Anda di halaman 1dari 57

BLOK

BASIC DENTAL SCIENCE 2


Edisi IV

Modul Tutor

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHHAMADIYAH SEMARANG
2023
BLOK BASIC DENTAL SCIENCE 2
(BDS 2)

(MODUL TUTOR)
Edisi 4

Penyusun
Departemen Biologi Oral
Departemen Orthodonsia
Departemen Periodonsia
Departemen IKGA

Editor
drg. Enggardini Rachma Hakim, MDSc.
drg. R.P. Arief Rahman, M.Imun.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TA 2022/2023

Blok Basic Dental Science 2 i


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
VlSI, MISI, DAN TUJUAN

A. VISI
Menjadi pusat pendidikan kedokteran gigi komunitas yang berkarakter islami,
berbasis teknologi dan berwawasan internasional pada tahun 2035.

B. MISI
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan dokter gigi komunitas
berwawasan internasional yang relevan dengan kebutuhan masyarakat melalui
pendekatan Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
2. Menyelenggarakan pembelajaran yang unggul dan berbasis teknologi kedokteran
gigi terkini.
3. Menyelenggarakan partisipasi aktif dalam upaya peningkatan kesehatan gigi
mulut masyarakat melalui penelitian dan pengabdian masyarakat di tingkat
nasional dan internasional.
4. Menyelenggarakan pengelolaan fakultas dengan memanfaatkan teknologi untuk
menunjang layanan administrasi, komunikasi, informasi dan pengembangan
sistem manajemen yang transparan, akuntabel dan terintegrasi untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya dengan
mengedepankan kesejahteraan civitas akademika.
5. Menjalin kerjasama dengan institusi di dalam dan di luar negeri untuk
pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, serta nilai-
nilai Islam.

C. TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan dokter gigi yang profesional dengan penguasaan pelayanan
dokter gigi komunitas berdasar teknologi kedokteran gigi terkini.
2. Menghasilkan lulusan dokter gigi berkarakter islami yang mandiri dan
berwawasan internasional.
3. Menghasilkan lulusan dokter gigi yang memiliki kepekaan dalam peningkatan
kesehatan gigi mulut masyarakat melaui penelitian bermutu dan pengabdian
masyarakat.

Blok Basic Dental Science 2 ii


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
KATA PENGANTAR

Blok Basic Dental Scince 2 (BDS2) merupakan blok di tahun pertama dari kurikulum
blok PBL Fakultas Kedokteran Gigi UNIMUS. Blok BDS 2 ini disusun berdasarkan capaian
pembelajaran Kurikulum Perguruan Tinggi 2016 yang dikolaborasikan dengan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Muatan pembelajaran pada blok ini sesuai dengan
pokok bahasan yang terdapat pada Standar Kompetensi Dokter Gigi tahun 2015, area
pemahaman pembelajaran dengan metode student centered learning (SCL) dan juga
pemenuhan kompetensi:

Domain I : Profesionalisme
Domain II : Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan Kedokteran Gigi

Dalam modul ini memuat bahan kajian tentang kedokteran gigi dasar meliputi tumbuh
kembang tulang dan cranium, tumbuh kembang gigi dan anatomi gigi yang bertujuan agar
mahasiswa memiliki kemampuan menguasai konsep teoritis gambaran mikroskopis,
makroskopis dan proses pertumbuhan dan perkembangan gigi serta jaringan sekitarnya.
Terima kasih kami ucapkan kepada narasumber blok Basic Dental Scince 2, semua
departmen yang terlibat dan pihak-pihak lain yang membantu sehingga buku modul ini dapat
tersusun dengan baik. Semoga modul ini dapat dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan.
Kritik serta saran sangat diharapkan penyusun untuk perbaikan buku modul ini.

Semarang, Mei 2023

Tim Penyusun

Blok Basic Dental Science 2 iii


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


VISI MISI DAN TUJUAN ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Blok .................................................................................................................... 1
B. Tim Pengampu ................................................................................................... 1
C. Deskripsi Blok ................................................................................................... 2
D. Topic Tree ........................................................................................................... 2
BAB II AREA KOMPETENSI
A. CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan).............................................................. 3
B. CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah) .................................................. 3
C. Sub-CPMK (Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kuliah) ................................... 4
BAB III RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. Topik Pembekalan .............................................................................................. 5
B. Topik Tutorial ..................................................................................................... 7
C. Topik Praktikum ................................................................................................. 7
D. Buku Referensi.................................................................................................... 7
BAB IV KONTRAK PEMBELAJARAN
A. Hak dan Kewajiban Mahasiswa ......................................................................... 9
B. Strategi Pembelajaran ........................................................................................ 9
C. Monitoring dan Evaluasi .................................................................................... 9
D. Kriteria Kelulusan .............................................................................................. 12
E. Pelanggaran Akademik dan Disiplin ................................................................. 13
BAB V METODE PEMBELAJARAN
A. Lecture./ Kuliah Umum ..................................................................................... 16
B. Belajar Mandiri ................................................................................................. 16
C. Problem Based Learning/ PBL .......................................................................... 16
D. Praktikum ........................................................................................................... 16
E. Field Lab ............................................................................................................. 17
F. Skill’s Lab ........................................................................................................... 17
BAB VI PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL .......................................................... 18
BAB VII SKENARIO TUTORIAL .......................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 51
LAMPIRAN................................................................................................................... 52

Blok Basic Dental Science 2 iv


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Blok
1. Tahun Akademik : 2022/2023
2. Fakultas : Fakultas Kedokteran Gigi
3. Universitas : Universitas Muhammadiyah Semarang
4. Semester :2
5. SKS : 4 SKS
6. Blok : Basic Dental Science 2
7. Ketua Blok : drg. Enggardini Rachma Hakim, MDSc.
8. Sekretaris Blok : drg. R.P. Arief Rahman, M.Imun
9. Administrasi : Khusna Rahmatika Putri, A.Md.
10. Koordinator Tutorial : drg. Hesti Widyawati, M.H.
11. Koordinator Laboratorium: drg. Maulida Dara Harjanti
12. Laboran : Wiji Rizkiyani Aisah, S.Tr.Kepgi., M.M.
Awaliya Ulfi Ayu Dhita, A.Md.
Hasna Utubitasari, S.Tr.Kes
13. IT : Khoirul Fadhilah Hidayat

B. Tim Pengampu
1. drg. Ratna Sulistyorini, M.Si.Med.
2. drg. Ageng Wicaksono, Sp.Ort
3. drg. Yasinia Annisa Purbomurti
4. drg. Enggardini Rachma Hakim
5. drg. R.P. Arief Rahman, M.Imun
6. drg. Zita Aprilia, Sp.KGA
7. drg. Ayuda Nur Sukmawati, M.DSc., Sp.Perio
8. drg. Ani Megawati, Sp.PM
9. drg. Lisa Oktaviana Mayasari
10. drg. Ahyi Alfia Husna
11. drg. Dzaki A’la Muttaqien
12. drg. Ahmad Aliemuddin Suyudi
13. drg. Moh. Irsyad Hanif

Blok Basic Dental Science 2 1


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
C. Deskripsi Blok
Blok ini merupakan blok yang memuat bahan kajian tentang kedokteran gigi dasar
meliputi tumbuh kembang tulang dan cranium, tumbuh kembang gigi dan anatomi gigi
yang bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan menguasai konsep teoritis
gambaran mikroskopis, makroskopis dan proses pertumbuhan dan perkembangan gigi
serta jaringan sekitarnya.

D. Topic Tree
Gigi dan Jaringan
Sekitarnya

Jaringan Cairan rongga


Gigi
Periodontal mulut

Embriologi Anatomi Sekresi saliva


gigi jaringan
Proses erupsi periodontal
gigi Biokimia dan
Perkembangan fisiologi saliva
oklusi
Cairan sulkus
gingiva
Struktur
makroskopis dan
mikroskopis gigi

Kelainan
pembentukan
dan erupsi gigi

Blok Basic Dental Science 2 2


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
BAB II
AREA KOMPETENSI

Area kompetensi dari Standar Kompetensi Dokter Gigi yang akan dicapai pada blok ini
yaitu :
A. CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan)
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
S3
bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila
S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik
Menguasai konsep teoritis secara umum tentang, Ilmu biomedik meliputi anatomi,
histologi, fisiologi tubuh manusia, patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan
fungsi tubuh, mikrobiologi, biologi, biokimia, farmakologi, serta ilmu gizi, Ilmu
P5
kedokteran klinik meliputi penyakit dalam, THT, kulit dan kelamin, ilmu kesehatan
mata, neurologi, bedah umum, Perkembangan mental anak, Ilmu kedokteran
paraklinik meliputi patologi anatomi, patologi klinik, Forensik kedokteran gigi
Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang, Biologi oral, Morfologi
makroskopis, mikroskospis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh
P6
manusia secara terpadu, Proses tumbuh kembangdentokraniofasial prenatal dan
pascanatal, Komunikasi kesehatan dan komunikasi teurapeutik
KU2 Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur
Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di
KU8
bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri
Mampu membuat kajian secara mandiri permasalahan bidang kedokteran gigi pada
pasien atau masyarakat, dan mengusulkan alternatif solusi yang inovatif dengan
KK9
pendekatan evidence-based dentistry yang bisa dipertanggung jawabkan secara
akademik.

B. CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah)


Mahasiswa mampu menjelaskan tentang embriologi dental (S3, S8, P5, P6, KU2,
M1
KU8, KK9)
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tumbuh kembang dental dan oklusi (S3,
M2
S8, P5, P6, KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang anatomi gigi (S3, S8, P5, P6, KU2, KU8,
M3
KK9)
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang anatomi jaringan lunak oral (S3, S8, P5,
M4
P6, KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kelainan tumbuh kembang dental (S3, S8,
M5
P5, P6, KU2, KU8, KK9)

Blok Basic Dental Science 2 3


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
C. Sub-CPMK (Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kuliah)
Mahasiswa mampu memahami proses perkembangan gigi (M1, S3, S8, P5, P6,
L1
KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu memahami proses pembentukan dan perkembangan dentin,
L2
sementum dan pulpa (M1, S3, S8, P5, P6, KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu memahami proses erupsi gigi (M1, S3, S8, P5, P6, KU2, KU8,
L3
KK9)
Mahasiswa mampu memahami proses perkembangan Oklusi (M2, S3, S8, P5, P6,
L4
KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu menjelaskan struktur mikroskopis dan makroskopis gigi sulung
L5
dan permanen (M2, S3, S8, P5, P6, KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu menjelaskan arti dental anatomi dan nomenklatur (M3, S3, S8,
L6
P5, P6, KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui anatomi jaringan periodontal
L7
normal (M3, S3, S8, P5, P6, KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu menjelaskan aspek makroskopis dan mikroskopis mukosa
L8
mulut, palatum, laring dan faring (M3, S3, S8, P5, P6, KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu menjelaskan aspek biologis cairan rongga mulut (M3, S3, S8,
L9
P5, P6, KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu menjelaskan aspek fisiologis sekresi saliva (M3, S3, S8, P5, P6,
L10
KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu mengetahui kelainan berdasar jumlah gigi, ukuran gigi dan
L11
pembentukan mahkota gigi (M4, S3, S8, P5, P6, KU2, KU8, KK9)
Mahasiswa mampu mengetahui kelainan pembentukan akar gigi, struktur gigi dan
L12
proses erupsi gigi (M4, S3, S8, P5, P6, KU2, KU8, KK9)

