbentuk
bintang. Hal ini menyebabkan rotor luar juga turut berputar.
Apabila rotor dalam berjalan mengitari rotor luar, celah rotor luar
membawa minyak dari saluran masuk berkeliling sampai lurus
dengan lubang pengeluaran. Selanjutnya minyak ditekan ke
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

luar, ketika ujung-ujung rotor dalam dan rotor luar bertemu.


Minyak pelumas dari saluran pengeluaran pompa ditekan ke
saluran minyak pelumas yang ada pada blok motor.

Gambar 10. Pompa minyak pelumas rotari

c. Pompa minyak pelumas baling-baling


Pompa minyak pelumas ini mempunyai rumah-rumah yang
berbentuk bulat dan sebuah rotor bulat, yang ditempatkan di
dalamnya, tetapi tidak sepusat.
Pada ujung rotor dipasang dua baling-baling atau lebih yang
pada bagian tengahnya memakai pegas. Baling-baling tersebut
duduk rapat pada dinding rumah pompa.
Apabila rotor berputar, baling-baling berputar dan memabwa
minyak pelumas serta penekannya keluar pompa melalui
saluran pengeluaran. Hal ini bisa terjadi karena antara rotor
dengan rumah-rumahnya, dipasang tidak satu pusat.
Disamping itu baling-baling bisa mengkerut atau mengembang,
mengikuti dinding rumah pompa, karena bagian tengah baling-
baling memakai pegas.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Gambar 11. Pompa minyak pelumas baling-baling

d. Pompa minyak pelumas plunyer


Pompa minyak pelumas jenis plunyer banyak dipakai pada
mesin berselinder satu, yang bertujuan agar tinggi minyak
pelumas pada panci minyak selalu terpelihara.
Pompa minyak plunyer mempunyai sebuah silinder, plunyer
dan katup. Plunyer biasanya digerakkan oleh kem pada poros
bubungan. Pada saat plunyer bebas dari tekanan kem, plunyer
tertekan ke atas oleh tekanan pegas spiral yang ada di bawah
plunyer. Sehinga didalam ruangan pompa terjadi vacuum, katup
pemasukan terbuka dan katup pengeluaran tertutup. Pada saat
kem menekan plunyer, didalam ruangan pompa ada tekanan,
sehingga katup pengeluaran terbuka dan katup masuk tertutup.
Minyak pelumas mengalir dari ruangan pompa ke luar melalui
saluran pengeluaran. Proses ini berulang terus, sehingga
menghasilkan aliran minyak pelumas yang tetap kedalam
saluran minyak pelumas pada blok mesin.
Konstruksi pompa minyak pelumas jenis plunyer dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Gambar 12. Pompa minyak pelumas jenis plunyer

3. Katup Pembatas Tekanan Minyak Pelumas


Apabila putaran mesin makin tinggi, minyak pelumas yang di
pompakan makin banyak. Pada saat mesin mencapai putaran
tinggi, volume minyak pelumas yang dipompakan melebihi yang
diperlukan, sehingga tekanan minyak pada saluran minyak naik.
Untuk membatasi supaya tekanan minyak pada saluran utama
dalam blok motor tidak melebihi batas, maka dipasang katup
pembatas tekanan (pressure regulating valve).
Apabila tekanan minyak melebihi batas  2,5 kg/cm2, minyak
mendorong plunyer yang ditahan oleh tekanan pegas, dan minyak
pelumas akan masuk kembali ke panci minyak. Dengan adanya
katup pembatas tekanan, tekanan minyak pelumas yang ada pada
saluran utama atau saluran-saluran yang lain pada blok motor,
tekanannya konstan, baik pada putaran rendah maupun putaran
tinggi.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Gambar 13. Katup pembatas tekanan minyak pelumas

