Anda di halaman 1dari 7

Sifat, Jenis dan Indikasi GIC

A. Definisi

Glass ionomer cement (GIC) atau Semen ionomer kaca (SIK) adalah
bahan restorasi yang melekat pada enamel dan dentin melalui ikatan kimia.
Semen ionomer kaca terdiri dari campuran bubuk dan cairan yang kemudian
dicampur dengan air. Bubuk semen ionomer kaca adalah kaca aluminosilikat
dan cairannya adalah larutan dari asam poliakrilik (Robert, 2002).

B. Komposisi
Menurut Annusavice (2003) komposisi GIC adalah sebagai berikut:
1. Bubuk
Komponen Berat %
SiO2 ( quartz) 29,0
Al2O3 ( alumina) 16,6
CaF2 ( Fluorite) 34,2
Na8AIF6 ( crytolite ) 5,0
AlPO4 9,9
AlF3 5,3
2. Liquid Asam Poli Alkenoat
a. Asam poliakrilat,
b. Asam polimaleat
c. Asam tartar
d. Kopolimer asam akrilat-asam itakonat
e. Kopolimer asam-asam maleat
f. Kopolimer asam akrilat- asam2-buten dikarboksilat dan vinyl
phosponic acid

3. Sifat
Sifat GIC menurut Power dan Wantaha (2008) adalah sebagai berikut:
a. Sifat Fisik
1) Tahan terhadap asam
2) Tahan terhadap fraktur
3) Melekat pada dentin
4) Warna translusensi
b. Sifat biologi
1) Melepas fluoride
2) Antikariogenik
3) Relatif biokompatibel
c. Sifat Mekanik
1) Compressive strength: 150 Mpa, lebih rendah dari silikat
2) Tensile strength : 6,6 Mpa, lebih tinggi dari silikat
3) Hardness : 4,9 KHN, lebih lunak dari silikat
4) Frakture toughness : beban yang kuat dapat terjadi fraktur

4. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi dan kontraindikasi penggunaan GIC menurut Power dan Wantaha
(2008) adalah sebagai berikut:
1. Indikasi
a. Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa preparasi kavitas
b. Penumpatan pit dan fisura oklusal
c. Restorasi gigi sulung
d. Restorasi lesi karies kelas V
e. Restorasi lesi karies kelas III lebih diutamakan yang pembukaannya
arah lingual atau palatinal elum melibatkan bukal
2. Kontraindikasi
a. Kavitas-kavitas yang ketebalannya kurang
b. Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan
tinggi
c. Lesi karies kelas IV atau fraktur insisal
d. Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan
faktor estetika

5. Jenis GIC
Jenis-jenis GIC menurut Craig (2004) adalah sebagai berikut:

1. Tipe 1 LUTING

GIC tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen


mahkota, jembatan, veneer dan lainnya. Memiliki translusensi yg baik
dan warna yang baik, dengan kekuatan tekan tinggi.
2. Tipe 2 RESTORASI
GIC tipe 2 memiliki 2 jenis yang banyak digunakan:
a. Sebagai tumpatan gigi anterior (Kelas III,V)

b. Sebagai tumpatan untuk gigi posterior (Kelas I), inti pasak


3. TIPE 3 LINER DAN BASIS
GIC dilibatkan dalam teknik sandwich sebagai pengganti dentin, dan
komposit sebagai pengganti enamel. GIC untuk liner berfungsi
melindungi pulpa, perbandingan bubuk dan cairan 1,5:1,GIC untuk basis,
perbandingan bubuk dan cairan 3:1.
4. TIPE 4 FISSURE SEALANT
GIC tipe 4 dapat digunakan juga sebagai fissure sealant. Pencampuran
bahan dengan konsistensi cair, memungkinkan bahan mengalir ke lubang
dan celah gigi posterior yang sempit.
5. TIPE 5 ORTHODONTICS CEMENT
GIC memiliki efek antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor.
6. Tipe 6 Core build up
GIC sebagai inti pasak (core), mengingat sifat GIC memiliki adhesi yang
baik, fluor yang dihasilkan, dan baik dalam koefisienekspansi termal.
7. Tipe 7 Fluoride releasing
Beberapa penelitian menyatakan bahwa GIC menghasilkan fluorida lima
kali lebih banyak daripada kompomer dan 21 kali lebih banyak dari resin
komposit dalam waktu 12 bulan. Jumlah fluorida yang dihasilkan, selama
24 jam periode satu tahun setelah pengobatan, adalah lima sampai enam
kali lebih tinggi dari kompomer atau komposit yang mengandung fluor.
8. Tipe 8 ART (atraumatic restorative technique)
ART adalah metode manajemen karies menggunakan alat seperti excavator
untuk menghilanhkan jaringan karies dan kemudian direstorasi dengan
menggunakan SIK viskositas tinggi.
9. Tipe 9 Deciduous teeth restoration
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena
kekuatan kunyahdan usia gigi. GIC tipe ini dapat memberikan
keuntungan restoratif bahan dalam gigi susu karena kemampuan GIC
untuk melepaskan fluor dan untuk menggantikan jaringan keras gigi, serta
memerlukan waktu yang cepat dalam mengisi kavitas.
10. Prinsip preparasi kavitas
Prinsip preparasi kavitas menurut Baum (1997) adalah sebagai berikut:
a. Outline Form
Merupakan penentuan batas-batas perluasan dengan membuang semua
jaringan karies dan fisure yang dalam dan membuang jaringan email yang
tidak didukung dentin untuk mencegah terjadinya karies sekunder.
b. Resistance Form
Merupakan bentuk kavitas agar restorasi maupun giginya tidak pecah dan
tahan terhadap tekanan pengunyahan. Resistance form yang baik, yaitu :
1) Dinding pulpa dibuat rata dan tegak lurus pada bidang sumbu gigi
2) Dinding lateral harus tegak lurus pada dinding pulpa
3) Dinding gingival juga harus rata dan tegak lurus pada dinding sumbu
gigi
c. Retention Form
Merupakan bentuk dari preparasi kavitas yang tahan terhadap pergeseran
atau hilangnya restorasi dari gaya dorong dan daya angkat. Beberapa
contoh dari retention form yaitu isthmus dan dove tail
d. Removal of caries
Merupakan pembuangan jaringan karies dentin dan debris-debris pada
dinding kavitas. Karies tidak boleh ditinggalkan didalam kavitas karena
terjadi kebocoran bakteri yang tinggal didalam kavitas akan terjadi aktif
dan dapat menimbulkan gejala sakit dan masalah endodontik.
e. Finishing of the enamel wall
Merupakan penghalusan margin dan penyelesaian preparasi. Dinding
kavitas harus halus dan rata.
f. Convenience Form
Merupakan pengambilan jaringan sehat seminimal mungkin dalam
membentuk kavitas untuk mempermudah pengerjaan kavitas dan
memasukkan bahan tumpatan kedalam kavitas. Convenience form dapat
diperoleh dengan cara:
1) Memperluas preparasi kavitas.
2) Memilih instrument yang sesuai.
3) Menggunakan metode mekanikal seperti menurunkan jaringan
gingival untuk mempermudah pembuatan preparasi kavitas.
g. Toilet of the cavity
merupakan tindakan terakhir dari prinsip preparasi kavitas yang bertujuan
untuk membersihkan kavitas dari debris. Kavitas dibersihkan dengan air
hangat, menggunakan cleanser cavity atau aquadest.
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K.J.,2003, Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Ed. 10. Alih.
Bahasa. Budiman J, Purwoko S., EGC, Jakarta.
Baum L, Phillips RW, Lund MR., 1997, Buku ajar ilmu konservasi gigi. Edisi
III. Alih Bahasa. Rasinta Tarigan. EGC,Jakarta.
Craig, R.G., Powers, J. M., Wataha, J. C., 2004, Dental Materials Properties
and Manipulation, 9th Edition, Mosby Elsevier, Missouri.
Powers, JM., Wataha, JC., 2008, Dental Materials: Properties and
Manipulation, 3th edition, Mosby Elsevier, Missouri.
Robert G., John, M.P., 2002, Restorative Dental Materials, 11 th
edition, Mosby Elsevier, Missouri.

Anda mungkin juga menyukai