Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN PUSKESMAS

1. Buku Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil pada Program Antenatal
Care (ANC) Puskesmas II Sumpiuh
2. Penyuluhan Manifestasi Rongga Mulut Pasien Hipertensi dan Diabetes
Melitus pada Program Prolanis Puskesmas II Sumpiuh

Disusun Oleh:
Suci Nourmaliza, S.KG
G4B017044

Pembimbing Akademik:
drg. Fanni Kusuma Djati, M.Sc

Pembimbing Lapangan:
drg. Advaitha Visnu Manitis

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO
2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN

1 Judul 1. Buku Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil


Pada Program ANC Puskesmas II Sumpiuh
2. Penyuluhan Manifestasi Rongga Mulut Pasien
Hipertensi dan DM Pada Program Prolanis
Puskesmas II Sumpiuh
2 Ruang Lingkup Kedokteran Gigi Masyarakat
3 Penyusun Suci Nourmaliza (G4B017044)
4 Lokasi Kegiatan Puskesmas II Sumpiuh
5 Waktu 1. 5-6 Desember 2018
2. 15 November 2018

Disahkan

Pada Desember 2018

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

drg. Advaitha Visnu Manitis drg. Fanni Kusuma Djati, M.Sc

NIP. 19810321 200812 2 001


A. Kegiatan I

Buku Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil pada Program Antenatal Care
(ANC) Puskesmas II Sumpiuh

1. Pendahuluan

Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang diikuti perubahan hormonal, pada

masa kehamilan terjadi perubahan yang besar pada wanita. Perubahan berhubungan

dengan fisik, biokimia, fisiologis bahkan psikologis yang merupakan konsekuensi dari

pertumbuhan janin dalam rahim. Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, trimester I

yaitu 0-12 minggu, trimester II yaitu 13-28 minggu, trimester III yaitu 29-40 minggu

(Emilia, 2010). Tujuan pemeriksaan kehamilan adalah mengetahui dan mencegah

sedini mungkin kelainan yang dapat timbul, meningkatkan dan menjaga kondisi badan

ibu dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan menyusui serta menanamkan

pengertian pada ibu hamil pentingnya penyuluhan yang diperlukan wanita hamil

(Bamanikar, 2013).

Program Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui

kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai mereka,

menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan risiko kehamilan (isiko

tinggi, risiko meragukan, risiko rendah) (Manuaba, 2006). Tujuan ANC menurut depkes

RI 2001, adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya,

persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. ANC

penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu

hamil yang tidak normal sehingga komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan
dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara memadai. Apabila ibu hamil tidak

melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya

berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik

yang dapat membahayakan kehidupan ibu atau janinnya.

Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga kesehatan, secara profesional akan

memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu hamil merasa puas atas pelayanan yang

diberikan ANC terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas

yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan tersebut diberikan oleh dokter,

dokter gigi, bidan, dan perawat terlatih, sedangkan jenis pemeriksaan pelayanan ANC

terpadu adalah sebanyak 18 jenis pemeriksaan yaitu keadaan umum, suhu tubuh,

tekanan darah, berat badan,Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA), Tinggi Fundus Uteri

(TFU), Presentasi Janin, Denyut Jantung Janin (DJJ), Hb, Golongan darah, protein urin,

gula darah/reduksi, darah malaria, Bakteri Tahan Asam (BTA), darah sifilis, Serologi

HIV, dan USG (Kemenkes, 2012).

Pada program ANC di Puskesmas II sumpiuh dilakukan pemeriksaan oleh seluruh

bagian bidang kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut yang diperiksa oleh dokter

gigi. Pemeriksaan gigi ini bertujuan untuk melihat kondisi rongga mulut ibu hamil,

pemberian edukasi terhadap ibu hamil mengenai kondisinya dan upaya pencegahan

untuk menjaga kondisi kesehatan gigi dan mulut. Kehamilan mempengaruhi

peningkatan resiko terjadinya penyakit mulut pada wanita hamil dapat disebabkan

karena beberapa faktor seperti refleks muntah (gagging), nausea dan muntah yang dapat

meningkatkan resiko terjadinya karies gigi, rasa takut menggosok gigi karena keadaan

gingiva yang dapat meradang pada masa kehamilan, bahkan perubahan perilaku atau
kebiasaan seperti mengabaikan kebersihan rongga mulut yang dapat meningkatkan

frekuensi karies dan penyakit periodontal (Eka, 2014).