4. Saringan Minyak Pelumas Dan Sistem Penyaringan


Pencemaran minyak pelumas akan menurunkan umur mesin.
untuk mengatasi hal ini, saringan minyak pelumas dirancang
supaya dapat memenuhi kebutuhan mesin.
Minyak pelumas akan menjadi kotor dan tercemar oleh debu, arang
pembakaran dan uap minyak pelumas itu sendiri. Apabila kotoran
ini dibiarkan dalam minyak pelumas, mesin akan cepat rusak. Oleh
karena itu mesin dilengkapi dengan saringan minyak, hal ini untuk
mengurangi kotoran yang membahayakan mesin.
Bahan yang dipergunakan untuk menyaring kotoran dalam minyak
pelumas antara lain: kain kasa, fiber, logam, katun dan kertas.
Untuk kendaraan biasanya menggunakan kertas, namun untuk
kendaraan berat yang sangat cepat menimbulkan kotoran dalam
minyak pelumas , kadang-kadang menggunakan saringan dari
logam.
Penggantian saringan minyak pelumas tergantung dari pada beban
kendaraan, jenis minyak pelumas yang dipakai dan kualitas
saringan itu sendiri. Pada umumnya saringan minyak pelumas
perlu diganti antara 7000 km sampai dengan 10.000 km. Ada
saringan yang dibuat dalam kotak, apabila saringannya sudah
kotor, maka saringan ini diganti satu unit. Bahan saringan untuk
jenis ini biasanya kainkasa dan dikenal dengan saringan jenis
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

“dept”. Sedangkan saringan yang terbuat dari kertas, di kenal


dengan nama saringan “surface”. Kedua jenis saringan ini dapat
dilihat pada Gambar dibawah.

Gambar 14. Jenis saringan minyak pelumas

Sistem penyaringan minyak pelumas ada tiga macam, yaitu :


bypass, arus penuh (full flow) dan parallel (shunt).

a. Sistem Penyaringan Bypas


Pada system penyaringan bypas, terdapat dua aliran minyak
pelumas yang terpisah, yang satu menuju bantalan-bantalan
dan yang satu lagi ke saringan minyak pelumas.
Pada sistem bypas, minyak pelumas yang telah disaring
dialirkan kembali ke ruang engkol. Dengan demikian sistem ini
kadang-kadang disebut juga dengan “Partial Flow” yaitu sistem
yang hanya menyaring sebagian minyak pelumas pada saat
yang sama. Konstruksi dari sistem penyaringan bypas dapat
dilihat pada Gambar di bawah.
Tekanan minyak pelumas yang dialirkan melalui saluran
bypass, dikontrol secara ketat oleh katup pembatas tekanan.
Tetapi bagaimanapun juga, apabila saluran ini tersumbat maka
jumlah minyak pelumas yang melalui saringan akan menurun,
dan hal ini akan mengurangi jumlah minyak pelumas yang
disaring. Dua aliran minyak pelumas yang saluran utamanya
menjadi sati, dimana tekanan minyak pelumas pada bantalan-
bantalan akan tetap konstan, tanpa dipengaruhi oleh kondisi
saringan. Hal ini berarti saringan minyak pelumas harus diganti
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

secara periodik, untuk menjaga supaya kondisi minyak


pelumas tidak cepat kotor.

Gambar 15. Sistem penyaringan bypas

b. Sistem penyaringan Paralel (shunt)


Sistem penyaringan minyak pelumas jenis parallel, merupakan
variasi dari system bypass. Dalam hal ini, hanya terdapat satu
saluran minyak pelumas dari pompa yang mengalir ke
saringan. Tetapi didalam rumah saringan ada dua saluran,
sebagian minyak pelumas mengalir melalui saringan,
sedangkan sebagian lagi dialirkan langsung ke bantalan.
Pada dasarnya, jumlah minyak pelumas yang disaring lebih
banyak dari pada minyak pelumas yang dialirkan langsung ke
bantalan-bantalan.
Tetapi apabila saringan tersumbat, semakin sedikit minyak
pelumas yang disaring mencapai bantalan, sampai pada
akhirnya tidak ada minyak pelumas yang disaring. Hal ini akan
menyebabkan minyak pelumas yang dipakai oleh mesin tidak
disaring dahulu, sehingga minyak pelumas cepat kotor. Oleh
karena itu penggantian saringan minyak pelumas harus secara
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

periodik. Sistem penyaringan minyak pelumas jenis parallel


dapat dilihat pada Gambar di bawah.

