Anda di halaman 1dari 22

RESIN BONDED FIXED PARTIAL DENTURES PAST AND PRESENT – an Overview

Lally,Dr Una

Abstrak:

Resin-bonded-fixed-partial-dentures (RBFPD) atau gigi tiruan cekat sebagian berikatan resin


telah digunakan selama 30 tahun, sejak konsep yang pertama dikenalkan pada tahun 1970.
Usaha yang pertama mengalami kegagalan karena sering mudah terlepas (debond), namun
kemajuan pada metal alloys, penanganan yang pas pada permukaan, dan tehnik bonding
membuat RBFPD sebagai treatmen yang dapat diprediksi. Prinsip desain telah mengalami
evolusi. Restorasi hanya dipertahankan dengan adhesi, namun sekarang preparasi yang
minimal pada gigi abutment harus dilakukan untuk mendapatkan retensi dan resistensi. Hal
tersebut membuat restorasi menjadi medium- to long- term. Bahan alternatif seperti ceramic,
zirconia, fibre-reinforced composite resin muncul sebagai penahan (retainers) Namun
RBFPD ini menjanjikan bukan tanpa kekurangan, dan belum adanya data laporan dan
penggunaan jangka panjang.

Perkenalan:

Dalam 30 tahun terakhir RBFPD menyediakan konservasi restorasi yang medium term. Pada
awalnya restorasi ini mengalami kegagalan dengan seringnya terlepas namun kemajuan
dalam tehnologi ( penanganan yang pas pada permukaan dan tehnik bonding) telah
berimprovisasi menjadi lebih terprediksi. Prinsip desain dari gigi abutment telah mengalami
evolusi. Restorasi ini hanya dipertahankan dengan adhesi, namun sekarang preparasi gigi
abutment yang minimal untuk mendapatkan retensi dan resistensi.Hal tersebut membuat
RBFPD menjadi medium- to long-term restorasi. Pendekatan alternatif pada preparasi gigi
menggunakan tehnik Dahl, dimana jarak restorasi didapatkan dengan sementasi restorasi di
hiperoklusi. Bahan alternatif seperti ceramic, zirconia, fibre-reinforced composite resin
muncul sebagai penahan (retainers) Namun RBFPD ini menjanjikan bukan tanpa
kekurangan, dan belum adanya data laporan dan penggunaan jangka panjang..

Sejarah Singkat:

Perkenalan bonding oleh Buonocore pada tahun 1955 menjanjikan kemungkinan baru di
dunia kedokteran gigi. Tehnologi adhesif memungkinkan preparasi yang lebih konserfatif
pada gigi abutment dari pada restorasi konvensional yang di semenkan.

1
Gambar 1: RBFPD menggunakan desain Rochette dengan perforated retainers

Rochette pada tahun 1973 mengenalkan konsep dari bonding suatu bahan penahan untuk
enamel menggunakan resin yang adhesive. Pengaplikasiannya untuk splint periodontal
dengan gigi anterior mandibular yang terlibat yang menggunakan cast gold bar yang terikat
pada permukaan lingual gigi. Cast metal splint menggambarkan adanya lubang untuk
menjadikan saling berikatan secara mekanik antara semen dan metal. Artikelnya memberikan
refrensi untuk tehnik modifikasi untuk pengaplikasian RBFPD. Sekarang tipe desain dengan
penahan berlubang terlihat pada Gambar 1, dapat digunakan sebagai daya tangkap ketika
RBFPD digunakan sebagai restorasi provisional.

Howe dan Denehy memodifikasi aplikasi ini dan mengenalkan bentuk pertama dari RBFPD.
Livaditis mengusulkan preparasi gigi abutment, termasuk reduksi dari permukaan proksimal
dan lingual untuk membuat alur insersi sepanjang preparasi seat oklusal untuk menahan
perpindahan jaringan dari penahan (retainer). Modifikasi ini menambah bentuk retensi dan
resistensi dari retainer metal pada gigi. Kemudian penanganan pada permukaan yang pas
pada retainer untuk mendapatkan kekuatan ikatan dari resin dan metal. Livaditis dan
Thompson mengenalkan konsep secara elektrolis etching dari bukan logam mulia untuk
memikroporositas permukaan metal. Etsa bekerja dengan prinsip dissolution selective pada
hampir fase sensitif korosi pada metal. Berarti kekuatan tarikan pada ikatan 27,3 Mpa untuk
ikatan resin komposit pada campuran mengetsa secara elektrolis sudah dilaporkan, yang
melebihi ikatan yang ditemukan diantara resin dan etsa enamel (8.5-9.9 Mpa). Meskipun hal
ini baik secara desain, namun sedikit tidak praktis pada hampir semua pengaturan
pelaksanaan, proses etching tersebut merupakan tehnik yangcukup sensitif, memerlukn
peralatan laboratorium khusus, dan restorasinya butuh untuk di semnkan segera untuk
menghindari kontaminasi. Lebih lanjut kualitas dari etching tergantung dari beberapa faktor
termasuk tipe dari casting alloy, tipe dari acid etchant, konsentrasi asam, waktu etching, dan
densitas listrik. Mikroskop dibutuhkan untuk memferifikasi kualitas dari etching., yang tidak
dapat dinilai hanya dengan mata telanjang. Abrasi partikel udara dengan alumunium oxide
diusulkan sebagai alternatif untuk meningkatkan kekasaran permukaan. Peralatan yang
dibutuhkan murah dan perubahan dapat dinilai secara visual ( lihat Gambar 2 )membuat
lebih mudah digunakan dan metode aksess untuk praktik umum. Metode lain yang tersedia
adalah sillicoating dimana melibatkan fusi dari lapisan tipis dari sillica (0.5 μ) untuk
permukaan metal yang pas. Lapisan silica ini kemudian bereaksi dengan bahan kimia dengan
kopel silane agen yang sebelumnya diaplikasikan ke aplikasi semen resin. Kekuatan ikatan

2
dilaporkan untuk mikroabrasi dan permukaan lapisan silica sama. Indikasi dan Kontraindikasi
RBFPD terdapat pada Tabel 1.

