1. Buku Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil pada Program Antenatal
Care (ANC) Puskesmas II Sumpiuh
2. Penyuluhan Manifestasi Rongga Mulut Pasien Hipertensi dan Diabetes
Melitus pada Program Prolanis Puskesmas II Sumpiuh
Disusun Oleh:
Suci Nourmaliza, S.KG
G4B017044
Pembimbing Akademik:
drg. Fanni Kusuma Djati, M.Sc
Pembimbing Lapangan:
drg. Advaitha Visnu Manitis
LAPORAN KEGIATAN
Disahkan
Buku Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil pada Program Antenatal Care
(ANC) Puskesmas II Sumpiuh
1. Pendahuluan
masa kehamilan terjadi perubahan yang besar pada wanita. Perubahan berhubungan
dengan fisik, biokimia, fisiologis bahkan psikologis yang merupakan konsekuensi dari
pertumbuhan janin dalam rahim. Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, trimester I
yaitu 0-12 minggu, trimester II yaitu 13-28 minggu, trimester III yaitu 29-40 minggu
sedini mungkin kelainan yang dapat timbul, meningkatkan dan menjaga kondisi badan
pengertian pada ibu hamil pentingnya penyuluhan yang diperlukan wanita hamil
(Bamanikar, 2013).
kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai mereka,
menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan risiko kehamilan (isiko
tinggi, risiko meragukan, risiko rendah) (Manuaba, 2006). Tujuan ANC menurut depkes
RI 2001, adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya,
persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. ANC
penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu
hamil yang tidak normal sehingga komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan
dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara memadai. Apabila ibu hamil tidak
berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik
memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu hamil merasa puas atas pelayanan yang
yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan tersebut diberikan oleh dokter,
dokter gigi, bidan, dan perawat terlatih, sedangkan jenis pemeriksaan pelayanan ANC
terpadu adalah sebanyak 18 jenis pemeriksaan yaitu keadaan umum, suhu tubuh,
tekanan darah, berat badan,Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA), Tinggi Fundus Uteri
(TFU), Presentasi Janin, Denyut Jantung Janin (DJJ), Hb, Golongan darah, protein urin,
gula darah/reduksi, darah malaria, Bakteri Tahan Asam (BTA), darah sifilis, Serologi
bagian bidang kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut yang diperiksa oleh dokter
gigi. Pemeriksaan gigi ini bertujuan untuk melihat kondisi rongga mulut ibu hamil,
pemberian edukasi terhadap ibu hamil mengenai kondisinya dan upaya pencegahan
peningkatan resiko terjadinya penyakit mulut pada wanita hamil dapat disebabkan
karena beberapa faktor seperti refleks muntah (gagging), nausea dan muntah yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya karies gigi, rasa takut menggosok gigi karena keadaan
gingiva yang dapat meradang pada masa kehamilan, bahkan perubahan perilaku atau
kebiasaan seperti mengabaikan kebersihan rongga mulut yang dapat meningkatkan
pregnancy gingivitis atau radang gusi selama kehamilan yaitu respon inflamasi yang
berlebih dari gingiva terhadao dental olak dan perubahan hormonal yang biasa terjadi
estrogen pada masa kehamilan dapat menimbulkan perubahan pada rongga mulut
peka terhadap iritasi lokal seperti, plak, kalkulus dan karies. Selain masalah hormonal
penyebab utama gingivitis saat hamil adalah buruknya kebersihan mulut yang
memudahkan terjadinya iritasi pada gingiva oleh enzim dan toksin bakteri anaerob yang
terkandung dalam plak (Mwaiswelo dan Masalu, 2007). kejadian penyakit gigi dan
mulut selama masa kehamilan bukan semata-mata hanya dipengaruhi oleh kehamilan