Gambar 16 Sistem penyaringan jenis parallel

c. Sistem penyaringan aliran penuh (Full Flow)


Pada sistem penyaringan aliran penuh, hanya terdapat satu
saluran minyak pelumas yang mengalir dari pompa ke saringan
minyak pelumas, kemudian ke bantalan-bantalan.
Katup pembebas terdapat di dalam saringan. Apabila saringan
tersumbat, tekanan minyak pelumas akan naik sehingga katup
pembebas terbuka. Dengan demikian minyak pelumas yang
mengalir menuju ke bantalan-bantalan tidak disaring, karena
minyak pelumas mengalir melalui katup pembebas. Hal ini
diperlukan agar bantalan tetap mendapat pelumasan bila
saringan tidak berfungsi.
Sistem penyaringan minyak pelumas aliran penuh dapat dilihat
pada Gambar di bawah.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Gambar 17. Sistem penyaringan aliran penuh.

5. Penunjuk Tekanan Minyak Pelumas


Penunjukkan tekanan minyak pelumas dalam sistem pelumasan
ada dua macam, yaitu : secara mekanik dan yang menggunakan
arus listrik. Penujukkan tekanan minyak pelumas secara mekanik,
yaitu yang memakai pita burdon, tetapi tipe ini sekarang jarang
dipakai. Sedangkan yang memakai arus listrik dibagi lagi menjadi
tiga macam, yaitu : kumparan elektronmagnetik, kumparan
pemanas dan jenis kontak tekanan (pressure switch type). Dari
ketiga jenis penunjukkan tekanan minyak pelumas, yang paling
banyak dipergunakan yaitu jenis kontak tekanan.
Pada penunjukkan tekanan minyak pelumas jenis kontak tekanan,
apabila tekanan minyak turun di bawah batas, lampu menyala,
demikian pula pada saat kunci kontak di On kan, tetapi mesin
belum hidup, lampu menyala. Pada saat mesin hidup dan tekanan
minyak pelumas di dalam saluran minyak (oli galeri) lebih dari 0,5
kg/cm2 lampu indikator mati.
Diagram lampu indicator tekanan minyak pelumas dapat dilihat
pada Gambar di bawah.
Minyak pelumas masuk saluran 6 dan mengangkat diagpragma 5.
Kontak 4 membuka, sehingga arus listrik dari batere ke lampu
indikator 3 terputus dan lampu mati.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Gambar 18. Diagram lampu indicator tekanan minyak pelumas

Apabila tekanan minyak pelumas turun, pegas 1 akan mendorong


titik kontak untuk menutup dan lampu menyala. Demikianlah cara
kerja lampu indikator pada sistem penunjukkan tekanan minyak
pelumas.

6. Ventilasi Ruang Engkol


Uap gas karter perlu dibuang keluar melalui isapan sistem ventilasi
ruang karter. Sistem pentilasi ruang karter yang tersumbat atau
tidak bekerja dengan baik akan mempercepat minyak pelumas jadi
kotor, air dan asam akan memperpendek umum perawatan mesin.
Pentilasi ruang engkol dibagi menjai empat jenis, yaitu :
 Positif crank case ventilation (PCV) tertutup
 Positif crank case ventilation ((PCV) terbuka
 Road draft
 Manual
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Gambar 19. Sistem pentilasi ruang engkol jenis road draft

Beberapa tahun yang lalu kendaraan dilengkapi dengan sistem


pernapasan ruang karter. Ketepatan kendaraan di tambah lagi
dengan putaran kipas air pendingin, menyebabkan aliran udara
yang melewati ujung pipa ventilasi bawah akan menyebabkan
vakum dan menarik udara bersih melalui tutup atas mesin masuk
kedalam rumah karter dan kembali keluar bersama uap karter
melalui pipa bawah.
Pernapasan yang melalui tutup tempat mengisi minyak pelumas,
berisikan saringan yang dilumasi dengan minyak, yang akan
menyaring udara masuk ke dalam ruang karter.
Pada kendaraan yang menggunakan sistem ini, setiap kali
mengganti minyak pelumas, tutup pernapasan ini dicuci dalam
larutan pembersih, dikeringkan dan diberi minyak kembali.
Saringan diujung bawah pipa pentilasi juga perlu dibersihkan dan
diberi minyak pelumas lagi.

C. LATIHAN 2
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

1. Sistem pelumasan pada mesin di bagi menjadi tiga macam yaitu :


a. ……………………………………………………………….
b. ……………………………………………………………….
c. ……………………………………………………………….
2. Pompa minyak pelumas pada mesin di bagi dalam beberapa
jenis, sebutkan empat jenis pompa minyak pelumas.
a. ……………………………………………………………….
b. ……………………………………………………………….
c. ……………………………………………………………….
d. ……………………………………………………………….
3. Untuk membatasi tekanan minyak pelumas pada mesin, sistem
pelumasan dilengkapi dengan ………………………………
4. Sebutkan dua jenis bahan saringan minyak pelumas
a. ……………………………………………………………….
b. ……………………………………………………………….
5. Saringan minyak pelumas yang banyak digunakan pada kendaran
dewasa ini yaitu jenis ………………………………………………….
6. Penunjuk tekanan minyak pelumas yang banyak dipakai pada
kendaraan sekarang yaitu jenis ………………………………………
7. Sebutkan empat jenis pentilasi ruang engkol pada motor bensin 4
tak
a. ……………………………………………………………….
b. ……………………………………………………………….
c. ……………………………………………………………….
d. ……………………………………………………………….
8. Apa akibatnya apabila pentilasi ruang engkol tersumbat
……………………………………………………………………………
…………………….
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

D. RANGKUMAN

1. Sistem pelumasan pada mesin di bagi menjadi tiga macam


a. Sistem percik
b. Sistem tekan
c. Sistem campuran percik dan tekan
2. Pompa minyak pelumas yang banyak digunakan pada mesin ada
empat jenis yaitu :
a. Pompa roda gigi
b. Pompa rotari
c. Pompa plunyer
d. Pompa baling-baling
3. Sistem penyaringan minyak pelumas pada mesin, ada beberapa
jenis diantaranya :
a. Sistem penyaringan bypas
b. Sistem Full flow
c. Sistem parallel (shunt)
4. Penunjuk tekanan minyak pelumas ada dua jenis yaitu sistem
mekanik dan sistem elektrik. Sistem elektrik di bagi lagi menjadi
tiga yaitu :
a. Kumparan elektromagnetik
b. Kumparan pemanas (bimetal)
c. Jenis kontak tekanan (pressure switch type)
5. Untuk mengatur tekanan minyak pelumas pada mesin, supaya
tekanan minyak pelumas pada mesin konstan baik pada putaran
rendah maupun putaran tinggi, pada system pelumasan di
lengkapi dengan “Pressure Regulating Valve).
6. Sistem ventilasi (pernapasan) pada mesin ada empat jenis, yaitu
a. Positif crank case ventilasi terbuka
b. Positif crank case ventilasi tertutup
c. Road draft
d. Manual
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

E. TES 2

Pilihlah jawaban yang paling benar menurut Anda, dengan memberi


tanda silang (x) pada lembar jawaban.
1. Sistem pelumasan percik umumnya digunakan pada mesin
a. Mesin-mesin kecil satu silinder
b. Sepeda Motor
c. Kendaraan penumpang
d. Kendaraan berat
2. Pada sistem pelumasan tekanan penuh
a. Tidak dilengkapi dengan pompa minyak pelumas
b. Dilengkapi dengan pompa minyak pelumas
c. Dilengkapi dan tidak dilengkapi sama saja
d. Tidak dilengkapi dengan Pressure regulating valve
3. Pada pompa minyak pelumas jenis roda gigi, pompa dilengkapi
dengan :
a. Dua buah roda gigi lurus
b. Pressure regulating valve
c. Poros penggerak dan poros yang digerakkan
d. a, b dan c benar
4. Pompa minyak pelumas jenis rotari di lengkapi dengan rotor luar
dan rotor dalam, rotor luar mempunyai lubang berbentuk :
a. Eksentrik
b. Bintang dengan ujung eksentrik
c. Bintang dengan ujung bulat
d. Silang dengan ujung bulat
5. Pressure regulating valve pada sistem pelumasan berfungsi
sebagai
a. Saluran by pass
b. Pembatas tekanan minyak pelumas
c. Pembantu pada saat mesin dingin
d. Pembantu pada saat mesin distarter
6. Pada sepeda motor umumnya menggunakan sistem pentilasi :
a. PCV tertutup
b. PCV terbuka
c. Road draft
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