Blok Basic Dental Science 2 4


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
BAB III
RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. Topik Pembekalan
NAMA BIDANG MATERI
NO TOPIK MENIT
DOSEN ILMU PEMBELAJARAN
Proses perkembangan gigi
drg. Yasinia
Proses (initiation stage, bud stage,
1 Annisa OB 100
perkembangan gigi cap stage, bell stage, aposisi
Purbomurti
dan maturasi)
Proses
drg. Ratna pembentukan dan Proses pembentukan dan
2 Sulistyorini, OB perkembangan perkembangan dentin, 50
M.Si.Med dentin, sementum sementum dan pulpa
dan pulpa
drg. Ratna
Proses erupsi gigi secara
3 Sulistyorini, OB Proses erupsi gigi 50
seluler
M.Si.Med.
Proses perkembangan oklusi
dari lahir sampai fase geligi
sulung
Proses perkembangan oklusi
fase geligi sulung
drg Ageng
Perkembangan Proses perkembangan oklusi
4 Wicaksono Sp ORTHO 100
Oklusi fase geligi pergantian
Ort
Proses perkembangan oklusi
fase geligi permanen
Proses perkembangan oklusi
perubahan pada geligi
permanen
Anatomi gigi sulung dan
permanen
drg. Yasinia Struktur
Struktur mikroskopis gigi
5 Annisa OB Makroskopis Dan 100
meliputi enamel, dentin dan
Purbomurti Mikroskopis Gigi
pulpa
Aspek biokimiawi gigi
drg. R.P. Arief Struktur anatomi serta
Anatomi Dan
6 Rahman, OB nomenklatur gigi sulung dan 100
Nomenklatur Gigi
M.Imun permanen
Anatomi Dan Anatomi dan histologi bibir,
drg. Yasinia Histologi Bibir, mukosa mulut, dan lidah
7 Annisa OB Mukosa Mulut, 100
Aspek anatomi dan histologi
Purbomurti Lidah, Palatum,
palatum, laring, dan faring
Laring, Dan Faring
drg. Yasinia
Gambaran anatomi dan
8 Annisa OB Kelenjar Saliva 50
mikroskopis kelenjar saliva
Purbomurti

Blok Basic Dental Science 2 5


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
NAMA BIDANG MATERI
NO TOPIK MENIT
DOSEN ILMU PEMBELAJARAN
Aspek biokimia, fisiologi,
drg. Enggardini Cairan Rongga
9 OB imunologi, dan mikroflora 50
Rachma Hakim Mulut
normal saliva
Aspek biokimia, fisiologi,
drg. Enggardini Cairan Rongga imunologi, dan mikroflora
10 OB 50
Rachma Hakim Mulut normal cairan sulkus
gingiva
Faktor neuro-
endokrinologik yang
mempengaruhi sekresi
drg. Enggardini
11 OB Sekresi Saliva saliva 50
Rachma Hakim
Faktor farmakologi yang
mempengaruhi sekresi
saliva
Gambaran klinis marginal
gingiva, attached gingiva,
sulkus gingiva dan
interdental gingiva
Gambaran mikroskopis
epitelium gingiva, ligamen
periodontal, sementum dan
drg Ayuda Anatomi Jaringan
12 PERIO tulang alveolar 100
MDSc, Sp Perio Periodontal
Hubungan gambaran klinis
dan mikroskopis
berdasarkan dari warna
gingiva, teksture permukaan
gingiva, bentuk gingiva,
ukuran gingiva, konsistensi
gingiva dan posisi gingiva
Definisi, prevalensi dan
etiologi anodontia,
hipodontia, supernumerary
Kelainan
drg. Zita teeth,
Pembentukan Dan
13 Aprilia., IKGA macrodontia/megadont, 100
Erupsi Gigi
Sp.KGA microdontia, fusi, geminasi,
Decidui
talon cusp, dens in dente
(dens invaginatus), dens
evaginatus
Definisi, prevalensi dan
etiologi taurodontism, turner
teeth, odontodysplasia,
Kelainan
drg. Zita amelogenesis imperfekta,
Pembentukan Dan
14 Aprilia., IKGA hipolasia, dentinogenesis 100
Erupsi Gigi
Sp.KGA imperfecta, dentinal
Decidui
dysplasia, natal teeth,
neonatal teeth, delayed
eruption

Blok Basic Dental Science 2 6


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
B. Topik Tutorial
BIDANG JUMLAH
NO TOPIK
ILMU PERTEMUAN
1. Perkembangan oklusi gigi Orthodonsia 2 x 100 menit
2. Sistem kelenjar saliva dan cairan rongga mulut Biologi Oral 2 x 100 menit
3. Anatomi jaringan periodontal Periodonsia 2 x 100 menit

C. Topik Praktikum
BIDANG JUMLAH
NO TOPIK
ILMU PERTEMUAN
1. Histologi Proses Perkembangan Gigi Biologi Oral 1 x 170 menit
2. Histologi Gigi dan Jaringan Periodontal Biologi Oral 1 x 170 menit
3. Histologi Lingua Biologi Oral 1 x 170 menit
4. Histologi Kelenjar Saliva Biologi Oral 1 x 170 menit
5. Identifikasi Gigi Biologi Oral 5 x 170 menit
6. Pembuatan Morfologi Gigi (Carving) Biologi Oral 8 x 170 menit
7. Biokimia Gigi Biologi Oral 1 x 170 menit
8. Biokimia dan Fisiologi Cairan Rongga Mulut Biologi Oral 1 x 170 menit

D. Buku Referensi
1. Sloan AJ, Berkovitz BKB, Linden RWA, Moxham BJ. 2010. Master Dentistry
Volume 3 Oral Biology : Oral Anatomy, Histology, Physiology And Biochemistry. 3rd
Ed. Elsevier Health Sciences Imprint Churchill Livingstone. London. UK
2. Balogh MB And Ferenbach MJ. 2006. Dental Embryology Histology And Anatomy
2nd Ed. Missouri: Elsevier Saunders.
3. Nelson, Stanley J. 2015. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology And Occlusion 10th
Ed. Missouri: Elsevier Saunders.
4. Scheid, R.C. Dan Weiss, G. 2012. Woelfel’s Dental Anatomy 8th Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
5. Itjiningsih, W. 2014. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC
6. Hall, J.E. 2011. Textbook Of Medical Physiology, 12th Ed. Saunders Elsevier.
7. Nanci, A. 2018. Ten Cate’s Oral Histology : Development, Structure, And Function.
9th Edition. St. Louis, Missouri: Elsevier.
8. Chiego, D. J. 2019. Essentials Of Oral Histology And Embryology: A Clinical
Approach. Fifth Edit. St. Louis, Missouri: Elsevier.
9. Premkumar, S. 2015. Text Book Of Orthodontic. New Delhi, India: Elsevier Health
Science.

Blok Basic Dental Science 2 7


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
10. Proffit WR, Henry WF, David MS. 2019. Contemporary Orthodontics. 6th Ed.
Canada: Elsevier.
11. Dean JA, Avery DR, Mc Donald RE. 2011. Dentistry For The Child And
Adolescence. 9th Ed. Maryland Height: Mosby Elsevier.
12. Welbury, Richard R. 2005. Paediatric Dentistry 3th Ed. New York: Oxford
University Press.
13. Cameron AC, Widmer RP (Editors). 2008. Handbook Of Pediatric Dentistry. 3rd Ed.,
Edenburg: Mosby – Elssvier.
14. Newman, dkk. 2019. Newman And Carranza's Clinical Periodontology, Ed 13.
Elsevier.
15. Reteitschak. 1995. Color Atlas Of Periodontology.

Blok Basic Dental Science 2 8


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
BAB IV
KONTRAK PEMBELAJARAN

A. Hak dan Kewajiban Mahasiswa


1. Mahasiswa menjalankan setiap kewajiban seperti yang tertuang dalam
PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG.
2. Mahasiswa memiliki hak untuk mendapatkan setiap haknya, setiap mahasiswa harus
merujuk kepada prosedur yang tertuang dalam PERATURAN AKADEMIK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG.

B. Strategi Pembelajaran
Pertemuan pertama kuliah diisi dengan kontrak pembelajaran lengkap dengan
penjelasan komponen penugasan dan evaluasi pembelajaran. Pertemuan selanjutnya diisi
dengan tatap muka, tutorial, praktikum, dan praktik lapangan sesuai jadwal.

C. Monitoring dan Evaluasi


1. Pre Assesment
Mahasiswa wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PBL dengan prosentase
kehadiran 75%, ketidakhadiran diperbolehkan dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan yaitu:
a. Sakit (harus ada surat sakit dari dokter dan fotokopi resep obat)
b. Delegasi (harus ada surat tugas dari Rektor, Dekan, Wakil Dekan, atau Kaprodi)
c. Keluarga inti meninggal dunia (ijin dari keluarga)
d. Yang bersangkutan menikah
Untuk ketidakhadiran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, maka nilai
tutorial akan dikosongkan.
2. Monitoring dan Evaluasi Proses
Monev proses dilakukan beberapa tahap sesuai dengan proses pembelajaran
yang dilakukan. Beberapa monev yang diselenggarakan antara lain: Monev Blok,
Monev Tutor, Monev Trainer, dan Monev Narasumber, Monev ujian MCQ dan
OSCE.

Blok Basic Dental Science 2 9


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar digunakan penilaian formatif dan sumatif.
A. Penilaian formatif adalah penilaian harian selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan:
1. Rubrik tutorial
2. Penilaian skill lab/ praktikum
3. Tugas
B. Penilaian sumatif adalah penilaian pada akhir setiap blok berlangsung dengan
menggunakan ujian tertulis, yaitu:
1. Multiple choice question (MCQ) adalah jenis evaluasi yang mengggunakan
pilihan ganda. MCQ digunakan untuk menilai kemampuan kognitif
seseorang. Ujian tersebut berupa UTB (Ujian Tengah Blok) dan UAB (Ujian
Akhir Blok)
2. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) adalah metode penilaian
untuk menilai kemampuan klinis mahasiswa secara terstruktur yang spesifik
dan objektif dengan serangkaian simulasi dalam bentuk rotasi stase dengan
alokasi waktu tertentu.
Responsi adalah kegiatan pembelajaran terstruktur pada program pendidikan
akademik yang dibimbing oleh dosen atau asisten yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman materi kuliah melalui latihan soal, diskusi, atau
kegiatan terbimbing lainnya.

Blok Basic Dental Science 2 10


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
4. Komponen Penilaian
a. Penilaian Tutorial

Blok Basic Dental Science 2 11


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
b. Penilaian Praktikum
KOMPONEN BOBOT
Pretest / post test 15 %
Laporan 15%
Diskusi 20%
Keaktifan 20%
Sikap 15%
Interaksi 15%

c. Penilaian Akhir
KRITERIA
KOMPONEN PENILAIAN BOBOT
KELULUSAN
Ujian

MCQ
UTB 13% Nilai ≥ 65,00
UAB 11%
Responsi Histologi 5% Nilai ≥ 65,00
Responsi Responsi Biokimia 2%
Responsi Anatomi Gigi 9%
Kegiatan
Tutorial Nilai tertinggi dari seluruh pertemuan 18% Wajib hadir
Praktikum Rata-rata nilai praktikum 42% seluruh pertemuan

D. Kriteria Kelulusan
Mahasiswa dinyatakan lulus blok apabila nilai akhir mengacu pada standar PAP
yang berlaku di UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG dengan nilai
afektif minimal BAIK. Batasan nilai akhir mengacu pada standar Pokok Acuan Penilaian
(PAP) sebagai berikut :
Nomor Huruf Numerik Rentang Nilai
1 A 4 80,00 – 100
2 AB 3,5 75,00 – 79,99
3 B 3 70,00 – 74,99
4 BC 2,5 65,00 – 69,99
5 C 2 60,00 – 64,99
6 CD 1,5 50,00 – 59,99
7 D 1 40,00 – 49,99
8 E 0 ≤ 40,00

Blok Basic Dental Science 2 12


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
Jenis pelanggaran yang dapat mengurangi nilai afektif apabila melakukan hal-hal
sebagai berikut :
No. Jenis Pelanggaran dan sanksi
1. Mahasiswa yang dengan sengaja memalsu formal dan atau material,
dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini, dengan
mempertimbangkan berat ringannya kesalahan dari yang bersangkutan, dapat
dijatuhi sanksi akademik berupa teguran, skorsing atau pemutusan hak
studi/dikeluarkan dari Universitas.
2. Sanksi sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini dapat juga dijatuhkan
kepada mahasiswa yang berperilaku tidak sesuai dengan keanggotaannya
dalam masyarakat akademik ataupun karena kelalaian atau dengan sengaja
telah merugikan atau mencemarkan/ menjatuhkan nama baik Universitas.

Jenis pelanggaran lainnya yang belum termuat dalam daftar akan dibicarakan dalam
rapat tim blok dan ditetapkan kemudian.

E. Pelanggaran Akademik dan Disiplin


1. Ketidakhadiran
 Memenuhi kehadiran > 75% pembekalan oleh pakar, memenuhi kehadiran
100% diskusi tutorial, memenuhi kehadiran 100% praktikum /praktik belajar
lapangan/ skill lab
 Alasan yang diijinkan untuk inhal (nilai maksimal KKM 65) yaitu :
1. Keterlambatan ≥ 15 menit tidak boleh mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Sakit (tidak dengan bukti surat dokter ber-SIP)
3. Bukan keluarga inti meninggal (kakek, nenek, paman)
4. Ketidaksiapan mahasiswa dalam pembelajaran (jas lab, materi, alat, dan
bahan)/ Skill Lab
5. Tidak menyelesaikan tugas pembelajaran sesuai ketentuan/ Skill Lab –
Tutorial
6. Melaksanakan pembelajaran dalam perjalanan (Daring)
7. Kehilangan koneksi internet di tengah pembelajaran ≥ 15 menit (Daring)
 Alasan yang diijinkan untuk susulan (nilai maksimal proses) yaitu :
1. Sakit (dengan bukti surat dokter ber-SIP)

Blok Basic Dental Science 2 13


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
2. Yang bersangkutan menikah, dengan menunjukkan foto kopi surat nikah
3. Keluarga inti meninggal (ayah, ibu, suami/istri, saudara kandung, anak)
4. Melaksanakan kegiatan program studi/fakultas/universitas, yang
ditunjukkan dengan surat tugas program studi/fakultas/universitas.
 Alasan yang diijinkan untuk tidak diperkenankan mengulang/ gugur blok yaitu:
1. Tidak mengikuti maksimal 10% dari proses skills lab atau praktikum
2. Tidak mengikuti maksimal 50% dari proses tutorial
3. Melakukan tindakan pelanggaran berat, sesuai kategori pelanggaran
mahasiswa
 Pengurusan ijin paling lambat 2 hari setelah waktu ketidakhadiran mahasiswa
dengan pemberitahuan ke bagian akademik program studi melalui surat atau
telepon yang diikuti dengan surat.

2. Keterlambatan (tutorial, perkuliahan, SL)


a. Mahasiswa wajib datang tepat waktu
b. Keterlambatan ≤ 15 menit pengurangan nilai.
c. Keterlambatan ≥ 15 menit tidak boleh mengikuti kegiatan pembelajaran.

3. Pemalsuan dan Plagiat


a. Pemalsuan adalah suatu tindakan yang dengan sengaja atau tidak mengubah /
memalsukan tugas-tugas, keterangan atau tanda tangan orang lain dalam proses
pembelajaran. Pelanggaran dalam hal ini akan mendapat sanksi baik bagi yang
titip maupun pelakunya.
b. Plagiat adalah tindakan yang dengan sengaja tanpa prosedur yang benar
menggunakan karya orang lain, baik sebagian atau keseluruhan dalam proses
pembelajaran. Mahasiswa yang dengan sengaja memalsu formal dan atau
material, dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini,
dengan mempertimbangkan berat ringannya kesalahan dari yang bersangkutan,
dapat dijatuhi sanksi akademik berupa teguran, skorsing atau pemutusan hak
studi/dikeluarkan dari Universitas.
c. Sanksi lain bagi pelanggaran akademik lainnya yang tercantum dalam
PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG akan ditentukan secara

Blok Basic Dental Science 2 14


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
proporsional melalui rapat pengelola blok dan bagian pendidikan sesuai
prosedur yang berlaku.

4. Pelanggaran Mahasiswa
 Pelanggaran Ringan/ Teguran
1. Tidak memperhatikan arahan trainer atau tutor
2. Berdiskusi tidak sesuai topik pembelajaran
 Pelanggaran Sedang/ Tidak diperkenankan melanjutkan proses pembelajaran
1. Membantu/ dibantu pekerjaan pembelajaran kecuali atas instruksi
2. Mencontek dalam proses pembelajaran
 Pelanggaran Berat/ Tidak diperkenankan mengulang (Gugur Blok)
1. Memalsukan atau plagiarisme selama proses pembelajaran
2. Memalsukan keterangan atau tanda tangan orang lain dalam proses
pembelajaran

5. Ranah Afektif
Sikap / attitude / afektif mahasiswa akan dinilai dalam setiap proses
pembelajaran dan akan diberikan peringatan bagi yang memerlukan. Ranah – ranah
afektif meliputi cara berpakaian, sopan santun dan tata krama, sikap menghargai
orang lain, etika dan cara berkomunikasi terhadap sesame teman, dosen, tutor, staf
dan masyarakat.

Blok Basic Dental Science 2 15


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
BAB V
METODE PEMBELAJARAN

A. Lecture/ Kuliah Umum


Kuliah interaktif merupakan metode pembelajaran dengan kegiatan ceramah / tatap
muka yang dibawakan oleh narasumber, terjadwal, dan mengacu pada prinsip SCL
(Student Center Learning). Mahasiswa wajib mempersiapkan diri sebelum mengikuti
kuliah.

B. Belajar Mandiri
Belajar mandiri merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mempelajari secara mandiri suatu topic
tertentu yang telah ditentukan, dengan mengacu pada berbagai jenis sumber belajar
maupun self experiencin. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun
individual, dilaporkan dalam bentuk laporan tertulis serta presentasi. Belajar mandiri
dalam blok adalah mengeksplorasi dan mengevaluasi suatu media promosi kesehatan,
mencari kasus tentang agen-agen yang ada pada lingkungan dan jurnal ilmiah.

C. Problem Based Learning (PBL)


PBL merupakan metode belajar diskusi terstruktur yang dilaksanakan dalam
kelompok kecil (10 mahasiswa) dan didampingi 1 tutor sebagai fasilitator. Tutorial PBL
dilaksanakan dengan metode seven jumps (tujuh langkah) dalam memecahkan masalah.

D. Praktikum
Praktikum merupakan metode pembelajaran yang mengkolaborasikan kemampuan
psikomotor, pengetahuan (kognitif), dan afektif (sikap) dengan menggunakan sarana
laboratorium. Mahasiswa Blok Basic Dental Science 2. Tujuan utama praktikum dalam
blok adalah mahasiswa diharapkan akan mampu memahami struktur anatomi, histologi,
dan biokimiawi gigi, jaringan periodontal, lidah, dan cairan rongga mulut. Praktikum
dilaksanakan di Laboratorium Preklinik FKG Unimus

Blok Basic Dental Science 2 16


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
E. Field Lab
Untuk melatih keterampilan mahasiswa, dalam blok ini mahasiswa melakukan field
lab yang memiliki tujuan mengasah kemampuan mahaiswa dalam penggunaan sarana
prasarana laboratorium.

F. Skill’s Lab
Keterampilan klinik/ Skill Lab adalah kegiatan pembelajaran terstruktur dan mandiri
dengan melakukan atau menggunakan alat kedokteran gigi secara langsung sehingga
mahasiswa secara tidak langsung akan terbentuk soft skill dan hard skill sebagaimana
dalam kedokteran gigi dua hal tersebut sangat dibutuhkan.

Blok Basic Dental Science 2 17


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
BAB VI
PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL

A. Teknis
Kuliah interaktif merupakan metode pembelajaran dengan kegiatan ceramah / tatap
muka yang dibawakan oleh narasumber, terjadwal, dan mengacu pada prinsip SCL
(Student Center Learning). Mahasiswa wajib mempersiapkan diri sebelum mengikuti
kuliah.
Dalam blok BDS 2 ini terdapat 3 modul yang terdiri dari 3 skenario, yang harus
didiskusikan oleh mahasiswa dalam waktu 3 minggu. Setiap skenario diselesaikan
dengan dua kali pertemuan selama satu minggu.
Mahasiswa akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri
dari sekitar 10-13 mahasiswa dan dibimbing oleh satu orang tutor sebagai fasilitator.
Dalam diskusi tutorial perlu ditunjuk satu orang sabagai ketua diskusi dan dua orang
sebagai scrable, dan keduanya akan bertugas sebagai pemimpin diskusi. Ketua diskusi
dan scrable ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenarionya agar semua mahasiswa
mempunyai kesempatan berlatih sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu perlu
dipahami dan dilaksanakan peran dan tugas masing-masing dalam tutorial sehingga
tercapai tujuan pembelajaran.
Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara tutor
dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan aturan
main dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu scrable memimpin
diskusi dengan menggunakan 7 langkah atau seven jumps untuk mendiskusikan masalah
yang ada dalam skenario. Seven jumps meliputi:
Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Clarify Unfamiliar Terms/ Klarifikasi Istilah Asing
a. Mahasiswa mengidentifikasi kata – kata atau istilah – istilah yang artinya
kurang jelas atau menyebabkan timbulnya banyak interpretasi perlu ditulis dan
diklarifikasi lebih dulu, anggota lain nya mencoba untuk mendefinisikannya.
b. Mahasiswa mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum diketahuinya
2. Define the Problem/ Menetapkan Permasalahan
Problem (masalah), bisa berupa istilah, fakta, fenomena, yang oleh group masih
perlu diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas. Tutor dapat mendorong seluruh

Blok Basic Dental Science 2 18


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
anggota kelompok untuk memberikan kontribusi dalam diskusi. Sangat mungkin ada
perbedaan perspektif dalam menilai masalah, sehingga dalam langkah ini mahasiswa
dapat membandingkan dan mengelompokkan pendapat sehingga akan memperluas
horizon intelektual.
3. Brainstorm Possible Hypotheses or Explanation/ Menganalisis Masalah
Setelah masalah – masalah yang sudah ditetapkan, dianalisa dengan
brainstorming. Mahasiswa mencoba mengemukakan penjelasan tentative, berdiskusi
tentang mekanisme, hubungan sebab akibat dan berbagai kemungkinan yang sesuai
dengan masalah. Lalu membuat hipotesis sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi
benar/salah, atau sebagai langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut. Diskusi
tetap dalam tingkat hipotesis, tidak terlalu cepat masuk ke dalam hal – hal rinci.
Kemudian mencatat seluruh hipotesis yang ada.
4. Make a Systemic Inventory of the Various Explanations Found in Step 3/ Menarik
Kesimpulan dari Langkah 3
a. Mahasiswa mencoba merinci masalah dan membandingkannya dengan hipotesis
yang sudah dikembangkan apakah sudah cocok atau belum.
b. Tahap ini merupakan proses aktif dan restrukturisasi pengetahuan yang ada, dan
juga merupakan tahap identifikasi perbedaan pemahaman.
Hasil diskusi :
a. Pengorganisasian penjelasan terhadap masalah
b. Ditulis secara skematik
Mahasiswa mencoba menghubungkan ide baru yang muncul dari anggota
kelompok dengan pengetahuan yang ada dan dengan konteks yang berbeda.
5. Define Learning Objective/ Menetapkan Sasaran Belajar
a. Kelompok menyusun inti tujuan belajar / sasaran belajar.
b. Tutor mendorong mahasiswa agar inti tujuan belajar menjadi lebih focus, tidak
terlalu lebar atau superficial serta dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia.
c. Beberapa mahasiswa mungkin mempunyai tujuan belajar sendiri (ekstra) karena
kebutuhan atau kepentingan mereka sendiri
6. Information Gathering and Private Study/ Belajar Mandiri
a. Mahasiswa mencari informasi sesuai sasaran belajar pada langkah 5, baik
mencari di buku, internet, computerized literature research, specimen fisiologis
/ patologis (lab/skills lab), bertanya kepada pakar, dsb.

Blok Basic Dental Science 2 19


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
b. Hasil kegiatan tersebut dicatat oleh masing – masing anggota kelompok
(students’ individual notes), termasuk sumber belajarnya. Usahakan sumber
pustaka masing – masing mahasiswa berbeda. Catatan ini ditulis di buku tutorial
individu yang diberi sampul coklat.
c. Hasil tersebut didiskusikan dalam langkah 7.
7. Share the Result of Information Gathering and Private Study/ Menguji Informasi
Baru
a. Masing – masing mahasiswa sudah siap berdiskusi setelah belajar beberapa hari,
dengan menunjukkan sumber pembelajaran yang didapat. Tujuannya
mensintesis apa yang telah dipelajari, kemudian mendiskusikan kembali.
b. Mahasiswa bisa menambahkan, menyanggah, bertanya, berpendapat
berdasarkan referensi yang dipelajari.
c. Kelompok mengidentifikasi sumber belajar yang digunakan oleh anggota.
d. Kelompok mengumpulkan informasi dan memahaminya, dan mengidentifikasi
kesulitan yang perlu dipelajari lebih lanjut.
e. Kelompok membuat analisis lengkap tentang masalah yang ada dan membuat
laporan tertulis berupa laporan kelompok, dijilid dan diberi sampul kuning.
f. Bila ada kesulitan yang tidak bisa terpecahkan, dicatat dan ditanyakan dalam
diskusi dengan pakar / narasumber (temu pakar).

Setiap skenario akan diselesaikan dalam satu minggu dengan dua kali pertemuan.
Langkah 1 – 5 dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah ke – 6 adalah kegiatan
belajar mandiri, dilakukan di antara pertemuan pertama dan kedua.Langkah 7
dilaksanakan pada pertemuan kedua. Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan
mengarahkan diskusi dan membantu mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa
harus memberikan penjelasan atau kuliah mini.
Dalam diskusi tutorial, tujuan instruksional umum dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan tujuan belajar. Pada langkah ke – 7 pada pertemuan kedua
pada setiap skenario akan ditambahkan diskusi kajian dari pandangan Islam dan
Kemuhammadiyahan yang diambil dari Alquran dan hadits yang disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran pada setiap skenario. Ketua diskusi memimpin diskusi dengan
member kesempatan setiap anggota kelompok untuk dapat menyampaikan ide dan
pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota kelompok yang mendominasi diskusi serta
memancing anggota kelompok yang pasif selam proses diskusi. Ketua diskusi dapat
Blok Basic Dental Science 2 20
Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
mengakhiri brain storming bila dirasa sudah cukup dan memeriksa notulen apakah semua
hal yang penting sudah ditulis.
Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim
keterbukaan , kebersamaan, kejujuran dan saling menghargai pendapat sesama anggota
diskusi. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapatnya tanpa khawatir apakah
pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman yang lain, karena
tutorial yang lebih penting adalah bagaiman mahasiswa berproses memecahkan masalah
dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya.
Proses tutorial menuntut mahasiswa agar secara aktif dalam mencari informasi atau
belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan
akses informasi baik melalui internet (journal ilmiah terbaru), perpustakaan (textbook &
laporan penelitian), pembekalan dan konsultasi pakar.

Blok Basic Dental Science 2 21


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
BAB VII
SKENARIO TUTORIAL

A. Skenario
SKENARIO 1

GIGI MULAI BERGANTI…!

Jumong adalah seorang anak laki-laki usia 6 tahun diantar kakeknya datang ke
dokter gigi. Jumong bertanya kepada dokter gigi mengenai giginya yang mulai
berganti. Dokter gigi menjelaskan bahwa apa yang dialaminya tersebut merupakan
hal yang normal sesuai dengan fase tumbuh kembang oklusinya.

Gambar 1. Keadaan gigi Jumong

Kata Kunci/ Keywords : tumbuh kembang oklusi, urutan erupsi, fase gigi desidui,
pergantian dan permanen

Tugas :

1. Diskusikan skenario tersebut dengan Seven Jump.


2. Kaitkan dengan 7 ayat Al Qur'an dan Al Hadiths yang berkaitan dengan skenario
tersebut

Sub-CPMK:
1. Mahasiswa mampu memahami proses perkembangan oklusi

Blok Basic Dental Science 2 22


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses perkembangan oklusi dari lahir sampai fase
geligi sulung
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses perkembangan oklusi fase geligi sulung
3. Mahasiswa mampu menjelaskan proses perkembangan oklusi fase geligi pergantian
4. Mahasiswa mampu menjelaskan proses perkembangan oklusi fase geligi permanen
5. Mahasiswa mampu menjelaskan proses perkembangan oklusi perubahan pada geligi
permanen

B. Teori
Periode Perkembangan Gigi Geligi
Terdapat empat tahap perkembangan gigi geligi manusia, yaitu periode bantalan
gusi (gum pads), periode gigi desidui (primary dentition stage), periode gigi bercampur
(mixed dentition stage), periode gigi permanen (permanent dentition).
1) Periode Bantalan Gusi (gum pads)
Periode pertama adalah periode bantalan gusi (gum pads) dimulai sejak lahir
sampai usia sekitar 6-7 bulan dimana lengkung alveolar mempunyai konsistensi lentur
dan berwarna merah muda. Karakteristik periode ini terlihat adanya peninggian dan
lekukan pada membran mukosa. Lengkung rahang pada rahang atas berbentuk seperti
tapal kuda dan rahang bawah berbentuk seperti U yang lebar. Pada periode ini
hubungan kedua rahang pada posisi istirahat terlihat open bite anterior dengan kontak
hanya pada regio molar
2) Periode Gigi Desidui (primary dentition stage)
Periode kedua adalah periode gigi desidui (primary dentition stage). Periode ini
dimulai dengan erupsi pertama gigi desidui. Gigi pertama yang erupsi biasanya
insisivus sentralis mandibula sekitar umur 6-7 bulan. Ketika umur 2-3 tahun seluruh
gigi desidui erupsi dan urutan pertumbuhan gigi desidui akan berakhir sampai dengan
erupsinya gigi molar kedua permanen. Karakteristik yang paling penting pada periode
ini yakni hubungan molar. Hubungan antero posterior dari gigi molar disebut juga
terminal plane. Menentukan hubungan terminal plane pada periode gigi desidui
merupakan hal yang paling baik karena erupsi gigi molar pertama permanen sangat
bergantung pada kontak permukaan distal gigi molar kedua desidui pada rahang atas
dan rahang bawah. Jumlah gigi pada periode ini adalah 20 gigi.

Blok Basic Dental Science 2 23


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
3) Periode Gigi Bercampur (mixed dentition stage)
Periode ketiga adalah periode gigi bercampur (mixed dentition stage). Pada
periode gigi bercampur terlihat gigi desidui dan gigi permanen berada dalam rongga
mulut. Periode gigi bercampur ditandai dengan erupsinya gigi molar satu permanen
sekitar umur 6 tahun. Pada umumnya erupsi ini diikuti dengan erupsinya gigi
insisivus sentralis permanen mandibula dan kemudian insisivus lateralis permanen
mandibula pada umur 7-8 tahun, meskipun tidak jarang bahwa gigi insisivus
permanen rahang bawah dapat erupsi sebelum atau bersamaan dengan molar pertama
permanen. Oklusi pada fase gigi bercampur bersifat sementara dan tidak statis
sehingga memungkinkan terjadinya maloklusi.
Periode gigi bercampur terbagi atas 3 fase, yaitu fase transisi pertama, fase
inter-transisi dan fase transisi kedua.
 Fase Transisi Pertama ditandai dengan erupsinya molar pertama permanen pada
usia 6 tahun. Gigi ini mempunyai peranan penting dalam menentukan dan
menetapkan hubungan oklusi pada masa gigi permanen nantinya. Ada tiga tipe
hubungan molar desidui yang turut menentukan oklusi gigi molar permanen :
a. Flush terminal plane adalah keadaan dimana permukaan distal molar kedua
desidui rahang atas dan rahang bawah dalam satu dataran vertikal. Pada relasi
ini diperoleh erupsi gigi molar pertama permanen cusp-to-cusp, ini merupakan
keadaan yang normal pada gigi desidui dan kemudian akan terkoreksi menjadi
hubungan molar Kelas I Angle dengan memanfaatkan ruangan yang tersedia
yaitu Leeway space. Pergeseran molar rahang bawah dari satu dataran vertikal
menjadi Kelas I Angle dapat terjadi dengan dua cara, yakni :
 Early mesial shift dimana pada primate space (diastema yang terdapat
diantara insisivus lateral dan kaninus desidui atas dan diantara kaninus
desidui dan molar pertama desidui bawah) akan tertutup oleh pergerakan
ke depan molar pertama permanen. Perubahan ini terjadi pada awal fase
gigi bercampur.
 Late mesial shift dimana molar pertama permanen bawah hanya bergerak
ke mesial secara langsung setelah kehilangan gigi molar kedua desidui
bawah; karena lebar mesiodistal dari molar kedua desidui rahang bawah
lebih besar dibandingkan dengan rahang atas, tanggalnya gigi molar
kedua desidui bawah tersebut menghasilkan pergerakan yang besar ke

Blok Basic Dental Science 2 24


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
mesial pada gigi molar pertama permanen bawah. Perubahan ini terjadi
pada akhir fase gigi bercampur.
b. Distal step adalah keadaan di mana permukaan distal gigi molar kedua desidui
mandibula berada lebih distal daripada permukaan distal molar kedua desidui
maksila. Relasi ini memiliki kecenderungan menghasilkan hubungan oklusi
kelas II Angle.
c. Mesial step adalah keadaan di mana permukaan distal molar kedua desidui
mandibula berada lebih ke mesial daripada permukaan distal gigi molar kedua
desidui maksila. Relasi ini cenderung menghasilkan hubungan oklusi kelas I
atau kelas III Angle.

 Fase Inter-transisi merupakan fase yang stabil dimana hanya terjadi perubahan
yang sedikit. Gigi yang terlihat pada rahang atas maupun rahang bawah pada fase
ini adalah insisivus dan molar pertama permanen bersama dengan gigi kaninus
dan molar desidui. Berikut ini merupakan ciri fase inter-transisi :
a. Oklusal dan interproksimal pada gigi desidui terlihat rata dikarenakan
morfologi oklusal yang menyerupai dataran.
b. Ugly duckling stage yakni keadaan dimana terdapat diastema diantara kedua
gigi insisivus sentralis rahang atas yang terjadi pada usia 8-9 tahun (Gambar 8).
Namun kondisi ini akan terkoreksi sendiri dimana benih gigi kaninus permanen
yang erupsi ke arah labial akan mempengaruhi akar gigi insisivus lateralis
permanen rahang atas dan mendorong insisivus lateralis ke mesial. Bila gigi
kaninus permanen telah erupsi, insisivus lateralis akan tegak dan diastema akan
tertutup.
c. Pembentukan akar terjadi pada insisivus, kaninus dan molar yang akan erupsi
dengan seiringnya peningkatan puncak prosesus alveolaris.
d. Resopsi akar pada molar desidui.

 Fase Transisi Kedua ditandai dengan erupsinya gigi kaninus permanen rahang
bawah dan premolar pertama rahang atas dan rahang bawah pada usia sekitar 10,5
tahun. Kemudian diikuti dengan erupsi premolar kedua rahang atas dan rahang
bawah dan gigi kaninus rahang atas pada usia sekitar 11 tahun. Kombinasi lebar
mesiodistal kaninus desidui dan premolar biasanya lebih kecil daripada gigi yang

Blok Basic Dental Science 2 25


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
akan digantikan. Akibat perbedaan ukuran ini akan dijumpai kelebihan ruang yang
oleh Nance disebut dengan Leeway space. Besar Leeway space pada mandibula
lebih besar daripada maksila. Kelebihan ruang yang tersedia setelah pergantian
molar dan kaninus desidui dimanfaatkan untuk pergeseran ke arah mesial oleh gigi
molar bawah agar terjadi relasi molar Kelas I Angle. Fase transisi kedua ini
berakhir ketika erupsi molar kedua permanen pada usia 12 tahun. Urutan
erupsinya gigi pada fase transisi kedua ini adalah sebagai berikut :
1. Tanggalnya gigi molar dan kaninus desidui pada usia sekitar 10 tahun.
2. Erupsinya gigi kaninus dan premolar permanen. Gigi tersebut erupsi setelah
berhenti 1-2 tahun mengikuti erupsi gigi insisvus permanen. Gigi posterior
yang pertama sekali erupsi adalah kaninus dan premolar rahang bawah pada
usia 9-10 tahun dan diikuti dengan erupsinya kaninus dan premolar rahang atas
pada usia 11-12 tahun.
3. Erupsinya gigi molar kedua permanen. Ketika akan erupsi, gigi molar kedua
permanen tumbuh kearah mesiolingual. Gigi molar kedua permanen ini
terbentuk di palatal dan diarahkan ke oklusi yang benar dengan mekanisme
Cone Funnel (cusp palatal jatuh pada fossa oklusal). Hal ini mengakibatkan
panjang lengkung akan berkurang akibat gaya tekanan erupsi gigi molar kedua
ke arah mesial dan kemudian crowding akan terlihat pada fase ini.
4. Pembentukan oklusi.

4) Periode Gigi Permanen (permanent dentition stage)


Periode keempat adalah periode gigi permanen (permanent dentition stage).
Periode ini dimulai ketika usia 13 tahun dimana semua gigi permanen telah erupsi
hingga usia 21 tahun. Urutan erupsi gigi pada rahang bawah dimulai dari gigi molar
pertama permanen. Kemudian diikuti dengan insisivus sentralis, insisivus lateralis,
kaninus, permolar pertama, premolar kedua, molar kedua, dan terakhir molar ketiga.
Pada rahang atas premolar pertama dan premolar kedua erupsi lebih dahulu
dibandingkan kaninus. Periode ini relatif lebih stabil dibandingkan dengan periode
gigi bercampur. Angle menyatakan bahwa terdapat tiga tipe oklusi normal gigi
manusia yaitu :
a. Kelas I Angle : tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang atas
beroklusi pada groove bukal gigi molar pertama permanen rahang bawah. Relasi
Kelas I Angle disebut neutrocclusion.
Blok Basic Dental Science 2 26
Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
b. Kelas II Angle : tonjol distobukal gigi molar pertama permanen rahang atas
beroklusi pada groove bukal gigi molar pertama permanen rahang bawah. Relasi
Kelas II Angle disebut distocclusion.
c. Kelas III Angle : tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang atas
beroklusi pada interdental antara gigi molar pertama dan molar kedua permanen
mandibula. Relasi Kelas III Angle disebut mesiocclusion.

Pada periode gigi bercampur, baik gigi desidui maupun gigi permanen terdapat
pada lengkung gigi. Oleh karena itu, kasus maloklusi sering terlihat pada periode ini.
Diperlukan adanya tindakan atau perawatan interseptif ortodonti agar mencegah
maloklusi tersebut. Tindakan dan perawatan terhadap maloklusi yang dilakukan pada
tahap awal atau pada masa tumbuh kembang aktif lebih menguntungkan karena masih
adanya kesempatan menghilangkan faktor penyebab.

C. Konsep Mapping

Perkembangan
Oklusi

Periode Bantalan Periode Gigi Periode Gigi Periode Gigi


Gusi Desidui Bercampur Permanen

D. Referensi
1. Premkumar, S. 2015. Text Book Of Orthodontic. New Delhi, India: Elsevier
Health Science.
2. Proffit WR, Henry WF, David MS. 2019. Contemporary Orthodontics. 6th Ed.
Canada: Elsevier.
3. Dean JA, Avery DR, Mc Donald RE. 2011. Dentistry For The Child And
Adolescence. 9th Ed. Maryland Height: Mosby Elsevier

Blok Basic Dental Science 2 27


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
A. SKENARIO
SCENARIO 2
WHAT IF OUR MOUTH DIDN’T HAVE ANY SALIVA?

A dental student is studying oral fluids through a video. After watching the video, he
became curious what are the components of oral fluid, how is it produced, and why is it
so important for the oral health?

Link video: https://youtube.com/watch?v=86XuPZ-nATo

Keywords: whole saliva, secretion, glands

Tasks:

1. Discuss the scenario above using Seven Jump!

2. Relate the verses of the Qur'an and hadith related to the scenario!

Sub-CPMK:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek makroskopis dan mikroskopis kelenjar saliva
2. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek biologis cairan rongga mulut
3. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek fisiologis sekresi saliva

Kemampuan Akhir yang Diharapkan :


1. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran anatomi dan mikroskopis kelenjar saliva
2. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek biokimia, fisiologi, imunologi saliva
3. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek biokimia, fisiologi, imunologi cairan sulkus
gingiva
4. Mahasiswa mampu menjelaskan mikroflora normal saliva dan cairan sulkus gingiva
2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor neuro-endokrinologik yang mempengaruhi
sekresi saliva
3. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor farmakologi yang mempengaruhi sekresi saliva

Blok Basic Dental Science 2 28


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
B. TEORI
1. Gambaran Anatomi dan Mikroskopis Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva merupakan organ yang mensekresikan cairan saliva di rongga mulut.
Secara garis besar berdasarkan jumlah saliva yang dihasilkan, kelenjar saliva dibedakan
menjadi kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiri
dari kelenjar parotid, kelenjar submandibula, dan kelenjar sublingual. Kelenjar saliva
minor tersebar di beberapa area rongga mulut seperti bibir, mukosa bukal, lingua, dan
palatum.

Gambar 1. Anatomi Kelenjar Saliva

Kelenjar parotid merupakan kelenjar saliva terbesar. Kelenjar ini terletak di area
ramus mandibula dan processus mastoideus, di sebelah inferior anterior telinga antara
kulit dan otot masseter. Muara dari kelenjar parotid adalah ductus Stensen yang terletak
di regio molar kedua rahang atas. Kelenjar ini menghasilkan 25% dari total saliva di
rongga mulut. Saliva yang dihasilkan oleh kelenjar parotid bersifat serous. Kelenjar ini
diinervasi oleh ganglion oticum N. glossofaringeus dan N. auriculotemporalis cabang
dari N. mandibula.
Kelenjar submandibula terletak di area medial inferior corpus mandibula. Saliva
yang disekresikan bersifat serous dan mucous (20%). Saliva disekresikan melalui ductus
Wharton yang bermuara pada caruncula sublingual. Kelenjar ini diinervasi oleh ganglion

Blok Basic Dental Science 2 29


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
submandibula yang dibawa oleh N. chorda timpani cabang dari N. facialis yang
kemudian bergabung dengan N. lingualis.
Kelenjar sublingual terletak di bawah lidah dan lebih superior dari kelenjar
submandibula. Kelenjar sublingual memiliki beberapa saluran kecil yang disebut ductus
Rivinus dan saluran yang lebih besar yaitu ductus Bartholin. Kedua saluran ini
berhubungan dengan ductus Wharton dan bermuara pada caruncula sublingual. Inervasi
parasimpatik kelenjar sublingualis dipengaruhi oleh ganglion submandibula yang dibawa
oleh N. chorda timpani cabang dari N. facialis. Area kelenjar salivarius mayor
divaskularisasi oleh arteri facialis, arteri lingualis, arteri post auriculotemporalis dan
arteri facialis transversa yang merupakan cabang dari arteri carotis eksterna.

Gambaran Mikroskopis:
Kelenjar salivarius tersusun dari jaringan sekretori (jaringan parenkim) dan
jaringan ikat (stroma). Jaringan ikat akan membentuk septa yang membagi kelenjar
saliva menjadi beberapa bagian (lobus). Lobus terbagi lagi menjadi beberapa lobulus
yang berisi unit sekretori dan ductus. Jaringan ikat terdiri dari fibroblas, kolagen, nervus,
kapiler darah, sel lemak, dan jaringan limfatik.
Jaringan sekretori (parenkim) terdiri dari beberapa bagian :

1. Unit sekretori (acinar)

Acinar merupakan sekelompok sel


sekretori. Acinar dikelilingi oleh sel
myoepitel. Berdasarkan sifat saliva
yang dihasilkan, acinar dibedakan
menjadi tiga :

a. Serous
Acinar yang bersifat serous
mensekresikan saliva yang lebih
encer, mengandung lebih banyak
protein dan lebih sedikit karbohidrat Gambar 2. Histologi Kelenjar Saliva
(skematis)
dibandingkan saliva mucous. Sel penyusunnya berbentuk wedge-shaped, bagian dasar sel
melebar, terdapat granula di sitoplasma sel. Inti sel berbentuk bulat dan terletak di 1/3
basal sel. Lumen sempit.

Blok Basic Dental Science 2 30


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
b. Mucous
Acinar yang bersifat mucous mensekresikan saliva yang lebih kental karena
mengandung mucin. Sel penyusunnya berbentuk kuboid. Inti sel berbentuk
oval/pipih dan terletak di dasar sel. Sitoplasmanya dibungkus mucinogen dan
glikoprotein mucin sehingga pada pewarnaan HE tampak lebih pucat. Lumen
lebar.

c. Mixed serous-mucous
Pada kelenjar saliva serous-mucous, sel-sel acinarnya terdiri dari sel acinar
mucous yang dikelilingi oleh serous demilune.

2. Ductus
a. Ductus intercalatus
Merupakan saluran dari kompleks acinar. Saluran ini tersusun dari sel epitel
kuboid selapis.
b. Ductus striatus
Merupakan saluran lanjutan dari ductus intercalatus. Saluran ini tersusun dari sel
epitel kolumnar selapis dengan striae di bagian basal sel. Sitoplasma sel besar,
inti sel berbentuk lonjong dan terletak di tengah. Saluran ini merupakan lokasi
resorpsi ion natrium dan klorida serta sekresi kalium dan bikarbonat. Proses ini
berperan penting untuk mengubah cairan saliva yang isotonik atau sedikit
hipertonik menjadi cairan hipotonik. Ductus striatus dan intercalatus termasuk
dalam ductus intralobular.
c. Ductus collectivus
Saliva yang telah melalui ductus intercalatus dan ductus striatus kemudian
berlanjut ke ductus collectivus. Saluran ini tersusun dari sel epitel kolumnar
selapis tanpa striae. Ductus ini biasanya terletak di luar lobus sehingga termasuk
ductus interlobular. Ductus collectivus berlanjut menuju muara kelenjar saliva di
mukosa rongga mulut. Pada bagian muara kelenjar saliva, sel epitel berubah
menjadi sel epitel pipih berlapis.

2. Aspek Biokimia, Fisiologi, Imunologi Saliva


Saliva berfungsi sebagai lubrikan rongga mulut, membasahi bolus makanan, mencerna
polisakarida, membantu proses pengunyahan dan penelanan, menjaga pH rongga mulut, dan

Blok Basic Dental Science 2 31


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
imunologi rongga mulut. Saliva terdiri dari 99% air, 1% ion dan material organik. Komposisi
saliva adalah sebagai berikut:

Parameter Komponen Fungsi


Volume 600-1.000 ml/hari
Air Lubrikasi dan pembersihan
rongga mulut, membantu
pengecapan
Elektrolit Na+, K+, Cl-, HCO3, Ca2+, Menjaga keseimbahan pH
Mg2+, HPO24-, SCN-, F- rongga mulut, remineralisasi,
maturasi email
Amilase Digesti karbohidrat
Proline-rich protein Regenerasi jaringan, proteksi
mukosa
Mucin Lubrikasi, physical barrier,
Protein/Peptida pembentukan bolus makanan
dan membantu penelanan
Histatin, cystatin, lysozyme, Respon imun non-spesifik
lactoferrin dan defensin terhadap mikroorganisme
Lipase Digesti lipid
Imunoglobulin sIgA, IgG dan IgM Respon imun spesifik
Molekul organik Glukosa, asam amino, urea,
asam urat, lipid
Komponen lain Growth factor (EGF), Penyembuhan luka, menjaga
insulin, cAMP, serum taste buds, regenerasi
albumin jaringan

Ion utama pada saliva adalah Na+, K+, Cl-, dan HCO3-. Terdapat pula ion kalsium, fosfat,
fluoride, magnesium sulfat, dan iodin. Ion saliva berfungsi dalam sistem buffer saliva.
Sekresi ion saliva terjadi melalui proses transpor aktif di duktus saliva. Fungsi saliva dalam
sistem pencernaan antara lain dengan melubrikasi rongga mulut, membantu pembentukan
bolus makanan, pengecapan, dan pencernaan karbohidrat. Saliva memiliki molekul protein

Blok Basic Dental Science 2 32


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
gustin yang berperan memperantarai pengecapan pada taste bud. Pencernaan karbohidrat di
rongga mulut terjadi karena adanya enzim amilase pada saliva.

Saliva juga memiliki peran penting untuk menjaga imunitas rongga mulut. Komponen-
komponen yang berperan dalam respon imunologi rongga mulut adalah:
1. sIgA (secretory IgA): disekresikan oleh glandula saliva, berfungsi untuk memberikan
respon imun spesifik di rongga mulut.
2. Histatin : melawan infeksi jamur di rongga mulut
3. Lysozyme : membunuh bakteri melalui mekanisme perusakan peptidoglikan.
4. Defensin : antibakteri
5. Lactoferrin : menghambat pertumbuhan bakteri melalui mekanisme pengikatan ion Fe,
mematikan beberapa jenis virus.
6. Lactoperoksidase : antibakteri.
5. Mucin: berperan sebagai physical barrier untuk mencegah iritasi maupun infeksi

3. Aspek Biokimia, Fisiologi, Imunologi Cairan Sulkus Gingiva


Cairan sulkus gingiva (CSG) adalah cairan transudat yang berasal dari jaringan
periodontal dan terakumulasi di sulkus gingiva. Aliran cairan sulkus gingiva relatif
sedikit pada kondisi rongga mulut yang sehat (0,05-0,2 µl/menit), namun meningkat
apabila terjadi inflamasi pada gingiva dan jaringan periodontal. Komposisi utama cairan
sulkus gingiva berasal dari plasma, cairan interstitial, mikroorganisme, dental plak, sel-
sel inflamasi, dan sel-sel dari jaringan sekitarnya.
Cairan sulkus gingiva mencapai sulkus gingiva melalui proses osmosis. Aliran
cairan sulkus gingiva dipengaruhi oleh aliran darah dari pembuluh kapiler ke jaringan
gingiva. Selain itu, aliran cairan sulkus gingiva juga dipengaruhi oleh eliminasi cairan
oleh sistem limfatik di jaringan gingiva, koefisien filtrasi epitelium junctional dan
sulcular, dan perbedaan tekanan osmotik cairan interstitial dan sulcular. Pada kondisi
inflamasi, aliran cairan sulkus gingiva mengalami peningkatan akibat adanya
peningkatan tekanan osmotik dari pembuluh kapiler.
Secara bikokimiawi, cairan sulkus gingiva terdiri atas komponen organik dan
anorganik. Pada kondisi sehat, komponen organik CSG sama dengan komponen pada
plasma darah yaitu:
1) Serum albumin, berfungsi sebagai protein transpor dan antioksidan
2) Imunoglobulin (IgA, IgG, dan IgM)

Blok Basic Dental Science 2 33


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
3) Fibrinogen, berperan dalam pembekuan darah
4) Molekul komplemen, berperan dalam respon imun rongga mulut
5) Protease inhibitor α1-antitrypsin, α2-macroglobulin, dan α1-antichymotrypsin
Selain komponen tersebut, cairan sulkus gingiva juga mengandung urea, asam laktat,
hidrogen sulfida, lipopolisakarida, dan enzim-enzim yang berasal dari bakteri. Terdapat
pula komponen berupa sel-sel inflamatori dan sel-sel dari jaringan ikat sekitarnya.
Komponen anorganik meliputi ion natrium, kalium, kalsium, dan magnesium.
Pada kondisi inflamasi, komponen cairan sulkus gingiva didominasi oleh molekul-
molekul inflamatori seperti cathepsin D, cathepsin F, alkaline phosphatase, elastase, dan
kolagenase sehingga seringkali cairan sulkus gingiva dijadikan biomarker adanya
inflamasi secara molekuler.

4. Mikroflora Normal Saliva dan Cairan Sulkus Gingiva


Rongga mulut merupakan habitat bagi mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
Beberapa spesies mikroflora rongga mulut adalah Streptococcus, Actinomyces,
Lactobacillus, Prevotella intermedia, Porphyromonas gingivalis, dan Candida albicans.
Mikroflora rongga mulut saling berinteraksi dan bersifat dinamis. Distribusi
mikroorganisme rongga mulut adalah sebagai berikut:

Saliva berperan penting dalam menjaga keseimbangan mikroflora normal di rongga


mulut. Molekul-molekul organik saliva dan cairan sulkus gingiva seperti mucin, protein,
dan glikoprotein turut mempengaruhi kondisi mikroflora di rongga mulut. Molekul
organik seperti glikoprotein dapat memperantarai perlekatan mikroorganisme ke

Blok Basic Dental Science 2 34


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
permukaan gigi dan membentuk pelikel. Molekul organik tersebut juga dapat berperan
sebagai sumber nutrien utama bagi mikroflora di rongga mulut. Metabolisme karbohidrat
oleh mikroorganisme dapat menurunkan pH di rongga mulut. Sebaliknya, metabolisme
protein, urea, dan asam amino oleh mikroorganisme dapat meningkatan kembali pH di
rongga mulut sehingga kembali netral.
Selain mendukung pertumbuhan mikroflora normal rongga mulut, saliva juga
memiliki peran untuk mengeliminasi mikroorganiseme rongga mulut dengan cara
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menyebabkan agregasi mikroorganisme
sehingga memudahkan pembersihan dari rongga mulut. Adanya molekul antimikroba
seperti lysozyme, lactoferrin, histatin, dan imunoglobulin sangat penting sebagai
pertahanan rongga mulut terhadap infeksi mikroorganisme.
Cairan sulkus gingiva juga berperan dalam menjaga keseimbangan mikroflora
rongga mulut. Aliran cairan sulkus gingiva akan menghilangkan mikroorganisme yang
tidak melekat di permukaan gigi atau gingiva. Cairan sulkus gingiva juga memiliki
komponen antimikroba seperti IgG dan neutrofil yang membantu eliminasi
mikroorganisme. Komponen lain pada cairan sulkus gingiva seperti glikoprotein di satu
sisi menjadi sumber nutrien bagi mikroflora rongga mulut.

5. Faktor Neuro-endokrinologi yang Mempengaruhi Sekresi Saliva


Sekresi saliva dikontrol oleh sistem saraf simpatik dan parasimpatik di batang otak
melalui refleks saliva. Stimulasi saraf parasimpatis menyebabkan sekresi yang lebih cair
dan saraf simpatis memproduksi saliva yang lebih sedikit dan kental. Stimulus berupa
aktivitas mengunyah, pengecapan pada reseptor gustatorius lidah, mekanoreseptor,
nosiseptor, dan stimulus bau melalui reseptor olfaktorius akan mengaktifkan refleks
saliva. Pada saat mengunyah, pergerakan gigi akan merangsang mekanoreseptor pada
ligamen periodontal dan gingiva. Rasa asam, asin, manis, dan pahit juga dapat
meningkatkan aliran saliva.
Adanya stimulus aroma, makanan, pengunyahan dan pengecapan akan menginisiasi
sinyal dari hidung dan mulut ke pusat nervus vagus, glossopharyngeus, dan salivatory
nuclei di batang otak. Sinyal ini akan diteruskan oleh nervus parasimpatik ke kelenjar
saliva untuk mensekresikan saliva. Stimulasi nervus simpatik juga dapat meningkatkan
sekresi saliva namun dengan jumlah yang lebih kecil dibandingkan stimulasi nervus

Blok Basic Dental Science 2 35


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
parasimpatik. Nervus simpatik berasal dari ganglion servikalis superior dan berjalan di
sepanjang dinding pembuluh darah menuju kelenjar saliva.
Sekresi saliva juga dipengaruhi aliran darah di kelenjar saliva. Stimulasi nervus
parasimpatik turut mengakibatkan vasodilatasi. Selain itu, sekresi saliva sendiri juga
menyebabkan dilatasi pembuluh darah secara langsung sehingga meningkatkan suplai
nutrien yang diperlukan oleh sel-sel sekretori kelenjar saliva. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi sekresi saliva adalah sebagai berikut :
1. Hidrasi
Hidrasi sangat mempengaruhi sekresi saliva. Pada kondisi hidrasi tercukupi, sekresi
saliva normal. Namun jika tubuh kekurangan cairan maka aliran saliva akan
berkurang karena kelenjar saliva berusaha mempertahankan jumlah air dalam tubuh.
Sebaliknya sekresi saliva meningkat pada keadaan hiperhidrasi.
2. Posisi tubuh
Dalam keadaan berdiri aliran saliva tinggi. Saat posisi berbaring laju aliran saliva
lebih rendah daripada posisi duduk.
3. Usia
Laju aliran saliva akan menurun pada orang yang telah berusia lanjut. Hal ini karena
semakin bertambahnya usia sel-sel parenkim glandula saliva akan tergantikan oleh
sel adiposa dan jaringan fibrovaskular serta volume acini berkurang.
4. Stimulasi
Adanya stimulasi baik berupa aroma makanan dan gerakan mengunyah dapat
meningkatkan laju aliran saliva. Laju aliran saliva tanpa stimulasi yaitu 0,25-0,35
mL/menit dan laju aliran saliva terstimulasi 1 mL/menit.
5. Konsumsi alkohol dan merokok
Konsumsi alkohol yang berkepanjangan dapat menurunkan aliran saliva karena
alkohol dapat menyebabkan disfungsi kelenjar saliva. Sebaliknya, perokok memiliki
laju aliran saliva yang lebih besar. Hal ini karena efek iritasi tembakau menyebabkan
perubahan fungsi dan morfologi kelenjar saliva.
6. Siklus sirkadian dan sirkanual
Aliran saliva mencapai puncak pada tengah hari dan menurun saat tidur. Pada
musim panas volume kelenjar saliva menurun, sedangkan pada musim dingin
volume saliva mencapai puncaknya.
7. Psikoemosional
Stres dan depresi dapan menurunkan laju aliran saliva.

Blok Basic Dental Science 2 36


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
8. Latihan fisik
Latihan fisik dapat mempengaruhi sekresi dan menginduksi perubahan komponen
saliva. Selama aktivitas fisik, stimulasi simpatik cukup kuat sehingga dapat
menghambat sekresi saliva.

6. Faktor Farmakologi yang Mempengaruhi Sekresi Saliva


Terdapat hubungan antara konsumsi obat-obatan dengan sekresi saliva. Obat yang
mengurangi sekresi saliva adalah golongan
- Antikolinergik
- Sympathomimetic atau diuretik
Obat -obat yang merusak Cylotoxic Drug
kelenjar saliva secara langsung
Obat – obatan dengan aktivitas  Anticholinergic Agents seperti atrophine.
anticholinergic Atrophine hyoscinamin
 Antireflux agents seperti prolon pump inhibitor
(omeprazole)
 Psychoactive agents dengan aktivitas kolinergik:
- Antidepresan yaitu : trisiklik, inhibitir selektif
serotonin, lithium
 Phenothiazine
 Benzolizzophine
 Opioid
 Antihistamin
 Bupropion
Obat -Obat yang bekerja pada Epedrin, Antihipertensi, alpha 1 antagonis (terazosin
system syspatik dan prazosin) dan alpha 2 agonis (clonidine)
mengurangi laju aliran saliva. Beta Blockers ( alenolol,
propranolol) mengubah level protein saliva
Obat obat yang mengurangi Diuretics
cairan Tubuh

Blok Basic Dental Science 2 37


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
Obat-obatan antihipertensi dapat memengaruhi aliran saliva secara langsung dan
tidak langsung. Bila secara langsung akan memengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi
sistem saraf autonom atau dengan bereaksi pada proses seluler yang diperlukan untuk
saliva. Pengaruh farmakologis secara tidak langsung akan memengaruhi saliva dengan
mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan memengaruhi aliran darah ke
kelenjar.
Selain hiposalivasi ada pula beberpa pengkonsumsian obat yang mengakibatkan
hipersalivasi. Hipersalivasi, dikenal juga sebagai sialorrhea atau ptyalis, adalah ketika
seseorang memiliki terlalu banyak air ludah di dalam mulutnya. Kondisi ini dapat
menyebabkan air ludah keluar dari bagian bawah bibir, disebut
sebagai drooling (meneteskan air liur). Beberapa obat yang menjadikan hipersalivasi
adalah:
- Clozapine
Clozapine adalah obat yang termasuk dalam golongan antipsikotik. Clozapine
digunakan sebagai pengobatan skizofrenia. Obat ini bekerja dengan cara mengubah
mekanisme kerja bahan kimia di otak penderitanya.
- Pilocarpine
Pilocarpine adalah obat yang masuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai agonis
kolinergik. Pilocarpine bekerja dengan cara menstimulasi saraf tertentu untuk
meningkatkan aliran saliva sehingga membuat lebih mudah dan lebih nyaman untuk
berbicara dan menelan
- Ketamine
- Kalium Klorida
Kalium Klorida atau potassium chloride adalah suplemen mineral yang digunakan
dalam pengobatan kadar kalium rendah di darah. Kalium mempertahankan tonisitas
intraseluler, diperlukan untuk konduksi saraf, kontraksi otot jantung, rangka dan
polos, produksi energi, sintesis asam nukleat, pemeliharaan tekanan darah dan fungsi
ginjal normal.
- Risperidone

Blok Basic Dental Science 2 38


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
C. KONSEP MAPPING

Cairan Rongga
Mulut

Cairan sulkus
Saliva
gingiva

Struktur Biokimia, Faktor yang Biokimia,


makroskopis dan fisiologi, dan mempengaruhi Komposisi fisiologi, dan
mikroskopis imunologi sekresi imunologi

D. REFERENSI
1. Hall, J.E. 2011. Textbook Of Medical Physiology, 12th Ed. Saunders Elsevier.
2. Sloan AJ, Berkovitz BKB, Linden RWA, Moxham BJ. 2010. Master Dentistry
Volume 3 Oral Biology : Oral Anatomy, Histology, Physiology And
Biochemistry. 3rd Ed. Elsevier Health Sciences Imprint Churchill
Livingstone. London. UK
3. Nanci, A. 2018. Ten Cate’s Oral Histology : Development, Structure, And Function.
9th Edition. St. Louis, Missouri: Elsevier.

Blok Basic Dental Science 2 39


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
A. SKENARIO
SKENARIO 3
Mengapa gigi bisa tetap stabil di dalam rongga mulut ?

Kata kunci: attached gingiva, tulang alveolar, sementum, ligament periodontal

Tugas :

1. Diskusikan skenario tersebut dengan Seven Jump!


2. Kaitkan dengan 7 ayat Al Qur'an dan Al Hadiths yang berkaitan dengan skenario tersebut

Sub-CPMK

1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui anatomi jaringan periodontal

Kemampuan Akhir yang Diharapkan :

1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui gambaran klinis marginal gingiva,


attached gingiva, sulkus gingiva dan interdental gingiva
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami gambaran histologi epitelium gingiva,
ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami gambaran klinis dan mikroskopis
berdasarkan dari warna gingiva, texture permukaan gingiva, bentuk gingiva , ukuran
gingiva, konsistensi gingiva dan posisi gingiva

Blok Basic Dental Science 2 40


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
B. TEORI
A) Jaringan Periodontal
Jaringan periodontal normal mendukung gigi untuk berfungsi di rongga mulut.
Terdiri atas empat komponen dasar yaitu gingiva, ligament periodontal, sementum dan
tulang alveolar. Masing masing komponen mempunyai struktur histologis, komposisi
biokimia, yang berfungsi sebagai satu unit fungsional 9.
Mukosa mulut terdiri atas tiga zona yaitu : gingiva dan mukosa yang menutupi
palatum durum, proc. Alveolaris (masticatory mucosa) ; dasar lidah; mukosa yang
menutupi rongga mulut (mukosa pipi, mukosa bibir)9.
Manson dan Eley (1993) menyebutkan bahwa jaringan periodontal mempunyai 4
komponen yaitu : gingiva, tulang alveolar, ligament periodontal, dan cementum.
a. Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi
tulang alveolar.
b. Tulang alveolar adalah bagian tulang rahang yang menopang gigi geligi.
c. Ligament periodontal adalah suatu ikatan dan biasanya menghubungkan dua buah
tulang yaitu akar gigi dan tulang alveolar.
d. Cementum merupakan suatu lapisan jaringan kalsifikasi yang menyelubungi dentin
akar gigi dan tempat berinsersinya bundel serabut kolagen.

Blok Basic Dental Science 2 41


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
B) Gambaran Klinis margin gingiva, gingiva cekat, sulkus gingiva dan
Interdental

Gambar 2. Bagian gingiva secara klinis

B.1. Margin gingiva


Margin gingiva atau unattached gingiva adalah bagian tepi atau batas gingiva
yang mengelilingi atau menutupi permukaan gigi. Lebar margin gingiva rata rata 1
mm yang membentuk dinding jaringan lunak sulkus gingiva. Daerah apical dari
margin gingival disebut gingival zenith dengan ukurannya bervariasi, apikokoronal
dan mesiodistal 0,06-0,96 mm9.
B.2. Sulkus gingiva
Sulkus gingiva adalah celah dangkal mengelilingi gigi, dibatasi oleh
permukaan gigi pada satu sisi dan sisi yang lain dibatasi oleh lapisan epitel gingiva
non keratin. Berbentuk seperti huruf V dan bisa diperiksa menggunakan probe
periodontal. Pengukuran sulkus gingiva sebagai indicator klinis penyakit periodontal
dengan kedalaman klinis sulkus gingiva normal 2-3 mm.9
B.3 Gingiva Cekat
Gingiva cekat merupakan perluasan margin gingiva, menutupi periosteum
tulang alveolar. Di sebelah fasial, perbatasan antara mukosa bergerak dan tidak
bergerak disebut mucogingival junction. Lebar gingiva cekat sebagai indicator
klinis, diukur dari mucogingval junction sampai proyeksi dasar sulkus
gingiva(sebelah permukaan luar) atau dasar poket periodontal. Harus dibedakan
dengan lebar gingiva berkeratin, diukur dari margin gingiva sampai mucogingival
junction.
B.4. Interdental gingiva (papilla interdental)
Interdental gingiva menutupi embrasure gingiva (ruang interproksimal diantara

Blok Basic Dental Science 2 42


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
gigi yang berkontak). Puncak interdental papilla terletak dibawah titik kontak.
Bentuknya tergantung ada atau tidaknya titik kontak gigi, jarak denga titik kontak
dan puncak tulang alveolar.9

C) Anatomi, Fisiologi, dan Histologi Ligamen Periodontal


 Anatomi Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal adalah jaringan fibrosa yang kuat, fleksibel, berisi serat
elastik maupun non-elastik yang terdapat disekitar gigi, menghubungkan antara
cementum dengan tulang alveolar. Pada ligament ini terdapat:
1. Jaringan syaraf yang berfungsi proprioseptif
2. Pembuluh darah

Gambar 1.Jaringan periodontal (anatomi)


Sumber : Woelfels’s dental anatomy , hal :199

 Histologi Ligamen Periodontal


Akar gigi masing-masing dibungkus lapis kolagen padat, membentuk membran
periodontal atau ligamen periodontal. Ligamentum Periodontal adalah struktur
jaringan penyangga gigi yang mengelilingi akar gigi dan melekatkannya ke tulang
alveolar. Ligamen periodontal berkembang dari jaringan ikat sirkuler yang
mengelilingi benih gigi. Jaringan ikat sirkuler akan berdifferensiasi menjadi tiga
lapisan, yaitu lapisan luar yang dekat ketulang, lapisan dalam sepanjang sementum,
dan suatu lapisan intermediat yang terdiri atas serat-serat yang tidak teratur. Serat-
serat intermediat ini akan menebal dan tersusun sesuai kebutuhan fungsi ketika gigi

Blok Basic Dental Science 2 43


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
mencapai puncak oklusalnya. Folikel gigi tersebut bersambung dengan
ektomesenkhim dari papilla dental dan terdiri dari sel-sel fibroblastic yang tidak
berdifferensiasi yang juga berkembang menjadi fibroblast. Bersamaan dengan
proses erupsi dan berfungsinya gigi, serat-serat utama ligament periodontal menjadi
tersusun lebih teratur dan bertambah tebal.2

Gambar 2. Histologi ligamen periodontal


Sumber : Texbook of Dental, Oral Histology and Embryology with Multiple Choice Questions

Serat-seratnya mirip berjalan ke atas dari sementum ke tulang sehingga tekanan


pada gigi menekan serat-serat yang tertanam dalam tulang. Berkas kasar serat kolagen
menyusup ke dalam sementum seperti halnya serat Sharpey meluas dari periosteum ke
dalam tulang. Orientasi serat-serat dari ligamen periodontal bervariasi pada tingkat
berbeda sepanjang akar. Bila gigi tidak dipakai, serat-serat itu agak berombak namun
melurus bila mahkotanya ditekan. Jadi ligamen periodontal dengan erat menahan gigi
pada sakusnya (kantong) dan masih memungkinkan sedikit bergerak. 2

Gambar 3. Ligamentum Periodontal


Sumber : Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi (2010)

Blok Basic Dental Science 2 44


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
Ligament periodontal memiliki serat-serat utama. Serat-serat tersebut berasal dari serat
kolagen yang mana serat kolagen tersebut diproduksi oleh sel-sel tertentu. Serat-serat tersebut
juga diatur oleh posisinya. Posisi tersebut dibagi menjadi 6 kelompok, antara lain :
a) Serat transeptal
Serat utama ini merupakan serat transisi antara serat gingiva dan serat ligamentum
periodontal. Serat ini meluas ke interproksimal, di atas puncak septum interdental dan
tertanam pada sementum gigi-geligi yang bertetangga.
b) Serat puncak alveolar (alveolar cest)
Serat ini meluas dan berjalan miring dari sementum tepat di bawah epithelial
attachment, menuju puncak tulang alveolar. Fungsi serat ini menolong menahan gigi
di dalam soketnya jika ada tekanan ke arah apikal dan menahan gigi jika ada tekanan
lateral.
c) Serat horizontal
Serat ini meluas agak tegak lurus ke sumbu panjang gigi dari sementum ke tulang
alveolar. Fungsinya sama dengan fungsi serat puncak alveolar.
d) Serat obliq (serat miring)
Serat ini merupakan kelompok yang paling besar diantara kelompok serat utama
ligamentum periodontal. Serat ini berjalan miring dari sementum menuju tulang
alveolar. Fungsi serat ini menahan tekanan vertikal yang mengancam gerakan akar
masuk ke dalam soketnya.
e) Serat apikal
Serat ini menyebar dari bagian apikal gigi ke tulang alveolar pada dasar soket gigi.
Fungsi serat ini menjaga gigi dalam soketnya dan menahan kekuatan yang
memungkinkan gigi terangkat keluar dari soketnya.
f) Serat interradikular
Serat ini meluas dari sementum percabangan akar gigi ke puncak septum
interradikular. Fungsi serat ini membantu menstabilkan gigi tetap di dalam soketnya.

Blok Basic Dental Science 2 45


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
Gambar 4. Kelompok serat utama ligamen periodontal.
Sumber : Gingival Diseases - Their Aetiology, Prevention and Treatment Dr.Fotinos
Panagakos. InTech USA (2011)
Keterangan:
1. TSF : Serat Transeptal
2. ACF : Serat Puncak Alveolar
3. HF : Serat Horizontal
4. OF : Serat Obliq
5. AF : Serat Apikal
6. IRF : Serat Interradikular
Adapun sel-sel yang memproduksi serat kolagen yang dimiliki oleh ligamen
periodontal, antara lain :
1. Fibroblas, sel-sel berbentuk kumparan dengan inti oval dan prosesus sitoplasmik
yang panjang. Biasanya sejajar dengan kolagen, dengan prosesusnya terbungkus
disekitar bundle tersebut.3
2. Osteoblas atau sel pembentuk tulang ditemukan dipinggir ligament periodontal
melapisi soket tulang. Dalam keadaan aktif berbentuk kuboidal dan dapat
menimbun suatu lapisan matriks, disebut estoid, diantaranya dan tulang dewasa.
Bila tidak aktif, kelihatan sebagai sel gepeng dan dapat menyerupai fibroblast.
3. Osteoklas atau sel peresorpsi tulang ditemukan dipinggir tulang pada masa
pengubahan bentuk tulang. Sel bernuklei banyak dengan batas suatu kerut atau
garis-garis kearah daerah resorpsi tulang.3
4. Sementoblas, terletak di garis pinggir ligament periodontal berhadapan dengan

Blok Basic Dental Science 2 46


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
sementum. Sementoblas, dengan prosesus sitoplasmik, terlihat kuboidal bila pada
suatu lapisan tunggal, atau skuamus bila pada lapisan multiple.
5. Sementoklas, sel yang merepsorpsi sementum, tidak ditemukan pada ligament
periodontal normal, karena pada umumnya sementum tidak berubah bentuk dan
hanya ditemukan pada pasien dengan kondisi patologik tertentu.
6. Sisa sel epitelial malassez, sisa selubung akar epithelial hertwig. Berlokasi pada
sisi sementum ligament periodontal.
7. Sel mast, ditemukan didekat pembuluh darah, adalah sel-sel besar, bulat/oval
dengan nuklai bulat yang terletak ditengah, dan bergranula merah di
sitoplasmanya.
8. Sel makrofag, di dekat pembuluh darah, menyerupai fibroblast, tetapi dengan
prosesus yang lebih pendek dan kecil dan nuclei yang berwarna agak gelap. 3

 Fisiologi Ligamen Periodontal


Fungsi dari ligamen periodontal antara lain sebagai berikut:
1) Fungsi fisikal/suportif:
a. Menghantarkan tekanan oklusal ke tulang alveolar
b. Melekatkan gigi ke tulang alveolar
c. Mempertahankan hubungan jaringan gingiva ke gigi
d. Menahan dampak tekanan oklusal (shock absorption)
e. Sebagai wadah jaringan lunak yang melindungi pembuluh darah dan saraf dari
cedera akibat tekanan mekanis tulang.
2) Fungsi formatif/remodeling :
Dapat berperan formatif/remodeling karena ligamen periodontal megandung
sel-sel yang dapat membentuk maupun meresorbsi struktur periodontal
pendukung (tulang alveolar, sementum, dan ligamen periodontal). Sel mesenkim
yang tidak berdifferensiasi, (berada disekeliling pembuluh darah) berdiferensiasi
menjadi sel-sel khusus, diantaranya:
 osteoblas yang membentuk tulang
 sementoblas yang membentuk sementum
 fibroblas yang membentuk serabut jaringan ikat

Blok Basic Dental Science 2 47


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
Sel-sel multinukleus (berasal dari makrofag darah):
 osteoklas (sel peresorbsi tulang)
 odontoklas (sel peresorbsi gigi)
Contoh fungsi formatif/remodeling ligamen periodontal antara lain,
pembentukan dan resorbsi tulang alveolar dan sementum pada proses
migrasi/pergerakan gigi secara fisiologis ke arah mesial.

3) Fungsi nutritif/nutrisional:
Fungsi ini dimungkinkan oleh adanya sistem vaskularisasi yang baik pada
ligamen periodontal, yang menjamin pasok nutrien ke sementum, tulang alveolar dan
gingiva dan tersedianya drainase limfatik.

4) Fungsi sensori:
Fungsi sensori dimungkinkan oleh adanya reseptor bagi rasa sakit dan tekanan
pada ligamen periodontal. Ini berasal dari saraf-saraf dental yang menembus fundus
alveolus masuk ke ruang ligamen periodontal, dimana saraf-saraf tersebut akan
kehilangan selubung mielinnya (myelinated sheath) dan menjadi nerve ending.
Jaringan saraf yang bersifat propriosepsi memungkinan seseorang merasakan
kekuatan yang diberikan kepada gigi geligi, gerakan gigi dan tempat benda asing
pada atau diantara permukaan gigi. Rasa propioseptif ini dapat menggerakkan
mekanisme refleks protektif yang membuka rahang bawah untuk mencegah injuri
pada gigi-gigi dan ligament periodontal bila seseorang menggigit benda keras.
Propioseptif memungkinkan lokalisasi daerah inflamasi pada ligament periodontal.

D) Sementum dan Tulang alveolar


D.1. Sementum
Sementum adalah jaringan mesenkim avascular dan terkalsifikasi yang menutupi
permukaan akar gigi. Terdapat dua tipe sementum yaitu aselular dan selular yang
keduanya mengandung calcified interfibrillar matriks dan kolagen fibril. 9
Matriks organic sementum terdiri dari 90% kolagen tipe 1 dan 5% kolagen tipe 3.
Sementum aselular terbentuk pertama kali, menutupi bagian servikal akar gigi atau
separuh akar gigi. Sementum ini terbentuk sebelum gigi erupsi. Sharpey fibers ( sumber
kolagen fiber sementum) merupakan pembentuk sementum aselular. Sementum selular

Blok Basic Dental Science 2 48


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
terbentuk setelah gigi erupsi, bentuknya tidak teratur dan mengandung sel sementosit.

Gambar 3. Sementum aselular Gambar 4. Sementum selular

D.2. Tulang alveolar

Gambar 5. Section through a human jaw with a tooth in situ. The dotted line indicates the
separation between the basal bone and the alveolar bone

Process Alveolar adalah bagian tulang maksila dan mandibula yang membentuk
dan mendukung soket gigi (alveoli). Terbentuk saat gigi erupsi dan berfungsi sebagai
perlekatan dan pembentukan ligament periodontal. Process alveolar terdiri atas plate
eksternal / tulang kortikal yang terbentuk dari haversian bone dan compacted bone
lamellae; inner soket wall atau compact bone yang disebut alveolar bone proper yang
terlihat dalam pemeriksaan radiografi sebagai lamina dura ; cancellous trabeculae
terletak diantara compact layers yang berfungsi mendukung tulang alveolar9.

Blok Basic Dental Science 2 49


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
C. KONSEP MAPPING

JARINGAN PERIODONTAL

Gambaran Komponen Fungsi


pembentuk

1.anatomi
2.histologi

1.gingiva, 2. tulang 3.ligament 4. cementum


alveolar periodontal

D. REFERENSI
1. Newman, dkk. 2019. Newman and Carranza's Clinical Periodontology, Ed 13.
Elsevier.
2. Reteitschak. 1995. Color Atlas Of Periodontology.
3. Fedi PF., Vernino AR., Gray JL., 2004. Silabus Periodonti. Ed 4. The Periodontic
Syllabus. Editor Lilian Juwono. Jakarta: EGC.

Blok Basic Dental Science 2 50


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
DAFTAR PUSTAKA

Sloan AJ, Berkovitz BKB, Linden RWA, Moxham BJ. 2010. Master Dentistry Volume 3
Oral Biology : Oral Anatomy, Histology, Physiology And Biochemistry. 3rd
Ed. Elsevier Health Sciences Imprint Churchill Livingstone. London. UK
Hall, J.E. 2011. Textbook Of Medical Physiology, 12th Ed. Saunders Elsevier.
Nanci, A. 2018. Ten Cate’s Oral Histology : Development, Structure, And Function. 9th
Edition. St. Louis, Missouri: Elsevier.
Premkumar, S. 2015. Text Book Of Orthodontic. New Delhi, India: Elsevier Health Science.
Proffit WR, Henry WF, David MS. 2019. Contemporary Orthodontics. 6th Ed. Canada:
Elsevier.
Dean JA, Avery DR, Mc Donald RE. 2011. Dentistry For The Child And Adolescence. 9th
Ed. Maryland Height: Mosby Elsevier.
Newman, dkk. 2019. Newman And Carranza's Clinical Periodontology, Ed 13. Elsevier.
Reteitschak. 1995. Color Atlas Of Periodontology.
James K. Avery Daniel J. Chiego, Jr . 2006. Essentials of Oral Histology and Embryology A
Clinical approach Edisi 3. Elsevier.

James K. Avery Thieme. 2002. Oral Development and Histology Edisi 3

Barbara Young, Phillip Woodford, Geraldine O’Dowd. 2014. Wheater’S Functional


Histology A Text and Colour Atlas Edisi 6. Elsevier

Anthony L. Mescher, PhD, McGraw Hill. 2016. Junqueira's Basic Histology Text and Atlas
Edisi 14

Fedi PF., Vernino AR., Gray JL., 2004. Silabus Periodonti. Ed 4. The Periodontic Syllabus.
Editor Lilian Juwono. Jakarta: EGC.

Blok Basic Dental Science 2 51


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023
LAMPIRAN

Blok Basic Dental Science 2 52


Fakultas Kedokteran Gigi – UNIMUS 2023

Anda mungkin juga menyukai