Anda di halaman 1dari 34

SKENARIO 2

RESTORASI PLASTIS SANDWICH

Seorang laki-laki berumur 21 tahun datang ke tempat praktek dokter gigi


mengeluh malu saat tersenyum karena gigi depan atas berlubang, ngilu bila
terkena minuman dingin, dan belum pernah ada keluhan sakit cekot-cekot dan
spontan. Pasien menginginkan untuk dilakukan penambalan sewarna gigi. Hasil
pemeriksaan klinis tampak gigi 13 karies profunda klas IV klasifikasi menurut
GV Black. Tes vitalitas positif, tes perkusi dan tekanan negatif, tidak ada
kegoyangan, dan kondisi gusi masih bisa dipertahankan. Pemeriksaan radiografik
tidak ada resorbsi tulang alveolar. Diagnosa klinis gigi 13 adalah pulpitis
reversible. Dokter gigi merencanakan penumpatan pada gigi 13 dengan restorasi
plastis sandwich.

1
STEP 1

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Restorasi sandwich :
 Restorasi berlapis yang menggunakan GIC dan komposit
 GIC sebagai basis dan komposit sebagai tumpatan diatas GIC
 Fungsi untuk meningkatkan kualitas gic (melepaskan flouride) dan komposit
(sewarna gigi)
2. Pulpitis reversibel :
 Inflamasi pada pulpa yang asimtomatik dan apabila penyebabnya dihilangkan
maka akan kembali normal

2
STEP 2
RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari restorasi sandwich?


2. Apa kelebihan dan kekurangan dari restorasi sandwich?
3. Apa saja macam-macam restorasi sandwich?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan restorasi sandwich?
5. Apa tujuan digunakannya restorasi sandwich?
6. Apa tahapan tahapan dari restorasi sandwich?
7. Apa saja bahan yang digunakan pada restorasi sandwich?

3
STEP 3
BRAINSTORMING

1. Indikasi retorasi sandwich :


a. Adanya kavitas yang kecil- sedang
b. Pasien alergi logam
c. Gigi kehilangan insisal edge
d. Karies klas 3,4,5,2
e. Untuk laminate veener
Kontraindikasi retsorasi sandwich :
a. OH yang buruk
b. Daerah keraja sulit diisolasi
c. Bruxism
2. Kelebihan restorasi sandwich :
a. Bersifat adhesi
b. GIC mengeluarkan flour yang mencegah adanya karies sekunder
c. Dapat menghambat kerusakan tepi
d. Biokompatibel
e. Estetik yang baik
f. Tahan terhadap fraktur
g. Radiopak
h. Harga terjangkau
Kekurangan :
a. Mengandung polikarbokislat : warna akan terlalut yang nantinya jika
digunakan dalam janka waktu yang lama estetiknya akan berkurang
3. Macam-macam restorasi plastis sandwich
a. Sandwich diatas GI diatas auto cure : material setting dilakukan etsa GI dan
enamel dibiarkan 15s cuci dan keringkan, aplikasikan resin enamel bonding
dgn viskositas rendah, light cure dan diaplikaiskan
b. Sandwich dengan amalgam : untuk gigi M, digunkana GI yg paling kuat.
Sediakan space yang cukup.
Jenis restorasi sandwich :

4
a. Open sandwich : dari dasar kavitas hingga dasar proksimal diaplikasikan GIC
b. Close : hanya pada basis/liner dan diatasnya adalah komposit
4. Faktor yg mempengaruhi keberhasilan restorasi sandwich:
a. Ketebalan bahan
b. Posisi gigi
c. Bahan : GIC, bonding, komposit (perbandinagnketebalan, posisi dll.)
d. Desain kavitas yang sesuai
e. Preparasi kavitas
5. Tujuan restorasi sandwich :
 Untuk memperbaiki kekurangan dari GIC dan komposit
 Fungsi estetik (komposit)
 Mencegah adanya karies sekunder (GIC)
 Fungsi kunyah
6. Tahapan- tahapan restorasi sandwich
a. Preparasi dan lining : pembuangan sisa karies deng dimond bur dan
pemberian liner Ca(OH)2
b. Perawatan permukaan : kavitas dibersihkan dan dikeringkan kemudian
dioleskan dengan kondisoner
c. Pemberian semen : kavitas dibersihkan dan dikeringkan lalu GIC diinjeksikan
kedalam kavitas selama 5 menit
d. Preparasi semen tepi enamel : setelah mengeras salam 5 meniti GIC yang
berlebihan dibersikhan dai dinidng kavitas
e. Pemberian resin bonding : resin liquid dioleskan ke basis semen dan dinding
kavitas, lapisannya tipis.
f. Pemberian resin komposit : tumptaan dimasikkan dan dikontur ke posisi yang
benar dan tidak boleh berlebih.
g. Finishing : disinari dan dihaluskan dengan dimond bur dan polishing
7. Bahan yang digunakan pada restorasi sandwich :
a. GIC : terdiri dari bubuk dan larutan(asam poliakrlik dan bahan
stabilisator). Berdasarkan dari reaksi pengerasan ( larutan homopolimer)
komposisinya dapat diubah, disesuaikan dengan konsetrasi dan kekentalan

5
cairannya. Materialnya hibryd material yang menggunakan reaksi asam
basa (cahaya atau chemical)
b. Komposit : HEMA dan BIS- GMA (monomer dasar), monomer pengencer
(TEGDMA). Monomer pengisi berfungsi sebagai penguat (crystalin,
lithium barium alumino silika glass)
c. Bonding

6
STEP 4
MAPPING

KARIES

TUMPATAN RIGID TUMPATAN


PLASTIS

AMALGAM SIK KOMPOSIT

SANDWICH

KELEBIHAN TAHAPAN
&KEKURANGAN KLASIFIKASI INDIKASI & KONTRA KERJA

7
STEP 5

LEARNING OBJECTIVES

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan :

1. Definisi restorasi plastis


2. Macam macam restorasi plastis
a. GIC
b. Komposit
3. Pengertian, tujuan dan macam-macam restorasi sandwich
4. Indikasi dan kontraindikasi restorasi Sandwich
5. Prosedur restorasi sandwich
a. Alat dan bahan
b. Tahapan

8
STEP 7
REPORTING

 LO 1. Mahasiswa Mampu Memahami Dan Menjelaskan Definisi


Restorasi Plastis

Restorasi plastis adalah bahan restorasi yang dapat dibentuk dalam kavitas,
dan setelah beberapa waktu diaplikasikan dalam kavitas nantinya akan dapat
mengeras. Restorasi plastis adalah teknik restorasi dimana preparasi dan pengisian
tumpatan dikerjakan pada satu kali kunjungan, tidak memerlukan fasilitas
laboratorium dan murah. Tumpatan plastis cenderung digunakan ketika struktur
gigi cukup banyak untuk mempertahankan integritas dengan bahan tumpatan.