d. Manual

Essay

1. Sebutkan tiga jenis sistem penyaringan minyak pelumas pada


mesin :
2. Sebutkan tiga jenis penunjuk tekanan minyak pelumas yang
menggunakan arus listrik .
3. Jelaskan cara kerja penunjuk tekanan minyak pelumas jenis
kontak tekanan ?
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Materi yang sedang Anda pelajari merupakan pengetahuan
pendukung terhadap Memperbaiki Kerusakan Motor Otomotif.
Berdasarkan kriteria tingkat pengusaan materi :

Kompetensi Utama : 90% - 100%


Kompetensi Pendukung : 75% - 90%
Kompetensi Pelengkap : 60% - 75%

Maka standar minimal nilai yang ditetapkan untuk penguasaan materi


ini adalah 75.
Bandingkan hasil jawaban tes Anda dengan kunci jawaban yang
terdapat pada bagian akhir bahan ajar ini, kemudian ukurlah hasil
penguasaan yang telah dicapai menggunakan rumus berikut :

 Jawaban benar
Tingkat penguasan = x 100%
 Soal

Jika hasil yang diperoleh telah mencapai 75% atau lebih, maka Anda
telah menguasai materi yang dipelajari dan berhak melanjutkan
pembelajaran berikutnya dengan persetujuan guru pembimbing.
Namun jikahasil yang diperoleh belum mencapai 75%, Anda masih
harus mengulangi atau mempelajari kembali bahan ajar ini.

G. KUNCI JAWABAN LATIHAN


Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

1. a. Sistem percik
b. Sistem tekan
c. Kombinasi percik dan tekan
2. a. Roda gigi
b. Rotari
c. Plunyer
d. Baling-baling
3. Pembatas tekanan (pressure regulating valve)
4. Bahan saringan
a. Kain kasa
b. Kertas
5. Saringan penuh (full flow)
6. Jenis kontak tekanan (pressure switch type)
7. a. PCV tertutup
b. PCV terbuka
c. Road draft
d. Manual
8. Akibatnya yaitu :
a. Minyak pelumas cepat kotor
b. Minyak pelumas cepat encer
c. Perawatan mesin lebih sering

KEGIATAN BELAJAR 4.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

PERBAIKAN SISTEM PELUMASAN


(PRAKTIK)

A. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN

Diberikan modul dan mesin yang lengkap dengan sistem


pelumasannya, pada akhir kegiatan belajar siswa dapat
1. Membongkar pompa minyak pelumas
2. Mengidentifikasi nama-nama komponen pada sistem pelumasan
3. Memeriksa komponen-komponen pompa minyak pelumas
4. Memperbaiki pompa minyak pelumas
5. Memasang/merakit pompa minyak pelumas

B. MATERI PEMBELAJARAN
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Melepas, membongkar, membersihkan, memperbaiki dan merakit


kembali pompa minyak pelumas

1. Alat dan Bahan yang diperlukan


Alat
a. Kunci-kunci sesuai dengan kebutuhan
b. Feeler gauge
c. Straigh edge
d. Alat-alat pembersih

Bahan
a. Mesin yang lengkap dengan sistem pelumasannya
b. Cairan pembersih
c. Kain lap

2. Keselamatan Kerja
a. Pergunakan kunci-kunci sesuai dengan fungsinya
b. Melepas, membongkar dan merakit pompa minyak pelumas
sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP)
c. Membersihkan oli yang tercecer di lantai dengan kain lap

3. Langkah Kerja
a. Lepaskan pompa oli dari engine dengan menggunakan kunci
yang sesuai

Gambar 20. Melepas pompa dari engine


Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

b. Periksa saringan (oli strainer) secara visual, bersihkan jika kotor


dan ganti jika rusak.

Gambar 21. Memeriksa strainer

c. Bongkar pompa oli jenis rotor, dengan menggunakan kunci


yang sesuai.
d. Identifikasi nama-nama bagian pompa oli.