Gambar 2 : Abrasi partikel udara dari permukaan 50 μ partikel alumunium oxide

Tabel 1: Indikasi dan Kontraindikasi RBFPD

Indikasi Kontraindikasi
Menggantikan kehilangan 1 gigi Gigi abutment yang goyang
Periodontal splinting Alergi terhadap nikel
Retensi tetap mengikuti treatment ortho Diastem diantara pontik dan abutment
Pengontrolan kelembapan yang baik Restorasi gigi abutment yang berat
Skema oklusal yang tidak menguntungkan

Pemilihan gigi abutment ketika menggunakan design cantilever

Kaninus adalah gigi abutment yang dipilih ketika menggaantikan insisif lateral. Karena
memiliki akar yang lebih panjang untuk mengurangi tekanan saat menopang gigi tambahan,
serta panjang gigiyang memaksimalkan panjang groove. Retensi didapatkan dari area
permukaan yang baik untuk bonding. Dan konveksiti permukaan palatal dari gigi kaninus
dapat meningkatkan rigid dari ketebalan retainer. Sedangkan gigi lateral tidak memiliki hal
tersebut sehingga menjadi pilihan yang lemah untuk menjadi abutment.

Desain Preparasi

Schillingburg dan lain lain mendefinisikan retensi dan resistensi sebagai berikut: "Retensi
mencegah hilangnya restorasi sepanjang jalur insersi atau sumbu panjang sediaan gigi.
Resistance mencegah dislodgement restorasi oleh kekuatan yang diarahkan pada arah apikal
atau miring dan mencegah pergerakan restorasi di bawah kekuatan oklusal ". Bentuk
resistensi dapat dievaluasi sebelum sementasi dari restorasi. Hal tersebut untuk
mengoptimalkan disipasi kekuatan dan meminimalkan ketergantungan dari ikatan
resin.Preparasi gigi bertujuan untuk membuat outline yang pasti dan alur insersi untuk
restorasi. Optimalkan bentuk retensi dan resistensi sambil meminimalkan tampilan logam.

3
Pengurangan gigi adalah tindakan konserfativ (tersisa dalam enamel) untuk preparasi
RBFPD.ini merupakan salah satu dari banyaknya keuntungan dari restorasi ini, dapat dilihat
pada Tabel 2.

Tabel 2: Keuntungan dan Kerugian RBFPD

Keuntungan Kerugian
Preparasi gigi yang minimal Mengharuskan preparasi gigi abutment
Supragingival margin Harus mendapatkan alignment yang baik dari
gigi abutment
Memungkinkan Rebond
Mengurangi prosedur Intraoral
(Komparatif)

Preparasi Abutment Gigi Anterior

Garis akhir insisal secara konvensional berjarak 2mm dari tepi insisal untuk menghindari
kerusakan estetika yang translusen pada tepi insisal (lihat Gambar 3). Hal ini dapat
bervariasi dan harus dinilai secara klinis dengan memindahkan instrumen metal dari servikal
ke insisal gigi dan menilai jarak pandang dari aspek facial. Untuk memastikan estetika yang
baik dari aspek facial (Gambar 5). Pasta katalis kalsium hidroksida dapat digunakan di
retainer karena ia mereproduksi warna opaque putih dari resin yang digunakan.untuk semen
RBFPDs. Pengurangan 0,5 mm di bagian palatal cukup untuk memungkinkan jumlah metal
yang banyak sebagai kekuatan retainer selama menahan preparasi di email. Garis finish
gingiva berakhir pada 1mm supragingiva untuk kebersihan yang optimal dan kesehatan
jaringan, dan selanjutnya untuk menjaga preparasi pada enamel untuk bonding yang optimal.
Menjaga preparasi supragingiva juga memudahkan penggunaan rubberdam saat penyemenan
restorasi Secara interproksimal, garis finish berakhir di tengah area kontak. Hal tersebut
memaksimalkan pelapisan sambil meminimalkan visibilitas logam dari aspek facial.
Permukaan proksimal dari dua abutment harus sejajar mungkin untuk meningkatkan bentuk
retensi serta mengurangi negatif space (segitiga hitam). Proksimal groove memberikan
kompensasi kekurangan untuk lapisan proksimal, yang dibatasi oleh kebutuhan estetika.
Penempatan groove proksimal yang disarankan dapat dilihat pada Gambar 6. Saad dkk
dalam penelitian in vitro, menemukan bahwa 30,8% peningkatan kekuatan yang diperlukan
untuk dislodge retainer setelah penambahan groove proksimal. seat di daerah cingulum
menahan pergerakan jaringan dari casting, yang membantu memperbaiki tempat seat restorasi
saat sementasi. hal tersebut dibuat dengan bur taperd diamond dengan flat-ended. Bagian dari
persiapan ini juga harus tetap ada pada enamel. Terkadang insisal rest digabungkan untuk
membantu penempatan seating dari casting yang benar. Seharusnya tidak dilakukan pada
permukaan untuk memudahkan penghapusan setelah sementasi.

4
Gambar 3: Dua anterior tiga unit RBFPD ditempatkan mengikuti treatmen orthodontik

Gambar 4: Alignment yang ideal untuk gigi abutment

Gambar 5: Dua anterior tiga untit RBFPD in situ ( dari aspek facial)

5
Gambar 6: Preparasi anterior untuk RBFPD

Preparasi Abutment Gigi Posterior

Sama dengan preparasi anterior, finish line gingiva berakhir pada supragingiva 1 mm untuk
alasan yang sama seperti yang dikutip di atas. hilangkan cukup enamel untuk mengeleminasi
tonjolan lingual, namun pastikan bahwa preparasi hanya pada enamel. Untuk
mengoptimalkan bentuk resistensi setidaknya 180 º lapisan dari preparasi harus tercapai.
finish line interproksimal berakhir secara lingual ke facial line angle. Serupa dengan
preparasi untuk anterior abutment, preparasi seat dapat digabungkan untuk mencegah
pergerakan jaringan dari retainers. Hal tersebut sangat ideal bila ditempatkan pada, distal dan
mid-lingual atau pada groove distopalatal untuk mengoptimalkan loading dari aksial gigi
abutment. Sebagai alternatif, retainer dapat menutupi permukaan oklusal gigi abutment, yang
memaksimalkan bentuk retensi dan resistansi restorasi seperti yang digambarkan pada
Gambar 7. Bagian proksimal berfungsi sebagai penghubung dan juga menyediakan
penyangga buccolingual dari abutment. Groove interproksimal juga meningkatkan retensi
restorasi ini bila digunakan di posterior. Sebagai alternatif, persiapan slot atau kotak yang
menggabungkan restorasi yang ada dapat digunakan.

Gambar 7: penyemenan 3 unit RBFPD

6
Gambar 8: single abutment, single pontic cantilever RBFPD

Pendekatan Dahl

Preparasi gigi abutmen menyediakan 2 fungsi : membuat space restoratif dan bentuk retensi
dan resistensi yang meningkat. Beberapa pihak yang berwenang akan lebih memilih coverage
gigi abutment untuk meningkatkan adhesi melalui preparasi gigi abutmen yang menggunakan
pendekatan Dahl untuk membentuk space restorasi. Tehnik Dahl merupakan pendekatan
alternative dimana space restorasi bisa didapatkan dengan penyemenan restorasi pada
hyperoklusi. Dahl melaporkan pada tehnik ini menggunakan penghilang cobalt chromium
splint dengan ketebalan 2mm untuk membuat space restorasi pada permukaan palatal pada
gigi anterior maxilla yang berpengalaman dalan penggunaan erosif. Splint dipertahankan
dengan clasp bukal pada kaninus dan premolar pertama. Bertujuan untuk perubah pengukuran
pada dimensi vertikal wajah, jarum tantalum diimplankan didekat garis tengah pada bagian
basal pada maxila dan mandibula. Cephalogram lateral dilakukan pada 2, 5, dan 8 bulan,
ketika menjadi equivalent pada ketebalan splint. Pada artikel awal hanya melaporkan pada
satu pasien, bagaimanapun pada tujuh tahun kemudian Dahl dan Krogstad melaporkan
observasi yang sejenis pada group yang terdiri dari 20 pasien. Sementasi pada restorasi
menggunakan pendekatan yang bergantung sepenuhnya pada retensi dan adhesi. Gigi
abutment dan gigi antagonisnya yang mengganggu di biarkan pertumbuhannya untuk kembali
pada kontak oklusal

Pilihan Desain

Abutment tunggal, pontik tunggal ( Gambar 8 ) telah mengalamai penurunan biologi, biaya,
mudah untuk preparasi, dan lebih sederhana dalam pembuatan sementasi terharap 3 unit
design. Retainer tunggal lebih diminati katena tidak akan lepas, atau terjadi debonding tanpa
disadari. Penggunaan cantilever tunggal menghilangkan perbedaan kekuatan ikatan karena
perbedaan ukuran dan mobilitas pada gigi abutment. Apabila memilih desain 3 unit, kedua
abutment harus memiliki mobilitas yang sama, jika tidak abutment yang terlemah akan
terlepas dari enamel, dan akan mengakibatkan pada seluruh bagian dari unit tersebut. Bila
RBFPD akan di letakan dengan mengikuti perawatan orthodontik, desain 3 unit ini dapat
menjadi pilihan karena dapat berfungsi sebagai retainer orthodontik cekat, dapat dilihat pada
Gambar 3.

7
Hussey dan Linden mengobservasi 142 cantilever RBFPD yang di pasangkan pada 112
pasien, yang telah mendapatkan layanan kesehatan minimal pada 12 bulan sebelumnya
sebelum perekrutan terhadap penelitian. Panjang rata rata dari pelayanan klinik yaitu 36,8
bukab dan 88% dari RBFPD tetap terikat untuk durasi penelitian.

Sebuah penelitian restropektif pada 269 2 unit RBFPD yang di pasangkan pada 214 pasien
yang di observasi, tingkat retensi klinik adalah 95,5%. Hasil dari penelitian ini harus di
interpretasi dengan hati hati. Karena adanya variasi yang luas dalam jangka waktu pelayanan
di antara restorasi yang di pelajari (13,2-141,6 bulan). Masa penggunaan rata rata adalah 51,7
bulan +/- 19,5 bulan deviasi standar: karenanya ketika sedang penelitian besar, hal tersebut
hanya bis adi laporkab pada jangka waktu pendek hingga medium yang sukses pada restorasi.

Pemilihan Materi

Artikel oleh Rochette menggunakan campuran emas. Pengetahuan telah berevolusi semenjak
nickel chromium sekarang merupakan pilihan untuk RBFPD. Hal ini disebabkan oleh
kekuatan ikatan yang lebih besar yang di amati dengan base metal, serta kekuatan logam pada
bagian yang tipis. Retainer dari campuran Cobalt Chromium harus memiliki ketebalan yang
ideal sebesar 0,55mm. ibrahim dan kawan kawan menemukan kekuatan penambahan retainer
metal yang meningkatkan kekuatan dislodge pada retainer. Penulis menyimpulkan bahwa
penggunaan alloy dengn modulus elastis yang tinggi bermanaat dengan ketebalan retainer
lebih dari sama dengan 0,5 mm. Base metal terlepas dari kekerasannya modulus elastik dan
resisten lengkungan superior pada suhu tinggi sangat menantang untuk cast dan pre-solder.
Potensi dari senaitifitas nickel harus diingat saat memilih alloy. Gambar 9 menunjukan
ketahanan kerangka kerja base logam sebelum pengaplikasian porselen

Semua RBFPD keramik diperkenalkan pada awal tahun 1990an sebagai alternatif yang lebih
estetis bagi RBFPD tradisional. Kern melakukan penelitian prospektif untuk mengevaluasi
ketahanan klinis semua keramik (glass infiltrated alumina ceramic In-Ceram) RBFPDs
dengan desain kantilever dibandingkan dengan desain dua-retainer konvensional. Tiga puluh
tujuh RBFPD anterior dibuat dengan waktu pengamatan rata-rata 76 +/- 46 bulan untuk
kelompok retainer dua dan 52 +/- 17 bulan untuk design single retainer. Ada tingkat fraktur
yang tinggi dalam tahun pertama layanan klinis, yang penulis dapatkan sebagai perbedaan
gerakan antara gigi abutment selama fungsi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa desain
kantilever menyajikan alternatif yang menjanjikan.

Fiber-reinforced composite (FRC) diusulkan sebagai bahan alternatif untuk retainer dengan
alasan keuntungan adhesi yang lebih baik dari luting agent resin komposit ke retainer,
estetika dan mudah untuk diperbaiki. glass fiber biasanya dipilih untuk tujuan ini karena
kekuatan dan kualitas estetisnya. delaminasi dan fraktur kerangka kerja adalah kegagalan
yang paling sering yang terlihat pada material ini. Sifat keausan resin komposit lebih rendah
dari pada keramik dan juga akan berubah warna seiring waktu. Besarnya oklusal yang
dibolehkan, diperlukan (1-2mm), yang merupakan kerugian biologis untuk pilihan ini.
Sebuah studi multi-pusat yang melihat 52 pasien yang menerima 60 RBFPD FRC yang tidak
secara langsung melaporkan tingkat keberhasilan 45% dan tingkat kelangsungan hidup

8
sebesar 64% setelah pengamatan selama lima tahun. Kelompok yang sama menemukan
tingkat keberhasilan 71% dan tingkat kelangsungan hidup 78% setelah lima tahun mengamati
sekelompok 77 pasien yang telah menerima 96 FRC RBFPD pada area posterior di mulut.
Tinjauan sistematis terhadap penggunaan polimer fiber reinforced untuk menggantikan gigi
yang hilang dan menemukan bukti yang bagus untuk mendukung penggunaannya. Sebagian
besar literatur tersedia dalam bentuk laporan kasus; tidak ada uji coba terkontrol secara acak
yang tersedia, atau studi kohort jangka panjang. Penulis menyimpulkan bahwa penggunaan
polimer fiber reinforced untuk gigi tiruan parsial cekat harus tetap dianggap sebagai
eksperimental Zirkonia yang memiliki kekuatan yang superior dan ketahanan terhadap
retak,dan merupakan alternatif yang lebih estetis terhadap bahan retainer tradisional
(Gambar 10 dan 11). Tentu tidak ada keraguan mengenai kinerja mekanik zirkonia
(kekuatan, ketahanan terhadap fracture dan ketangguhan); Namun, hal utama kegagalan
restorasi ini adalah patah terhadap porselen veneering. Ketidak stabilan kimia Zirconia dan
glass free composite berarti bahwa etsa asam dan silanation tidak efektif pada
permukaannya. Pengobatan permukaan baru (etsa infiltrasi selektif) muncul pada tahun 2006,
yang telah diklaim menciptakan permukaan yang sangat reaktif. Dengan menggunakan
protokol ini, permukaan dilapisi dengan agen infiltrasi glass dan dipanaskan di atas suhu
transisi gelasnya. Pada suhu ini, molten glass memungkinkan untuk meluncur dan membelah
butir permukaan. Ini menciptakan nanoporosities dimana resin perekat bisa menyusup dan
saling menempel. Bottino dkk. melaporkan bahwa kekuatan ikatan 50- 55MPa dapat dicapai
dengan perawatan permukaan ini. Temuan dari Studi in vitro baru-baru ini menunjukkan
bahwa ikatan yang lebih baik dengan zirkonia dapat terjadi dengan menggunakan primer
universal (Monobond) daripada konvensional silan dengan semen perekat (Multilink)
.Temuan ini,Meski menjanjikan, perlu diverifikasi dalam studi lebih lanjut dan idealnya
direproduksi secara in vivo. Masih ada yang belum diketahui sehubungan dengan
penggunaan material - ketahanan restorasi yang terbuat dari material ini dibandingkan
Dengan alternatif tradisional, desain yang optimal dari retainer, dll.

Gambar 9: Kerangka kerja Base Metal sebelum aplikasi porselen

9
Gambar 10: Zirconium RBFPD

Gambar 11: Zirconium RBFPD dari perspektif oklusal

Bonding/Sementasi

Kerangka kerja RBFPD dilubangi untuk meningkatkan retensi mekanis semen pada kerangka
kerja . Hal tersebut memiliki kelemahan dari perforasi yang menurunkan kekuatan
framework, serta membiarkan resin terkena potensi abrasi / kebocoran melalui paparan dari
rongga mulut.

Kompleks attachment terdiri dari tiga bagian terpisah:

1. enamel sampai ikatan resin;

2. ikatan kohesif dari resin komposit; dan,

3. resin untuk ikatan kerangka kerja

Panavia EX pertama kali diperkenalkan pada tahun 1984 dan mampu mengikat kobalt
kromium menjadi enamel. Hal ini didasari pada resin bis-GMA dan mengandung MDP (10-
methacryloxydecyl dihydrogen phosphate). Hussey dkk. dalam uji klinis menemukan tingkat
debond RBFPD yang disemen dengan Panavia EX (16%) menjadi kurang dari Comspan
(45%). Panavia memiliki kekuatan tekan 200-300MPa sedangkan kekuatan tariknya adalah
20-40MPa.

10
Livaditis dan Thompson menunjukkan bahwa kekuatan ikatan tarik interface dari paduan
resin kira-kira dua kali lipat dari interface resin enamel. 4-META (mis., C & B Metabond,
Parkell, AS) telah ditemukan untuk memenuhi kuatnya untuk alloy gigi, terutama logam non-
logam. El-Guindy dkk. menemukan kekuatan ikatan dengan base metals dengan logam mulia.
Oksidasi metal meningkatkan daya tahan adhesi. Sementara nikel dan kromium mudah
teroksidasi, nikel-kromium mengandung 8% tembaga dan mangan, yang menghambat
pembentukan oksida. Asam nitrat berhasil menciptakan film oksida pada permukaan nikel-
kromium. Tanaka dkk. menemukan daya tahan 4-META yang diaplikasikan pada nikel-
kromium tahan lama dalam penelitian in vitro. Film yang tipis memudahkan seat yang
lengkap dari casting dan meminimalkan kekurangan internal pada semen. Diaz-Arnold dkk.
menemukan 80μm logam tertinggi untuk kekuatan ikatan resin.

Abrasi udara dari permukaan paduan dengan alumina 50μ sebelum ikatan kasar permukaan
dan juga menyediakan lapisan molekuler alumina. Alumina ini membantu pengikatan oksida
sistem perekat berbasis fosfat (mis., Panavia). Hussey dkk.22 menemukan dalam sebuah studi
klinis prospektif longitudinal yang melibatkan 400 bridge perekat bahwa panjang rata-rata
layanan klinis sama untuk etched bridge dan sandblasted. Menempatkan RBFPD dalam
tungku porselen pada suhu 480ºC selama tiga menit akan menghilangkan sisa resin tanpa
mempengaruhi permukaan kaca porselen

Kontrol kelembaban sangat penting untuk ikatan yang optimal.Penggunaan rubberdam adalah
metode yang paling dapat diprediksi untuk mencegah kontaminasi selama sementasi. Hal ini
tidak selalu layak dilakukan dimana rubberdam bisa menutupi margin atau sebenarnya
menyebabkan penyatuan cairan kusta saliva / gingiva di daerah ini. Isolasi kapas wol
merupakan alternatif yang bisa diterima ketika rubbersam tidak bisa digunakan.

Pertimbangan Oklusal

RBFPD harus diperiksa dengan interval maksimum (MIP) dan kunjungan yang dinamis.
Retainer harus berada dalam kontak ringan di MIP bahkan jika gigi tidak berada dalam oklusi
sebelum penempatan RBFPD. Pontic juga harus berada dalam kontak yang ringan dengan
interval maksimum, namun dalam kunjungan setiap konta dieleminasi. Beberapa penelitian
telah melaporkan tingkat lepasnya atau debond pada RBFPD yang lebih tinggi pada pasien
dengan parafunctional aktivitas. Dicurigai adanya aktivitas parafungsional, akan sangat
bijaksana untuk meresepkan alat oklusal akrilik pelindung (mis., belat Michigan).

retainer cast metal yang terikat pada permukaan lingual gigi anterior mengikuti kekuatan
yang bervariasi selama fungsi. Bila gigi lawan kontak dengan retainer, maka akan mengalami
gaya tekan dan geser. Bila bagian gigi abutment yang tidak ditutupi oleh retainer dihubungi
oleh gigi lawan, gaya tarik dan geser diterapkan pada retainer. Di daerah anterior, gaya tarik
dan geser paling merusak yang menyebabkan retainer debond dari gigi; ini diperbesar dalam
situasi di mana terdapat vertikal overlap yang dalam.

Daya Tahan

11
Debonding parsial atau lengkap harus diperhatikan dengan hati-hati saat meninjau untuk
melakukan intervensi sebelum karies berkembang atau prostesis tertelan, disedot atau hilang.
Creugers dkk. menemukan tingkat ketahanan 75% untuk anterior dan 44% untuk jembatan
posterior pada follow-up 7,5 tahun. Namun, hasil penelitian ini harus ditafsirkan dengan hati-
hati karena survival menganggap bahwa bridge masih berada di situ, sehingga karies atau
patahan porselen tidak dicatat sebagai kegagalan. Hussey dkk melaporkan kinerja 400
RBFPD yang ditempatkan antara tahun 1984 dan 1989. Rata-rata lama pelayanan yang
diamati adalah 2,7 tahun. Tingkat debond yang tinggi dilaporkan, dengan 25% memiliki
debonded setidaknya pada satu kesempatan. Desain preparasi tidak terstandarisasi dan
perubahan permukaan (etsa elektrolitik) masih merupakan pengobatan yang baru muncul saat
ini, yang cenderung memperhitungkan observasi ini.

Sebuah penelitian follow-up prospektif 13 tahun terhadap 74 RBFPD menemukan tingkat


ketahanan 69% setelah 13 tahun. Sebanyak 15 kegagalan (20,3%) diamati; Penyebab utama
kegagalan yang dilaporkan adalah hilangnya retensi, lesi karies dan fraktur porselen
veneering. Djemal dkk. mempelajari 832 RBFPD dan splint yang disediakan di rumah sakit
pendidikan pascasarjana dan melaporkan daya tahan rata-rata tujuh tahun dan 10 bulan
dengan desain retainer, cakupan yang luas dan pengalaman operator yang terkait dengan daya
tahan.

Pjetursson dkk. melakukan tinjauan sistematis tentang tingkat ketahanan dan komplikasi
bridge resin-bonded setelah periode pengamatan minimal lima tahun di tahun 2008. Para
penulis menyimpulkan bahwa RBFPD masih relatif debond, yang dapat menghabiskan
banyak waktu ekstra di samping kursi. Perkiraan tingkat ketahanan setelah lima tahun adalah
87,7%. Mereka merekomendasikan penelitian lebih lanjut dengan periode pengamatan lebih
dari 10 tahun untuk mengevaluasi hasil jangka panjang secara lebih rinci.

Kesimpulan

Sementara tingkat daya tahan untuk RBFPD tetap lebih rendah daripada gigi tiruan parsial
konvensional tetap, mereka masih memiliki peran penting dalam keadaan tertentu.
Pentingnya pemilihan kasus yang hati-hati tidak dapat terlalu ditekankan. Persiapan gigi
abutment seperti yang digariskan dalam artikel ini sangat direkomendasikan, karena terbukti
meningkatkan bentuk retensi dan resistensi dan karena itu menghasilkan tingkat keberhasilan
yang lebih tinggi. Bahkan dengan persiapan gigi abutment, restorasi ini sangat bergantung
pada retensi retainer, sehingga kekuatan oklusal harus dikontrol dengan hati-hati dan
perlindungan malam harus disediakan untuk pasien dengan aktivitas parafungsional. Laporan
kerangka kerja RBFPD memberi kesan bahwa mereka mungkin merupakan alternatif yang
layak, namun data jangka panjang dari durasi yang sebanding dengan RBFPD metal cor
tradisional diperlukan untuk perbandingan yang benar. Mereka mungkin bernilai dalam
situasi di mana retainer metal akan menjadi kompromi estetika.

12
TEORI PUSTAKA

Tidak diragukan lagi kerugian dari penggunaan conventional fixed partial denture baik
dengan crown yang full veneer ataupun partial, membutuhkan perusakan atau mengambil
jaringan gigi yang cukup banyak dalam pembuatan gigi abutment untuk dipasangkan retainer.
Resin Bonded Fixed Partial Denture (RBFPD) digunakan sebagai prostesis yang
membutuhkan sedikit pengurangan struktur gigi, terutama untuk gigi abutment yang intak
namun bebas karies.1 Primary Goal dari treatment RBFPD ini adalah menggantikan gigi
yang hilang dan konservasi struktur gigi yang maksimal.2

Resin Bonded Prothesis merupakan sebuah prostesis yang menempel pada struktur gigi,
terutama enamel yang telah di etched untuk memberikan retensi mekanis untuk resin
komposit.2

Perkembangan etsa asam pada enamel untuk memperbaiki retensi resin, pertama kali
dikenalkan oleh Buonocore ditahun 1955, telah terbukti dapat merekatkan gigi tiruan cekat
sebagian ke gigi dengan pengambilan jaringan yang sedikit. Hal ini paling cocok digunakan
sebagai restorasi provisional jangka lama.3

Klasifikasi dari Resin Bonded Fixed Partial Denture:1

1. Rochette Bridge
Merupakan awal mula penggunaan wing-like-retainer dengan perforasi berbentuk
funnel atau corong untuk meningkatkan retensi dari resin. Hal ini dikaitkan dengan
Rochette yang pada tahun 1973 menggabungkan retensi mekanis dengan agen silane
coupling untuk menghasilkan adhesi.4 Retainer dengan perforasi atau berlubang
menjadi desain standar selama beberapa tahun yang digunakan untuk anterior dan
posterior fixed partial denture

Gambar 1: Rochette Bridge dengan perforasi (berlubang) sebagai retensi


Kerugian dari penggunaan Rochette Bridge:
 Lemahnya metal retainer oleh perforasi
 Terbatasnya metal adhesi yang disediakan olehperforasi
 Penggunaan resin komposit
 Retainer di bagian lingual tebal
 Adanya akumulasi plak
 50% gagal pada bulan ke 110
13
2. Maryland Bridge
Postulat Livaditis dan Thompson mengungkapkan bahwa kekuatan resin “rivets”
mengekstruksi melalui kerangka kerja berlubang yang terkena tekanan yang
meningkat, abrasi, dan kebocoran yang mengurangi daya tahan tersebut.5 Hal ini
membuat beradaptasinya bridge, maryland bridge ini bekerja dengan electrochemical
etching. Protesis ini merupakan protesis dengan etched-metal.
Maryland bridge adalah salah satu jenis dari gigi tiruan jembatan dimana bagian
pontiknya terbuat dari porselen. Sedangkan kedua sayapnya terbuat dari metal atau
bisa juga dari komposit. Sayap dari Maryland bridge ini dilekatkan pada kedua sisi
dari gigi penyangga dengan penyemenan.
Keuntungan dari penggunaan Maryland Beidge:
 Ikatan resin-etched-metal dapat lebih kuat dibandingkan ikatan resin-etched-
enamel
 Retainer dapat lebih tipis namun tetap dapat meregang atau flexing
 Permukaan oral dari retainer cast ini resisten terhadap akumulasi plak
 Tidak diperlukannya pengurangan gigi yang banyak pada saat preparasi.

Kerugian dari penggunaan Maryland Bridge:

 Merupakan tehnik yang sensitif


 Hanya bisa diindikasikan pada pasien yang memiliki kasus dengan space yang
kecil atau terjadi kehilangan gigi tidak banyak.
 Bergantung terhadap lab
 Tidak dapat dengan logam mulia
 Bervariasi terhadap tipe metal
 Cenderung terkontaminasi

Gambar 2 Maryland Bridge memiliki retainer dari logam. Retensi untuk


retainer tersebut bergantung pada permukaan dalam yang teretsa.

Cast Mesh Fixed Partial Denture


Teknik yang menghasilkan kekasaran sebelum paduan di cor (cast), atau
menggunakan metode. Telah digunakan jaring seperti nylon yang ditempatkan
permukaan lingual pada gigi abutment pada daerah kerja pengecoran.

14
Kemudian ditutup dan dimasukan kedalam pola lilin retainer, dengan
permukaan bawah retainer menjadi seperti mesh (jala) ketika retainer di cor.
Hal ini menghilangkan kebutuhan etsa dan memungkinkan penggunaan
paduan logam mulia.6-8 Bahan cenderung kaku, sehingga agak sulit
menyesuaikan dengan gigi abutment, dan jika wax atau lilin cepat masuk ke
dalam mesh, dapat menghalangi undercut, sebagai retensi.

3. Virginia Bridge
Sama halnya dengan pembuatan maryland bridge, namun tidak dibuat pin hole tetapi
retainernya saja yang dibuat kasar.
Menghasilkan retainer dengan partikel kasar, yang dihasilkan dengan memasukan
partikel garam kedalam pola retainer untuk menghasilkan permukaan yang kasar.9-11
Metode ini diketahui dengan nama lost-salt untuk membuat jembatan virginia.

Keuntungan Penggunaan Resin-Bonded-Fixed-Partial-Denture:1

1. Mengurangi biaya. Meskipun tidak signifikan, namun dengan meningkatnya preparasi


feature, lebih banyak waktu dan keterampilan yang dibutuhkan, dan juga perbedaan
biaya antara protesis konvensional dengan Resin-Bonded-Fixed-Partial-denture
2. Tidak membutuhkan anastesi. Karena sebagian besar preparasi dilakukan di
permukaan enamel.
3. Supragingiva Margin, meskipun supragingival margin dapat menggunakan retainer
konversonal, namun menjadi wajib untuk digunakan pada Resin-Bonded-Fixed-
Partial-Denture
4. Preparasi Gigi yang Minimal. Tehnik pembuangan struktur gigi yang sedikit,
menjadikan lebih konservatif, dan meminimalkan masalah yang akan terjadu.

Kerugian Penggunaan Resin Bonded Fixed Partial Denture:1

1. Irreversible. RBFPD memerlukan pembuangan struktur gigi yang cukup, dan tidak
dapat dirubah. Apakah ini merugikan atau tidak, masih diperdebatkan.
2. Lama penggunaan belum dapat dipastikan. Hasil dari penelitian terhadap 27 RBFPD
oleh Marinello dkk, tingkat keberhasilan turun dari 95% setelah 3 bulan menjadi 91%
pada 6 bulan, 81,5% pada 1 tahun, dan 73% pada usia 18 bulan. 6 kajian terhadap
sekitar 60 publikasi tentang surplus klinis RBFPD mendapatkan 74% setelah 4 tahun.
Sebaliknya, studi serupa yang dilakukan pada 552 gigi tiruan parsialkonvensional
oleh Kerschbaum dan Gaa mendapatkan persentase 96% bahwa protesa itu masih
digunakan selam 4 tahun. Dan pada 79 studi lain terhadap 487 pengguna gigi tiruan
sebagian lepasan 20 sampai 23 tahun penggunaan menunjukan keberhasilan sebesar
95%
3. Tidak ada Koreksi Ruang. Meskipun beberapa porselen dapat ditambahkan ke retainer
logam pada gigi abutment yang berdekatan, namun ada batasan hal apa yang dapat
dilakukan terkait ruang atau space, jika ruang edentulous secara signifikan lebih lebar
dari pada lebar mesiodistal gigi, spacenya akan cukup secara normal

15
4. Tidak dapat memperbaiki alignment. Tidak mungkin memperbaiki masalah alignment
pada restorasi ini, karena tidak ada yang dapat dilakukan terhadap sisi fasial,
proksimal, dan area incisal pada gigi abutmentnya.
5. Sulitnya temporisasi. Gigi tiruan provisional cekat sebagian tidak dapat dibuat
menggunakan tipe restorasi ini. Ketika gigi yang hilang ingin digantikan sambil
menunggu gigi tiruannya jadi harus digunakan gigi tiruan sebagian sementara yang
muccoadhesi.

Indikasi Resin-Bonded-Fixed-Partial-Denture:1

1. Gigi abutment yang terbebas dari karies. Apabila edentulous span tidak terlalu
panjang, RBFPD dapat menggantikan gigi yang hilang tersebut dengan pembuangan
struktur permukaan gigi utuh yang minimal. Bila ada karies bisa jadi struktur yang
terambil harus banyak.
2. Menggantikan gigi seri mandibula. RBFPD merupakan hal yang baik untuk dilakukan
bila ingin menggantikan kehilangan satu atau dua gigi seri mandibula dengan gigi
abutment yang utuh
3. Menggantikan gigi seri maxilla. Gigi seri dapat digantikan dengan RBFPD ini bila
open bite overbite yang moderate.
4. Menggantikan satu gigi posterior

Kontraindikasi Resin-Bonded-Fixed-Partial-Denture:1

1. Karies yang luas. RBFPD mencakup area permukaan yang kecil, dan retensinya
bergantung pada ikatan ke enamel. Sedangkan adanya karies dengan ukuran sebesar
apapun memerlukan penggunaan protesis yang lebih konvensional.
2. Sensitif terhadap nickel. Karena sebagian besar RBFPD merupakan restorasi yang di
etched dengan nikel-kromium.
3. Overbite vertikal yang dalam. Karena dalam kasus ini diharuskan pengambilan
permukaan lingual gigi insisivus sehingga retensinya akan berkurang, karena
kekuatan ikatan yg diberikan oleh dentin yang terpapar sangat buruk.

Preparasi Gigi

Preparasi gigi meliputi pengurangan bagian axial dan panduan di bagan proximal dengan
extensi kepermukaan fasial untuk mendapatkan fasiolingual lock.12 Preparasi setidaknya
harus mencapai 180 derajat untuk mendapatkan resistensi dari retainer.preparasi harus
diperpanjang sejauh mungkin untuk mendapatkan area bonding yang maksimum. Sejumlah
restorasi awal yang gagal karena kurangnya preparasi, sehingga kurangnya kekuatan yang
dibutuhkan untuk resistensi. Harus ada finish line dengan chamfer yang dibuat 1 mm
supragingiva. Pengambilan oklusal dibutuhkan untuk preparasi gigi abutment untuk acid-
etched pada RBFPD. Secara spesifik dibutuhkan 0.5mm pada gigi seri maksila, dimana
preparasi dilakukan di permukaan lingual gigi. Karena ketebalan enamel sangat dekat dengan
cementoenamel junction, RBFPD tidak dapat dilakukan terhadap pasien dengan kasus kelas
II vertikal overlap yang parah.13

16
Vertical stops ditempatkan pada semua preparasi. Hal ini terdiri dari dua atau tiga flat
countersink pada permukaan lingual gigi seri. Cinggulum rest pada gigi kaninus atau oklusal
seat rest pada gigi premolar atau molar. Dapat dilihat pada Gambar 3. Wilkes menemukan
rests merupakan ciri dominan dalam preparasi yang memberikan kontribusi untuk retensi dan
kekakuan. Oklusal rest diaplikasikan untuk mengarahkan kekuatan dari pontik ke abutment.
Barrack merekomendasikan untuk menggunakan 2 rest.

Resistensi yang digunakan pada preparasi gigi untuk retainer acid-etched yang berikatan
dengan resin secara normal akan menjadi grrove ( lihat Gambar 4). Groove ditemukan untuk
mendapatkan resistensi untuk menggantikan gigi pada preparasi anterior. Namun apabila ada
amalgam, seluruh amalgam atau seluruh permukaan harus di buang jadi bentuk box dapat
dimanfaatkan. Keseluruhan outline oklusal dari restorasi amalgam disertakan dengan outline
dari oklusal rest retainer. Margin retainer turun mengikuti margin enamel amalgam, dan besar
kemungkinan terjadinya kebocoran disepanjang margin. Contoh dari preparasi dari masing
masing gigi, untuk gigi maxilla Gambar 5, mandibula Gambar 6, Kaninus Gambar 7,
Premolar Maksila Gambar 7, Premolar 2 Mandibula Gambar 8, semuanya memiliki groove
proksimal yang dekat dengan facioproksimal line angle yang berdekatan dengan ruang
edentulous. Terdapat groove kedua diantara cinggulum atau lingual cusp pada gigi, dimana
terbentuk efek lapisan pada retainer dan memproduksi resistensi pada prosesnya. Kedua
groov harus diposisikan pada enamel.

Gambar 3 : (A) Vertikal stop pada RBFPD dapat menjadi countersink. (B) V-shaped
cinggulum rest. (C) Oklusal seat rest

17
Gambar 4: (A) groove paling banyak digunakan sebagai resisten pada abutment RBFPD. (B)
Bentuk Box dari amalgam dapat dikonversi untuk tujuan itu.

Gambar 5 Preparasi Resin Bonded Abutment untuk gigi seri maksila

Gambar 6 Preparasi Resin Bonded Abutment untuk gigi seri mandibula

Gambar 7 Preparasi Resin Bonded Abutment untuk gigi Caninus maksila

18
Gambar 8 Preparasi Resin Bonded Abutment untuk gigi premolar maksila

Gambar 9 Preparasi Resin Bonded Abutment untuk gigi premolar 2 mandibula

Gambar 10 Preparasi Resin Bonded Abutment untuk gigi premolar 1 mandibula

19
Gambar 11 Preparasi Resin Bonded Abutment untuk gigi molar maksila

Gambar 12 Preparasi Resin Bonded Abutment untuk gigi molar mandibula

Persiapan untuk gigi premolar pertama rahang bawah Gambar 10 sedikit berbeda dari
preparasi premolar lainnya.karena penempatan seat dapat meninggalkan sedikkt struktur gigi
pada cusp lingual dari banyak premolar pertama. Cakupan dari cusp lingual yang kecil tiruan.
Cakupan cusp lingual bila tidak mengganggu oklusi, sangat baik untuk meningkatkan
permuakaan area dan memperkuat retainer. Persiapan terakhir yanng harus dipertimbangkan
adalah untuk gigi molar. Untuk persiapan maxilla lihat Gambar 11 dan untuk mandibula
lihat Gambar 12. Sangat mirip dengan preparasi yang digunakan untuk gigi premolar.

Kerangka kerja ini dapat diperkuat dengan capping cusp lingual seperti yang dijelaskan untuk
gigi premolar Gambar 13, yang menghasilkan oklusal inlay yang kaku yang dapat mengait
pada anatomi grooves, seperti lingual atau distolingual groove. Cakupan aksial dapat
diperluas melalui kontak proksimal untuk terhubung dengan seat oklusi atau inlay.
Memperpanjang oklusal groove dapat digunakan untuk keuntungan yang baik dalam
mencegah melenturkan ujung lipatan aksial atau sayap.

20
Gambar 13 A standar. Ada dua groove saru didekat sudut facioproksimal yang berdekatan
dengan ruang edentulous dan satu di sudut linguoproksimal yang berlawanan, dengan 180
derajat lipatan dinding aksial.

B. Dua rest. Variasi ini yang disarankan oleh Barrack. Memiliki cakuoan aksial pada kedua
dinding proksimal dan dua seat yang terletak di dekat central groove pada mesio oklusal dan
disto oklusal. Hal ini membuat tidak adanya perpindahan dengan kekuatan oklusal.

21
C. Loops. Fitur ini dibentuk oleh inlay oklusal yang bergabung menjadi groove pada
permukaan lingual atau proksimal. Yang akan menjepit lengannya.

D. Cusp Lingual mandibular molar dan premolar dapat digunakan untuk menguatkan retainer
untuk melawan deformitas.

E. molar yang tilting. Mesial dan klep mesiolingual khusus dari graham rahang bawah yang
berujung dan berada di luar oklusi dapat ditutup untuk memperbaiki oklusi dan
menghlangkan subocclusal food

22

Anda mungkin juga menyukai