OLEH :
KHUSNUL KHATIMAH
PO.71.4.261.17.1.018
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan
Kesehatan
OLEH
KHUSNUL KHATIMAH
PO.71.4.261.17.1.018
Skripsi ini adalah karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
Yang Menyatakan,
( Khusnul Khatimah)
PO.71.4.261.17.1.018
ii
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
Oleh :
KHUSNUL KHATIMAH
PO 71.4.261.17.1.018
Ketua Jurusan
iii
SKRIPSI
KHUSNUL KHATIMAH
PO.71.4.261.17.1.056
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
iv
KATA PENGANTAR
hadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Mengetahui, mengajarkan manusia apa
yang belum diketahui dengan perantaraan kalam, dan atas taufiq dan inayah-Nya
batatas l)”, ini dapat dirampungkan. proposal ini disusun sebagai salah satu syarat
dan material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati peneliti banyak mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
Makassar.
Kesehatan Gigi.
Terapi Gigi.
v
4. Pembimbing I bapak Asriawal, S.SiT, M.Kes., dan pembimbing II ibu
5. Bapak dan Ibu Dosen dan Staf jurusan Keperawatan Gigi, dan seluruh staf
6. Orang tua tercinta Ayahanda Drs. Abdul Kadir dan Ibunda Dra. Kasiang,
serta kakanda Muh. Alfarisi dan Akhmad Rafi’I, S.Si, yang telah
Datuk Sulaiman, di Mts Satu Atap Palopo, juga di SMA Negeri 4 Palopo,
Gigi, Angkatan 2017 dan yang tak dapat penulis untuk tulis satu persatu yang
vi
Akhir kata peneliti mengucapkan semoga semua bantuan dari pihak
SWT. dan mencatatnya sebagai amal jariah. Serta hasil proposal ini dapat
menjadi bacaan yang bermanfaat bagi seluruh orang yang telah membacanya.
Peneliti
KHUSNUL KHATIMAH
PO.71.4.261.17.1.018
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di :
Makassar,
Yang menyatakan
(Khusnul Khatimah)
viii
IDENTIFIKASI KEBERADAAN PLAK PADA PERMUKAAN GIGI
DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU( Ipomoea
batatas l)
KHUSNUL KHATIMAH
Email : khusnulkhatimah560@gmail.com
ABSTRAK
Plak gigi adalah endapan lunak, putih pudar atau kekuningan yang
terdapat di area permukaan gigi. Endapan organik seperti material alba berwarna
putih, kalkulus dan noda (stain) memiliki karekteristrik yang berbeda. Plak gigi
juga dapat digambarkan sebagai lapisan pelikel yang biasanya menempel pada
permukaan gigi, dan mengandung bakteri kompleks koloni mengelompok dan
diatur dalam matriks antara mikroorganisme. Disclosing agent adalah senyawa
cair dan tablet atau permen dan juga terdapat dalam bentuk gel yang dapat
digunakan untuk melihat plak pada permukaan gigi. Zat antosinin dari ubi jalar
ungu terbukti lebih stabil dibandingkan buah dan sayuran lainnya. Dibandingkan
dengan sumber antosianin lainnya, antosianin pada ubi ungu memiliki kandungan
yang kestabilannya lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kausal
komperatif dengan jenis penelitian yang digunkan adalah kepustakaan/study
literature. Metode pengumpulan data yang digunakan berasal dari sumber data
seperti jurnal, karya tulis ilmiah, buku, skripsi, text book dan artikel. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari ubi jalar ungu dapat digunakan
sebagai bahan pewarnaan alami untuk mendeteksi plak gigi. Dari hasil studi
literature ini dapat disimpulkan bahawa ekstrak dari ubi jalar ungu dapat
mendeteksi plak pada gigi dan kestabilitas warna pada ubi jalar ungu dipengaruhi
pH, suhu, dan cahaya.