Kehamilan juga dapat memperberat gingivitis yang biasa dikenal dengan

pregnancy gingivitis atau radang gusi selama kehamilan yaitu respon inflamasi yang

berlebih dari gingiva terhadao dental olak dan perubahan hormonal yang biasa terjadi

selama kehamilan. Peningkatan hormon seksual terutama hormon progesteron dan

estrogen pada masa kehamilan dapat menimbulkan perubahan pada rongga mulut

berupa meningkatnya permeabilitas pembuluh darah gingiva sehingga menjadi sangat

peka terhadap iritasi lokal seperti, plak, kalkulus dan karies. Selain masalah hormonal

penyebab utama gingivitis saat hamil adalah buruknya kebersihan mulut yang

memudahkan terjadinya iritasi pada gingiva oleh enzim dan toksin bakteri anaerob yang

terkandung dalam plak (Mwaiswelo dan Masalu, 2007). kejadian penyakit gigi dan

mulut selama masa kehamilan bukan semata-mata hanya dipengaruhi oleh kehamilan

itu sendiri melainkan kurangnya pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

sehingga mempengaruhi perilaku kesehatan gigi dan mulut yang buruk termasuk

perilaku kunjungan ibu hamil untuk memeriksaan giginya dipelayanan kesehatan.

Penelitian Mwaismelo pada tahun 2006 menunjukan kurangnya pengetahuan ibu

hamil terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dimana janya 16% dari ibu hamil

yang menerima pendidikan kesehatan gigi dan mulut, 97% menyikat giginya, 52% dari

ibu hamil percaya menyikat gigi secara rutin akan mengurangi risiko terjadinya masalah

pada gusi, dan hanya 3,7% ibu hamil mengunjungi dokter gigi selama kehamilan

(Anggraeni dan Andreas, 2015). Penelitian yang dilakukan wardhani (2012),

menunjukan adanya hubungan antara tingkat kebersihan mulut ibu hamil dengan status
gingivanya yaitu semakin butuk tingkat kebersihan mulut ibu hamil maka semakin

buruk pula status gingivanya. Penelitian oleh Hartati dkk (2011) yang mendapatkan ibu

hamil dengan plak pada gingiva lebih banyak mengalami gingivitis dibanding ibu

dengan tidak ada plak dan gingibva, penelitian oleh rintoko (2005), juga menyatakan

tingkat kebersihan mulut mempengaruhi terjadinya gingivitis pada ibu hamil.

Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan edukasi terhadap pasien mengenai kesehatan gigi

dan mulut, Edukasi kesehatan dapat disampaikan melalui media edukasi kesehatan

karena media tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan pesan

kesehatan bagi masyarakat Berdasarkan penelitian yang ng dilakukan maghfiroh dkk.,

pengaruh pemberian edukasi menggunakan buku saku bergambar dan berbahasa madura

terhadap tingkat pengetahuan penderita dan pengawas menelan obat tuberkulosis paru

efektif untuk meningkatkan pengetahuan responden. Berdasarkan hal tersebut peneliti

tertarik untuk membuat edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk

media berupa buku dan diterapkan pada ibu hamil yang memeriksakan gigi dan mulut

dalam program Antenatal Care (ANC).

2. Pelaksanaan

Antenatal Care (ANC) di Puskesmas II Sumpiuh dilaksanakan setiap hari Rabu dan

Kamis yang melayani ibu hamil dari dalam wilayah maupun luar wilayah, dalam wilayah

meliputi 5 desa dan 2 kelurahan dari wilayah kerja Puskesmas II Sumpiuh. ANC

dilakukan oleh beberapa tenaga kesehatan yatu dokter, bidan, dokter gigi, ahli gizi dan

petugas laboratorium. Pada ANC dilaksanakan beberapa pemeriksaan yaitu keadaan

umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA),

Tinggi Fundus Uteri (TFU), Presentasi Janin, Denyut Jantung Janin (DJJ), Hb, Golongan
darah, protein urin, gula darah/reduksi, darah malaria, Bakteri Tahan Asam (BTA), darah

sifilis, Serologi HIV, dan USG.

Pada Poli Gigi biasanya dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut terlebih dahulu. Setelah

dilakukan pemeriksaan maka hasil pemeriksaan dicatat pada buku registrasi ANC di poli

gigi, kemudian hasil pemeriksaan akan dicatat pada buku kesehatan gigi dan mulut ibu

hamil. Buku kesehatan gigi dan mulut ibu hamil merupakan suatu alat atau media yang

digunakan dalam penyuluhan metode individual pada program UKP yaitu ANC. Tujuan

dari adanya buku kesehatan gigi dan mulut ibu hamil ini yaitu mengedukasi ibu hamil

mengenai keadaan yang terjadi pada rongga mulutnya dan cara pencegahannya melalui

media buku dalam rangka mengurangi terjadinya komplikasi pada gigi dan mulut serta

mengedukasi ibu hamil mengenai tindakan apa saja yang harus dilakukan saat hamil atau

saat setelah melahirkan melalui pencatatan yang sudah dilakukan oleh petugas kesehatan

pada buku kesehatan gigi dan mulut ibu hamil tersebut.

Penyuluhan dengan metode individual dilakukan setelah pemeriksaan dimana

dilakukan bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) yaitu kontak antara

dokter gigi dan pasien lebih intensif melalui metode ini. Isi dari buku ibu hamil adalah

edukasi mengenai kondisi rongga mulut saat kehamilan, cara menghindarinya, pantangan

pada ibu hamil, tips untuk ibu hamil untuk menjaga kondisi kesehatan gigi dan mulut,

cara membersihkan gigi yang baik dan benar, cara pemilihan sikat gigi, erupsi gigi anak

ketika sudah melahirkan, tahapan cara menjaga kesehatan gigi anak, serta kelainan yang

mungkin terjadi pada gigi anak. Setiap masalah yang dihadapi oleh pasien akan coba

dibantu penyelesaiannya. Setelah menerima semua informasi yang diberikan dari buku

ibu hamil, maka atas kesadaran pasien akan menerima perilaku tersebut dan mengubah
perilakunya. Bimbingan dan penyuluhan ini disertai dengan wawancara (interview).

Wawancara antara dokter gigi dengan pasien untuk menggali informasi mengapa ia tidak

atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, apabila

belum maka perlu dilakukan penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

3. Hasil kegiatan

Hasil dari kegiatan tersebut yaitu sebagai berikut:

a. meningkatnya pemahaman ibu hamil mengenai kesehatan gigi dan mulut pada

saat kehamilan, terutama tindakan preventif yang bisa ibu hamil lakukan untuk

mencegah terjadinya manifestasi rongga mulut yang mungkin terjadi saat

kehamilan.

b. Membantu pencatatan mengenai hasil pemeriksaan dan tindakan yang harus

dilakukan setelah ibu melahirkan. Pencatatan tersebut akan dipegang oleh ibu

hamil tersebut dan pihak Puskesmas mempunyai catatan sendiri mengenai ibu

hamil.

Beberapa informasi yang ibu hamil dapatkan dari ANC tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Trimester I

Ibu hamil biasnaya merasa lesu, mual, dan kadang muntah. Lesu. Mual, dan

muntah menyebabkan terjadinya peningkatan suasana asam dalam mulut. Adanya

peningkatan plak karena malas memlihara kebersihan, akan mempercepat

terjadinya kerusakan gigi.


b. Trimester II

Pada masa ini hamil kadang kadang masih merasakan hal yang sama seperti

trimester 1 kehamilan. Pada masa ini terjadi perubahan hormonal dan faktor

lokal (plak) dapat menimbulkan kelainan dalam rongga mulut, antara lain:

1). Peradangan pada gusi , warnanya kemerahan dan mudah berdarah terutama

pada waktu menyikat gigi. Bila timbul pembengkakan maka dapat disertai

dengan adanya rasa sakit.

2). Timbulnya benjolan pada gusi antara 2 gigi yang disebut dengan epulis

gravidarum, terutama pada sisi yang berhadapan dengan pipi. Pada keadaan

ini, warna gusi menjadi merah keunguan sampai kebiruan, mudah berdarah

dan gigi terasa goyang. Benjolan ini dapat membesar hingga menutupi gigi.

c. Trimeser III

Benjolan pada gusi antara 2 gigi (epulis gravidarum) diatas mencapai puncaknya

pada bulan ketujuh atau kedelapan . Keadaan tersebut akan hilang setelah

persalinan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).


B. Kegiatan 2

Penyuluhan Manifestasi Rongga Mulut Pasien Hipertensi dan Diabetes Melitus


pada Program Prolanis Puskesmas II Sumpiuh

1. Pendahuluan

Penyakit kronis adalah jenis penyakit yang memiliki durasi waktu yang lama dan

biasanya dalam proses yang lambat. Penyakit kronis seperti diabetes melitus, hipertensi,

penyakit jantung, kanker, stroke, telah menjadi penyebab kematian di dunia yaitu 63%

dari semua penyebab kematian. Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki

jumlah hipertensi juga merupakan penyebab kematian ke-3 di Indonesia pada semua

umur dengan proporsi kematian 6,8% (Litbangkes Kemenkes RI, 2013). Menurut

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan

jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal

kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Menurut survei yang dilakukan WHO,

Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar setelah

India, Cina, dan Amerika Serikat. Tahun 2030 Indonesia diperkirakan akan memiliki

penyandang DM sebanyak 21,3 juta jiwa (Rinto, 2008).

Penyakit kronis tidak mudah dihadapi bukan hanya karena sifat penyakitnya atau

perawatannya, melainkan karena penyakit tersebut harus diderita dalam waktu yang

lama yang akan memberikan beban bagi keluarga bila penangan tidak secara intensif

dan berkelanjutan (Levesque dkk., 2013). Berdasarkan UU No 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam

memperoleh akses atas sumber daya dibidang kesehatan dan memperoleh pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Sebagai upaya untuk dapat
melaksanakan hal tersebut pemerintah Indonesia menyatakan bahwa Program Jaminan

Kesehatan Nasional adalah suatu program pemerintah dan masyarakat dengan tujuan

memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia

agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera.

Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat serta menyukseskan

program jaminan sosial bidang kesehatan, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12

Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 adalah salah satu manfaat yang

didapatkan oleh peserta BPJS Kesehatan yaitu pelayanan kesehatan promotif dan

preventif, salah satunya ialah program pengelolaan penyakit kronis (prolanis). Prolanis

adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekataan proaktif yang dilaksanakan

secara integritas yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan tingkat pertama, dan BPJS

Kesehatan. Penyakit yang termasuk kedalam Prolanis adalah hipertensi dan diabetes

melitus tipe 2. Berdasarkan UU No 40 tahun 2011 tentang BPJS, maka fasilitas

kesehatan tingkat pertama yaitu Puskesmas sebagai garda terdepan dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat dapat melaksanakan prolanis melalui kerjasama dengan

BPJS untuk melakukan pembinaan bagi penderita penyakit kronis.

Penderita penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus dapat menyebabkan

keluhan di rongga mulut. Pada penderita hipertensi penyebab tidak diketahui, tapi obat-

obat antihipertensi seringkali menyebabkan keluhan seperti xerostomia, gingiva tumbuh

berlebihan, pembengkakan kelenjar liur atau nyeri, reaksi obat lichenoid, erythema

multiforme, perubahan sensasi rasa, dan parastesia (Tambuwun dkk., 2015). Kondisi

diabetes melitus (DM) juga dapat menunjukkan gejala dan manifestasi didalam rongga

mulut diantaranya adalah peradangan jaringan periodontal atau periodontitis (Sari dkk.,
2017) .Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk memberikan metode penyuluhan

mengenai kesehatan gigi dan mulut pada pasien DM dan hipertensi terhadap masyarakat

desa yang mengikuti program prolanis.

2. Pelaksanaan

Kegiatan prolanis dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada minggu ketiga.

Tempat dilakukannya kegiatan yaitu di Aula Puskesmas II Sumpiuh. Sasaran prolanis

adalah seluruh masyarakat desa peserta BPJS kesehatan yang menyandang penyakit

kronis sepert DM tipe 2 dan hipertensi. Peserta yang sudah terdaftar dalam prolanis

harus dilakukan pencatatan dan pelaporan menggunakan aplikasi pelayanan Primer (P-

care). Tujuan kegiatan prolanis adalah mendorong peserta penyandang penyakit

kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal sehingga mencegah terjaidnya

komplikasi penyakit. Peserta prolanis adalah peserta BPJS, persiapan kegiatan

dilaksanakan pukul 07.00 dengan persiapan tempat, proyektor untuk penyuluhan,

tensimeter dan timbangan. Acara dimulai pada pukul 08.00. rangkaian acara yang

dilakukan adalah

1. Peserta prolanis akan diberikan kartu no antrian untuk pendaftaran.

2. Peserta menunggu panggilan untuk pemeriksaan yang bertempat di aula

Puskesmas II Sumpiuh.

3. Peserta memberikan fotokopy kartu keluarga (KK), kartu Indonesia sehat (KIS)

dan kartu tanda penduduk (KTP ) kepada petugas pendaftaran.

4. Peserta akan dipanggil untuk melakukan pemeriksaan awal yiatu cek tekanan

darah, BB, dan cek gula darah Sewaktu (GDS)


5. Penyuluhan mengenai kondisi rongga mulut pada pasien yang menyandang

penyakit kronis seperti DM, dan hipertensi. Penyuluhan dilaksanakan disaat

selang waktu pasien menunggu antrian.

6. Setelah melakukan pemeriksaan peserta dapat pulang mengantri untuk

mendapatkan obat.

3. Hasil Kegiatan

Kepatuhan peserta prolanis di Puskesmas ditunjukkan dengan peserta prolanis rutin

mengikuti semua kegiatan prolanis di Puskesmas yang dilakukan setiap bulan di

Puskesmas. Kegiatan-kegaitan tersebut antara lain adalah konsultasi medis peserta

prolanis, mengikuti edukasi, ataupun senam yang dilakukan pagi hari. Tujuan dari

prolanis adalah mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencaapai kualitas hidup

dan dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit. Terutama komplikasi yang terjadi

pada rongga mulut pasien penderita DM ataupun hipertensi yang jarang diketahui oleh

masyarakat awam. Penderita yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik akan dapat

menjadi guru yang bagi bagi dirinya, dengan pengetahuan yang dia dapatkan dari setiap

rangkaian acara prolanis akan mempengaruhi kepatuhan peserta tersebut utnuk lebih

patuh dalam prolanis dan dapat melakuakn semua kegiatan yang ada dalam prolanis

karena dapat memberi manfaat bagi kesehatan dalam dirinya.

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut bertujuan untuk mengubah perilaku

masyarakat kearah perilaku sehat. Hasil yang diharapkan dari adanya penyuluhan

kesehatan gigi dan mulu terhadap masyarakat desa dalam acara prolanis adalah

tercapainya perubahan pengetahuan dari masyarakat yang akan berlanjut menjadi adanya

peningkatan sikap yang akan mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat dan
dapat menjalankannya dalam kehidupan sehari hari dimana dapat mencegah terjadinya

komplikasi yang dapat terhadi pada rongga mulut pasien yang mengalami DM dan

hipertensi.

C. Simpulan dan Saran

1. Kegiatan 1.

a. Simpulan

1). Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil dapat ditingkatkan

melalui program ANC dengan metode penyuluhan individual dimana

dilakukan bimbingan atau penyuluhan serta wawancara mengenai kesehatan

gigi dan mulutnya kepada ibu hamil.

2). Buku merupakan salah satu alat atau media yang digunakan dalam penyuluhan

metode individual pada program UKP yaitu Antenatalcare (ANC).

b. Saran

Penyampaian dan pencatatan mengenai kesehatan gigi dan mulut ibu hamil pada

buku kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dapat diselenggarakan setiap dilakukan

ANC untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai kondisi

kesehatan rongga mulutnya.

2. Kegiatan 2.

a. Simpulan

Penyuluhan mengenai manifestasi rongga mulut pada pasien yang mngalami

diabetes melitus dan hipertensi dapat meningkatkan pengetahuan sehingga dapat

merubah perilaku masyarakat untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi.


b. Saran

1) Waktu penyuluhan disediakan sendiri agar masyarakat yang mengikuti

penyuluhan dapat fokus untuk mendengarkan dan memahami isi penyuluhan.

2) Pada prolanis berikutnya dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada

masyarakat desa yang mengikuti prolanis.


LAMPIRAN

a. Kegiatan ANC

b. Buku Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil dalam Kegiatan Antenatal
Care (ANC)
c. Kegiatan Prolanis
DAFTAR PUSTAKA

Bamanikar S, Kee K.L., 2013, Knowledge, attitude and practice dental health care
in pregnant women, Oman Medical Journal,;28(4): 88 – 91.
Eka, D.K., 2014, Kesehatan Gigi Ibu Hamil Di Puskesmas Kedungsari Akbupaten
Mojokerto, Medika Majapahit, 6(1):1-5.
Ermawati,T., 2012, Periodontitis dan Diabetes Melitus, Jurnal Kedokteran Gigi
Unej, 9(3), 152-154.
Hartati., 2011, Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gingivitis
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas talang tegal, Jurnal
ilmiah kesehatan keperawatan, l 7(3): 170-189.
Kemenkes RI, 2014, Undang – undang Republik Indonesia no 40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Levesque, J.-F., Harris, M.F. & Russell, G., 2013, Patient-centred access to health
care: conceptualising access at the interface of health systems and
populations. International journal for equity in health, 12(1): 18.
Litbangkes Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar, h..1–306.
Maghfiroh, L., Wishi Pratama, A.A., Rachmawati, E., 2017, pengaruh pemberian
Edukasi Menggunakan Buku Saku Bergambar dan Berbahasa
Madura terhadap Tingkat Pengetahuan penderita dan Pengawas
Menelan Obat Tuberkulosisi Paru, Jurnal Pustaka Kesehatan, 5(3):
420-424.
Manuaba, I, 2004, Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi,
Jakarta, EGC.
Mwaiswelo R. O., Masalu J.R.,2007, Oral health knowledge and behavior among
pregnant women in Keyla District, Mabeya, Tanzania, Tanzania
dent Journal, 14(2): 47 – 52.
Retnoningrum, D,. 2006, Gingivitis pada ibu hamil sebagai faktor resiko terjadnya
bayi berat badan lahir rendah kurang bulan di rs. Kariadi Semarang,
Dentika dental journal. Vol 1: 1-8.
Rintoko, Bimo, 2005. Kebersihan mempengaruhi adanya gingivitis pada ibu hamil,
Dentika dental journal 1(2): 1-9.
Sari, R., Herawati, D., Nurcahyanti,R., Kusuma, P.W., 2017, Prevalensi
Periodontitis pada Pasien Diabetes Melitus (Status Observasional di
Poliklinik penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito), Makalah Kedokteran
Gigi Indonesia, 3(2):98-104.
Tambuwun, P.G.J., Suling, P.L., Minjlungan,C.I., 2015, Gambaran Keluhan di
Rongga Mulut pada Penggunaan Obat Anti Hipertensi di Poliklinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisi di
Manado, Jurnal E-Gigi, 3(2): 241-245.
Wardhani, D.F., 2012. Hubungan tingkat kebersihanrongga mulut dengan status
gingiva pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas sumber sari
kecamatan sumbersari kabupaten jember (penelitian observasional
klinis). Skripsi Kedokteran Gigi. Jember : Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai