Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 2

Nama Anggota :
 Andi Zahra Azizah PO713261181006
 Fahdina Fajriani PO713261181013
 Fitria PO713261181015
 Oktavia Citra Allo Linggi PO713261181029
 Reski Mega Puspita PO713261181035
 Sri Wahyuni Puspitasari PO713261181045

Soal Pilihan Ganda

1. Factor pengaruh yang menyebabkan komplikasi tergantung dari pasien dan


operator. Pengertian di atas merupakan pengertian dari..
a. Komplikasi
b. Komplikasi sistemik
c. Komplikasi local
d. Komplikasi pencabutan
e. Komplikasi anestesi

2. Penyebaran darah kejaringan sekitarnya disebabkan karena jarum suntik yang


mengenai pembuluh darah sehingga darah keluar dan memasuki jaringan
pengertian di atas merupakan pengertian dari macam-macam komplikasi
anestesi local jenis apa…
a. Hematoma
b. Trismus
c. Lupus
d. Oedema
e. Gangguan visual sementara

Soal Essay
1. Jelaskan perbedaan komplikasi anestesi local dan komplikasi sistemik..!
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam komplikasi local dan komplikasi
sistemik (masing-masing 3)..!
3. Jelaskan cara mencegah komplikasi anestesi local dan komplikasi sistemik..!
Jawaban :
A. Pilihan Ganda
1. C. KOmplikasi Lokal
2. A. Hematoma

B. Essay
1. Komplikasi Anestesi local merupakan komplikasi yang terjadi pada
sekitar area injekji yaitu reaksi yg tidak menguntungkan pada jaringan
yg dapat terjadi sebagai efek anestesi lokal, seperti Jarum patah, rasa
nyeri,infeksi,trismus. Komplikasi sistemik merupakan komplikasi yang
melibatkan respon sistematik tubuh terhadap pemberian anestesi lokal
yaitu reaksi yg tidak menguntungkan pada tubuh pasien yg dapat
terjadi sebagai efek anestesi sistemik, seperti: reaksi toksik, reaksi
alergi, syok anafilaktik.
2. Macam-macam komplikasi anestesi lokal dan komplikasi sistemik :
a. Komplikasi Anestesi Lokal
1) Jarum patah
Dapat disebabkan oleh kesalahan teknik injeksi,
kelainan anatomi dari pasien, jarum yang disterilkan
berulang kali atau dengan cara dibakar.

2) Rasa sakit (hiperesthesi) selama dan setelah suntikan


Dapat disebabkan karena jarum yang bengkok,
patah atau tumpul. Anestesi yang terlalu cepat di
deposit , iritasi jaringan, tempat insersi/penyuntikan
yang tidak steril dan larutan anestetikum yang terlalu
dingin atau tidak sama dengan suhu tubuh juga dapat
menyebabkan rasa sakit.

3) Infeksi
Infeksi adalah komplikasi suntikan yang jarang
terjadi. Pemakaian peralatan yang sudah disterilkan dan
teknik aseptic umumnya dapat menghilangkan
masuknya organisme dalam jaringan pada saat
penyuntikan. Meski demikian timbulnya gejala-gejala
infeksi adalah seseudah masa inkubasi dan sifatnya
individual.
b. Komplikasi Sistemik
1) Sinkop
Kedaruratan ini paling sering terjadi pada pasien
yang duduk di kursi unit baik pada awal maupun akhir
perawatan. Kolaps dapat terjadi tiba-tiba dan dapat
disertai atau tidak disertai dengan hilangnya kesadaran.
Pada sebagian besar kasusyang mendadak dan
menimbulkan hipoksia serebral dan umumnya akan
pulihsecara spontan. Pasien sering mengeluh pusing,
lemas dan nausea dengan kulityang pucat, dingin serta
mudah berkeringat. Sinkop karena serangan
bradikardiayang nyata sehingga adanya denyut nadi
yang lambat dan lemah dapat digunakanuntuk
membantu menentukan diagnose banding.

2) Interaksi Obat
Banyak pasien yang tidak mengetahui nama dan
sifat obat-obatan yang mereka konsumsi, sehingga
banyak pasien yang kadang mengalami reaksi alergi
terhadap obat yang diberikan oleh dokter. Gejala alergi
ini dapat timbul sebagai reaksi antigen dengan antibody.
Dalam bidang kedokteran gigi alergi terhadap obat
merupakan hal yang penting karena dapat menyebabkan
syok anafilaktik.

3) Reaksi Sensitivitas
Reaksi ini mempunyai derajat yang bervariasi dari
pembengkakan oedematuslocal atau urtikaria pada
daerah suntikan sampai reaksi anaphilatik
yang berbahaya dan parah yang terbukti fatal
bila tidak cepat ditanggulangi. Untunglah sebagian
besar reaksi bersifat ringan dan sementara sehingga
tidak memerlukan perawatan dan bahkan sering
tidak mendapat perhatian.

3. Cara mencegah komplikasi anestesi lokal dan komplikasi sistemik :


1. Komplikasi Anestesi Lokal
1) Jarum patah
Jarum patah dapat dicegah dengan menggunakan jarum
stainless steel, jarum jangan dipaksa masuk ke tulang,
jangan menggunakan jarum yang terlalu kecil, jangan
mencoba memberikan injeksi kalau tidak menguasai
anatomi setempat dan jangan menyuntik secara mendadak.

2) Rasa sakit (hiperesthesi) selama dan setelah suntikan


Sebagai pencegahan, gunakan jarum yang runcing/
insersi jarum secara perlahan-lahan dan jangan
menimbulkan trauma. Insersi jarum jangan berulang-ulang,
obat anestesi yang steril dan sesuai dengan suhu tubuh juga
dapat mencegah timbulnya rasa sakit atau rasa tidak enak
selama dan setelah penyuntikan.

3) Infeksi
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
memastikan daerah sekitar injeksi harus steril, demikian
pula dengan alat, jarum dan obat anestesi yang digunakan
harus steril dan tangan operator harus bersih.

2. Komplikasi Sistemik
1) Sinkop
Pertolongan pertama harus segera diberikan dan pasien
jangan ditinggalkansendirian. Prioritas pertama adalah
memulihkan dan mempertahankan saluranudara serta
mempertahankan respirasi dan sirkulasi. Perawatan ABC
adalahmemulihkan saluran udara, pernapasan dan sirkulasi
dan kangan menunda waktuterlalu lama sebelum kita
akhirnya menentukan diagnose atau terapi obat.Sebagian
besar pasien yang dirawat dengan prinsip tersebut dapat
pulih kembalidengan cukup cepat tanpa sekuela lebih
lanjut. Pasien harus segera dibaringkandengan posisi kepala
lebih rendah dari tubuh yaitu dengan
menyesuaikansandaran kursi unit 100 (posisi tredelenburg),
karena posisi pada derajat yang lebis besar akan menggangu
drainase venus serebal dan mengurangi perfusi darah pada
otak. Pasien jangan diberi minum sampai ia sudah sadar
kembali.

2) Interaksi Obat
Agar terhindar dari masalah ini dan jika dokter merasa ragu
untuk memberikan obat terhadap pasien, sebaiknya dokter
menghubungi dokter yang merawat pasien terlebih dahulu
sebelum ditangani untuk memastikan detail obat-obatan
yang digunakan pada pasien tersebut, sebelum melakukan
perawatan. Dan dokter juga harus menentukan keparahan
penyakit sisensi yang diderita oleh pasien dan hubungannya
terhadap perawatan gigi yang akan dilakukan.

3) Reaksi Sensitivitas
Reaksi toksis karena dosis berlebihan dapat terlihat bila
kadar lignokain dalam plasma lebih daripada 5 ug/ml.
konsentrasi sebesar ini di capai bila dilakukan penyuntikkan
intravascular secara kurang tepat atau bila dilakukan
pendepositan sejumlah besar larutan anestesi lokal secara
cepat. Tanda pertama dari respon system saraf sentral
biasanya berupa eksitasi seperti pusing, gelisah, nausa atau
sakit kepala ringan diikuti dengan tremoe dan denyut
muscular terutama pada wajah, tangan dan kaki, baru
kemudia terjadi konvulasi.

Anda mungkin juga menyukai