Kata kunci : plak gigi, Disclosing agent, dan ekstrak ubi jalar ungu
ix
ABSTRACT
Keywords : dental plaque, disclosing agent, and purple sweet potato extract
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ...... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................. .......v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................. ..... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ ......xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ....xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................... ....xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... ..... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 3
xi
4. Syarat disclosing agent ..............................................................
13
5. Manfaat disclosing agent ...........................................................
13
6. Metode aplikasi disclosing agent ...................................... 14
a. Disclosing agent dalam bentuk topikal cair ................ 14
b. Disclosing agent dalam bentuk obat kumur ............... 15
c. Mekanisme perlekatan Disclosing Agent dengan plak 15
C. Ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) .............................. 15
1. Defiisi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) .......................... 16
2. Ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) ........................ 16
3. Klasifikasi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) ................... 18
4. Manfaat ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) ........... 19
5. Hubungan ekstrak ubi jalar ungu dengan plak ................. 20
D. Kerangka teori ........................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Kandungan gizi pada ubi ungu per 100 gram ..................... 17
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keadaan bahagia, dalam keadaan sempurna secara jasmani dan rohani serta
social, tidak terbatas pada bebas penyakit atau kecacatan. (Siregar, 2019)
kesehatan gigi dan mulut diambil dari data riset kesehatan dasar tahun 2018.
selatan adalah satu dari tiga provinsi terluas di Indonesia dengan persoalan
kebersihan mulut sebanyak 36,1%, dimana Barito kuala (area lahan basah)
memiliki proporsi tertinggi (48,6%) dimana pada kondisi tanah basah yang
disebut sebagai plak gigi. Seiring waktu, lapisan tersebut terdiri dari bakteri
mulut, sel epitel lepas, dan sel darah. (Ekoningtyas, Triwiyatini and Nisa,
2016). Plak gigi berfungsi dalam pathogenesis karies gigi serta penyakit
1
2
penyakit gigi dan mulut, misalnya kerusakan gigi (gigi berlubang), kalkulus
atau karang gigi, radang gusi dan periodontitis atau radang jaringan
utama karies gigi dan penyakit periodontal yaitu plak. Terbukti secara klinis
penyakit periodontal memiliki akumulasi plak yang lebih banyak. .(Dan and
Klindamisin, 2017) Oleh karena itu, untuk menghilangkan plak gigi dapat
umum digunakan terdiri dari berbagai bentuk dan jenis, yaitu berupa cairan
solustion dikarenakan metode uji daya tembus warna yang digunakan akan
budidaya. Zat antosianin yang terdapat pada ubi ungu dapat digunakan
sebagai antioksidan karena dapat menyerap polusi udara, racun dan dalam
tubuh serta menghambat pembekuan sel darah. Zat ungu pada ubi jalar ungu
Zat antosianin yang terdapat pada ubi jalar ungu mempunyai kandungan
yang lebih banyak dibandingkan ubi jalar lain, oleh sebab itu ubi jalar ungu
2
3
pilihan yang lebih baik dan cocok digunakan sebagai alternatife pewarna
alami. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk menggunakan ubi ungu sebagai
B. Rumusan masalah
gigi dengan menggunakan eksrtrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas l) dapat
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
pada permukaan gigi dengan menggunakan ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea
1.Bagi peneliti
3
4
2.Bagi masyarakat
plak pada permukaan gigi dengan menggunakan ekstrak ubi jalar ungu
plak pada permukaan gigi dengan ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea
batatas l).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Plak
1. Defenisi plak
disebut plak gigi . Pada bakteri biofilm terdapat pada bagian tubuh yang
berada pada organ usus, vagina, organ lain, dan pada rongga mulut.
Rongga mulut, memiliki 700 lebih bakteri yang berada pada biofilm dan
dapat membentuk plak sebagai salah satu unsur mikroba paling kompleks
(Kasuma, 2017).
Plak gigi, yang disebut plak gigi adalah endapan lunak, putih pudar
seperti material alba berwarna putih, kalkulus dan noda (stain) memiliki
dibedakan dari bakteri pada plak (Mumpuni, 2013). Jika satu atau dua
akan terbentuk plak gigi yang dipengaruhi oleh pola makan dan aliran air
5
6
liur di mulut (Junaidi and Halid, 2018). Bakteri yang utama dalam
pelindung, yaitu lapisan protein bebas sel yang menutupi gigi, terdiri dari
sisa dinding sel bakteri dan produk mikroba lainnya (Muhtar, 2017).
jaringan mulut, limfosit, sel darah putih, sisa makanan, dan bakteri). Plak
Table 2.1 perbedaan karakteristik plak dan ludah (Tarigan Rasinta, 2013)
Lingkungan
Aerobik/anaerobik Aerobik
bakteri
Produksi
100-400 1
ammonia
7
plak setelah selesai makan, karena awal dari kerusakan gigi disebabkan
plak. Kantorwick (1983) mengatakan bahwa gigi yang sehat akan susah
gigi dalam bentuk endapan lunak, seperti gel, dan mengandung sejumlah
Matriks ini melindungi bakteri dari sel imun seperti neutrofil, makrofag,
Berdasarkan posisi plak pada permukaan gigi dekat tepi gusi, plak
pada subgingiva terletak dibawah margin gingiva, diantara gigi dan poket
epitel gingiva. Plak yang terdapat pada supragingiva menyerap air liur
dan sisa makanan, dan plak yang terdapat pada subgingiva menyerap
3. Komposisi plak
adalah bahan anorganik utama. Pada permukaan gigi seri rahang bawah
rata: 47,6 mmol/ 1µl), magnesium, klorida, dan fosfat anorganik. Pada
saat yang sama, ditemukan sejumlah kecil strontium (0,4 dan 12,3 mg/
9
1µl) dan fosfat organik (1,3 - 3,7 mmol/ 1µl) serta ion karbohidrat
waktu singkat plak gigi dapat terbentuk, dan lapisan pelindung yang
awalnya membentuk plak gigi akan muncul kembali. Plak gigi di mulut
pertama kali dibentuk oleh air liur dan karbohidrat dalam sisa makanan,
c. Tahap ketiga adalah kolonisasi dan pematangan kedua. Jika 2-4 hari
(Lamawatu, 2017).
plak dapat terlihat bentuk margin gingiva yang buruk pada permukaan
gigi, pada permukaan yang kasar dan permukaan email yang rusak.
aspek yaitu aspek fungsi fisik serta perannya sebagai sumber makanan
untuk bakteri plak aspek pada bakter. Baik makanan keras atau lunak
seringnya memakan makanan yang lengket dan juga lunak, plak gigi
plak gigi. Oleh karena itu, jika kita makan makanan lunak, kondisi
gigi tidak akan terlalu kotor karena mengandung banyak air (Hakim,
2018).
11
B. Disclosing agent
Disclosing agent adalah senyawa cair dan tablet atau permen dan
juga terdapat dalam bentuk gel yang dapat digunakan untuk melihat plak
kalinya, yang dapat digunakan dalam perawatan gigi dan mulut di rumah.
(erythrosine), dan metode ini telah digunakan secara luas metode ini yang
menemukan metode baru seperti sinar ultraviolet, Block pada tahun 1972
sehingga gigi pasien terlihat jelas di bawah sinar normal atau sinar
12
(DEVI, H., Mozartha, M., & Bikarindrasari, 2018). Melihat plak yang
b. Berbentuk cair
tablet dan zat berbentuk cairan, jadi tidak mudah untuk bingung
3. Syarat disclosing
b. Struktur pada mulut tidak berubah, seperti bibir dan lidah (Sanna
c. Efek samping pada zat pewarna tidak mengakibatkan alergi dan iritasi
d. Zat pewarna yang berbentuk cairan diberikan dalam bentuk encer agar
petunjuk dan motivasi bagi mulut pasien agar mengetahui adanya plak
terlalu tinggi.
menempel ke bibir.
pellet atau catton bud, hanya dapat dioleskan pada mahkota gigi
permukaan gigi.
(Hakim, 2018).
pada gigi yaitu ekstrak ubi jalar ungu, telah diteliti mampu menjadi
16
Ubi jalar (Ipomea batatas) diduga berasal dari benua Amerika. Ahli
botani dan pertanian memprediksi bahwa pada tanaman ubi jalar berasal
dari selandia baru, polinesia, dan amerika tengah. Ahli botani Soviet
utama tanaman ubi jalar adalah Amerika Tegah (Sanna Artha Sari
Pardosi, 2019). Semua bagian umbi ungu adalah ubi jalar yangpertama
kali dikembangkan di jepang. Dari kulit hingga daging buah, warna ungu
lebih gelap dan merata di umbi, sehingga ubi ungu kemungkinan besar
Yulifianti, 2015).
khususnya pada ubi jalar ungu. Keunggulan lain dari ekstrak ubi ungu
adalah antosianinya ±519 mg/ 100 g berat basah. Dalam ubi ungu
yakni ubi jalar ungu mencapai 2,3 juta ton per tahun di Indonesia.
Menurut Husna tahun 2013 bahwa kadar antosianin pada umbi ubi jalar
ungu pekat mencapai 61,85% per 100g. Warna khas yang dihasilkan
stabil pada Ph asam dan memiliki kelarutan baik pada pelarut polar.
Inilah mengapa ekstrak ubi ungu menjadi bahan alternatif yang lebih
(Siregar, 2019).