Gambar 22. Pompa oli jenis rotor


Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

e. Periksa kerataan pompa dengan menggunakan feeler gauge


dan straight edge. Jika ketidakrataannya mencapai 0.10 mm
ratakan permukaan rotor luar dan rotor dalam atau ganti pompa
satu unit.

Gambar 23. Memeriksa celah ujung rotor

f. Periksa celah antara badan pompa dengan rotor luar dengan


menggunakan feeler gauge. Jika celahnya sudah mencapai
0.30 mm, ganti pompa satu unit.

Gambar 24. Memeriksa celah antara badan pompa dengan rotor luar
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

g. Periksa celah antara rotor luar dan rotor dalam, dengan feeler
gauge celah maksimum yang diijinkan 0,25 mm.
h.

Gambar 25. Memeriksa celah antara rotor luar dan rotor dalam
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

1. LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK

No Komponen Sub Komponen Kriteria Pencapaian Ket.


Unjuk Kerja Ya Tidak
1. Persiapan
 Alat  Alat-alat tangan  Kesesuaian dan
dan alat-alat kondisi alat
khusus tangan di periksa
sesuai dengan
SOP
 Kesesuaian dan
kondisi alat–alat
ukur diperiksa
sesuai dengan
SOP
 Bahan  Mesin yang  Pompa oli dan
lengkap dengan kelengkapannya
sistem dilepas dari
pelumasannya mesin sesuai
dengan SOP
 Pompa oli dan
kelengkapannya
dibersihkan
sesuai dengan
SOP

2. Pelaksanaan  Membongkar  Pompa oli


Memperbaiki pompa oli dibongkar sesuai
oli dengan SOP
 Komponen
pompa oli
dibersihkan
sesuai dengan
SOP
 Memeriksa  Komponen-
komponen- komponen
komponen pompa oli
pompa oli diperiksa secara
visual
 Komponen-
komponen
pompa oli di
identifikasi sesuai
dengan buku
manual

No Komponen Sub Komponen Kriteria Pencapaian Ket.


Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Ya Tidak
 Kerataan
permukaan tutup
pompa oli
diperiksa dengan
menggunakan
straight dan
feeler gauge
sesuai dengan
SOP
 Celah ujung rotor
diperiksa dengan
mengunakan
straight edge dan
feeler gauge
sesuai dengan
SOP
 Celah antara
badan pompa
dan rotor luar
diperiksa dengan
menggunakan
feeler gauge dan
straight edge
sesuai dengan
SOP
 Celah antara
rotor luar dan
rotor diperiksa
sesuai dengan
SOP
Merakit komponen  Hasil
pompa oli pemeriksaan
komponen-
komponen
pompa oli
disimpulkan
sesuai dengan
buku manual
 Komponen-
komponen
pompa oli dirakit
sesuai dengan
SOP
 Pompa oli
dipasangkan
kembali pada
mesin sesuai
dengan SOP

NO KOMPONEN SUB KOMPONEN KRITERIA PENCAPAIAN KET.


Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

YA TIDAK
 Sikap
Kerja Bekerja dengan hati-  Alat-alat tangan
hati dan teratur dan alat-alat ukur
sesuai dengan digunakan sesuai
Standar Operasional dengan fungsinya
Prosedur dan sesuai
dengan SOP
 Bekerja dengan
teliti dan hati-hati
 Setelah selesai
bekerja alat-alat
tangan, alat-alat
ukur dan training
objek di
bersihkan serta
disimpan pada
tempat yang
telah ditentukan
 Keselama Alat-alat tangan dan  Selama
-tan kerja alat-alat ukur melaksanakan
digunakan sesuai bongkar pasang
fungsinya dan pemeriksaan
komponen
pompa oli
menggunakan
peralatan yang
sesuai dengan
SOP

 Waktu  Waktu yang


diijinkan tidak
dilampaui

 Hasil Memperbaiki pompa  Pompa oli jenis


oli jenis rotari rotary di bongkar,
diperiksa dan
dirakit kembali
sesuai dengan
SOP
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

C. LATIHAN

1. Bongkar pompa oli jenis roda gigi, identifikasi komponen-


komponennya, periksa dan simpulkan hasil pemeriksaan,
kemudian rakit kembali pompa oli tersebut.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

D. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Materi yang sedang Anda Pelajari merupakan sub kompetensi


“Memperbaiki Kerusakan Motor Otomotif”. Berdasarkan kriteria tingkat
penguasaan kompetensi, maka standar penilaiannya seperti yang
ditetapkan dalam kriteria lembar penilaian.
Ukurlah hasil latihan Anda sesuai dengan criteria yang telah
ditetapkan. Jika masing-masing sub komponen telah mencapai
kriteria, Anda dinyatakan berhasil dan berhak mempelajari bahan ajar
berikutnya. Tetapi jika masih ada sub komponen yang belum
mencapai kriteria, Anda harus mengulang kembali mempelajari sub
komponen tersebut hingga berhasil.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

PERISTILAHAN/GLOSSARY

NO NAMA ISTILAH/GLOSSARI ARTINYA


1. Abrasive Bahan penggosok yang
membuat permukaan cepat aus
2. Oil Film Lapisan oli yang tipis antara
poros dan bantalan
3. SAE Society of Automotive Engineer
4. Sample Contoh
5. Viscometer Alat untuk menguji kekentalan
minyak pelumas
6. Multi Grade Oil Minyak pelumas serba guna
7. Additives Bahan tambah
8. Diaprahma Membran
9. Full Flow Aliran penuh
10. Shunt Paralel
11. By pass Saluran pintas
12. PCV Positif Crank case Ventilation
(pentilasi ruang engkol)
13. Oli Minyak pelumas

KUNCI JAWABAN TES I


Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

1. a. Sebagai pelumas
b. Sebagai perapat
c. Sebagai pendinginan
d. Sebagai pembersih
e. Sebagai peredam
2. a. Additive anti korosi
b. Additive Pencegah oksidasi
c. Additive Anti karat
d. Additive Penambah kekentalan
e. Additive Penurun titik beku
f. Additive Untuk tekanan tinggi
g. Additive Detergen pembersih
h. Additive Pencegah busa
3. Viscometer alat untuk menguji kekentalan minyak pelumas
4. a. Bagian yang bergesekan cepat aus
b. Timbul panas yang berlebihan
c. Tenaga mesin kurang
d. Umur mesin lebih pendek
5. Multi grade yaitu minyak pelumas serba guna
6. SAE 10, SAE 20, SAE 40, SAE 90, SAE 120, SAE 140, dst
7. a. Minyak pelumas untuk motor bensin
b. Minyak pelumas untuk motor diesel
c. Minyak pelumas untuk roda gigi
d. Grease
e. Minyak pelumas untuk transmisi otomatis, power steering dan
minyak rem
8. a. Motor bensin SA, SB, SE, SD, SE dan SF
b. Motor diesel CA, CB, CC dan CD

KUNCI JAWABAN TES 2


Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

Pilihan Ganda
1. a
2. b
3. d
4. c
5. b
6. d

Essay

1. a. Sistem by pass
b. Sistem Full flow
c. Sistem Paralel (shunt)
2. a. Elektromagnetik
b. Pemanas (bimetal)
c. Jenis kontak tekanan (pressure switch type)
3. Pada saat mesin dihidupkan, tekanan minyak naik dan menekan
diafragma pada sending unit, sehingga titik kontak terputus, arus listrik
dari batere ysng menuju ke batere juga terputus, sehingga lampu mati.
Apabila tekanan minyak pelumas kurang dari 0,5 kg/cm 2, titik kontak
membubung lagi, sehingga lampu indikator menyala.
Jadi lampu indikator mati apabila tekanan minyak pelumas pada
saluran oli di dalam mesin kurang dari 0,5 kg/cm 2.
Pemeliharaan Mesin Kendaraan RIngan Perawatan Sistem
Pelumasan

DAFTAR PUSTAKA

1. New Step I Training Manual, PT. Toyota – Astra Motor.

2. Step 2, Engine Group, PT. Toyota Astra – Motor.

3. Martin W. Stockel, Autoservice and Repair South Holland Illinois,


1984.

4. Martin W. Stockel, Fundamentals, Souts Holland Illinois, 1984.

Anda mungkin juga menyukai