Syarat untuk bahan restorasi plastis yang baik adalah :


- Harus mudah digunakan dan tahan lama
- Kekuatan tensil cukup
- Tidak larut ileh saliva dalam rongga mulut serta tidak korosi di salam
rongga mulut
- Tidak toksik dan iritatif baik pada pulpa maupun pada gingival
- Mudah dipotong dan dipoles
- Derajat keausan sama dengan email
- Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari karies sekunder
- Koefisien muai termis sama dengan enamel / dentin
- Daya penyerapan airnya rendah
- Bersifat adhesive terhadap jaringan gigi
- Radiopaq

Restorasi plastis adalah bahan restorasi yang dapat dibentuk dalam kavitas,
dan setelah beberapa waktu diaplikasikan dalam kavitas nantinya akan dapat
mengeras. Restorasi plastis terdiri dari bahan logam dan non-logam. Bahan logam
yang biasa digunakan adalah amalgam, sedangkan untuk bahan non logam adalah
Resin Komposit dan Glass ionomer cement.

9
Restorasi amalgam merupakan paduan logam (aloy) dengan komposisi
terdiri atas merkuri (air raksa atau Hg), Perak (Ag) 35%, Timah Putih (Sn) 14%,
seng 0-1% dan Tembaga (Cu) 0,3%, serta beberapa elemen tambahan yang akan
meningkatkan sifat fisik dan mekanik bahan. Pada awal pencampuran metal
dengan merkuri mempunyai konsistensi seperti pasta, yang akan mengeras dalam
mulut setelah melalui rangkaian reaksi kimia yang kemudian menjadi massa
paduan logam yang stabil.
Resin komposit ialah tumpatan yang mulai dikenal pada generasi ke 60-an,
dan secara umum dikenal sebagai bahan tumpatan kosmetik dentis. Komposit
merupakan salah satu bahan tumpatan yang dapat memenuhi permintaan pasien
mengenai estetika, karena dapat disesuaikan dengan warna gigi.
Glass Ionomer Cement adalah bahan tambal sewarna gigi yang komponen
utamanya terdiri dari likuid yang merupakan gabungan air dengan polyacid (Asam
poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat) dan bubuk berupa fluoroaluminosilicate
glass. Material kedokteran gigi yang salah satunya bisa digunakan untuk bahan
restoratif.
Kompomer adalah bahan tumpatan berbentuk pasta tunggal.
Kompomer mengandung matrik resin, filler, fotoinisiator, stabilisator, dan
diformulasi tanpa air. Proses setting diawali polimerisasi oleh sinar kemudian
dilanjutkan reaksi asam basa yang terjadi saat cairan saliva berdifusi ke bahan
tumpatan. Perlekatan kompomer dengan gigi terjadi secara mekanis.
Perlekatan yang baik diperoleh dengan cara mengolesi kavitas gigi memakai
etsa kemudian dilanjutkan dengan bonding.

Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Macam Macam Restorasi


Plastis

SEMEN IONOMER KACA (SIK)


Glass ionomer cement atau Semen Ionomer Kaca (GIC atau SIK)
merupakan bahan restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi dan terus
dikembangkan. SIK memiliki kemampuan berikatan secara fisikokimiawi baik
pada email maupun dentin. Kekurangan SIK jika dibandingkan dengan bahan
tumpatan lain adalah kurang estestik, sulit dipolish, dan mempunyai sifat brittle.

10
SIK melepaskan ion fluor dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga
dapat menghilangkan sensitivitas dan mencegah terjadinya karies sekunder.
Kemampuan bahan material dalam melepaskan ion fluor terhadap compressive
strength dari bahan restorasi SIK, mengakibatkan korelasi negatif antara
pelepasan ion fluoride dengan compressive strength. Bahan material yang
memiliki tingkat pelepasan ion fluoride yang lebih tinggi, secara umum
mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari material yang memiliki tingkat
pelepasan ion fluoride yang rendah.
SIK sering disebut dengan ASPA (Alumine Silicate and polyacrylic acid).
Reaksi yang terbentuk dari SIK adalah reaksi antara alumina silikat kaca dalam
bentuk powder dengan asam poliakrilik sebagai liquid. Selain sebagai bahan
restorasi, SIK dapat digunakan sebagai bahan perekat, bahan pengisi untuk
restorasi gigi anterior dan posterior, pelapis kavitas, penutup pit dan fisur, bonding
agent pada resin komposit, serta sebagai semen adhesif pada perawatan
ortodontik. Ukuran partikel gelas SIK bervariasi, yaitu sekitar 50 µm sebagai

bahan restorasi dan sekitar 20 µm sebagai bahan luting.

Komposisi SIK :
Approximate composition of a calcium fluoroaluminosilicate glass
Komponen Berat ( % )

11
SiO2 (quartz) 29.0
Al2O2 (alumina) 16.6
CaF2 (fluorite) 34.2
Na2AlF6 5.0
AlF3 5.3
AlPO4 9.9
Diambil dari Prosser et.al , 1986

Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi :
1. Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa preparasi kavitas
2. Penumpatan pit dan fisura oklusal
3. Restorasi gigi sulung
4. Restorasi lesi karies kl. V
5. Restorasi lesi karies kl. III lebih diutamakan yang pembukaannya arah
lingual
6. Reparasi kerusakan tepi restorasi mahkota
Kontraindikasi :
1. Kavitas-kavitas yang ketebalannya kurang
2. Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi
3. Lesi karies kelas IV atau fraktur insisal
4. Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan
faktor estetika

Kelebihan dan kekurangan SIK


Kelebihan Kekurangan
- Potensi antikariogenik - Water in & water out
- Translusen - Compressive strength
- Biokompatibel - Resistensi terhadap abrasi
- Melekat secara kimia dengan - Estetis < komposit
struktur gigi - Warna tambalan ini lebih
- Sifat fisik yang stabil opaque, sehingga dapat

12
- Mudah dimanipulasi dibedakan secara jelas antara
tambalan dan permukaan gigi
asli
(Lohbauer U,2010)

Klasifikasi umum penggunaan SIK :


 Type I – Luting cements
SIK tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen mahkota,
jembatan, veneer dan lainnya. Dapat digunakan sebagai liner komposit.
Secara kimiawi berikatan dengan dentin enamel, logam mulia dan
porselen. Memiliki translusensi yang baik dan warna yang baik, dengan
kekuatan tekan tinggi. SIK yang diberikan pada dasar kavitas akan
menghasilkan ion fluorida serta berkurangnya sensitifitas gigi,
perlindungan pulpa dan isolasi. Hal ini mengurangi timbulnya kebocoran
mikro (micro-leakage) ketika digunakan sebagai semen inlay komposit
atau onlay.
 Type II – Restorasi
Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan,
SIK juga digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang
seperti abrasi servikal. Abrasi awalnya diakibatkan dari iritasi kronis
seperti kebiasaan menyikat gigi yang terlalu keras.
 Type III – Liners and bases
Pada teknik sandwich, SIK dilibatkan sebagai pengganti dentine, dan
komposit sebagai pengganti enamel. Bahan-bahan lining dipersiapkan
dengan cepat untuk kemudian menjadi reseptor bonding pada resin
komposit (kelebihan air pada matriks SIK dibersihkan agar dapat
memberikan kekasaran mikroskopis yang nantinya akan ditempatkan oleh
resin sebagi pengganti enamel.
 Type IV – Fissure sealants
Tipe IV SIK dapat digunakan juga sebagai fissure sealant. Pencampuran
bahan dengan konsistensi cair, memungkinkan bahan mengalir ke lubang
dan celah gigi posterior yang sempit.

13
 Type V – Orthodontic Cements
Pada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan bahan resin
komposit. Namun SIK juga memiliki kelebihan tertentu. SIK memiliki
ikatan langsung ke jaringan gigi oleh interaksi ion Polyacrylate dan kristal
hidroksiapatit, dengan demikian dapat menghindari etsa asam. Selain itu,
SIK memiliki efek antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor.
Bukti dari tinjauan sistematis uji klinis menunjukkan tidak adanya
perbedaan dalam tingkat kegagalan braket Ortodonti antara resin
modifikasi SIK dan resin adhesif.
 Type VI – Core build up
Beberapa dokter gigi menggunakan SIK sebagai inti (core), mengingat
kemudahan SIK dalam jelas penempatan, adhesi, fluor yang dihasilkan,
dan baik dalam koefisien ekspansi termal. Logam yang mengandung SIK
(misalnya cermet, Ketac perak, Espe GMbH, Germanyn) atau campuran
SIK dan amalgam telah populer. Saat ini, banyak SIK konvensional
yang radiopaque lebih mudah untuk menangani daripada logam yang
mengandung bahan-bahan lain. Namun demikian, banyak yang menganggap
SIK tidak cukup kuat untuk menopang inti (core). Maka direkomendasikan
bahwa gigi harus memiliki minimal dua dinding utuh jika menggunakan
SIK.
 Type VII - Fluoride releasing
Banyak laboratorium percobaan telah mempelajari fluorida yang
dihasilkan SIK dibandingkan dengan bahan lainnya. Namun, tidak ada
review sistematis dengan atau tanpa meta-analisis yang telah dilakukan.
Hasil dari satu percobaan, dengan salah satu tindak lanjut periode
terpanjang, menemukan bahwa SIK konvensional menghasilkan fluorida
lima kali lebih banyak daripada kompomer dan 21 kali lebih banyak dari
resin komposit dalam waktu 12 bulan. Jumlah fluorida yang dihasilkan,
selama 24 jam periode satu tahun setelah pengobatan, adalah lima sampai
enam kali lebih tinggi dari kompomer atau komposit yang mengandung
fluor. (Aboush dan Torabzadeh, 1998)
 Type VIII - ART (atraumatic restorative technique)

14
ART adalah metode manajemen karies yang dikembangkan untuk
digunakan di negara-negara dimana tenaga terampil gigi dan fasilitas
terbatas namun kebutuhan penduduk tinggi. Hal ini diakui oleh organisasi
kesehatan dunia. Teknik menggunakan alat-alat tangan sederhana (seperti
pahat dan excavator) untuk menerobos enamel dan menghapus karies
sebanyak mungkin. Ketika karies dibersihkan,rongga yang tersisa
direstorasi dengan menggunakan SIK viskositas tinggi. SIK memberikan
kekuatan beban fungsional.
 Type IX - Deciduous teeth restoration
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena
kekuatan kunyah dan usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan bahwa
semen ionomer kaca dapat memberikan keuntungan restoratif bahan dalam
gigi susu karena kemampuan SIK untuk melepaskan fluor dan untuk
menggantikan jaringan keras gigi, serta memerlukan waktu yang cepat
dalam mengisi kavitas. Hal ini dapat dijadikan keuntungan dalam merawat
gigi pada anak-anak. Namun, masih diperlukan tinjauan klinis lebih lanjut.

RESIN KOMPOSIT
Resin komposit adalah bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan
pasianorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat
matriksnyaditingkatkan.Resin komposit merupakan bahan restorasi adhesif yang dapat
berikatan dengan jaringankeras gigi melalui dua system bonding (ikatan), yaitu ikatan email
dan ikatan dentin. Kekuatan ikatan resin komposit terhadap email dengan system etsa asam
seperti yang diperkenalkan oleh Buonocore sejak tahun 1955 sudah terbukti dapat bertahan

15
untuk jangka waktu yang lama. Etsaasam pada email akan membentuk mikroporositas pada
permukaan email yang dapat diisi dengan bonding agent , sehingga terbentuk ikatan
mikromekanis antara resin komposit dengan email. (Power, 2003)

Kebanyakan bahan komposit menggunakan monomer yang merupakan


diakrilat aromatik atau alipatik. Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis-
GMA), Urethane Dimethacrylate (UDMA), dan Trietilen Glikol Dimetakrilat
(TEGDMA) merupakan Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin
komposit (Gambar 1). Monomer dengan berat molekul tinggi, khususnya Bis-
GMA amatlah kental pada temperatur ruang (250C). Monomer yang memiliki
berat molekul lebih tinggi dari pada metilmetakrilat yang membantu
mengurangi pengerutan polimerisasi. Nilai polimerisasi pengerutan untuk resin
metil metakrilat adalah 22 % V dimana untuk resin Bis-GMA 7,5 % V. Ada
juga sejumlah komposit yang menggunakan UDMA ketimbang Bis-GMA.
(Power, 2003)

