Anda di halaman 1dari 21

LBM 4

Ketua : -
Sciber :-

KATA SULIT

1. Resesi Gingiva
JAWAB : - Resesi gingiva(gusi turun) merupakan salah satu kelainan periodontal
yang sering dijumpai di masyarakat. Resesi gingiva adalah terbukanya permukaan
akar gigi karena margin gingiva yang bergeser kearah apikal. Resesi
gingiva terjadi karena adanya faktor fisiologis dan patologis.
- Resesi gingiva adalah terbukanya permukaan akar gigi akibat migrasi gingival
margin dan junctional- epithelium ke apikal. Secara klinis ditandai dengan gingival
margin berada apikal dari cemeto-enamel junction (CEJ). Kondisi ini dapat terjadi
pada satu maupun sekelompok gigi, baik pada rahang atas maupun rahang bawah.
Insiden meningkat dengan bertambahnya umur, pria dan wanita mempunyai resiko
yang sama. Atau dengan kata lain suatu kondisi ketika gusi merosot ke bawah dari
permukaan gigi, sehingga memperlihatkan permukaan akar gigi dan kemudian
dikenal dengan istilah gigi turun.

2. Abrasi ▶️surya

JAWAB : - Abrasi adalah keadaan abnormal pada lapisan gigi yaitu email yang
hilang dan terkikis atau terkadang hingga lapisan yang lebih dari email atau
dentin. Abrasi gigi banyak ditemukan pada daerah servikal membentuk irisan atau
parit berbentuk huruf “V” pada akar diantara mahkota dan gingiva.

- Abrasi adalah keausan gigi yang tidak disebabkan oleh berkontaknya gigi melainkan
disebabkan oleh penyikatan horisontal yang berlebihan dengan menggunakan pasta
gigi yang abrasif atau ausnya tepi insisal karena kebiasaan menggigit benda tertentu
seperti jepitan rambut atau pipa rokok. Pada bentuknya yang ringan kavitas lebih baik
diamati dulu. Jika alur ke arah gingival sangat dalam dan membahayakan pulpa, dapat
ditambal dengan semen adhesif yang merupakan prosedur yang tidak membahayakan
( Hambari, 2019).
- Abrasi merupakan keadaan abnormal lapisan gigi yaitu email yang hilang dan
terkikis, atau terkadang hingga lapisan yang lebih dari email yaitu dentin. Abrasi gigi
disebabkan oleh gaya friksi (gesekan) antar gigi dan objek eksternal. Terjadinya
abrasi pada gigi, dapat disebabkan oleh perilaku menyikat gigi, baik itu frekuensi
menyikat gigi, jenis sikat gigi yang digunakan, hingga metode atau teknik yang
digunakan. Bila abrasi terjadi akibat penggunaan tusuk gigi, celah atau takikan ini
dapat terjadi di celah gigi.
- Abrasi gigi berasal dari bahasa Latin “abrader” yang artinya mengikis.
Dalam arti lain abrasi gigi merupakan keausan patologis yang melibatkan
jaringan keras gigi melalui proses mekanik yang disebabkan oleh benda
asing
- Abrasi gigi merupakan hilangnya substansi gigi melalui proses mekanisme
yang abnormal, abrasi pada daerah serivikal banyak ditemukan pada orang
berusia lanjut yang menyikat gigi dengan cara kurang benar.
-
Berikut adalah penyebab masalah abrasi gigi :

- Sikat gigi menyamping dan terlalu keras


- Retainer gigi yang tidak sesuai bentuk rahang
- Gigi palsu yang tidak pas
- Kebiasaan menggigit kuku
- Mengunyah tembakau atau memainkan tusuk gigi dalam mulut
- Tindik pada area mulut bibir atau lidah
- Menggunakan pasta gigi bahan abrasif kasar seperti emery dan corundum

3. Tekhnik sandwich
JAWAB : - Restorasi sandwich adalah suatu teknik restorasi dengan menggabungkan dua
macam bahan yaitu glass ionomer cement dan resin komposit yang pertama kali
diperkenalkan oleh Wilson dan McLean (1988). Teknik ini dikenal dengan istilah restorasi
laminasi dengan menggunakan GIC sebagai bahan pengisi, yang memiliki biokompatibilitas,
sifat fisik dan kekuatan perlekatan yang baik terhadap dentin. Penggabungan kedua bahan
dalam satu restorasi ini bertujuan untuk mendapatkan suatu restorasi yang monolitik antara
resin komposit, glass ionomer cement dan jaringan keras gigi. Restorasi sandwich dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu restorasi sandwich dengan teknik open (restorasi laminasi terbuka)
dan restorasi sandwich dengan teknik closed (restorasi laminasi tertutup). Restorasi sandwich
dengan teknik open merupakan indikasi pada kavitas kelas II dan kelas V dengan batas
dinding gingival pada daerah cementoenamel junction (CEJ). Glass ionomer cement
diaplikasikan pada dasar restorasi bagian proksimal dan resin komposit diaplikasikan di
atasnya. Pada restorasi ini, glass ionomer cement pada bagian proksimal tidak terlindungi
oleh resin komposit dan langsung berhubungan dengan lingkungan rongga mulut. Restorasi
sandwich dengan teknik closed, glass ionomer cement dibuat sebagai basis pengganti dentin
pada kavitas yang cukup dalam. Glass ionomer cement pada teknik ini terlindung oleh resin
komposit diatasnya dan oleh dinding-dinding kavitas.
Pertanyaan

1.Bagaimana tata cara prosedur restorasi sandwich? Marsha▶️Bulan

JAWAB :
Prosedur restorasi sandwich
1. preparasi dan linning kavitas dipreparasi , dengan membuang seluruh jaringan
karies menggunakan diamond bur,yang berfungsi untuk membersihkan serta
menghaluskan dinding kavitas.,linning menggunakan kalsium hidroksida digunakan
pada keadaan dentin yang hampir terbuka dengan perkiraan ketebalan dentin yang
menutupinya sekitar 1 mm atau kurang, namun linner tidak boleh menutupi daerah
yang besar yang dapat mengganggu bonding (ikatan) glass ionomer.setelah kavitas
dipreparasi , kemudian tepi enamel dibevel.
2. perawatan permukaan setelah kavitas dibersihkan, dikeringkan kemudian
dioleskan kondisioner pada permukaankavitas ikatan semen glass ionomer kaca
pada dentin dapat diperkuat dengan menggunakan larutanyang mengandung asam
poliakrilik, asam tannik, dodicin atau asam polialkenoat 10 % selama 10- 15detik
kemudian dibilas dengan air dan dikeringkan.
3. Pemberian semen GIC disiapkan dan diaplikasikan kedalam kavitas menggunakan
spuit aplikator agar kavitas benar benar terisi dengan padat. cara pengadukan bubuk
dan cairan GIC yang dilakukan dengan benar merupakan prosedur yang sangat
penting, karena akan mempengaruhikualitas GIC yangdihasilkan. cara adalah sebagai
berikut :
1. bubuk dibagi menjadi dua porsi dengan jumlah yang sama banyak.II.
2. porsi pertama disatukan dengan cairan, kemudian dicampur dengan menggunakan
spatuladengan gerakan rolling (melipat) dengan tujuan hanya untuk membasahi
permukaan partikel bubuk dan menghasilkan campuran encer. langkah ini dilakukan
selama 10 detik.
3. kemudian porsi kedua disatukan dengan adukan pertama. pengadukan terus
dilanjutkandengan gerakan yang sama dengan daya yang ringan sampai seluruh
partikel terbasahi. luasdaerah pengadukan diusahakan untuk tidak meluas dan
adukan selalu dikumpulkan menjadisatu. dianjurkan untuk tidak melakukan gerakan
memotong adukan, karena tujuan pengadukan hanya untuk membasahi permukaan
partikel bubuk.
4. pengadukan selesai setelah 25 ± 30 detik sejak awal pengadukan. sebaiknya adukan
tidak perlu diangkat angkat untuk memeriksa konsistensinya, karena bila hal ini
dilakukan maka proses pengadukan akan terus berlanjut dan makin banyak partikel
bubuk yang larut.
5. adukan langsung dikumpulkan dispuit aplikator untuk di aplikasikan kedalam kavitas.
padakeadaan ini reaksi pengerasan sudah berlangsung.
- Ada dua cara pengaplikasian GIC, cara pertama GIC diaplikasikan secukupnya dan
langsungdibentuk basis. sedangkan cara kedua adalah dengan mengisi penuh kavitas
dengan GIC
4. preparasi semen (GIC) Setelah mengeras selama 5 menit dinding dinding yang
tertutup dengan GIC harus dipreparasikembali untuk mendapatkan permukaan
dentin dan email yang halus, sehingga dapat diperoleh retensiresin komposit yang
baik.
5. Pemberian resin bonding seluruh permukaan GIC yang akan berkontak dengan
resin komposit dan dinding dindingkavitas (dentin dan email) di etsa selama 15- 20
detik. kemudian kavitas dibilas dengan air, tanpatekanan, selama 1- 2 menit.
keringkan kavitas dengan chip- blower.salah satu bonding yang dipakai adalah agen
bonding resin liquid dioleskan segera pada basis semendan dinding- dinding kavitas,
aplikasikan bonding agen pada seluruh permukaan yang di etsa diamkanselama 10
detik agar zat pelarutnya menguap, semprot perlahan dengan chip- blower,
kemudiandipolimerisasi dengan penyinaran (light cured). lakukan langkah ini
sebanyak dua kali.
6. pemberian resin kompositresin komposit diaplikasikan selapis demi selapis
dengan ketebalan maksimum 2mm. bahantersebut tidak boleh berlebihan. untuk
setiap lapisnya dilakukan polimerisasi dengan penyinaran. penyinaran sebaiknya
dilakukan dari tiga arah, yaitu dari arah : bukal, liangual atau palatal, danterakhir dari
arah oklusal.
7. penyelesaian, setelah disinari, restorasi tersebut diselesaikan dengan bur
diamond rata atau bur karbid. pemolesan restorasi dapat diselesaikan dengan
menggunakan "cup polishing" karet abrasif dan bubuk aluminium oksida yang halus

- 1. Preparasi dan Lining

Kavitas dipreparasi, semua jaringan karies dibuang dengan menggunakan bur diamond.
Diamond stone yang rata atau tungsten karbid bertujuan untuk menyelesaikan tepi email.
Linier kalsium hidroksida digunakan hanya apabila terlihat keadaan dentin yang hampir
terbuka dengan perkiraan dentin yang menutupinya hanya sekitar 1 mm atau kurang.
Walaupun demikian, ia tidak boleh menutupi daerah yang besar yang dapat mengganggu
bonding (ikatan) glass ionomer. Setelah kavitas dipreparasi, kemudian tepi email dibevel.

2. Perawatan Permukaan

Setelah kavitas dibersihkan, dikeringkan kemudian dioleskan kondisioner pada permukaan


kavitas ikatan semen ionomer kaca ke gigi dapat diperkuat dengan menggunakan larutan
yang mengandung asam poliakrilik, asam tannik atau dodicin.

2. Pemberian Semen

Kavitas dibcrsihkan dan dikeringkan (dalam kasus larutan ITS, hanya cairan yang berlebihan
yang harus diserap). Semen ionomer kaca diinjeksikan ke dalam kavitas dan dibirakan
menutupi tepi kavosurface (Gambar 1). Alternatifnya, pencampuran dengan tangan secara
standard dapat digunakan dan semen tersebut diaduk sampai menyerupai plastik yang
berkilau sebelum digunakan. Warna semen harus dipilih agar sesuai dengan warna dentin.
Pengerasan semen yang dianjurkan adalah dalam waktu 5 menit. Dalam paper ini
dicontohkan pada kavitas klas V.

4. Preparasi Semen Tepi Email


Setelah mengeras selama 5 menit, semen yang berlebihan dilepaskan dari tepi- tepi e-mail
dan dikamfer ke dinding dentin

5. Pemberian Resin Bonding

Salah satu bonding rang dipakai adalah agen bonding resin liquid dioleskan segera ke basis
semen dan dinding-dinding kavitas, harus hati-hati untuk memastikan bahwa lapisan tersebut
tipis

6. Pemberian Resin Komposit

Tumpatan resin dimasukkan dan dikontur ke posisinya (Gambar 5). Bahan tersebut tidak
boleh berlebihan, dan adaptasi yang tepat dapat dicapai dengan pemakaian matriks plastik
bening.

7. Penyelesaian

Setelah disinari, restorasi tersebut diselesaikan dengan bur diamond rata atau bur karbid
(Gambar 6). Pemolesan restorasi dapat diselesaikan dengan menggunakan "cup polishing"
karet abrasif dan bubuk aluminium oxida yang halus

2. Apa saja Indikasi dan Kontraindikasi bahan dan teknik restorasi sandwich? Adit
▶️fatati

JAWAB : a. Indikasi dan kontra indikasi

Indikasi Restorasi Sandwich

- Keadaan klinis yang kompromis untuk dibuatkan restorasi direk dengan bahan
resin komposit merupakan indikasi pembuatan restorasisandwich. Contohnya
pada kavitas kelas II dan kelas V yang dindinggingivanya terletak di bawah
dentinoenamel junction (DEJ).
- Pertimbangan ekonomis juga menjadi alasan pemilihan teknik restorasi laminasi.
Kendala ekonomis untuk pembuatan restorasiindirek menjadi pertimbangan
untuk pembuatan restorasi laminasi.Teknik ini juga memungkinkan
pengurangan pemakaian resinkomposit, sehingga biaya dapat ditekan.
- Pada saat ini, dengan pendekatan preparasi minimal, teknik laminasi juga
dipakai untuk teknik restorasi kelas II “tunnel” (terowongan).
- Nyaman juga mudah dalam pemakaiannya

Kontraindikasi :

- Sifat iritasinya terhadap jaringan pulpa.Sifat iritasi resin komposit erat


hubungannya dengan sifat kimia bahan tersebut.Sayegh manyatakan bahwa resin
kompositmerupakan bahan tumpat yang bersifat toksik terhadap jaringan pulp.
Ini berarti resin komposit dapat mengiritasi sertamengakibatkan radang pulpa.
- Adaptasi yang tidak baik terhadap dinding kavitas

3.Mengapa gifi taring atas kanan tersebut nyeri pada saat minum dingin? septa▶️

JAWAB :

4.apa diagnosis dari kasus tersebut? Surya ▶️

JAWAB :
- Hipersensitivitas dentin secara awam dikenal masyarakat dengan istilah gigi ngilu.
Hipersensitivitas dentin secara klinis didefinisikan sebagai rasa sakit singkat dan
tajam akibat dari rangsangan termal, taktil, osmotik atau kimiawi berupa makanan
asam, manis, udara panas, dingin dan tekanan sehingga memberikan dampak pada
kehidupan sehari-hari yaitu gangguan pada saat berbicara, makan serta
minum.Hipersensitivitas dentin dapat terjadi bagi semua gigi tetapi kasus yang
paling banyak terjadi pada gigi molar pertama dan daerah yang paling rentan pada
daerah bukal bagian servikal. Hipersensitivitas dentin terjadi akibat tubulus dentin
yang terbuka oleh beberapa faktor seperti abrasi, atrisi, abfraksi, erosi, karies,
resesi gingiva dan amelogenesis imperfecta.
- Menurut Bahsi.E et al tahun 2012 secara epidemiologi hipersensitivitas dentin
dapat terjadi pada semua kelompok usia tetapi 30% dari populasi mengalami
hipersensitivitas dentin pada umur 20 sampai 30 tahun.3 Prevalensi
hipersensitivitas dentin berkisar 4-74% di dunia dengan jumlah tertinggi di Nigeria
68% dan jumlah 27% di Indonesia .
- Patofisiologi terjadinya hipersensitivitas dentin dimulai dengan rangsangan termal,
taktil, osmotik dan kimiawi berupa makanan asam, manis, udara panas, dingin
serta tekanan mengakibatkan tubulus dentin terbuka, cairan pada tubulus dentin
bergerak kearah pulpa yang menstimulasi terminal serabut saraf pulpa yang
terletak di dalam dinding saluran tubulus sehingga menyebabkan nyeri akut
sementara terutama saraf Aδ yang menyebabkan nyeri tajam dan terlokalisasi.
Serabut aferen Aδ melepaskan amino glutamat ditangkap oleh reseptor nerve
cranial ke 5 di trigerminal V masuk ke medulla spinalis di radices posteriors nervi
spinalis berakhir di lapisan superfisial corny griseum posterius. Akson-akson
menyilang ke sisi kontralateral medulla spinalis lalu naik menuju thalamus dan
diteruskan ke gyrus sensorius postcentralis yang membuat rasa nyeri kepada
penderita.
- Ada 3 teori yangmenjelaskan tentang mekanisme hipersensitivitas dentin tetapi
teori yang dipercaya hingga saat ini ialah teori hirodinamik. Teori hidrodinamik
dinyatakan oleh Brainstorm bahwa adanya rangsangan mekanis, termal, dan
kimiawi membuat pergerakan cairan yang menyebabkan respon nosiseptor yang
berasal dari saraf alfa delta.
- Tingkat sensitivitas gigi dapat diturunkan dengan beberapa cara menurut Andriani
(2019) gigi sensitif secara tidak langsung akan menimbulkan masalah lain, seperti
terganggunya pembersihan gigi dan mulut yang akhirnya akan menyebabkan
kelainan lebih lanjut sehingga gigi sensitif perlu dirawat serta penting melihat
faktor- faktor apa saja yang menjadi penyebab gigi sensitif ini sehingga dapat
mencegah keparahan gigi sensitif yang lebih lanjut.8 Penatalaksanaan
hipersensitivitas dentin dapat dibagi berdasarkan perawatan hipersensitivitas
dentin yang disebabkan kavitas dengan perawatan hipersensitivitas tanpa
disebabkan kavitas. Perawatan hipersensitivitas dentin oleh kavitas dengan bahan
restorasi seperti GIC dan resin komposit sedangkan perawatan tanpa kavitas
dengan desensitisasi. Perawatan desensitisasi dibagi 2 yaitu perawatan yang
dilakukan oleh dokter gigi di klinik (In- Office) yaitu dengan menggunakan berbagai
obat untuk mengurangi hipersensitivitas dentin.
- Perawatan hipersensitivitas dentin juga dapat dilaksanakan di rumah (At Home)
dengan cara penggunaan pasta gigi desensitisasi. Menurut Grossman (1935) agen
desensitasi yang ideal harus tidak menimbulkan iritasi pada pulpa, relatif tidak
menimbulkan rasa sakit, mudah diaplikasikan, cepat bereaksi, efektif secara
permanen dan tidak mengubah warna struktur gigi.5,6,9 Bahan pasta gigi
desensitisasi yang sering digunakan adalah arginin, fluoride, potassium
monophosphate, potassium salts, stronsium salts dan zinc chloride.

5.apa etiologi kasus tersebut? ▶️Surya

JAWAB : Penyebab nyeri/ngilu gigi dapat diklasifikasikan sebagai nyeri/ngilu dengan


kavitas karena ada atau karies, misalnya karena abrasi, atrisi, erosi atau abfraksi; nyeri/ngilu
tanpa kavitas, umumnya karena terjadi resesi gingiva yang menyebabkan permukaan akar
terbuka; dan ngilu setelah perawatan bleaching, scaling dan root planing, restorasi yang cacat,
sindroma gigi retak, penggunaan bur tanpa air pendingin dan lain-lain.
- Karies gigi merupakan penyakit infeksi mulut yang multi faktor, yang dapat
ditransmisi karena adanya interaksi antara flora mulut/bakteri kariogenik (biofilm)
dengan diet karbohidrat yang terfermentasi di permukaan gigi dalam jangka waktu
yang lama. Aktivitas tersebut menyebabkan demineralisasi lokal, mengakibatkan
adanya struktur gigi yang hilang. Demineralisasi fase inorganik dan denaturasi, serta
degradasi fase organik menyebabkan terbentuknya kavitas di dentin.3 Pulpa yang
mengalami iritasi lalu menimbulkan rasa tidak nyaman/ngilu tapi cepat pulih setelah
iritannya dihilangkan, didiagnosis sebagai pulpitis reversibel. Penyebabnya antara
lain karies, dentin yang terbuka, perawatan dental dan restorasi yang cacat.4
- Abrasi adalah keausan di permukaan gigi, yang umumnya di bagian servikal
permukaan bukal/fasial yang disebabkan adanya gesekan benda-benda asing,
misalnya sikat gigi yang kasar, pasta gigi yang abrasif dan lain-lain.
- Abfraksi secara klinis mirip abrasi, merupakan kerusakan di bagian servikal gigi yang
disebabkan oleh kekuatan oklusi eksentrik yang menyebabkan terjadi cekungan yang
tajam, biasanya karena pasien mengalami bruksisma atau maloklusi.
- Atrisi adalah keausan di permukaan insisal atau oklusal gigi karena faktor mekanis
sebagai akibat terjadi pergerakan fungsional atau parafungsional dari mandibula.
- Erosi adalah hilangnya struktur permukaan gigi karena faktor kimia, misalnya
konsumsi makanan/ minuman asam yang menyebabkan penurunan pH saliva di
dalam rongga mulut sehingga terjadi demineralisasiemail
yangmenyebabkanterpaparnya dentin. Erosi dapat pula dikatakan sebagai
demineralisasi sebagian email atau dentin akibat asam yang berasal dari ekstrinsik
maupun intrinsik, dan secara klinis dapat berkombinasi dengan abrasi atau abfraksi
- Abrasi, abfraksi, atrisi maupun erosi tidak melibatkan bakteri namun pada kasus
yang cukup parah maka respon pulpa memberi reaksi serupa pulpitis reversibel.
- Dentin hipersensitif dikatakan sebagai nyeri/ ngilu pada gigi yang menyebabkan
respon pulpa vital yang berlebihan terhadap berbagai stimulasi. Hal ini terjadi karena
dentin terbuka terhadap lingkungan mulut yang menyebabkan rasa tidak nyaman
bagi seseorang. Pada kasus ini tidak terdapat kavitas sebagaimana halnya lesi dengan
kavitas karies atau non karies.
- Hipersensitivitas dentin terutama ditemukan pada kasus resesi gingiva yang
menyebabkan terpaparnya permukaan akar terhadap berbagai rangsangan panas,
dingin, asam, manis maupun udara. Permukaan akar aspek fasial dari gigi kaninus,
premolar dan molar merupakan area yang paling sering kehilangan perlekatan
periodontal dan dapat meningkat setelah menjalani perawatan scaling serta root
planing. Dentin hipersensitif terjadi akibat berkurangnya perlindungan sementum,
smear layer dan pergerakan hidrodinamik cairan dalam tubulus dentinalis. Gejala
inflamasi pulpa dalam hal ini tidak spesifik tetapi pada kasus dentin sudah terbuka
maka keluhannya dapat dianggap sebagai inflamasi reversibel yang terlokalisasi.Dua
hal yang harus diingat untuk mendiagnosis dentin hipersensitif, yaitu ada dentin
yang terpapar dan tubulus dentinalis harus terbuka. Tidak selalu dentin yang
terpapar akan mengalami hipersensitif.
- Resesi gingiva adalah kondisi permukaan akar terbuka karena hilang atau tertariknya
atau retraksi gingiva ke arah akar yang mengakibatkan permukaan akar tidak
terlindung. Resesi gingiva umumnya terjadi di usia 40 tahun ke atas, tetapi bisa juga
ditemukan pada usia yang lebih muda.
- Bleaching adalah tindakan untuk memutihkan gigi yang mengalami perubahan warna
yang dapat disebabkan secara ekstrinsik maupun intrinsik dari gigi. Perawatan
bleaching ada 2 cara, yaitu bleaching vital yang dilakukan pada gigi dengan pulpa
vital dan bleaching nonvital yang dilakukan pada gigi yang telah dirawat endodontik.
Akibat perawatan bleaching pada gigi vital berpotensi mengiritasi pulpa sehingga
menyebabkan dentin hipersensitif, namun pulpa tetap vital.
- Scaling dan root planing merupakan tindakan untuk menghilangkan kalkulus baik
supra dan sub gingiva. Perawatan ini merupakan tindakan non bedah untuk
mengeluarkan plak dan tartar yang terletak di bawah gingiva. Akibatnya dapat
menyebabkan rasa ngilu setelah perawatan karena hilangnya sementum yang
melindungi akar gigi.
-

6.apa saja jenis teknik restorasi sandwich ? bul ▶️ adit

JAWAB :

Restorasi sandwich memiliki dua macam teknik dalam pengaplikasiannya, yaitu restorasi
sandwich teknik terbuka dan restorasi sandwich teknik tertutup. Teknik terbuka atau bisa
disebut open sandwich technique, teknik ini berfungsi untuk mengatasi kebocoran yang
sering terjadi pada tumpatan kavitas kelas II dengan cara melepaskan sifat adesif yang
terdapat pada ionomer kaca, sehingga dapat menciptakan perlekatan yang baik antara
material diatasnya dengan struktur gigi (Fourie, 2011). Pada restorasi sandwich tertutup,
semen ionomer kaca dibuat sebagai basis pengganti dentin pada kavitas yang cukup dalam.
Semen ionomer kaca terlindung oleh resin komposit diatasnya dan oleh dinding-dinding
kavitas, sehingga pada restorasi sandwich teknik tertutup pada kavitas yang dalam,

- Restorasi sandwich dibedakan menjadi 2 macam, yaitu restorasi sandwich dengan teknik
open (restorasi laminasi terbuka) dan restorasi sandwich dengan teknik closed (restorasi
laminasi tertutup). Restorasi sandwich dengan teknik open merupakan indikasi pada kavitas
kelas II dan kelas V dengan batas dinding gingival pada daerah cementoenamel junction
(CEJ). Glass ionomer cement diaplikasikan pada dasar restorasi bagian proksimal dan resin
komposit diaplikasikan di atasnya. Pada restorasi ini, glass ionomer cement pada bagian
proksimal tidak terlindungi oleh resin komposit dan langsung berhubungan dengan
lingkungan rongga mulut. Restorasi sandwich dengan teknik closed, glass ionomer cement
dibuat sebagai basis pengganti dentin pada kavitas yang cukup dalam. Glass ionomer cement
pada teknik ini terlindung oleh resin komposit diatasnya dan oleh dinding-dinding kavitas.
- Teknik Open-Sandwich untuk penempatan restorasi komposit posterior kelas II
menggunakan dua lapisan bahan restoratif. Lapisan pertama pada kavitas gigi dan
pada margin proksimal, yang merupakan daerah perhatian utama untuk
keberhasilan klinis jangka panjang. Self/dual cured bahan resin komposit, glass
ionomer, atau resin-modified glass ionomer ditempatkan sebagai dasar yang
mencakup seluruh kotak proksimal termasuk semua dentin dan margin serviks
sampai sekitar sepertiga sampai setengah tingginya dari matriks band. Setelah
periode polimerisasi awal ini, lapisan atas dari resin komposit light-cure ditempatkan
untuk menyelesaikan restorasi ke bentuk anatomi asli
- 1. "Teknik sandwich" tertutup - rongga diisi dengan semen
ionomer kaca (atau kompomer) hingga batas email-dentin,
tumpang tindih dengan bahan komposit dari atas. "Teknik
sandwich" tertutup digunakan di rongga kelas I, II, III, IV, V
menurut Black.

3. "Teknik sandwich" terbuka terdiri dari penggunaan


kompomer atau semen glass-ionomer di area yang
bersentuhan dengan gusi, tanpa tumpang tindih di area ini
dengan material komposit. "Teknik sandwich" terbuka dapat
digunakan untuk mengisi rongga kelas II, III, V menurut
Black.
7. Apa keunggulan dan kekurangan teknik restorasi sandwich?▶️Salsa

JAWAB – KELEBIHAN
- Kekuatan kompresi lebih tinggi daripada hanya menggunakan SIK
( Semen ionomer kaca sebagai restorasi tunggal
- Dapat meningkatkan ketahanan fraktur
- Bersifat adhesi karena lapisanresin terikat dengan pelapis semen
inomer kaca
- pelepasan fluoride SIK lebih besar daripada composite atau bahan
tumpatan lainya
- dapat menghambat kerusakan tepi ( microleakage), karena ikatan kimiawi
SIK dengan email dan dentin sangat baik
- bersifat radiopak
- di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat biokompabilitas, yaitu
menunjukan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan
pulpa.
- Dari segi biaya (cost) jauh lebih murah dibandingkan jika 100%
menggunakan bahan tumpatan dari resin estetik, karena semen ionomer
kaca harganya jauh lebh murah disbanding bahan tumpatan lainya.
KEKURANGAN
- Membutuhkan keterampilan yang lebih
- Membutuhkan waktu yg lebih lama drpd hanya menggunakan 1 bahan
- Tekhnik sandwich hanya bisa digunakan untuk restorasi tipr 1,2,dan 5
- Warnanya lama-lama akan terlarut sehingga estetiknya berkurang karena
mengandung polikarboksilat
8. Apa etiologi dari abrasi dan juga resesi gingiva?Renan Septa
JAWAB :
• Etiologi abrasi
Bisa disebabkan oleh perilaku menyikat gigi, baik itu frekuensi menyikat gigi, jeniss
sikat gigi yang digunakan, hingga metode atau teknik yang digunakan.
Penyebab abrasi gigi adalah gaya friksi (gesekan) langsung antara gigi dan objek
eksternal, atau akibat gaya friksi antara bagian gigi yang berkontak dengan benda
abrasif.
Beberapa penyebabnya adalah:
a. Abrasi gigi yang disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah horizontal yang
diikuti tekanan yang berlebihan
b. Kebiasaan buruk seperti menggigit pensil
c. Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan diantara gigi
d. Penggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan cengkeram
• Etiologi resesi gingiva
Penyebab resesi gingiva bersifat multifaktorial. Beberapa faktor yang dapat
menimbulkan resesi seperti destruksi jaringan periodontal, sikat gigi yang berlebihan
atau kurang membersihkan gigi, malposisi gigi, kurangnya tulang alveolar, tingginya
perlekatan frenulum dan trauma oklusi, faktor iatrogenik, dan merokok.
- Penyakit periodontal
Periodontal adalah infeksi gusi serius yang menghancurkan gigi, jaringan gusi, dan
tulang penyangga gigi di tempatnya. Penyakit gusi ini adalah penyebab utama gusi
turun dan merupakan komplikasi dari gingivitis (radang gusi) yang tidak
mendapatkan perawatan.
- Menyikat gigi terlalu keras
Jika menyikat gigi terlalu keras, bersemangat, atau dengan cara yang salah, hal ini
dapat menyebabkan enamel pada gigi terkikis. Akibatnya, kebiasaan yang salah ini
dapat menyebabkan gusi merosot.
- Gen
Beberapa orang yang memiliki keluarga dengan penyakit gusi kemungkinan lebih
rentan terhadap penyakit gusi.
- Perawatan gigi yang buruk
Menyikat gigi yang tidak benar atau bahkan malas, tidak menggunakan flossing,
dan tidak berkumur dengan obat kumur antibakteri memudahkan plak berubah
menjadi karang gigi (kalkulus)—plak dan keras yang terbentuk di atas dan di antara
gigi dan hanya bisa dihilangkan dengan pembersihan gigi profesional. Kebiasaan
ini bisa menjadi penyebab gusi turun.
- Perubahan hormonal
Fluktuasi atau ketidak seimbangan kadar hormon wanita selama masa hidup
wanita, juga bisa menyebabkan gusi merosot. Ini dapat terjadi pada masa
pubertas, kehamilan, dan menopause, yang dapat membuat gusi lebih sensitif dan
lebih rentan mengalami resesi gusi.
- Menggemeretakkan dan mengatupkan gigi
Mengatupkan atau menggemeretakkan gigi dapat memberi terlalu banyak
tekanan pada gigi. Jika terlalu sering diberi tekanan, seiring waktu menyebabkan
gusi merosot.
- Merokok
Perokok lebih cenderung memiliki plak lengket pada gigi yang sulit dihilangkan,
terutama pada orang dewasa. Hal ini karena bahan kimia yang terdapat dalam
rokok, seperti nikotin dan tar. Merokok juga bisa menghambat aliran darah ke
gusi, yang menyebabkan gusi kekurangan nutrisi dan mudah terkena infeksi.
Kedua kondisi inilah yang menjadi penyebab gusi turun.

Etiologi abrasi gigi


Ada beberapa faktor penyebab yang berhubungan dengan abrasi gigi
Seseorang, diantaranya :
1) Cara menyikat gigi
2) Frekuensi menyikat gigi dan tekanan yang diberikan saat menyikat gigi
Menyikat gigi dengan kekuatan atau tekanan berlebih
3) Selain itu tipe dari bulu sikat gigi
4) Kekakuan bulu sikat gigi
Biasanya nantinya akan terbentuk kerusakan pada daerah servikal di
permukaan labial gigi
5) Pasta gigi yang mengandung bahan abrasif juga menjadi faktor terjadinya
abrasi gigi
6) Abrasi biasanya berhubungan dengan keausan fisik oleh objek lain selain
dengan gigi, contohnya sebagai akibat menggigit jarum
7) Lesi abrasi biasanya terjadi karena kebiasaan mulut yang tidak baik seperti
penggunaan tusuk gigi, pin, atau barang keras lain

Etiologi resesi gingiva


Kebiasaan buruk dalam merawat kebersihan mulut tanpa disadari dapat
memperparah kondisi dari resesi gingiva ini. Jadi ada beberapa faktor yang
menyebabkan gusi turun diantaranya:
1) Penyakit gusi (periodontitis)

Penyakit gusi biasanya sebagian besar merupakan penyebab utama dari


resesi gingiva. yg disebabkan adanya infeksi bakteri gusi yang
menghancurkan jaringan gusi dan tulang penyokong yang menahan gigi
untuk tetap pada tempatnya.
2) Gen

Sebagian orang bisa jadi lebih rentan terhadap penyakit gusi yang
berhubungan dengan gen
3) Menyikat gigi terlalu keras

Menyikat gigi terlalu keras dapat menyebabkan trauma tingkat rendah dan
tahan lama yang dikenal sebagai trauma kronis. Kesalahan dalam menyikat
gigi ini dapat melukai jaringan gingiva/gusi.
Jika trauma jenis ini terjadi terus menerus dan dalam waktu lama, secara
bertahap dan perlahan dapat meningkatkan risiko terjadinya resesi gingiva.
Secara umum, menyikat terlalu keras dapat menimbulkan abrasi terlebih
dulu, terkikisnya bagian gigi dekat gusi, lalu menyebabkan hypersensitive.
4) Trauma Oklusal

Trauma ini terjadi karena peningkatan kebutuhan fungsional (gigitan) atau


beban gigitan oklusal (bagian gigi untuk menggigit) yang berlebihan.
Kondisi ini disebabkan adanya regangan yang intens dan terus menerus
dari serat-serat periodontal/gusi, terutama yang melekat di area paling atas
gusi gigi.
5) Kurang merawat gigi

Menyikat gigi secara tidak tepat, jarang flossing, dan tidak berkumur dengan
obat kumur antibakteri dapat mempermudah plak untuk berubah menjadi
kalkulus (tartar) alias karang gigi.
Karang gigi yang sudah mengeras ini hanya dapat dihilangkan oleh dokter
gigi, salah satunya melalui proses scaling. Membiarkan karang gigi terlalu
lama bisa menyebabkan gusi turun.
6) Perubahan hormon

Fluktuasi kadar hormon wanita seumur hidup, seperti pubertas, kehamilan,


dan menopause, dapat membuat gusi menjadi lebih sensitif dan rentan
terhadap resesi gingiva.

Hal- hal yang meningkatkan risiko resesi gingiva (gusi turun)


Beberapa kebiasaan dan faktor risiko dari resesi gingiva yakni seperti di bawah
ini
- Pengerasan plak yang menumpuk (tartar)
- Merokok
- Riwayat keluarga terkait penyakit gusi
- Diabetes
- HIV/AIDS
- Obat-obatan tertentu yang menyebabkan mulut kering.
TAMBAHAN :
- Bahan apa saja yg digunakan dalam restorasi teknik sandwich?
Ada 2 bahan yang digunakan dalam restorasi kelas II sandwich, yaitu glass ionomer
dan resin komposit. Penggunaan glass ionomer dan resin komposit digunakan untuk
meningkatkan kekuatan fisik dan estetika.
➢ Glass Ionomer
Digunakan sebagai pengganti dentin yang memiliki modulus elestisitas hampir
serupa dengan dentin jika dibandingkan dengan resin komposit. Selain itu, glass
ionomer juga mengeluarkan ion fluoride yang dapat mencegah terjadinya karies
sekunder. Namun, glass ionomer memiliki estetika yang kurang jika dibandingkan
dengan resin komposit. Oleh karena itu, digunakan resin komposit untuk
meningkatkan estetika pada restorasi kelas II sandwich.
Sifat utama semen ionomer kaca adalah kemampuannya untuk melekat pada
enamel dan dentin tanpa ada penyusutan atau panas yang terlalu bermakna,
mempunyai sifat biokompatibilitas dengan jaringan periodontal dan pulpa, ada
pelepasan fluor yang beraksi sebagai anti mikroba dan kariostatik, kontraksi volume
pada pengerasan sedikit, dan koefisien ekspansi termal sama dengan struktur gigi.

➢ Resin Komposit
Resin komposit memiliki keterbatasan dalam merestorasi karies dengan
kedalaman mencapai dentin, oleh karena itu semen ionomer kaca dapat digunakan
sebagai bahan base karena memiliki biokompabilitas yang baik antara struktur gigi
dengan lapisan semen.
Resin komposit merupakan salah satu jenis bahan tumpatan yang memiliki
kelebihan dalam bidang estetik karena bahan tersebut sewarna dengan gigi dan
mempunyai kemampuan membentuk perlekatan yang kuat dan tahan lama pada
dentin. Resin Komposit juga mempunyai warna tumpatan yang sangat baik sehingga
untuk segi estetik sangat memuaskan.
Adanya kelemahan dan kelebihan yang terdapat pada resin komposit dan semen
ionemer kaca, dikembangkanlah suatu teknik restorasi dengan menggabungkan keduanya
yang disebut restorasi sandwich.

- Mengapa dokter memilih restorasi teknik sandwich?


Tujuan dari restorasi sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estesis,
pengunyahan, mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi
estetis didapat dari bahan resin komposit sebagai tempatan karena resin komposit
memiliki trans lusensi yang lebih tinggi dibanding semen ionomer kaca. Resin
komposit juga dapat menerima tekanan kunyah yang besar. Untuk mencegah
celah mikro digunakan semen ionomer kaca sebagai basis karena dapat
melepaskan flour untuk mencegah terjadinya sekunder karies (Fejerskov & Kidd,
2008 ). Teknik sandwich biasanya di aplikasikan dalam hal – hal berikut ini :
1. Lesi dimana terdapat satu atau lebih margins pada dentin (misal pada cervical
lesions)
2. Karies yang disebabkan abrasi pada daerah servikal ataupun lesi kelas V,
menurut klasifikasi G.V. Black, ditemukan pada Manula, pada orang yang
kurang baik dan benar cara menyikat giginya, serta pada kasus di mana
preparasi jaringan sehat gigi kurang memungkinkan. Akibatnya, preparasinya
diusahakan untuk tidak mengambil jaringan yang sehat.
3. Restorasi komposit class II

Dokter memilih restorasi dengan menggunakan teknik sandwich karena lokasi lesi
abrasi ini berada pada bagian servikal gigi yang mana dibagian servikal gigi
utamanya dibagian cementoenamel junction akan terdapat banyak saliva
sehingga diperlukan material restorasi yang bersifat hidrofilik sehingga dapat
melekat pada permukaan gigi. Dalam restorasi ini tidak bisa 100% menggunakan
resin komposit karena sifat resin komposit yang hidrofobik sehingga mengurangi
perlekatan bahan restorasi dengan permukaan gigi maka dari itu dibutuhkan GIC
sebagai basis restorasi tersebut untuk membantu perlekatan antara resin
komposit dengan permukaan gigi dan mencegah terjadinya kebocoran tepi
-
-
:

Anda mungkin juga menyukai