itu sendiri melainkan kurangnya pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
sehingga mempengaruhi perilaku kesehatan gigi dan mulut yang buruk termasuk
hamil terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dimana janya 16% dari ibu hamil
yang menerima pendidikan kesehatan gigi dan mulut, 97% menyikat giginya, 52% dari
ibu hamil percaya menyikat gigi secara rutin akan mengurangi risiko terjadinya masalah
pada gusi, dan hanya 3,7% ibu hamil mengunjungi dokter gigi selama kehamilan
menunjukan adanya hubungan antara tingkat kebersihan mulut ibu hamil dengan status
gingivanya yaitu semakin butuk tingkat kebersihan mulut ibu hamil maka semakin
buruk pula status gingivanya. Penelitian oleh Hartati dkk (2011) yang mendapatkan ibu
hamil dengan plak pada gingiva lebih banyak mengalami gingivitis dibanding ibu
dengan tidak ada plak dan gingibva, penelitian oleh rintoko (2005), juga menyatakan
Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan edukasi terhadap pasien mengenai kesehatan gigi
dan mulut, Edukasi kesehatan dapat disampaikan melalui media edukasi kesehatan
pengaruh pemberian edukasi menggunakan buku saku bergambar dan berbahasa madura
terhadap tingkat pengetahuan penderita dan pengawas menelan obat tuberkulosis paru
tertarik untuk membuat edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk
media berupa buku dan diterapkan pada ibu hamil yang memeriksakan gigi dan mulut
2. Pelaksanaan
Antenatal Care (ANC) di Puskesmas II Sumpiuh dilaksanakan setiap hari Rabu dan
Kamis yang melayani ibu hamil dari dalam wilayah maupun luar wilayah, dalam wilayah
meliputi 5 desa dan 2 kelurahan dari wilayah kerja Puskesmas II Sumpiuh. ANC
dilakukan oleh beberapa tenaga kesehatan yatu dokter, bidan, dokter gigi, ahli gizi dan
umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA),
Tinggi Fundus Uteri (TFU), Presentasi Janin, Denyut Jantung Janin (DJJ), Hb, Golongan
darah, protein urin, gula darah/reduksi, darah malaria, Bakteri Tahan Asam (BTA), darah
Pada Poli Gigi biasanya dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut terlebih dahulu. Setelah
dilakukan pemeriksaan maka hasil pemeriksaan dicatat pada buku registrasi ANC di poli
gigi, kemudian hasil pemeriksaan akan dicatat pada buku kesehatan gigi dan mulut ibu
hamil. Buku kesehatan gigi dan mulut ibu hamil merupakan suatu alat atau media yang
digunakan dalam penyuluhan metode individual pada program UKP yaitu ANC. Tujuan
dari adanya buku kesehatan gigi dan mulut ibu hamil ini yaitu mengedukasi ibu hamil
mengenai keadaan yang terjadi pada rongga mulutnya dan cara pencegahannya melalui
media buku dalam rangka mengurangi terjadinya komplikasi pada gigi dan mulut serta
mengedukasi ibu hamil mengenai tindakan apa saja yang harus dilakukan saat hamil atau
saat setelah melahirkan melalui pencatatan yang sudah dilakukan oleh petugas kesehatan
dilakukan bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) yaitu kontak antara
dokter gigi dan pasien lebih intensif melalui metode ini. Isi dari buku ibu hamil adalah
edukasi mengenai kondisi rongga mulut saat kehamilan, cara menghindarinya, pantangan
pada ibu hamil, tips untuk ibu hamil untuk menjaga kondisi kesehatan gigi dan mulut,
cara membersihkan gigi yang baik dan benar, cara pemilihan sikat gigi, erupsi gigi anak
ketika sudah melahirkan, tahapan cara menjaga kesehatan gigi anak, serta kelainan yang
mungkin terjadi pada gigi anak. Setiap masalah yang dihadapi oleh pasien akan coba
dibantu penyelesaiannya. Setelah menerima semua informasi yang diberikan dari buku
ibu hamil, maka atas kesadaran pasien akan menerima perilaku tersebut dan mengubah
perilakunya. Bimbingan dan penyuluhan ini disertai dengan wawancara (interview).
Wawancara antara dokter gigi dengan pasien untuk menggali informasi mengapa ia tidak
atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, apabila
3. Hasil kegiatan
a. meningkatnya pemahaman ibu hamil mengenai kesehatan gigi dan mulut pada
saat kehamilan, terutama tindakan preventif yang bisa ibu hamil lakukan untuk
kehamilan.
dilakukan setelah ibu melahirkan. Pencatatan tersebut akan dipegang oleh ibu
hamil tersebut dan pihak Puskesmas mempunyai catatan sendiri mengenai ibu
hamil.
Beberapa informasi yang ibu hamil dapatkan dari ANC tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Trimester I
Ibu hamil biasnaya merasa lesu, mual, dan kadang muntah. Lesu. Mual, dan
Pada masa ini hamil kadang kadang masih merasakan hal yang sama seperti
trimester 1 kehamilan. Pada masa ini terjadi perubahan hormonal dan faktor
lokal (plak) dapat menimbulkan kelainan dalam rongga mulut, antara lain:
1). Peradangan pada gusi , warnanya kemerahan dan mudah berdarah terutama
pada waktu menyikat gigi. Bila timbul pembengkakan maka dapat disertai
2). Timbulnya benjolan pada gusi antara 2 gigi yang disebut dengan epulis
gravidarum, terutama pada sisi yang berhadapan dengan pipi. Pada keadaan
ini, warna gusi menjadi merah keunguan sampai kebiruan, mudah berdarah
dan gigi terasa goyang. Benjolan ini dapat membesar hingga menutupi gigi.
c. Trimeser III
Benjolan pada gusi antara 2 gigi (epulis gravidarum) diatas mencapai puncaknya
pada bulan ketujuh atau kedelapan . Keadaan tersebut akan hilang setelah
1. Pendahuluan
Penyakit kronis adalah jenis penyakit yang memiliki durasi waktu yang lama dan
biasanya dalam proses yang lambat. Penyakit kronis seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung, kanker, stroke, telah menjadi penyebab kematian di dunia yaitu 63%
dari semua penyebab kematian. Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki
jumlah hipertensi juga merupakan penyebab kematian ke-3 di Indonesia pada semua
umur dengan proporsi kematian 6,8% (Litbangkes Kemenkes RI, 2013). Menurut
jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal
kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Menurut survei yang dilakukan WHO,
Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar setelah
India, Cina, dan Amerika Serikat. Tahun 2030 Indonesia diperkirakan akan memiliki
Penyakit kronis tidak mudah dihadapi bukan hanya karena sifat penyakitnya atau
perawatannya, melainkan karena penyakit tersebut harus diderita dalam waktu yang
lama yang akan memberikan beban bagi keluarga bila penangan tidak secara intensif
Kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya dibidang kesehatan dan memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Sebagai upaya untuk dapat
melaksanakan hal tersebut pemerintah Indonesia menyatakan bahwa Program Jaminan
Kesehatan Nasional adalah suatu program pemerintah dan masyarakat dengan tujuan
memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia
program jaminan sosial bidang kesehatan, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 adalah salah satu manfaat yang
didapatkan oleh peserta BPJS Kesehatan yaitu pelayanan kesehatan promotif dan
preventif, salah satunya ialah program pengelolaan penyakit kronis (prolanis). Prolanis
adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekataan proaktif yang dilaksanakan
secara integritas yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan tingkat pertama, dan BPJS
Kesehatan. Penyakit yang termasuk kedalam Prolanis adalah hipertensi dan diabetes
kesehatan tingkat pertama yaitu Puskesmas sebagai garda terdepan dalam memberikan
Penderita penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus dapat menyebabkan
keluhan di rongga mulut. Pada penderita hipertensi penyebab tidak diketahui, tapi obat-
berlebihan, pembengkakan kelenjar liur atau nyeri, reaksi obat lichenoid, erythema
multiforme, perubahan sensasi rasa, dan parastesia (Tambuwun dkk., 2015). Kondisi
diabetes melitus (DM) juga dapat menunjukkan gejala dan manifestasi didalam rongga
mulut diantaranya adalah peradangan jaringan periodontal atau periodontitis (Sari dkk.,
2017) .Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk memberikan metode penyuluhan
mengenai kesehatan gigi dan mulut pada pasien DM dan hipertensi terhadap masyarakat
2. Pelaksanaan
Kegiatan prolanis dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada minggu ketiga.
adalah seluruh masyarakat desa peserta BPJS kesehatan yang menyandang penyakit
kronis sepert DM tipe 2 dan hipertensi. Peserta yang sudah terdaftar dalam prolanis
harus dilakukan pencatatan dan pelaporan menggunakan aplikasi pelayanan Primer (P-
kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal sehingga mencegah terjaidnya
tensimeter dan timbangan. Acara dimulai pada pukul 08.00. rangkaian acara yang
dilakukan adalah
Puskesmas II Sumpiuh.
3. Peserta memberikan fotokopy kartu keluarga (KK), kartu Indonesia sehat (KIS)
4. Peserta akan dipanggil untuk melakukan pemeriksaan awal yiatu cek tekanan
mendapatkan obat.
3. Hasil Kegiatan
prolanis, mengikuti edukasi, ataupun senam yang dilakukan pagi hari. Tujuan dari
prolanis adalah mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencaapai kualitas hidup
dan dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit. Terutama komplikasi yang terjadi
pada rongga mulut pasien penderita DM ataupun hipertensi yang jarang diketahui oleh
masyarakat awam. Penderita yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik akan dapat
menjadi guru yang bagi bagi dirinya, dengan pengetahuan yang dia dapatkan dari setiap
rangkaian acara prolanis akan mempengaruhi kepatuhan peserta tersebut utnuk lebih
patuh dalam prolanis dan dapat melakuakn semua kegiatan yang ada dalam prolanis
masyarakat kearah perilaku sehat. Hasil yang diharapkan dari adanya penyuluhan
kesehatan gigi dan mulu terhadap masyarakat desa dalam acara prolanis adalah
tercapainya perubahan pengetahuan dari masyarakat yang akan berlanjut menjadi adanya
peningkatan sikap yang akan mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat dan
dapat menjalankannya dalam kehidupan sehari hari dimana dapat mencegah terjadinya
komplikasi yang dapat terhadi pada rongga mulut pasien yang mengalami DM dan
hipertensi.
1. Kegiatan 1.
a. Simpulan
1). Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil dapat ditingkatkan
2). Buku merupakan salah satu alat atau media yang digunakan dalam penyuluhan
b. Saran
Penyampaian dan pencatatan mengenai kesehatan gigi dan mulut ibu hamil pada
buku kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dapat diselenggarakan setiap dilakukan
ANC untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai kondisi
2. Kegiatan 2.
a. Simpulan
a. Kegiatan ANC
b. Buku Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil dalam Kegiatan Antenatal
Care (ANC)
c. Kegiatan Prolanis
DAFTAR PUSTAKA
Bamanikar S, Kee K.L., 2013, Knowledge, attitude and practice dental health care
in pregnant women, Oman Medical Journal,;28(4): 88 – 91.
Eka, D.K., 2014, Kesehatan Gigi Ibu Hamil Di Puskesmas Kedungsari Akbupaten
Mojokerto, Medika Majapahit, 6(1):1-5.
Ermawati,T., 2012, Periodontitis dan Diabetes Melitus, Jurnal Kedokteran Gigi
Unej, 9(3), 152-154.
Hartati., 2011, Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gingivitis
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas talang tegal, Jurnal
ilmiah kesehatan keperawatan, l 7(3): 170-189.
Kemenkes RI, 2014, Undang – undang Republik Indonesia no 40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Levesque, J.-F., Harris, M.F. & Russell, G., 2013, