Anda di halaman 1dari 27

MODUL PEMBELAJARAN

KONSEP TEORITIS DAN TEHNIK ILMU KONSERVASI GIGI


DALAM PELAYANAN KESEHATAN

OLEH
KELOMPOK 1

ANDI NURANNISA FITRI PO713261181004


EKA SILVIA PO713261181011
NUR AMALIYAH PO713261181023
TENRI NUGRAH SYAMSINAR PO713261181048

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga penyusunan modul pembelajaran yang berjudul “KONSEP
TEORITIS DAN TEHNIK ILMU KONSERVASI GIGI” dapat terselesaikan.

Adapun maksud penyusunan modul pembelajaran ini memenuhi tugas mata


kuliah konservasi. Rasa terima kasih saya ucapkan kepada pembimbing materi dalam
pembuatan modul pembelajaran ini serta semua pihak yang telah mendukung dalam
pembuatan modul pembelajaran ini.

Kami menyadari modul pembelajaran ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami membutuhkan ktitik dan saran dari pembaca. Dengan demikian saya
berharap semoga modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan. Sekian dan terima kasih.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 1
B. DESKRIPSI SINGKAT.......................................................................................... 1
C. STANDAR KOMPETENSI.................................................................................... 1
D. MANFAAT PEMBELAJARAN............................................................................. 1
E. TUJUAN PEMBELAJARAN................................................................................. 2
F. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL................................................................. 2

BAB II KEGIATAN BELAJAR

A. STANDAR KOMPETENSI.................................................................................... 3
B. MATERI POKOK................................................................................................... 3
C. URAIAN MATERI................................................................................................. 3
D. RANGKUMAN....................................................................................................... 14

EVALUASI......................................................................................................................... 15

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN....................................................................................................... 23
B. SARAN.................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 24

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konservasi gigi adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari tentang
diagnosa,prognosa,dan terapi penyakit pada jaringan lunak dan kerusakan pada jaringan
keras gigi. Tujuan konservasi gigi sendiri untuk mempertahankangigi alamiah sehingga
selama mungkin gigi dapat dipelihara di dalam mulut kita. Menilik seputar ini terdiri atas
3 kariologi ( preventif, diagnosis dan terapi karies gigi ), endodontic ( diagnosis dan
terapi penyakit atau cedera pada jaringan saraf gigi dan jaringan periapical ) dan
teknologi restorasi (mengembalikan bentuk gigi yang mengalami kerusakan kebentuk
alamiahnya).
Ilmu Konservasi Gigi meliputi anatomi dan biologi jaringan keras, pulpa dan
periapikal, kerusakan jaringan keras, penyakit pulpa dan periapikal, klasifikasi dan
etiologi, alat, obat dan bahan untuk perawatan, mikrobiologi karies dan endodontic,
asepsis sterilisasi dan isolasi, diagnosis dan interpretasi, teknik preparasi dan restorasi,
macam dan teknik perawatan endodontik (konvensional dan bedah), penyebab kegagalan
perawatan endodontik dan penanggulangannya.

B. Deskripsi singkat
Materi yang akan disampaikan pada modul ini adalah tentang konsep teoritis dan
tehnik ilmu konservasi gigi.

C. Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang ingin dicapai dalam pembuatan modul ini adalah
mahasiswa dapat memahami konsep teoritis dan tehnik ilmu konservasi gigi.

D. Manfaat pembelajaran
1. Mempermudah mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran.
2. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang materi pembelajaran.

1
E. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui konsep teoritis dan tehnik ilmu
konservasi gigi.

F. Petunjuk penggunaan modul


Petunjuk penggunaan modul ini berguna untuk memandu peserta didik
mengetahui isi modul, sehingga mempermudah pemahaman mahasiswa tentang materi
yang tersaji dalam modul ini. Berikut petunjuk penggunaan modul :
1. Bacalah dengan seksama tujuan pembelajaran untuk mengetahui apa yang
akan diperoleh setelah mempelajari materi ini.
2. Modul ini memuat informasi tentang apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Pelajari dengan seksama materi pembelajaran, jika ada informasi yang
kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari materi
pembelajaran, sebaiknya berkonsultasi pada pengajar.
4. Kerjakan evaluasi yang terdapat pada akhir uraian materi pembelajaran.

2
BAB II
KEGIATAN BELAJAR
ILMU KONSERVASI GIGI

A. STANDAR KOMPETENSI
Setelah pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mengetahui
konsep teoritis dan tehnik ilmu konservasi gigi.

B. MATERI POKOK
Materi pokok yang akan disampaikan pada modul pembelajaran ini adalah tentang
ilmu konservasi gigi. Materi pembelajaran yang akan disampaikan pada mahasiswa
mencakup ilmu konservasi gigi dan tehnik ilmu konservasi gigi.

C. URAIAN MATERI
1. Ilmu Konservasi Gigi
Ilmu konservasi gigi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara mencegah
dan merawat penyakit atau kelainan jaringan gigi. Ilmu Konservasi Gigi adalah ilmu
yang mempelajari kelainan pada jaringan keras gigi, pulpa dan periapeks dengan
perawatan secara preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif untuk mengembalikan
fungsi gigi dalam sistem stomatognatik.
Ilmu Konservasi Gigi meliputi anatomi dan biologi jaringan keras, pulpa dan
periapikal, kerusakan jaringan keras, penyakit pulpa dan periapikal, klasifikasi dan
etiologi, alat, obat dan bahan untuk perawatan, mikrobiologi karies dan endodontic,
asepsis sterilisasi dan isolasi, diagnosis dan interpretasi, teknik preparasi dan restorasi,
macam dan teknik perawatan endodontik (konvensional dan bedah), penyebab kegagalan
perawatan endodontik dan penanggulangannya. Penelitian unggulan dari Departemen
Konservasi Gigi adalah pemanfaatan bahan alam pada bidang konservasi gigi.(
Universitas Airlangga. 2016.)
Ilmu konservasi bertujuan untuk mencegah,mencegah dan merestorasi penyakit,
kerusakan, dan kelainan yang mengenai jaringan keras dan lunak gigi untuk

3
mengembalikan fungsi,bentuk, estetik dan perlindungan jaringan pendukung gigi serta
mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut.
Ilmu konservasi gigi meliputi:
1. Ilmu Penambalan Gigi/operative Denstistry
Ilmu yang mempelajari teknik restorasi kerusakan/penyakit pada jaringan
keras gigi dengan menggunakan bahan tumpatan plastis dan non plastis.
Suatu lubang pada gigi berarti kehilangan sebagian dari bentuk
mahkotanya, hal ini akan mempengaruhi sisa mahkota, mahkota yang
berdekatan dengannya, gigi antagonis dan jaringan-jaringan sekitarnya
sehingga gigi tersebut tidak dapat dipakai lagi untuk makan karena sakit
jadi harus ditambal dan bentuknya setelah ditambal harus seperti gigi asli
sebelum mengalami karies/kerusakan.
2. Ilmu perawatan saluran akar/endodontia
Ilmu kedokteran gigi yang meliputi etiologi, diagnosis, pencegahan dan
perawatan penyakit pulpa gigi dan jaringan periapical yang disebabkan
oleh penyakit pulpa. Bila karies gigi sudah mencapai jaringan pulpa gigi
maka perlu dilakukan perawatan endodontic.

Tujuan ilmu konservasi gigi:

1. Pengawetan/mempertahankan
a. Gigi-geligi
b. Jaringan di sekitarnya(peridontium)
2. Perbaikan
a. Mengembalikan kesehatan normal
b. Memperbaiki bentuk,fungsi dan estetika. (Deynilisa,Saluna.2015)

2. Pelayanan Konservasi Gigi


 Perawatan dan pencegahan gigi berlubang.
 Penambalan gigi sesuai dengan kasus (onlay & inlay).
 Perawatan gigi berlubang dalam yang sudah mencapai ke ruang saraf.

4
 Perawatan saluran akar gigi, dentin hipersensitif, fraktur mahkota gigi, lesi karies
radiasi, gigi avulsi.
 Bedah endodonti.
 Layanan estetik pemutihan gigi seperti veneer dan bleaching.
 Post perawatan saluran akar (mahkota pasak logam, mahkota fiber post).
(https://rsgm.maranatha.edu/spesialis-konservasi-gigi/)

3. Prosedur penegakan diagnosis dalam bidang Konservasi Gigi


1. Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan Subyektif dilakukan dengan anamnesis, yaitu mengajukan beberapa
pertanyaan kepada pasien. Pertanyaan yang diajukan antara lain identitas
pasien( nama, pekerjaan, alamat, umur);keluhan pasien; riwayat alergi; penyakit
sistemik yang diderita; dan juga gejala-gejala yang dirasakan pasien; seperti rasa
sakit yang timbul saat makan dingin atau panas, jenis sakit yang dirasakan (tajam,
linu, cekot-cekot, berulang),dan riwayat munculnya penyakit ( spontan atau
dirangsang ).
2. Pemeriksaan Obyektif
a. Pemeriksaan extra oral
Terdiri dari pemeriksaan asimetri wajah dan pembengkakan kelenjer limfe,
baik itu submandibular maupun submental.
b. Pemeriksaan intra oral
Terdiri dari :
 Pemeriksaan fraktur (gigi yang patah), abrasi (ausnya gigi akibat gesekan),
dan atrisi (ausnya gigi akibat pengunyahan), Bila ada gigi fraktur, abrasi,
atau atrisi, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda O
 Pemeriksaan vitalitas gigi
Pemeriksaan vitalitas gigi dilakukan berurutan.
Apabila pada gigi pasien belum terdapat perforasi atau lubang pada pulpa,
maka tes vitalitas yang dilakukan antara lain:
 Tes termal

5
Tes yang dilakukan untuk tes termal umumnya adalah tes ternal
dingin, karena tes ternal panas dapat merusak jaringan pulpa. Tes
ternal dingin dilakukan dengan menempelkan cotton pellet yang
telah disemprot dengan ethil chloride pada bagian servikal gigi
(bila gigi utuh), pada dasar kavitas (bila terdapat kavitas), atau pada
puncak cups (pada anak-anak).
Bila gigi yang dites terasa sakit, pada kartu status diberi tanda +
yang berarti gigi tersebut vital. Bila tidak terasa sakit,
makadilanjutkan ketes berikutnya.
 Tes kavitas
Dengan melakukan pengeburan pada dasar kavitas (cavity
entrance) menggunakan round bur.
Bila tidak terasa sakit, maka dikartu status diberi tanda + yang
berarti gigi tersebut vital.
Bila tidak terasa sakit, maka dilanjutkan ke tes berikutnya.
 Tes jarum miller
Dengan memasukkan jarum miller melalui lubang pada pulpa
sampai pada ujung aplikasi gigi, sedalam panjang gigi rata-rata.
Kemudian dilakukan foto rontgen dengan jarum miller tetap
menancap pada gigi
Bila terasa sakit, maka dikartu status diberi tanda + yang berarti
gigi tersebut vital. Bila tidak, maka dapat disimpulkan bahwa gigi
tersebut sudah non-vital.
Apabila gigi pada pasien sudah terdapat perforasi, maka langsung
dilakukan tes jarum miller
 Pemeriksaan karies
Meliputi jenis karies dan etiologi karies.
 Pemeriksaan sondasi
Dengan menggunakan sonde atau eksplorer dapat diketahui kedalaman
kavitas dan reaksi pasien. Rasa sakit yang menetap atau sebentar dan adanya
rasa ngilu.

6
 Pemeriksaan perkusi
Bertujuan untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periondontal.
Dilakukan dengan mengetuk permukaan gigi menggunakan handle instrumen
tangan.
Bila gigi terasa sakit saat diketuk, pada kartu status diberi tanda + dan bila
tidak maka diberi tanda o.
 Pemeriksaan tekanan
Bertujuan untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periodontal,
Dilakukan dengan menekan gigi menggunakan handle instrument tangan.
Bila gigi terasa sakit saat ditekan, pada kartu status diberi tanda + dan bila
tidak maka diberi tanda o.
 Pemeriksaan thermis
Salah satu metode pemeriksaan/penentuan vitalis gigi dengan menggunakan
suhu. Dibedakan menjadi pemeriksaan dengan thermis dingin yaitu kapas
disemprot dengan chloraethyl dan pemeriksaan dengan thermis panas yaitu
guttap yang dipanaskan di api atau air panas. Hasil pemeriksaannya adalah
untuk mengetahui vitalis pulpa.
 Pemeriksaan palpasi
Dengan meraba pada gingiva dimulai dari tepi ke tepi menggunakan ujung
jari telunjuk dan jari tengah.
Bila terdapat fluktuasi, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak maka
diberi tanda o.
 Pemeriksaan kegoyangan gigi
Dilakukan dengan menggerakkan gigi ke arah bukal lingual dan mesio distal.
Dari pemeriksaan diperoleh hasil derajat kegoyangan gigi.
 Pemeriksaan polip
Dari hasil pemeriksaan karies, apabila diketahui adanya perforasi maka perlu
diperiksa polip pulpa (massa jaringan lunak dalam kavitas yang berasal dari
jaringan pulpa)dan polip jaringan ikat (massa jaringan lunak dalam kavitas
yang berasal dari jaringan ikat dibawah bifurkasi gigi)

7
Apabila terdapat polip, pada kartu status diberi tanda + dan bila tdak, maka
diberi tanda o. (Daniel. 2013)

4. Alat-alat Konservasi Gigi


1. Kaca Mulut

Kegunaan:
 Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata.
 Membantu memperluas daerah pekerjaan yaitu dengan menahan pipi,lidah
dan bibir.
 Mengetahui adanya debris,karang gigi,lubang gigi.
 Melihat hasi preparasi/tumpatan
 Melihat kelainan didalam rongga mulut, lidah, gusi, palatum.
2. Pinset

Kegunaan:
Untuk menjepit kapas, kaca, tampon, cotton roll, cotton pellet, mata bur gigi.

8
3. Sonde

Kegunaan :

 Mencari karies dan mengukur kedalamannya.


 Memelihara adanya debris dan kalkulus.
 Memeriksa adanya perporasi pulpa.
 Tangkainya dapat untuk perkusi.
 Mengetahui tumpatan/tepi tumpatan sudah rata atau belum.
4. Excavator

Kegunaan:
 Membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran-kotorannya atau sisa
makanan dalam kavitas.
 Membersihkan kelebihan fletcher,cement dan amalgam.

5. Nier bekken

9
Kegunaan:
Tempat alat/kapas/tampon bekas pada waktu kerja.
6. Dappen disc/dappen glass

Kegunaan:
Untuk meletakkan obat-obat yang dipakai waktu bekerja di klinik gigi.
7. Water syringe

Kegunaan:
Menyemprotkan air pada waktu membersihkan kavitas.
8. Chip blower

10
Kegunaan:
Untuk membersihkan cavita dari sisa-sisa pengeboran waktu melakukan preparasi.
9. Round bur
kegunaan:

untuk membuat tempat masuk waktu preparasi kavita.

10. Fissure bur


kegunaan:
untuk melebarkan dinding kavita waktu membuat
preparasi.

11
11. Inverted cone bur
kegunaan:
untuk meratakan dasar kavitas serta membuat undercut.

12. Cement spatel

Kegunaan:

Untuk mengaduk cement atau fletcher.

13. Agate spatel

Kegunaan:
Ada yang berujung tunggal/ganda untuk mengaduk bahan
tambalan silikat.

14. Mixing slab


kegunaan:
tempat mengaduk bahan tambalan.

12
kegunaan:

untuk mengambil dan membawa bahan tambalan


sementara,silikat dari lempeng kaca ke dalam kavitas.

15. Cement stopper


kegunaan:
untuk memasukkan dan meratakan cement lining(basis
cement) ke dalam kavitas.

16. Amalgam pistol


kegunaan:

untuk memasukkan amalgam ke dalam


kavita terutama untuk rahang atas.
(Lucia Yauri,Ellis Mirawati dan
Syamsuddin AB)

5. Konsep Perawatan Konservasi Gigi

13
Dalam masa sekitar tahun 1985, perubahan falsafah dan konsep perawatan
konservasi gigi telah terjadi. Perkembangan ini didasari oleh berbagai faktor yaitu
perkembangan kariologi, hasil-hasil perawatan konservasi gigi, serta ketahanan dan
perkembangan bahan tumpat.
Berkaitan dengan hal-hal yang telah disebutkan diatas, falsafah perawatan
konservasi gigi juga berubah. Untuk ini Elderton dan Mjor (1998) telah menentukan
kriteria bahwa suatu lesi pada daratan halus dapat ditumpat jika:
1. Gigi sensitif terhadap panas,dingin,manis, dan sebagainya.
2. Lesi sudah mencapai dentin
3. Lesi membahayakan jaringan tubuh
4. Usaha untuk menghentikan lesi tidak berhasil
5. Fungsi gigi terganggu
6. Kemungkinan gigi bergeser karena hilangnya titik kontak
7. Mengganggu estetika
(Sundoro,Edi Hartini.2005)

D. RANGKUMAN
Ilmu Konservasi Gigi meliputi anatomi dan biologi jaringan keras, pulpa dan
periapikal, kerusakan jaringan keras, penyakit pulpa dan periapikal, klasifikasi dan
etiologi, alat, obat dan bahan untuk perawatan, mikrobiologi karies dan endodontic,
asepsis sterilisasi dan isolasi, diagnosis dan interpretasi, teknik preparasi dan restorasi,
macam dan teknik perawatan endodontik (konvensional dan bedah), penyebab kegagalan
perawatan endodontik dan penanggulangannya. Penelitian unggulan dari Departemen
Konservasi Gigi adalah pemanfaatan bahan alam pada bidang konservasi gigi.

EVALUASI

14
SOAL-SOAL PILIHAN GANDA
1. Ilmu yang mempelajari tentang cara-cara mencegah dan merawat penyakit atau kelainan
jaringan gigi adalah…..
a. Ilmu Konservasi Gigi
b. Ilmu Penambalan Gigi
c. Ilmu Penambalan Saluran Akar
d. Ilmu perawatan dan Pencegahan Gigi berlubang
e. Ilmu Pemeriksaan Vitalitas Gigi
2. Ilmu kedokteran gigi yang meliputi epiologi,diagnosis,pencegahan,dan perawatan
penyakit pulpa gigi dan jaringan periapical yang disebabkan oleh penyakit pulpa disebut
ilmu……
a. Penambalan gigi
b. Perawatan saluran akar
c. Pelayanan konservasi gigi
d. Pemeriksaan karies
e. Pemeriksaan perkusi
3. Dalam ilmu konservasi gigi terdapat ilmu yang mempelajari tehnik restorasi kerusakan
atau penyakit pada jaringan karies gigi dengan menggunakan bahan tumpatan plastis dan
non plastis yaitu ilmu….
a. Ilmu penambalan/Operative denstistry
b. Ilmu endodontic
c. Ilmu ekstra oral
d. Ilmu intra oral
e. Tes termal
4. Ilmu konservasi bertujuan untuk….
a. Mengganggu estetika
b. Terganggunya fungsi gigi
c. Mencegah, dan merestorasi penyakit
d. Terjadinya hubungan antara operator dengan klien
e. Terbentuknya komunikasi teraupetik
5. Yang tidak termasuk alat-alat konservasi gigi adalah…..

15
a. Kaca mulut
b. Pinset
c. Sonde
d. Excavator
e. Thermometer
6. Perawatan saluran akar gigi, dentin hipersensitif, fraktur mahkota gigi, lesi karies radiasi,
gigi avulasi merupakan pelayanan….
a. Medis
b. Masyarakat
c. Tim medis
d. Konservasi gigi
e. Kesehatan lingkungan
7. Untuk mengambil dan membawa bahan tambalan sementara, silikat dari lempeng kaca ke
dalam kavitas disebut….
a. Plastis feeling instrument
b. Mixing slab
c. Cement spatel
d. Nier bekken
e. Excavator
8. Dilakukan dengan menggerakkan gigi kearah bukal, lingual dan mesio distal disebut…..
a. Pemeriksaan tekanan
b. Pemeriksaan karies
c. Pemeriksaan kegoyangan gigi
d. Pemeriksaan perkusi
e. Pemeriksaan polip
9. Tes jarum miller, apabila terasa sakit maka dikartu status diberi tanda + yang berarti gigi
tersebut …..
a. Non vital
b. Vital
c. Pemeriksaan karies
d. Pemeriksaan perkusi

16
e. Penambalan gigi
10. Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien
merupakan pemeriksaan……
a. Objektif
b. Subyektif
c. Intra oral
d. Extra oral
e. Termal
11. Pemeriksaan extra oral dan intra oral termasuk dalam pemeriksaan…..
a. Pemeriksaan karies
b. Pemeriksaan vitalitas
c. Pemeriksaan termal
d. Pemeriksaan subyektif
e. Pemeriksaan obyektif
12. Tes yang dilakukan dengan menempelkan cotton pallet yang telah disemprot dengan ethil
chloride pada bagian servikal gigi pada dasar kavita merupakan tes…..
a. Jarum miller
b. Perkusi
c. Fraktur
d. Termal
e. Kavitas
13. Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengetuk permukaan gigi menggunakan handle
instrument tangan merupakan pemeriksaan……
a. Perkusi
b. Jarum miller
c. Fraktur
d. Termal
e. Obyektif
14. Kegunaan excavator yaitu…..
a. Memeriksa adanya perporasi pulpa
b. Membersihkan kelebihan fletcher, cemen dan amalgam

17
c. Menjepit kertas
d. Tampon
e. Menyemprot udara
15. Kegunaan round bur adalah….
a. Membersihkan kavita
b. Menyemprot air
c. Melebarkan dinding kavita
d. Membuat tempat masuk waktu preparasi kavita
e. Meratakan dasar kavita
16. Kegunaan amalgam pistol yaitu….
a. Memasukkan amalgam ke dalam kavita terutama untuk rahang atas
b. Meratakan kavita
c. Menyemprot udara
d. Membersihkan kavita
e. Melebarkan dinding kavita
17. Untuk meletakkan obat-obat yang dipakai waktu bekerja di klinik gigi disebut…..
a. Clip blower
b. Cement spatel
c. Mixing slab
d. Dappen disc/dappen glass
e. Nier bekken
18. Tujuan untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periodontal adalah….
a. Pemeriksaan perkusi
b. Pemeriksaan karies
c. Pemeriksaan palpasi
d. Pemeriksaan polip
e. Pemeriksaan tekanan
19. Arti dari pemeriksaan fraktur adalah…..
a. Gigi yang patah
b. Atrisi
c. Abrasi

18
d. Gigi apulasi
e. Parparasi
20. Yang tidak termasuk dalam pelayanan konservasi gigi adalah…..
a. Perawatan dan pencegahan gigi berlubang
b. Penambalan gigi sesuai dengan kasus
c. Bedah endodontic
d. Perawatan gigi berlubang dalam yang sudah mencapai ke ruang saraf
e. Pemeriksaan vitalis gigi dilakukan dengan perawatan.
21. Membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran-kotorannya atau sisa makanan
dalam kavitas adalah fungsi dari alat…..
a. Excavator
b. Sonde
c. Pinset
d. Clip blower
e. Mixing slab
22. Yang dimaksud ilmu konservasi gigi adalah……
a. Perbaikan
b. Pengawetan
c. Pencegahan gigi berlubang
d. Ilmu penambalan gigi dan ilmu perawatan saluran akar
e. Penghalusan
23. Penelitian unggulan dari departemen konservasi gigi adalah….
a. Mencegah dan merestorasi penyakit
b. Mengembalikan fungsi
c. Pemanfaatan bahan alam pada bidang konservasi gigi
d. Kelainan yang mengenai jaringan keras dan lunak gigi
e. Mengembalikan kesehatan normal
24. Foto rontgen dengan jarum miller tetap menancap pada gigi disebut tes…..
a. Cavitas
b. Jarum miller
c. Termal

19
d. Polip
e. Karies
25. Ilmu penambalan gigi adalah ilmu yang mempelajari tehnik restorasi kerusakan/penyakit
pada jaringan keras gigi dengan menggunakan bahan tumpatan plastis dan non plastis.
Yang termasuk bahan tumpatan plastis adalah…..
a. Resin composite
b. logam
c. porselen
d. inlay dan onlay
e. mahkota full veener
26. Pemeriksaan extra oral berarti…
a. Pemeriksaan asimetri wajah dan pembengkakan kelenjer limfe, baik itu
submandibular dan submental
b. Pemeriksaan fraktur
c. Pemeriksaan karies
d. Pemeriksaan perkusi
e. Pemeriksaan palpasi
27. Faktor yang menyebabkan perubahan falsafah dan konsep perawatan konservasi gigi
adalah…..
a. Perkembangan kariologi
b. Penyakit pulpa gigi
c. Perlindungan jaringan pelindung
d. Endodontik
e. Promotif
28. Dilakukan pemeriksaan polip apabila terjadi …….
a. Adanya keradangan pada jaringan periodontal
b. Adanya perprasi
c. Kerusakan pada jaringan pulpa
d. Adanya fraktur
e. Adanya abrasi