Bis-GMA dan UDMA merupakan cairan yang memiliki kekentalan


tinggi karena memiliki berat molekul yang tinggi. Penambahan filler dalam
jumlah kecil saja menghasilkan komposit dengan kekakuan yang dapat
digunakan secara klinis. Untuk mengatasi masalah tersebut, monomer yang
memiliki kekentalan rendah yang dikenal sebagai pengontrol kekentalan
ditambahkan seperti metil metkrilat (MMA), etilen glikol dimetakrilat
(EDMA), dan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA) adalah yang paling
sering digunakan. (Power, 2003)

A. KOMPOSISI MIKROFILLER
Resin komposit mikrofiller diperkenalkan pada tahun 1972 dan didesain
untuk menggantikan karakteristik resin komposit konvensional (makrofiller)
yang permukaannya kasar dengan permukaan yang halus yang hampir sama
seperti enamel gigi. (Annusavice, 2003)

Resin komposit ini mengandung partikel koloida silica sebagai bahan


pengisi anorganik dengan diameter rata-rata 0.01 μm – 0.04 μm yang terdiri
dari kira-kira 35%-60% dari berat bahan pengisi anorganiknya. Mempunyai
permukaan area yang luas ( 100-300 m2 ). Namun hanya 25% dari volume atau

16
38% dari beratnya yang dapat ditambahkan ke dalam oligomer untuk menjaga
konsistensi pasta untuk aplikasi kedokteran gigi. (Annusavice, 2003)

Konsep komposit dengan bahan pengisi mikro mendukung pengikatan resin


dengan bantuan bahan pengisi, sehingga komposit ini menunjukkan permukaan
yang halus serupa dengan yang diperoleh dari tambalan resin akrilik langsung
tanpa bahan pengisi. Ukuran partikelnya kecil menghasilkan permukaan yang
halus setelah restorasi di polishing. Sehingga pengaruh perlekatan plak dan
ektrensik stai dapat diminimalisasikan. (Annusavice,2003)

Dari segi estetis resin komposit ini lebih unggul, tetapi sangat mudah aus
karena partikel silika koloidal cenderung menggumpal. Selama pengadukan,
sebagian, tetapi tidak semua, penggumpalan pecah. Secara tidak sengaja,
penggumpalan membentuk ukuran sebesar 0.04 sampai 0.4 μm. Ideal bila
bahan pengisi silica koloidal ditambahkan dengan jumlah besar secara
langsung terhadap matriks resin. Namun tidak mungkin dilakukan karena besar
area yang terbasahi oleh matriks resin dapat menyebabkan penebalan yang
tidak semestinya meskipun dengan penambahan yang sedikit. Pertikel
komposit tidak mengkerut ketika komposit dikeraskan. (Hutagalang, Putri,
2011)

Kekuatan kompresif dan tensilnya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan


resin komposit konvensional. Kelemahan dari komposit ini adalah lemahnya
ikatan antara partikel komposit dan matriks sehingga restorasi lebih mudah
pecah. Karena kelemahan tersebut kebanyakan komposit dengan bahan pengisi
mikro tidak cocok digunakan pada permukaan yang harus menahan beban.
(Hutagalang, putri, 2011)

B. SIFAT MEKANIS
Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang
penting terhadap kemampuan bahan ini bertahap pada kavitas. Sifat ini juga
harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan

17
untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit
diantaranya yaitu: (Andri, 2011)

a. Adhesi
Adhesi terjadi apabila dua substansi yang berbeda melekat sewaktu
berkontak disebabkan adanya gaya tarik-menarik yang timbul antara kedua
benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email.
Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama denbgan menciptakan ikatan fisik
antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan email menyebabkan
terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup
baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan
resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin
komposit tersebut (dentin bonding agent).
b. Kekuatan dan keausan
Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul
dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap
fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan
sudut inisial. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat ttinggi, karena
resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.

C. SIFAT FISIS
Komposit microfiller memiliki ukuran partikel yang bervariasi dari 0,04-0,4
µm. Ukuran ini merupakan yang terkecil dibandingkan dengan komposit
tradisional lainnya. Filler anorganiknya rendah yaitu 35-60 wt% dan 20-55
vol%. Hal tersebut disebabkan partikel silika koloidal yang biasa digunakan
sebagai filler membentuk polimer seperti rantai dan meningkatkan viskositas
hingga menghasilkan kekentalan yang sangat tinggi (Bhat, 2006). Selain itu, 40
sampai 80 vol% dari material restorasi ini terbuat dari resin. Jumlah resin yang
lebih banyak daripada filler anorganik menghasilkan penyerapan air yang lebih
besar yaitu 1,4-1,7 mg/cm2, koefisien ekspansi termal yang lebih tinggi sebesar
50-60 ppm/ºC, dan modulus elastisitas yang lebih rendah yaitu 3-6 GPa.
Partikel yang mengalami proses prepolimerisasi dan terikat lemah juga

18
menyebabkan kekuatan tarikan menjadi rendah, yaitu 30-50 MPa (Anusavice,
2003).

Komposit microfiller dapat bertahan selama beberapa tahun. Tingkat


ketahanannya terhadap keausan sebanding dengan komposit yang memiliki
filler dengan wt% dan vol% tinggi serta dirancang khusus untuk permukaan
oklusal dari restorasi gigi posterior. Namun dalam jangka waktu yang panjang,
komposit microfiller dapat mengalami kerusakan jika dipakai di area yang
rawan dan pada tingkat yang terlalu cepat untuk diterima kinerja klinis. Jika
digunakan pada area kontak proksimal, dapat mengakibatkan “drifting” pada
gigi anterior. Keausan yang terjadi selama pemakaian berhubungan dengan
propagasi fraktur yang terjadi di sekitar partikel filler yang terikat dengan
lemah (Anusavice, 2003).

D. MANIPULASI RESIN KOMPOSIT


Email dan dentin dari kavitas dietsa dengan asam selama 30 detik dan pada
umumnya etsa yang isediakan oleh pabrik terdiri dari gel asam fosfor dengan
konsentrasi antara 10-15 % atau 34-37 %. Setelah 30 detik etsa dibersihkan
dengan menggunakan air dan kavitas dikeringkan secara perlahan dengan
angin. Bonding agent diaplikasikan ke dalam kavitas sehingga berpenetrasi ke
dalam email dan dentin yang dietsa dan memberikan retensi mikro mekanis
untuk restorasi.(Powers, et al, 2008)

Resin komposit yang tersedia pada umumnya adalah single-paste


composite, komposit ini adalah komposit dengan aktivasi polimerisasi cahaya.
Komposit ini disediakan dalam berbagai jenis warna di dalam syringe sekali
pakai. Syringe ini terbuat dari plastic opaque untuk melindungi material dari
terekspos cahaya dan dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama (Powers,
et al, 2008).

Klasifikasi dan Sifat Resin Komposit

Berdasarkan Ukuran Partikel


1. Konvensional

19
Resin komposit konvensional kadang-kadang disebut juga ebagai komposit
“tradisional” atau “pasi makro” karena partikel pasinya berukuran besar besar.
Resin jenis ini mempunyai ukuran partikel 8-12 µm. Resin komposit tipe ini
mempunyai daya tahan yang baik terhadap fraktur. Pada umumnya, komposit ini
lebih resisten terhadap abrasi dibanding dengan akrilik nirpasi. Kejelekan klinis
yang utama dari resin komposit konvensional adalah terjadinya permukaan yang
kasar disebabkan oleh abrasi pada waktu penggunaan dimana matriks resin yang
lunak terlepas dari partikel keras yang lebih resisten. Fraktur dari komposit
konvensional tidak sering terjadi, meskipun bahan ini digunakan untuk tambalan
yang menahan tekanan kunyah seperti klas IV dan II.
2. Komposit Pasi Mikro
Resin komposit pasi mikro mempunyai ukuran partikel 0,02-0,04 µm kali
lebih kecil dari rata-rata partikel quartz dari komposit konvensional yaitu 0,04
µm. Resin komposit tipe ini mempunyai daya tahan yang rendah terhadap fraktur,
dapat dipolish dengan baik dan warnanya stabil. Resin komposit pasi mikro
mempunyai sifat fisik dan mekanis yang lebih rendah daripada komposit
konvensional. Karena kehalusan permukaannya tambalan ini merupakan pilihan
utama yang untuk penambalan estetis pada gigi-gigi anterior, terutama untuk
tambalan tanpa beban.
3. Komposit Partikel Kecil
Ukuran pasi rata-rata yang khas untuk bahan ini adalah 1-5 µm, tetapi
distribusinya amat luas. Dengan bertambahnya kandungan pasi, akan terjadi
perbaikan pada hampir semua sifat-sifatnya. Karena perbaikan kekuatan komposit
ini serta kandungan pasinya yang lebih tinggi, bahan ini diindikaikan untuk
tambalan-tambalan pada daerah yang terkena tekanan besar dan abrasi seperti
restorasi klas II dan klas IV.

4. Komposit Hibrid
Komposit hibrid dikatakan mempunyai permukaan lebih halus dan estetis
yang kompetitif dibanding komposit pasi mikro untuk tambalan gigi anterior.
Komposi ini mempunyai ukuran partikel 1,0 µm. Resin komposit hybrid
merupakan gabungan makrofil dan mikrofil sehingga mempunyai ukuran filler

20
yang beraneka ragam Sifat fisik dan mekanis dari sistem ini terletak diantara
komposit konvensional dan komposit partikel kecil, bahan ini lebih baik
dibanding komposit pasi mikro. Walaupun sifat mekanisnya umumnya lebih
rendah dari komposit partikel kecil, hibrid ini juga sering digunakan untuk
tambalan gigi belakang. Jenis resin komposit hibrid ini permukaannya halus dan
kekuatannya baik, sehingga resin komposit ini bisa digunakan untuk gigi anterior
maupun gigi posterior. Resin komposit hibrid ini bisa digunakan untuk kavitas
klas IV Black. Namun sebagai dokter gigi, harus memperhatikan homogenitas
bahan saat pencampuran atau pengadukan agar sifat bahan resin komposit hibrid
ini tidak mudah aus saat sudah direstorasikan pada gigi.

Komposit Nanofiller
Komposit nanofiller merupakan pengembangan terbaru dari komposit
yang memiliki ukuran partikel pengisi yang sangat kecil, yakni 0,005-0,01 μm.
Partikel-partikel yang sangat kecil ini memungkinkan aglomerasi dengan mudah,
sehingga berbagai macam bahan pengisi yang terdapat dalam komposit nanofiller
memungkinkan bahan ini memiliki sifat fisik dan mekanis yang lebih unggul dari
jenis komposit lainnya. Sifat estetik dari bahan ini juga sangat baik, karena ukuran
parikelnya yang sangat kecil memungkinkan untuk pemolesan dengan baik.
Meninjau dari sifat fisik, mekanis serta estetik, komposit nanofiller dapat
digunakan untuk merestorasi gigi anterior maupun posterior. Dengan sifat
shrinkage yang sangat kecil sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya micro
leakage, komposit jenis ini menjadi pilihan utama dalam restorasi komposit.

Berdasarkan Persentase Muatan Fillernya


1. Resin komposit packable
Resin komposit ini juga disebut sebagai resin komposit condesable. Muatan
fillernya 66-70%. Komposisi filledr yng tinggi ini menyebabkan kekntalan
menjadi meningkat sehingga sulit untuk mengici celah kavitas yang sempit.
Namun semakin besarnya komposisi filler ini mampu mengurangi pengerutan

21
selama polimerisasi dan memperbaiki sifat fisik terhadap adaptasi marginal. Resin
ini cocok untuk restorasi kelas I, kelas II, dan kelas IV MOD
2. Resin komposit flowable
Resin ini merupakan alternatif untuk restorasi kelas V. Volume fillernya
sekitar 42-53%. Dengan rendahnya komposisi filler ini, menyebabkan
viskositasnya rendah sehingga lebih mudah menutup celah kavitas yang kecil.
Selain itu, bahan restorasi ini mampu membentuk suatu lapisan yang dapat
mengimbangi tekanan pengerutan selama polimerisasi. Rsin ini cocok untuk
restorasi kavitas kelas I dan II dengan tekanan oklusal yang minimal serta dapat
digunakan sebagai pit dan fisure sealant serta liner. Resin komposit ini memiliki
modulus elastisitas yang rendah sehingga menyebabkan bahan ini lebih flexibel,
penumpatan bahan yang lebih mudah, cepat, teliti, mudah beradaptasi, sangat
mudah dipoles, radiopak, dan mengandung fluoride serta pengurangan sensitifitas
setelah penumpatan. Selain itu dapat membentuk lapisan elastis yang dapat
mengimbangi tekanan pengerutan polimerisasi.

Berdasarkan Cara Aktivasi


Cara aktivasi dari resin komposit dapat dibagi dua yaitu dengan cara
aktivasi secara khemis dan aktivasi mempergunakan sinar.
1. Aktivasi secara khemis
Resin komposit yang diaktivasi secara kimiawi terdiri dua pasta, yaitu
benzoyl peroxide (BP) sebagai initiator dan mengandung aktivator aromatic
amine tertier. Dalam proses manipulasi, pasta katalis dan base diletakkan di atas
mixing pad. Kemudian campuran bahan tersebut diaduk dengan menggunakan
instrument plastis selama 30 detik. Dalam proses pengadukan tersebut, amine akan
bereaksi dengan benzoyl peroxide dan membentuk radikal bebas. Bahan tersebut
setelah diaduk dan siap digunakan, kemudian dimasukkan ke dalam kavitas
dengan menggunakan instrument plastis atau syringe.
2. Aktivasi dengan sinar
Resin komposit dengan aktivasi menggunakan sinar yang pertama kali
dikeluarkan adalah dengan menggunakan sinar ultraviolet (UV). Namun saat ini
dengan teknologi terbaru dapat dihasilkan resin komposit yang diaktivasi dengan

22
menggunakan sinar tampak biru (Visible Blue Light) .
Resin komposit yang diaktivasi dengan menggunakan sinar ini tersedia dalam
bentuk pasta tunggal yang mengandung suatu bahan photosensitizer berupa
Chomproquinon dan amine yang menginisiasi pembentukan radikal bebas.
Chomproquinon memiliki panjang gelombang diantara 400-500 nm.
Resin komposit memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan resin
komposit yang diaktivasi secara kimiawi, antara lain :
 Melekat dengan mudah pada permukaan gigi
 Memiliki daya absorbs rendah sehingga tidak cepat mengalami perubahan
warna
 Mudah saat dilakukan manipulasi
 Proses pengerasan pada komposin yang diaktivasi dengan sinar lebih cepat,
dalam dan dapat diandalkan.

Berdasarkan Macam Pasi nya (Filler Particle)


Resin Komposit Posterior
Ukuran rata-rata partiken resin komposit posterior ini adalah 3 µm dengan
berat dan volume pasinya 85% dan 74%. Karena berat pasinya yang tinggi, maka
bahan ini lebih tahan terhadap abrasi dan diindikasikan untuk restorasi gigi
posterior. Kelebihan lainnya dari resin komposit posterior ini adalah radiopak,
sehingga bisa dibedakan dari lesi karies.
Kelebihan dan Kekurangan Resin Komposit

Resin komposit sebagai bahan tumpatan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihannya yaitu :

1. Memiliki sifat estetika yang baik


2. Mempunyai konduktivitas termal yang rendah
3. Tidak terjadi reaksi galvanic
4. Dapat dilakukan dalam sekali kunjungan
5. Mudah untuk melakukan reparasi
6. Ikatan resin akan memperkuat kekuatan gigi
7. Preparasi gigi minimal terutama hanya pada jaringan keras

23
Kekurangan :

1. Tidak mempunyai kemampuan menutup celah sekitar restorasi seperti


pada amalgam
2. Tidak dapat mengeluarkan fluor seperti semen glass ionomer
3. Sering terjadi kepatahan diantara bahan adhesive dengan gigi sehingga
menyebabkan kebocoran dan terjadi karies sekunder
4. Memiliki sifat penyerapan air
Bahan resin komposit dapat mengalami penuaan setelah diaplikasikan
pada gigi dan terpapar oleh lingkungan rongga mulut yang agresif
(Santerre dkk.,2001). Sifat meyerap air resin komposit polimerisasi sinar
tampak setelah satu minggu sebesar 1,8mg/cm² dengan kelarutan
0,2mg/cm² dan mulai terjadi degradasi matriks resin (Craig dan Power,
2002).
5. Keausan permukaan dibawah tekanan kunyah besar
6. Kekuatan untuk menahan patah rendah
7. Sensitif teknik cukup tinggi
8. Pengerutan saat polimerisasi menyebabkan masuknya bakteri
9. Debu dari saat pemolesan berpotensi bahaya bagi pasien dan staf klinik
dokter gigi.

24
Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Pengertian, Tujuan dan
Macam-Macam Restorasi Sandwich

Pengertian
Merupakan modifikasi restorasi yang memberikan bahan secara berlapis/
layer by layer menggunakan glass ionomer/ SIK dan resin komposit dimana Glass
ionomer akan menggantikan dentin sedangkan komposit akan menggantikan
enamel (Hawlett & Mount, 2003). Strategi ini menggabungkan sifat paling baik
dari kedua bahan tersebut seperti daya tahan terhap karies, adhesi secara kimia
terhadap dentin, durabilitas dan sifat estetis resin komposit, dll.
Dengan mengaplikasikan teknik sandwich berarti menggunakan 2 jenis
bahan restorasi di dalam suatu kavitas yang menyebabkan adanya 2 jenis ikatan.
Ikatan yang terjadi adalah ikatan GI dengan enamel dan dentin (ionic bond) dan
ikatan GI dengan material tumpatan (mechanics bond)
Tujuan
Tujuan dari restorasi Sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estetis,
pengunyahan, mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi
estetis didapatkan dari bahan resin komposit sebagai tumpatan karena resin
komposit memiliki translusensi yang lebih tinggi dibanding semen ionomer kaca.
Resin komposit selain memiliki niai estetis yang sangat memuaskan juga dapat
menerima tekanan kunyah yang besar, sedangkan untuk mencegah celah mikro,
maka menggunakan pakai semen glass ionomer sebagai basis. Semen glass
ionomer dapat melepaskan fluor untuk mencegah terjadinya sekunder karies.
Dengan mendapatkan basis yang baik dan tumpatan yang tahan terhadap fungsi
pengunyahan maka akan menambah kekuatan gigi.
Macam Restorasi Sandwich
Open sandwich technique
Dalam open sandwich, GI digunakan untuk menggantikan dentin dan juga
diaplikasikan pada bagian proximal, yang menyebabkan sebagian GI berhubungan
langsung dengan lingkungan rongga mulut. Kemudian resin komposit
diaplikasikan di atas GI. Menggunakan teknik open sandwich apabila tidak ada
enamel tersisa di margin gingiva.
Closed sandwich technique

25
Dalam closed sandwich, dentin ditutupi oleh GI, yang pada kemudian
ditutupi oleh resin komposit. Pengaplikasian GI dibuat sebagai basis pengganti
dentin pada karies yang cukup dalam. Menggunakan teknik closed sandwich
apabila ada sisa enamel di margin gingiva.

Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Indikasi dan


Kontraindikasi Restorasi Sandwich

Tujuan dari restorasi sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estesis,


pengunyahan, mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi
estetis didapat dari bahan resin komposit sebagai tempatan karena resin komposit
memiliki trans lusensi yang lebih tinggi dibanding semen ionomer kaca. Resin
komposit juga dapat menerima tekanan kunyah yang besar. Untuk mencegah
celah mikro digunakan semen ionomer kaca sebagai basis karena dapat
melepaskan flour untuk mencegah terjadinya sekunder karies ( Fejerskov & Kidd,
2008 ).

Teknik sandwich biasanya di aplikasikan dalam hal – hal berikut ini :

26
1. Lesi dimana terdapat satu atau lebih margins pada dentin (misal pada
cervical lesions)
2. Karies yang disebabkan abrasi pada daerah servikal ataupun lesi kelas V,
menurut klasifikasi G.V. Black, ditemukan pada Manula, pada orang yang
kurang baik dan benar cara menyikat giginya, serta pada kasus di mana
preparasi jaringan sehat gigi kurang memungkinkan. Akibatnya,
preparasinya diusahakan untuk tidak mengambil jaringan yang sehat.
3. Restorasi komposit class II. Dimana pada hal ini di perlukan restorasi yang
memiliki kekutan yang lebih untuk mengembalikan fungsi mastikasi.

Keunggulan dan kekurangan pemakaian semen ionomer kaca dalam teknik


sandwich

Keunggulan teknik sandwich antara lain:

1. Mempunyai kekuatan kompresi yang lebih tinggi daripada hanya


menggunakan SIK sebagai restorasi tunggal sehingga dapat meningkatkan
ketahanan terhadap fraktur.
2. Bersifat adhesi karena lapisan resin terikat dengan pelapik semen ionomer
kaca.

27
Pelepasan
fluoride
SIK lebih
besar
daripada
komposit
atau bahan
tumpatan
lainnya.

3. Dapat menghambat kerusakan tepi (microleakage), karena ikatan kimiawi


SIK dengan email dan dentin sangat baik.
4. Bersifat radiopak.
5. Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat biokompabilitas, yaitu
menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan
pulpa. Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer
mempunyai sifat anti bakteri, terutama terhadap koloni streptococcus
mutant (mount, 2003).
6. Dari segi biaya (cost) jauh lebih murah dibandingkan jika 100%
menggunakan bahan tumpatan dari resin estetik, karena semen ionomer
kaca harganya jauh lebih murah dibanding bahan tumpatan yang lain.

Kekurangan teknik sandwich adalah :

1. Dilihat dari segi komposisi SIK dan resin komposit yang sama-sama
mengandung polikarboksilat sehingga sama-sama hidrofilik sehingga
lama-kelamaan warnanya akan terlarut sehingga estetiknya berkurang.
2. Tidak bisa digunakan pada kondisi lesi atau kavitas yang kecil, karena
fusngsi dari bahan restorasi sendiri adalah untuk menggantikan enamel,
dan aplikasi dari teknik sandwich yang di aplikasikan secara berlapis.

Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Prosedur Restorasi


Sandwich

28
Prosedur restorasi sandwich

1. preparasi dan linning

kavitas dipreparasi , dengan membuang seluruh jaringan karies


menggunakan diamond bur, yang berfungsi untuk membersihkan serta
menghaluskan dinding kavitas.,

linning menggunakan kalsium hidroksida digunakan pada keadaan dentin


yang hampir terbuka dengan perkiraan ketebalan dentin yang menutupinya sekitar
1 mm atau kurang, namun linner tidak boleh menutupi daerah yang besar yang
dapat mengganggu bonding (ikatan) glass ionomer. setelah kavitas dipreparasi ,
kemudian tepi enamel dibevel

2. perawatan permukaan

setelah kavitas dibersihkan, dikeringkan kemudian dioleskan kondisioner


pada permukaan kavitas ikatan semen glass ionomer kaca pada dentin dapat
diperkuat dengan menggunakan larutan yang mengandung asam poliakrilik, asam
tannik, dodicin atau asam polialkenoat 10 % selama 10- 15 detik kemudian dibilas
dengan air dan dikeringkan.

3. Pemberian semen

GIC disiapkan dan diaplikasikan kedalam kavitas menggunakan spuit


aplikator agar kavitas benar benar terisi dengan padat. cara pengadukan bubuk
dan cairan GIC yang dilakukan dengan benar merupakan prosedur yang sangat
penting, karena akan mempengaruhikualitas GIC yang dihasilkan. cara adalah
sebagai berikut :

I. bubuk dibagi menjadi dua porsi dengan jumlah yang sama banyak.
II. porsi pertama disatukan dengan cairan, kemudian dicampur dengan
menggunakan spatula dengan gerakan rolling (melipat) dengan tujuan
hanya untuk membasahi permukaan partikel bubuk dan menghasilkan
campuran encer. langkah ini dilakukan selama 10 detik
III. kemudian porsi kedua disatukan dengan adukan pertama. pengadukan
terus dilanjutkan dengan gerakan yang sama dengan daya yang ringan

29
sampai seluruh partikel terbasahi. luas daerah pengadukan diusahakan
untuk tidak meluas dan adukan selalu dikumpulkan menjadi satu.
dianjurkan untuk tidak melakukan gerakan memotong adukan, karena
tujuan pengadukan hanya untuk membasahi permukaan partikel bubuk.
IV. pengadukan selesai setelah 25 ± 30 detik sejak awal pengadukan.
sebaiknya adukan tidak perlu diangkat angkat untuk memeriksa
konsistensinya, karena bila hal ini dilakukan maka proses pengadukan
akan terus berlanjut dan makin banyak partikel bubuk yang larut.
V. adukan langsung dikumpulkan dispuit aplikator untuk di aplikasikan
kedalam kavitas. pada keadaan ini reaksi pengerasan sudah berlangsung.

ada dua cara pengaplikasian GIC, cara pertama GIC diaplikasikan


secukupnya dan langsung dibentuk basis. sedangkan cara kedua adalah dengan
mengisi penuh kavitas dengan GIC.

4. preparasi semen (GIC)

Setelah mengeras selama 5 menit dinding dinding yang tertutup dengan


GIC harus dipreparasi kembali untuk mendapatkan permukaan dentin dan email
yang halus, sehingga dapat diperoleh retensi resin komposit yang baik.

5. Pemberian resin bonding

seluruh permukaan GIC yang akan berkontak dengan resin komposit dan
dinding dinding kavitas (dentin dan email) di etsa selama 15- 20 detik. kemudian
kavitas dibilas dengan air, tanpa tekanan, selama 1- 2 menit. keringkan kavitas
dengan chip- blower.

salah satu bonding yang dipakai adalah agen bonding resin liquid dioleskan segera
pada basis semen dan dinding- dinding kavitas, aplikasikan bonding agen pada
seluruh permukaan yang di etsa diamkan selama 10 detik agar zat pelarutnya
menguap, semprot perlahan dengan chip- blower, kemudian dipolimerisasi dengan
penyinaran (light cured). lakukan langkah ini sebanyak dua kali.

6. pemberian resin komposit

30
resin komposit diaplikasikan selapis demi selapis dengan ketebalan
maksimum 2mm. bahan tersebut tidak boleh berlebihan. untuk setiap lapisnya
dilakukan polimerisasi dengan penyinaran. penyinaran sebaiknya dilakukan dari
tiga arah, yaitu dari arah : bukal, liangual atau palatal, dan terakhir dari arah
oklusal.

7. penyelesaian

setelah disinari, restorasi tersebut diselesaikan dengan bur diamond rata


atau bur karbid. pemolesan restorasi dapat diselesaikan dengan menggunakan
"cup polishing" karet abrasif dan bubuk aluminium oksida yang halus.

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.


Tahap prepararasi
Pemberian kondisioner Aplikasi GIC tipe III
kavitas

Gambar 4. Gambar 6.
Gambar 5.
Lakukan etsa pada Aplikasikan bonding
Seterah dilakukan etsa
permukaan GIC agent secara tipis

Gambar 7.
Gambar 8.
Aplikasikan bahan resin
Lakukan finishing dan
komposit
polishing

Pemilihan bahan restorasi sandwich

31
salah satu kunci keberhasilan restorasi laminasi antara lain bergantung
pada pemilihan bahan yang sesuai dengan indikasinya, manipulasi serta teknik
aplikasi bahan bahan tersebut.

terdapat beberapa tipe GIC yang ada dipasaran, khusus untuk restorasi
laminasi, bahan yang dipakai adalah GIC tipe III atau RMGIC untuk restorasi gigi
posterior, dan tipe II untuk gigi anterior. GIC tipe III dan RMGIC auto cure
mengeras dengan cepat. sedangkan ligth activated RMGIC akan langsung
mengeras setelah diaktivasi dengan sinar.GIC tipe III sebagai basis dan untuk
membentuk inti dicampur dengan rasio bubuk cairan 3:1.sedangkan untuk tipe
RMGIC diaduk sesuai dengan petunjuk pabrik. RMGIC lebih dianjurkan karena
mempunyai kekuatan tekanan yang lebih baik, lebih tahan terhadap pelarutan dan
erosi, serta memiliki modulus elastisitas yang mendekati dentin.

untuk restorasi laminasi pada gigi anterior, umumnya pada restorasi kelas
V bahan bahan tersebut diatas dapat juga digunakan.tetapi karena pertimbangan
estetika dan kecilnya daya oklusal yang diterima oleh restorasi, maka dapat
digunakan GIC tipe II yang indikasinya untuk restorasi gigi. GIC tipe ini dibuat
dalam beberapa gradasi warna yang dapat disesuiakan dengan warna asli gigi
yang memerlukan restorasi.

32
DAFTAR PUSTAKA
Sumawinata, S. 2002. Manual Konservasi Restoratif Menurut Pickard Edisi 6.
Jakarta.
Irawan, B. 2004. Material Restorasi Direk Kedokteran Gigi Saat Ini. JDI;11(1) :
24-28
Hj. Saluna Deynilisa, M.Pd Ilmu Konservasi Gigi. 2015. Jakarta : EGC
Aprillia, Linda Rochyani, Erry Rahardiarto. 2007. Pengaruh Minuman Kopi
Indonesia. Jurnal of Dentistry;14(3) : 164-170
Anang, Mariati, Mintjelungan. 2015. Penggunaan Bahan Tumpatan Jurnal e-
GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015
Alexandra, Annette Susanto. Jurnal “Pengaruh Ketebalan Bahan dan Lamanya
Waktu Penyinaran terhadap Kekerasan Permukaan Resin Komposit Sinar”;
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga; Surabaya-Indonesia.
Anusavice, Kenneth J. 2003, Phillips’ Science of Dental Materials, Saunders
Elsevier, Missouri

Mount J. G. and Hewlett R. E. 2003. Glass ionomers in contemporary restorative


dentistry- a clinical update. Journal Dental California Association.
Mc Lean J. W. 1985. The Use of Glass-Ionomer Cements in Bonding Composite
Resins to Dentine. Brazilian Dental Journal. 158: 410
Shortall A.C. Marginal Seal of Class V Composite/Glass Ionomer Sandwich
restoratrative. Resine.JADA 1987.114: 167-172
Anusavice. Phillip’s Science of Dental Materials. 11th ed. 2004. Philadelphia:
W.B. Saunders Company. 2007: p426.

Bhat, V. Shama 2006, Science of Dental Materials (Clinical Applications), CBS


Publishers & Distributors Pvt. Ltd., New Delhi pp. 303,309

Garg, N. and Garg, A. Textbook of Operative Dentistry, 2010. Jaypee, New Delhi.

Ian, E.Shuman 2000, ‘Replacement of a tooth with a fiber-reinforced direct


bonded restoration’, Journal of General Dentistry,pp.4
Powers JM, Wataha JC. Dental Materials: Properties and Manipulation. 9th ed.
USA:Mosby, 2008: 69-93.

33
Powers JM, Sakaguchi RL. CRAIGS’S Restorative Dental Materials. 12th ed.
Missouri : Evolve, 2003 : 229

Soratur, SH. Essentials of Dental Materials, 2002, Jaypee, New delhi.

Terry, Douglas A, 2004 Direct Applications Of A Nanocomposite Resin


System: Part 1 — The Evolution Of Contemporary Composite Materials no. 6,
vol 16, pg. 419-420.

Hawlett, H.R., Mount, J.G., 2003, Glass Ionomer in Contemporary Restorative


Dentistry- A Clinical Update, CDA Journal, 31(6): 483-92

34

Anda mungkin juga menyukai