18
Ubi jalar dapat diklasifikasikan berikut ini : (Sanna Artha Sari Pardosi,
2019)
a. Kerajaan : Plantea
b. Divisi : Spermatophyta
c. Kelas : Dicotylodonnae
d. Bagian : Angiospermae
e. Bangsa : Convolvulales
f. Suku : Convolvulaceae
g. Marga : Ipomoea
Tabel 2.2 Kandungan gizi pada ubi ungu per 100 gram (Sanna Artha
penyakit pada sistem pencernaan seperti wasir, sembelit, dan kanker usus
yodium memiliki kandungan yang efektif adalah 20 kali lipat dari ubi
jalar lainnya, sehingga ubi ungu dapat melawan kanker (Sanna Artha Sari
Pardosi, 2019).
20
yang dapat memberikan warna merah, ungu, biru, pada bunga, daun,
antosianin yang terdapat pada ekstrak ubi jalar yang dapat digunakan
D. Kerangka Teori
komposisi klinik
Defenisi Plak
Proses pembentukan
plak
Faktor yang
mempengaruhi
pembetukan plak
jenis disclosing
PLAK
Disclosing Agent syarat disclosing
Manfaat Disclosing
metode aplikasi
disclosing
A. Jenis penelitian
B. Sumber data
Data dalam penelitian ini bersumber dari hasil penelitian yang telah
internet. Bahan literatur yang dapat ditulis dan diterbitkan oleh penulis yang
pembuatan jurnal.
22
23
Langkah pengumpulan data adalah mencari kata kunci pada data atau
penulis dari hasil pencarian jurnal yang dipilih. Penelitian merupakan jenis
data penelitian yaitu data dikumpulkan dari bahan literature, dan objek
1. Waktu penacarian untuk judul ini yang diterbitkan adalah dari tahun
3. Cara efektif dalam mencari jurnal adalah memasukkan kata kunci dari
judul penelitian yang akan dicari yaitu “identifikasi keberadaan plak pada
E. Analisis Data
Pada tinjauan pustaka ini menggunakan analisis data yaitu analisis isi.
Analisis isi merupakan informasi tertulis atau tercetak yang dibahas secara
BAB IV
PEMBAHASAN
Plak gigi adalah endapan lunak, putih pudar atau kekuningan yang
berbeda. Plak gigi juga dapat digambarkan sebagai lapisan pelikel yang
satunya yaitu ubi jalar ungu dimana zat antosianin yang tinggi pada ubi
ungu yang digunakan dalam penelitia pewarnaan plak pada penelitian ini
tentang potensi kandungan kimiawi dari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas)
yang bertujuan untuk melihat suatu gejala atau pengaruh timbulnya akan
27
ubi jalar ungu dan disclosing agent. Untuk dapat mengetahui efektifitas
pada ubi jalar ungu (Ipomea Batatas L) sebagai bahan identifikasi plak
ubi jalar ungu dapat diperoleh responden dengan kriteria baik sebanyak
buruk sebanyak (7%) , jumlah pengolesan dari ekstrak ubi jalar ungu dari
pengolesan ekstrak ubi jalar ungu dapat dilihat bahwa kriteria sedang
buruk (80%). Dari hasil penilitian dari kedua bahan di atas menunjukkan
Lower Upper
37.718 59 000 2.43333 2.3042 2.5624
Dalam uji statistik independent t test dapat dilihat nilai p<0,000 artinya
terdapat bahwa ada perbedaan yang signifikan pada penggunaan ubi jalar ungu
dengan disclosing solution sebagai bahan identifikasi plak pada permukaan gigi.
penyerapan warna pada plak gigi antara ekstrak antosianin ubi jalar ungu
penyerapan warna pada plak tertinggi yaitu zat antosianin dari ekstrak ubi
jalar ungu dengan konsentrasi 100% dibandingkan pada zat antosianin dari
ekstrak ubi jalar ungu konsentrasi 50% dan 75%. Penelitian ini
ungu, maka semakin besar juga penyerapan warna pada plak gigi.(Fione,
2020)
solution dan ekstrak ubi jalar memiliki perbedaan karena pada disclosing
solution memiliki senyawa kimia yaitu zat iodin yang memiliki sifat
sedangkan pada ekstrak ubi jalar ungu yaitu zat antosianin pigmen
efektifitas ekstrak ubi jalar ungu (Ipomea batatas) dengan buah naga
sesudah penetesan ubi jalar ungu dapat dilihat bahwa plak indeks sesudah
penetesan ekstrak ubi jalar ungu pada kelompok 1 yang paling tinggi
indeks sesudah penetesan ekatrak buah naga berdaging merah dapat dilihat
bahwa plak
ditetesi ekstrak ubi jalar ungu didapatkan nilai rata-rata indeks plak sebesar
2,221, dan setelah ditetesi larutan buah naga merah didapatkan nilai rata-
30
rata indeks plak sebesar 2,875. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan
bahwa adanya perbedaan antara larutan ubi jalar ungu dan buah naga
berdaging merah. Rata-rata indeks plak pada ekstrak ubi jalar ungu yaitu
2.221 dan rata-rata nilai indeks plak pada buah naga berdaging merah
yaitu 2.875. Hasil uji independent t-test menunjukkan sig 0,13. Setelah
dilakukan eksperimen dengan menggunakan ubi jalar ungu dan buah naga
dari selisih 0,654 tersebut dikarenakan pada zat warna antosianin dalam
ubi jalar ungu mempuyai stabilitas rendah akibat pemanasan yang tinggi,
kestabilan dan ketahanan zat warna antosianin akan berubah, selain itu pH
lebih stabil dalam susana asam (1-2) daripada dalam keadaan alkalis
ataupun netral.
Dari hasil penelitian Sekar Arum Sari, dkk (2016) dapat ditarik
ungu dan buah naga berdaging merah. Larutan buah naga berdaging merah
dengan adanya signal yang rendah pada panjang gelombang 540 nm dan
ekstrak ubi ungu lebih baik diproses pada suhu dibawah 50ºC dan 30ºC
proses dengan suhu 50ºC dan 30ºC dikarenakan pada suhu tersebut dapat
larutan ubi jalar ungu dan buah bit sebagai bahan identifikasi keberadaan
ini semua siswa kelas 5 sekolah dasar negri Tlogosih 01 Demak sebanyak
32
sebanyak 0%, jumlah rata-rata saat pengolesan ekstrak ubi jalar ungu
1,358. Kriteria plak sesudah pengolesan ekstrak dari buah bit diperoleh
larutan buah bit 1,942. Perbandingan plak indeks dapat diperoleh dari
kedua ekstrak ubi jalar ungu dan ekstrak buah bit pada saat sesudah yaitu
pada ekstrak ubi jalar ungu dengan kriteria baik sebesar 22% sedangkan
untuk buah bit sebesar 10%. Dapat dilihat bahwa nilai rata-rata indeks plak
pada pengolesan buah bit lebih besar dibandingkan rata-rata indeks plak
pada pengolesan ubi jalar ungu. Hal ini dikarenakan kestabilan kandungan
antosianin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pH, suhu,
absorbansi pada warna antosianin pada ekstrak ubi jalar ungu yang
tinggi.
bahwa pigmen zat antosianin pada ubi jalar ungu mempunyai stabilitas
33
oleh beberapa faktor antara lain pH, suhu, cahaya, dan oksigen.
Adam (2020) mengenai ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) sebagai
solusi pewarna alami plak gigi. Pada penelitian ini memiliki jumlah
ll, dan lll ( kelompok control) teknik pengambilan sample yaitu simple
posttest with control group design. Data diambil dengan cara memeriksa
plak indeks PHP (patient phygiene performace index) data dicatat pada
format pemeriksaan dan di uji statistik dengan uji One Way Anova. Pada
kelompok l diperoleh data sebesar 2.540, nilai rata-rata indeks PHP pada
kelompok lll sebesar 3.030 . Data yang diperoleh pada uji statistik dengan
uji One Way Anova yaitu nilai rata-rata indeks PHP pada kelompok l, ll,
dan lll didapat nilai tertinggi pada kelompok lll dan uji One Way Anova
kelompok control masih lebih efektif dalam identifikasi plak gigi. Hal
warna yang kontras pada plak permukaan gigi dibandingkan zat pewarna
34
dari ekstrak pada ubi jalar ungu yang mengandung zat antosianin yang
bahwa adanya perbedaan pengaruh antara bahan ubi jalar ungu dengan
Dari hasil penelitian ini Vega Rossa Fione dan Jeanne d’arc Zavera
pada ekstrak ubi jalar ungu maka dapat memberikan warna yang kontrak
pada identifikasi plak gigi, jika konsentrasi pada ekstrak ubi jalar ungu
rendah maka zat antosianin yang didapat kurang memberi warna kontraks
adanya plak pada gigi. Adapun keterbatasan pada penelitian ini yaitu dari
sistematika pembahasan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa ekstrak pada ubi jalar ungu
permukaan gigi. Zat antosianin dari ubi jalar ungu memiliki konsentrasi
B. SARAN
jalar ungu dapat digunakan sebagai bahan alami untuk mendeteksi plak pada
33
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, T., dan Hadisusanto, D. (2017). Pengaruh pasta gigi propolis terhadap
indeks plak pada pengguna ortodonti cekat di FKG UPDM. Jurnal Ilmiah
dan Teknologi Kedokteran Gigi FKG UPMD.vol 13 (2). p. 18.
https://journal.moestopo.ac.id/index.php/JITEKGI/article/view/846
Dan, K., & Klindamisin, L. (2017). Identifikasi Bakteri Pada Plak Gigi Pasien Di
Puskesmas Bahu Dan Uji Resistensi Terhadap Antibiotik Kloramfenikol
Dan Linkosamida (Klindamisin). Pharmacon, 6(3), 223–232.
https://doi.org/10.35799/pha.6.2017.16887
DEVI, H., Mozartha, M., & Bikarindrasari, R. (2018). Efektivitas Ekstrak Kulit
Buah Naga Berdaging Merah ( Hylocereus Polyrhizus ) Sebagai Disclosing
Agent Alami Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Naga Berdaging Merah
( Hylocereus polyrhizus ) Sebagai Disclosing. Skripsi, pp. 1–2.
https://repository.unsri.ac.id/12878/
Ekoningtyas, E. A., Triwiyatini, & Nisa, F. (2016). Potensi Kandungan Kimiawi
Dari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L) Sebagai Bahan Identifikasi
Keberadaan Plak Pada Permukaan Gigi. Jurnal Kesehatan Gigi, 03(1), 1–6.
http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jkg/article/view/1117
Fatmasari, D., Supriyana, S., & Sukmawati, S. (2017). Larutan Ubi Jalar Ungu
Dan Buah Bit Sebagai Bahan Identifikasi Keberadaan Plak Gigi. 04(1), 19-
24.
http://ejournal.poltekkessmg.ac.id/ojs/index.php/jkg/article/view/2711
Fione, V. R. (2020). Alamiah Plak Gigi [ Extract Purple Sweet Potatoes (Ipomea
L Batatas) As Natural Dyes In Dental Plaque Staining ]. Jurnal Ilmiah
Perawat Manado,8(02),pp.130–141.
https://doi.org/10.47718/jpd.v8i02.1197.
Junaidi, I. H., & Halid, I. (2018). Pengaruh Konsumsi Permen Yang Mengandung
Bahan Sorbitol Terhadap Indeks Plak Gigi Pada Mahasiswa Jurusan
Keperawatan Gigi Jambi Tahun 2018. Jurnal Bahan Kesehatan Masyarakat,
2(2), 147–150.
http://www.journal.poltekkesjambi.ac.id/index.php/JBKM/article/view/160
Mangiri, B. S., Yani, S., & Anitasari, S. 2018. Sari buah naga super merah.
Jurnal Material Kedokteran Gigi 7(1):28–34.
http://jurnal.pdgi.or.id/index.php/jmkg/article/view/278
Muhtar, R. (2017). Identifikasi dan uji sensitivitas bakteri pada plak gigi pasien
di puskesmas ranotana weru manado terhadap antibiotik golongan penisilin
dan kuinolon. Pharmacon. 6(3). p. 37-45.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/16518
Mumpuni, y & P. . E. (2013) Plak Gigi , in 45 masalah & solusi penyakit gigi &
mulut. Yogyakarta, p. 89.
Sanna Artha Sari Pardosi (2019). Penggunaan buah bit dan ubi jalar ungu untuk
pemeriksaan plak pada siswa/i smp negeri 4 kelas vii-3 kec. datuk bandar
timur kota tanjung balai, KTI, pp. 8–9.
http://180.250.18.58/jspui/bitstream/123456789/857/1/KTI_SANNA.pdf.
Siregar, R. (2019). Pemakaian buah bit dan ubi jalar ungu sebagai pewarna
alami pada pemeriksaan plak siswa/i smp negeri 4 kec. Datuk bandar timur
kota tanjung balai. Jurnal ilmiah pannmed (pharmacist, analyst, nurse,
nutrition, midwivery, environment, dentist), 14(1), 64–68.
Subekti, A. (2019). Hubungan plak gigi, laju aliran saliva, dan viskositas saliva
pada anak usia 6-9 tahun. Jurnal Kesehatan Gigi, 6, pp. 72–75.
BIODATA PENELITI
A. BIODATA
B. RIWAYAT PENDIDIKAN