20
29. Untuk meratakan dasar kavitas satu membuat serta membuat undercat adalah kegunaan
dari…
a. Fissure bur
b. Inverted one bur
c. Cement spatel
d. Agate spatel
e. Mixing slab
30. Menurut Elderton dan Mjor (1998),suatu lesi pada daratan halus dapat di tumpat jika…
a. Lesi sudah mencapai dentin
b. Lesi dalam keadaan normal
c. Permukaan halus di daerah proksinal
d. Adanya perferasi
e. keradangan pada jaringan periodontal
SOAL ESSAI
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu konservasi gigi?
Jawab : Ilmu konservasi gigi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara mencegah
dan merawat penyakit atau kelainan jaringan gigi.
2. Tuliskan yang termasuk kelompok bahan tambalan plastis dan non plastis!
Jawab : Kelompok bahan tambalan plastis:
 Amalgam
 Composite
 Glass ionomer cement(GIC)
Kelompok bahan tambalan non plastis
 Inlay dan onlay
 Mahkota full veneer
 Mahkota logam porselen
 Mahkota jaket porselen
3. Tuliskan 3 pelayanan konservasi gigi!
Jawab :
a. Perawatan dan pencegahan gigi berlubang
b. Penambalan gigi sesuai dengan kasus

21
c. Bedah endodontic
4. Jelaskan cara pemeriksaan palpasi!
Jawab : yaitu dengan meraba pada gingiva dimulai dari tepi ke tepi menggunakan ujung
jari, telunjuk dan jari tengah. Bila terdapat fluktuasi, pada kartu status diberi tanda + dan
bila tidak maka diberi tanda o.
5. Tuliskan 4 alat-alat konservasi gigi dan kegunaannya!
Jawab :
a. Kaca mulut : untuk melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung
oleh mata.
b. Sonde : mencari karies dan mengukur kedalamannya
c. Pinset : menjepit kapas
d. Excavator : membersihkan kelebihan fletcher,cement dan amalgam.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum merencanakan perawatan konservasi gigi kita harus terlebih dahulu
menentukan diagnosis. Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit yang di derita pasien.
Diagnosis merupakan kesimpulan dari pemeriksaan, baik itu pemeriksaan subyektif,
pemeriksaan obyektif dan pemeriksaan penunjang lainnya. Pemeriksaan subyektif adalah
anamnesis pada pasien. Pemeriksaan obyektif meliputi pemeriksaan extra oral dan intra
oral. Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan radiografi. Apabila diagnosis sudah
ditentukan, maka selanjutnya kita dapat menentukan rencana perawatan yang tepat.
B. Saran

Demikianlah modul yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi, karena kami
hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan khilaf dan lupa.

23
DAFTAR PUSTAKA
Sundoro,Edi Hartini.2005.Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: Universitas
Indonesia
Deynilisa,Saluna.2015. Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: EGC.
Lucia Yauri,Ellis Mirawati dan Syamsuddin AB. Buku Penuntun Praktikum Preklinik
Konservasi Gigi. Politeknik Kesehatan Makassar
Thioritz,Ernie.2018. Penggunaan Pemeliharaan Alat Kedokteran Gigi. Makassar:
Politeknik Kesehatan Makassar
Universitas Airlangga. 2016. Ilmu Konservasi Gigi. Available at
http://fkg.unair.ac.id/index.php/ilmu-konservasi-gigi (diakses 17 November)
Daniel. 2013. Makalah Konservasi Gigi. Available at
https://www.scribd.com/doc/164942657/Makalah-Konservasi-Gigi (diakses
2 september)

24

Anda mungkin juga menyukai