1
STEP 1
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Restorasi sandwich :
Restorasi berlapis yang menggunakan GIC dan komposit
GIC sebagai basis dan komposit sebagai tumpatan diatas GIC
Fungsi untuk meningkatkan kualitas gic (melepaskan flouride) dan komposit
(sewarna gigi)
2. Pulpitis reversibel :
Inflamasi pada pulpa yang asimtomatik dan apabila penyebabnya dihilangkan
maka akan kembali normal
2
STEP 2
RUMUSAN MASALAH
3
STEP 3
BRAINSTORMING
4
a. Open sandwich : dari dasar kavitas hingga dasar proksimal diaplikasikan GIC
b. Close : hanya pada basis/liner dan diatasnya adalah komposit
4. Faktor yg mempengaruhi keberhasilan restorasi sandwich:
a. Ketebalan bahan
b. Posisi gigi
c. Bahan : GIC, bonding, komposit (perbandinagnketebalan, posisi dll.)
d. Desain kavitas yang sesuai
e. Preparasi kavitas
5. Tujuan restorasi sandwich :
Untuk memperbaiki kekurangan dari GIC dan komposit
Fungsi estetik (komposit)
Mencegah adanya karies sekunder (GIC)
Fungsi kunyah
6. Tahapan- tahapan restorasi sandwich
a. Preparasi dan lining : pembuangan sisa karies deng dimond bur dan
pemberian liner Ca(OH)2
b. Perawatan permukaan : kavitas dibersihkan dan dikeringkan kemudian
dioleskan dengan kondisoner
c. Pemberian semen : kavitas dibersihkan dan dikeringkan lalu GIC diinjeksikan
kedalam kavitas selama 5 menit
d. Preparasi semen tepi enamel : setelah mengeras salam 5 meniti GIC yang
berlebihan dibersikhan dai dinidng kavitas
e. Pemberian resin bonding : resin liquid dioleskan ke basis semen dan dinding
kavitas, lapisannya tipis.
f. Pemberian resin komposit : tumptaan dimasikkan dan dikontur ke posisi yang
benar dan tidak boleh berlebih.
g. Finishing : disinari dan dihaluskan dengan dimond bur dan polishing
7. Bahan yang digunakan pada restorasi sandwich :
a. GIC : terdiri dari bubuk dan larutan(asam poliakrlik dan bahan
stabilisator). Berdasarkan dari reaksi pengerasan ( larutan homopolimer)
komposisinya dapat diubah, disesuaikan dengan konsetrasi dan kekentalan
5
cairannya. Materialnya hibryd material yang menggunakan reaksi asam
basa (cahaya atau chemical)
b. Komposit : HEMA dan BIS- GMA (monomer dasar), monomer pengencer
(TEGDMA). Monomer pengisi berfungsi sebagai penguat (crystalin,
lithium barium alumino silika glass)
c. Bonding
6
STEP 4
MAPPING
KARIES
SANDWICH
KELEBIHAN TAHAPAN
&KEKURANGAN KLASIFIKASI INDIKASI & KONTRA KERJA
7
STEP 5
LEARNING OBJECTIVES
8
STEP 7
REPORTING
Restorasi plastis adalah bahan restorasi yang dapat dibentuk dalam kavitas,
dan setelah beberapa waktu diaplikasikan dalam kavitas nantinya akan dapat
mengeras. Restorasi plastis adalah teknik restorasi dimana preparasi dan pengisian
tumpatan dikerjakan pada satu kali kunjungan, tidak memerlukan fasilitas
laboratorium dan murah. Tumpatan plastis cenderung digunakan ketika struktur
gigi cukup banyak untuk mempertahankan integritas dengan bahan tumpatan.
Restorasi plastis adalah bahan restorasi yang dapat dibentuk dalam kavitas,
dan setelah beberapa waktu diaplikasikan dalam kavitas nantinya akan dapat
mengeras. Restorasi plastis terdiri dari bahan logam dan non-logam. Bahan logam
yang biasa digunakan adalah amalgam, sedangkan untuk bahan non logam adalah
Resin Komposit dan Glass ionomer cement.
9
Restorasi amalgam merupakan paduan logam (aloy) dengan komposisi
terdiri atas merkuri (air raksa atau Hg), Perak (Ag) 35%, Timah Putih (Sn) 14%,
seng 0-1% dan Tembaga (Cu) 0,3%, serta beberapa elemen tambahan yang akan
meningkatkan sifat fisik dan mekanik bahan. Pada awal pencampuran metal
dengan merkuri mempunyai konsistensi seperti pasta, yang akan mengeras dalam
mulut setelah melalui rangkaian reaksi kimia yang kemudian menjadi massa
paduan logam yang stabil.
Resin komposit ialah tumpatan yang mulai dikenal pada generasi ke 60-an,
dan secara umum dikenal sebagai bahan tumpatan kosmetik dentis. Komposit
merupakan salah satu bahan tumpatan yang dapat memenuhi permintaan pasien
mengenai estetika, karena dapat disesuaikan dengan warna gigi.
Glass Ionomer Cement adalah bahan tambal sewarna gigi yang komponen
utamanya terdiri dari likuid yang merupakan gabungan air dengan polyacid (Asam
poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat) dan bubuk berupa fluoroaluminosilicate
glass. Material kedokteran gigi yang salah satunya bisa digunakan untuk bahan
restoratif.
Kompomer adalah bahan tumpatan berbentuk pasta tunggal.
Kompomer mengandung matrik resin, filler, fotoinisiator, stabilisator, dan
diformulasi tanpa air. Proses setting diawali polimerisasi oleh sinar kemudian
dilanjutkan reaksi asam basa yang terjadi saat cairan saliva berdifusi ke bahan
tumpatan. Perlekatan kompomer dengan gigi terjadi secara mekanis.
Perlekatan yang baik diperoleh dengan cara mengolesi kavitas gigi memakai
etsa kemudian dilanjutkan dengan bonding.
10
SIK melepaskan ion fluor dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga
dapat menghilangkan sensitivitas dan mencegah terjadinya karies sekunder.
Kemampuan bahan material dalam melepaskan ion fluor terhadap compressive
strength dari bahan restorasi SIK, mengakibatkan korelasi negatif antara
pelepasan ion fluoride dengan compressive strength. Bahan material yang
memiliki tingkat pelepasan ion fluoride yang lebih tinggi, secara umum
mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari material yang memiliki tingkat
pelepasan ion fluoride yang rendah.
SIK sering disebut dengan ASPA (Alumine Silicate and polyacrylic acid).
Reaksi yang terbentuk dari SIK adalah reaksi antara alumina silikat kaca dalam
bentuk powder dengan asam poliakrilik sebagai liquid. Selain sebagai bahan
restorasi, SIK dapat digunakan sebagai bahan perekat, bahan pengisi untuk
restorasi gigi anterior dan posterior, pelapis kavitas, penutup pit dan fisur, bonding
agent pada resin komposit, serta sebagai semen adhesif pada perawatan
ortodontik. Ukuran partikel gelas SIK bervariasi, yaitu sekitar 50 µm sebagai
Komposisi SIK :
Approximate composition of a calcium fluoroaluminosilicate glass
Komponen Berat ( % )
11
SiO2 (quartz) 29.0
Al2O2 (alumina) 16.6
CaF2 (fluorite) 34.2
Na2AlF6 5.0
AlF3 5.3
AlPO4 9.9
Diambil dari Prosser et.al , 1986
12
- Mudah dimanipulasi dibedakan secara jelas antara
tambalan dan permukaan gigi
asli
(Lohbauer U,2010)
13
Type V – Orthodontic Cements
Pada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan bahan resin
komposit. Namun SIK juga memiliki kelebihan tertentu. SIK memiliki
ikatan langsung ke jaringan gigi oleh interaksi ion Polyacrylate dan kristal
hidroksiapatit, dengan demikian dapat menghindari etsa asam. Selain itu,
SIK memiliki efek antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor.
Bukti dari tinjauan sistematis uji klinis menunjukkan tidak adanya
perbedaan dalam tingkat kegagalan braket Ortodonti antara resin
modifikasi SIK dan resin adhesif.
Type VI – Core build up
Beberapa dokter gigi menggunakan SIK sebagai inti (core), mengingat
kemudahan SIK dalam jelas penempatan, adhesi, fluor yang dihasilkan,
dan baik dalam koefisien ekspansi termal. Logam yang mengandung SIK
(misalnya cermet, Ketac perak, Espe GMbH, Germanyn) atau campuran
SIK dan amalgam telah populer. Saat ini, banyak SIK konvensional
yang radiopaque lebih mudah untuk menangani daripada logam yang
mengandung bahan-bahan lain. Namun demikian, banyak yang menganggap
SIK tidak cukup kuat untuk menopang inti (core). Maka direkomendasikan
bahwa gigi harus memiliki minimal dua dinding utuh jika menggunakan
SIK.
Type VII - Fluoride releasing
Banyak laboratorium percobaan telah mempelajari fluorida yang
dihasilkan SIK dibandingkan dengan bahan lainnya. Namun, tidak ada
review sistematis dengan atau tanpa meta-analisis yang telah dilakukan.
Hasil dari satu percobaan, dengan salah satu tindak lanjut periode
terpanjang, menemukan bahwa SIK konvensional menghasilkan fluorida
lima kali lebih banyak daripada kompomer dan 21 kali lebih banyak dari
resin komposit dalam waktu 12 bulan. Jumlah fluorida yang dihasilkan,
selama 24 jam periode satu tahun setelah pengobatan, adalah lima sampai
enam kali lebih tinggi dari kompomer atau komposit yang mengandung
fluor. (Aboush dan Torabzadeh, 1998)
Type VIII - ART (atraumatic restorative technique)
14
ART adalah metode manajemen karies yang dikembangkan untuk
digunakan di negara-negara dimana tenaga terampil gigi dan fasilitas
terbatas namun kebutuhan penduduk tinggi. Hal ini diakui oleh organisasi
kesehatan dunia. Teknik menggunakan alat-alat tangan sederhana (seperti
pahat dan excavator) untuk menerobos enamel dan menghapus karies
sebanyak mungkin. Ketika karies dibersihkan,rongga yang tersisa
direstorasi dengan menggunakan SIK viskositas tinggi. SIK memberikan
kekuatan beban fungsional.
Type IX - Deciduous teeth restoration
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena
kekuatan kunyah dan usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan bahwa
semen ionomer kaca dapat memberikan keuntungan restoratif bahan dalam
gigi susu karena kemampuan SIK untuk melepaskan fluor dan untuk
menggantikan jaringan keras gigi, serta memerlukan waktu yang cepat
dalam mengisi kavitas. Hal ini dapat dijadikan keuntungan dalam merawat
gigi pada anak-anak. Namun, masih diperlukan tinjauan klinis lebih lanjut.
RESIN KOMPOSIT
Resin komposit adalah bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan
pasianorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat
matriksnyaditingkatkan.Resin komposit merupakan bahan restorasi adhesif yang dapat
berikatan dengan jaringankeras gigi melalui dua system bonding (ikatan), yaitu ikatan email
dan ikatan dentin. Kekuatan ikatan resin komposit terhadap email dengan system etsa asam
seperti yang diperkenalkan oleh Buonocore sejak tahun 1955 sudah terbukti dapat bertahan
15
untuk jangka waktu yang lama. Etsaasam pada email akan membentuk mikroporositas pada
permukaan email yang dapat diisi dengan bonding agent , sehingga terbentuk ikatan
mikromekanis antara resin komposit dengan email. (Power, 2003)
A. KOMPOSISI MIKROFILLER
Resin komposit mikrofiller diperkenalkan pada tahun 1972 dan didesain
untuk menggantikan karakteristik resin komposit konvensional (makrofiller)
yang permukaannya kasar dengan permukaan yang halus yang hampir sama
seperti enamel gigi. (Annusavice, 2003)
16
38% dari beratnya yang dapat ditambahkan ke dalam oligomer untuk menjaga
konsistensi pasta untuk aplikasi kedokteran gigi. (Annusavice, 2003)
Dari segi estetis resin komposit ini lebih unggul, tetapi sangat mudah aus
karena partikel silika koloidal cenderung menggumpal. Selama pengadukan,
sebagian, tetapi tidak semua, penggumpalan pecah. Secara tidak sengaja,
penggumpalan membentuk ukuran sebesar 0.04 sampai 0.4 μm. Ideal bila
bahan pengisi silica koloidal ditambahkan dengan jumlah besar secara
langsung terhadap matriks resin. Namun tidak mungkin dilakukan karena besar
area yang terbasahi oleh matriks resin dapat menyebabkan penebalan yang
tidak semestinya meskipun dengan penambahan yang sedikit. Pertikel
komposit tidak mengkerut ketika komposit dikeraskan. (Hutagalang, Putri,
2011)
B. SIFAT MEKANIS
Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang
penting terhadap kemampuan bahan ini bertahap pada kavitas. Sifat ini juga
harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan
17
untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit
diantaranya yaitu: (Andri, 2011)
a. Adhesi
Adhesi terjadi apabila dua substansi yang berbeda melekat sewaktu
berkontak disebabkan adanya gaya tarik-menarik yang timbul antara kedua
benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email.
Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama denbgan menciptakan ikatan fisik
antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan email menyebabkan
terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup
baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan
resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin
komposit tersebut (dentin bonding agent).
b. Kekuatan dan keausan
Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul
dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap
fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan
sudut inisial. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat ttinggi, karena
resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.
C. SIFAT FISIS
Komposit microfiller memiliki ukuran partikel yang bervariasi dari 0,04-0,4
µm. Ukuran ini merupakan yang terkecil dibandingkan dengan komposit
tradisional lainnya. Filler anorganiknya rendah yaitu 35-60 wt% dan 20-55
vol%. Hal tersebut disebabkan partikel silika koloidal yang biasa digunakan
sebagai filler membentuk polimer seperti rantai dan meningkatkan viskositas
hingga menghasilkan kekentalan yang sangat tinggi (Bhat, 2006). Selain itu, 40
sampai 80 vol% dari material restorasi ini terbuat dari resin. Jumlah resin yang
lebih banyak daripada filler anorganik menghasilkan penyerapan air yang lebih
besar yaitu 1,4-1,7 mg/cm2, koefisien ekspansi termal yang lebih tinggi sebesar
50-60 ppm/ºC, dan modulus elastisitas yang lebih rendah yaitu 3-6 GPa.
Partikel yang mengalami proses prepolimerisasi dan terikat lemah juga
18
menyebabkan kekuatan tarikan menjadi rendah, yaitu 30-50 MPa (Anusavice,
2003).
19
Resin komposit konvensional kadang-kadang disebut juga ebagai komposit
“tradisional” atau “pasi makro” karena partikel pasinya berukuran besar besar.
Resin jenis ini mempunyai ukuran partikel 8-12 µm. Resin komposit tipe ini
mempunyai daya tahan yang baik terhadap fraktur. Pada umumnya, komposit ini
lebih resisten terhadap abrasi dibanding dengan akrilik nirpasi. Kejelekan klinis
yang utama dari resin komposit konvensional adalah terjadinya permukaan yang
kasar disebabkan oleh abrasi pada waktu penggunaan dimana matriks resin yang
lunak terlepas dari partikel keras yang lebih resisten. Fraktur dari komposit
konvensional tidak sering terjadi, meskipun bahan ini digunakan untuk tambalan
yang menahan tekanan kunyah seperti klas IV dan II.
2. Komposit Pasi Mikro
Resin komposit pasi mikro mempunyai ukuran partikel 0,02-0,04 µm kali
lebih kecil dari rata-rata partikel quartz dari komposit konvensional yaitu 0,04
µm. Resin komposit tipe ini mempunyai daya tahan yang rendah terhadap fraktur,
dapat dipolish dengan baik dan warnanya stabil. Resin komposit pasi mikro
mempunyai sifat fisik dan mekanis yang lebih rendah daripada komposit
konvensional. Karena kehalusan permukaannya tambalan ini merupakan pilihan
utama yang untuk penambalan estetis pada gigi-gigi anterior, terutama untuk
tambalan tanpa beban.
3. Komposit Partikel Kecil
Ukuran pasi rata-rata yang khas untuk bahan ini adalah 1-5 µm, tetapi
distribusinya amat luas. Dengan bertambahnya kandungan pasi, akan terjadi
perbaikan pada hampir semua sifat-sifatnya. Karena perbaikan kekuatan komposit
ini serta kandungan pasinya yang lebih tinggi, bahan ini diindikaikan untuk
tambalan-tambalan pada daerah yang terkena tekanan besar dan abrasi seperti
restorasi klas II dan klas IV.
4. Komposit Hibrid
Komposit hibrid dikatakan mempunyai permukaan lebih halus dan estetis
yang kompetitif dibanding komposit pasi mikro untuk tambalan gigi anterior.
Komposi ini mempunyai ukuran partikel 1,0 µm. Resin komposit hybrid
merupakan gabungan makrofil dan mikrofil sehingga mempunyai ukuran filler
20
yang beraneka ragam Sifat fisik dan mekanis dari sistem ini terletak diantara
komposit konvensional dan komposit partikel kecil, bahan ini lebih baik
dibanding komposit pasi mikro. Walaupun sifat mekanisnya umumnya lebih
rendah dari komposit partikel kecil, hibrid ini juga sering digunakan untuk
tambalan gigi belakang. Jenis resin komposit hibrid ini permukaannya halus dan
kekuatannya baik, sehingga resin komposit ini bisa digunakan untuk gigi anterior
maupun gigi posterior. Resin komposit hibrid ini bisa digunakan untuk kavitas
klas IV Black. Namun sebagai dokter gigi, harus memperhatikan homogenitas
bahan saat pencampuran atau pengadukan agar sifat bahan resin komposit hibrid
ini tidak mudah aus saat sudah direstorasikan pada gigi.
Komposit Nanofiller
Komposit nanofiller merupakan pengembangan terbaru dari komposit
yang memiliki ukuran partikel pengisi yang sangat kecil, yakni 0,005-0,01 μm.
Partikel-partikel yang sangat kecil ini memungkinkan aglomerasi dengan mudah,
sehingga berbagai macam bahan pengisi yang terdapat dalam komposit nanofiller
memungkinkan bahan ini memiliki sifat fisik dan mekanis yang lebih unggul dari
jenis komposit lainnya. Sifat estetik dari bahan ini juga sangat baik, karena ukuran
parikelnya yang sangat kecil memungkinkan untuk pemolesan dengan baik.
Meninjau dari sifat fisik, mekanis serta estetik, komposit nanofiller dapat
digunakan untuk merestorasi gigi anterior maupun posterior. Dengan sifat
shrinkage yang sangat kecil sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya micro
leakage, komposit jenis ini menjadi pilihan utama dalam restorasi komposit.
21
selama polimerisasi dan memperbaiki sifat fisik terhadap adaptasi marginal. Resin
ini cocok untuk restorasi kelas I, kelas II, dan kelas IV MOD
2. Resin komposit flowable
Resin ini merupakan alternatif untuk restorasi kelas V. Volume fillernya
sekitar 42-53%. Dengan rendahnya komposisi filler ini, menyebabkan
viskositasnya rendah sehingga lebih mudah menutup celah kavitas yang kecil.
Selain itu, bahan restorasi ini mampu membentuk suatu lapisan yang dapat
mengimbangi tekanan pengerutan selama polimerisasi. Rsin ini cocok untuk
restorasi kavitas kelas I dan II dengan tekanan oklusal yang minimal serta dapat
digunakan sebagai pit dan fisure sealant serta liner. Resin komposit ini memiliki
modulus elastisitas yang rendah sehingga menyebabkan bahan ini lebih flexibel,
penumpatan bahan yang lebih mudah, cepat, teliti, mudah beradaptasi, sangat
mudah dipoles, radiopak, dan mengandung fluoride serta pengurangan sensitifitas
setelah penumpatan. Selain itu dapat membentuk lapisan elastis yang dapat
mengimbangi tekanan pengerutan polimerisasi.
22
menggunakan sinar tampak biru (Visible Blue Light) .
Resin komposit yang diaktivasi dengan menggunakan sinar ini tersedia dalam
bentuk pasta tunggal yang mengandung suatu bahan photosensitizer berupa
Chomproquinon dan amine yang menginisiasi pembentukan radikal bebas.
Chomproquinon memiliki panjang gelombang diantara 400-500 nm.
Resin komposit memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan resin
komposit yang diaktivasi secara kimiawi, antara lain :
Melekat dengan mudah pada permukaan gigi
Memiliki daya absorbs rendah sehingga tidak cepat mengalami perubahan
warna
Mudah saat dilakukan manipulasi
Proses pengerasan pada komposin yang diaktivasi dengan sinar lebih cepat,
dalam dan dapat diandalkan.
23
Kekurangan :
24
Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Pengertian, Tujuan dan
Macam-Macam Restorasi Sandwich
Pengertian
Merupakan modifikasi restorasi yang memberikan bahan secara berlapis/
layer by layer menggunakan glass ionomer/ SIK dan resin komposit dimana Glass
ionomer akan menggantikan dentin sedangkan komposit akan menggantikan
enamel (Hawlett & Mount, 2003). Strategi ini menggabungkan sifat paling baik
dari kedua bahan tersebut seperti daya tahan terhap karies, adhesi secara kimia
terhadap dentin, durabilitas dan sifat estetis resin komposit, dll.
Dengan mengaplikasikan teknik sandwich berarti menggunakan 2 jenis
bahan restorasi di dalam suatu kavitas yang menyebabkan adanya 2 jenis ikatan.
Ikatan yang terjadi adalah ikatan GI dengan enamel dan dentin (ionic bond) dan
ikatan GI dengan material tumpatan (mechanics bond)
Tujuan
Tujuan dari restorasi Sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estetis,
pengunyahan, mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi
estetis didapatkan dari bahan resin komposit sebagai tumpatan karena resin
komposit memiliki translusensi yang lebih tinggi dibanding semen ionomer kaca.
Resin komposit selain memiliki niai estetis yang sangat memuaskan juga dapat
menerima tekanan kunyah yang besar, sedangkan untuk mencegah celah mikro,
maka menggunakan pakai semen glass ionomer sebagai basis. Semen glass
ionomer dapat melepaskan fluor untuk mencegah terjadinya sekunder karies.
Dengan mendapatkan basis yang baik dan tumpatan yang tahan terhadap fungsi
pengunyahan maka akan menambah kekuatan gigi.
Macam Restorasi Sandwich
Open sandwich technique
Dalam open sandwich, GI digunakan untuk menggantikan dentin dan juga
diaplikasikan pada bagian proximal, yang menyebabkan sebagian GI berhubungan
langsung dengan lingkungan rongga mulut. Kemudian resin komposit
diaplikasikan di atas GI. Menggunakan teknik open sandwich apabila tidak ada
enamel tersisa di margin gingiva.
Closed sandwich technique
25
Dalam closed sandwich, dentin ditutupi oleh GI, yang pada kemudian
ditutupi oleh resin komposit. Pengaplikasian GI dibuat sebagai basis pengganti
dentin pada karies yang cukup dalam. Menggunakan teknik closed sandwich
apabila ada sisa enamel di margin gingiva.
26
1. Lesi dimana terdapat satu atau lebih margins pada dentin (misal pada
cervical lesions)
2. Karies yang disebabkan abrasi pada daerah servikal ataupun lesi kelas V,
menurut klasifikasi G.V. Black, ditemukan pada Manula, pada orang yang
kurang baik dan benar cara menyikat giginya, serta pada kasus di mana
preparasi jaringan sehat gigi kurang memungkinkan. Akibatnya,
preparasinya diusahakan untuk tidak mengambil jaringan yang sehat.
3. Restorasi komposit class II. Dimana pada hal ini di perlukan restorasi yang
memiliki kekutan yang lebih untuk mengembalikan fungsi mastikasi.
27
Pelepasan
fluoride
SIK lebih
besar
daripada
komposit
atau bahan
tumpatan
lainnya.
1. Dilihat dari segi komposisi SIK dan resin komposit yang sama-sama
mengandung polikarboksilat sehingga sama-sama hidrofilik sehingga
lama-kelamaan warnanya akan terlarut sehingga estetiknya berkurang.
2. Tidak bisa digunakan pada kondisi lesi atau kavitas yang kecil, karena
fusngsi dari bahan restorasi sendiri adalah untuk menggantikan enamel,
dan aplikasi dari teknik sandwich yang di aplikasikan secara berlapis.
28
Prosedur restorasi sandwich
2. perawatan permukaan
3. Pemberian semen
I. bubuk dibagi menjadi dua porsi dengan jumlah yang sama banyak.
II. porsi pertama disatukan dengan cairan, kemudian dicampur dengan
menggunakan spatula dengan gerakan rolling (melipat) dengan tujuan
hanya untuk membasahi permukaan partikel bubuk dan menghasilkan
campuran encer. langkah ini dilakukan selama 10 detik
III. kemudian porsi kedua disatukan dengan adukan pertama. pengadukan
terus dilanjutkan dengan gerakan yang sama dengan daya yang ringan
29
sampai seluruh partikel terbasahi. luas daerah pengadukan diusahakan
untuk tidak meluas dan adukan selalu dikumpulkan menjadi satu.
dianjurkan untuk tidak melakukan gerakan memotong adukan, karena
tujuan pengadukan hanya untuk membasahi permukaan partikel bubuk.
IV. pengadukan selesai setelah 25 ± 30 detik sejak awal pengadukan.
sebaiknya adukan tidak perlu diangkat angkat untuk memeriksa
konsistensinya, karena bila hal ini dilakukan maka proses pengadukan
akan terus berlanjut dan makin banyak partikel bubuk yang larut.
V. adukan langsung dikumpulkan dispuit aplikator untuk di aplikasikan
kedalam kavitas. pada keadaan ini reaksi pengerasan sudah berlangsung.
seluruh permukaan GIC yang akan berkontak dengan resin komposit dan
dinding dinding kavitas (dentin dan email) di etsa selama 15- 20 detik. kemudian
kavitas dibilas dengan air, tanpa tekanan, selama 1- 2 menit. keringkan kavitas
dengan chip- blower.
salah satu bonding yang dipakai adalah agen bonding resin liquid dioleskan segera
pada basis semen dan dinding- dinding kavitas, aplikasikan bonding agen pada
seluruh permukaan yang di etsa diamkan selama 10 detik agar zat pelarutnya
menguap, semprot perlahan dengan chip- blower, kemudian dipolimerisasi dengan
penyinaran (light cured). lakukan langkah ini sebanyak dua kali.
30
resin komposit diaplikasikan selapis demi selapis dengan ketebalan
maksimum 2mm. bahan tersebut tidak boleh berlebihan. untuk setiap lapisnya
dilakukan polimerisasi dengan penyinaran. penyinaran sebaiknya dilakukan dari
tiga arah, yaitu dari arah : bukal, liangual atau palatal, dan terakhir dari arah
oklusal.
7. penyelesaian
Gambar 4. Gambar 6.
Gambar 5.
Lakukan etsa pada Aplikasikan bonding
Seterah dilakukan etsa
permukaan GIC agent secara tipis
Gambar 7.
Gambar 8.
Aplikasikan bahan resin
Lakukan finishing dan
komposit
polishing
31
salah satu kunci keberhasilan restorasi laminasi antara lain bergantung
pada pemilihan bahan yang sesuai dengan indikasinya, manipulasi serta teknik
aplikasi bahan bahan tersebut.
terdapat beberapa tipe GIC yang ada dipasaran, khusus untuk restorasi
laminasi, bahan yang dipakai adalah GIC tipe III atau RMGIC untuk restorasi gigi
posterior, dan tipe II untuk gigi anterior. GIC tipe III dan RMGIC auto cure
mengeras dengan cepat. sedangkan ligth activated RMGIC akan langsung
mengeras setelah diaktivasi dengan sinar.GIC tipe III sebagai basis dan untuk
membentuk inti dicampur dengan rasio bubuk cairan 3:1.sedangkan untuk tipe
RMGIC diaduk sesuai dengan petunjuk pabrik. RMGIC lebih dianjurkan karena
mempunyai kekuatan tekanan yang lebih baik, lebih tahan terhadap pelarutan dan
erosi, serta memiliki modulus elastisitas yang mendekati dentin.
untuk restorasi laminasi pada gigi anterior, umumnya pada restorasi kelas
V bahan bahan tersebut diatas dapat juga digunakan.tetapi karena pertimbangan
estetika dan kecilnya daya oklusal yang diterima oleh restorasi, maka dapat
digunakan GIC tipe II yang indikasinya untuk restorasi gigi. GIC tipe ini dibuat
dalam beberapa gradasi warna yang dapat disesuiakan dengan warna asli gigi
yang memerlukan restorasi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Sumawinata, S. 2002. Manual Konservasi Restoratif Menurut Pickard Edisi 6.
Jakarta.
Irawan, B. 2004. Material Restorasi Direk Kedokteran Gigi Saat Ini. JDI;11(1) :
24-28
Hj. Saluna Deynilisa, M.Pd Ilmu Konservasi Gigi. 2015. Jakarta : EGC
Aprillia, Linda Rochyani, Erry Rahardiarto. 2007. Pengaruh Minuman Kopi
Indonesia. Jurnal of Dentistry;14(3) : 164-170
Anang, Mariati, Mintjelungan. 2015. Penggunaan Bahan Tumpatan Jurnal e-
GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015
Alexandra, Annette Susanto. Jurnal “Pengaruh Ketebalan Bahan dan Lamanya
Waktu Penyinaran terhadap Kekerasan Permukaan Resin Komposit Sinar”;
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga; Surabaya-Indonesia.
Anusavice, Kenneth J. 2003, Phillips’ Science of Dental Materials, Saunders
Elsevier, Missouri
Garg, N. and Garg, A. Textbook of Operative Dentistry, 2010. Jaypee, New Delhi.
33
Powers JM, Sakaguchi RL. CRAIGS’S Restorative Dental Materials. 12th ed.
Missouri : Evolve, 2003 : 229
34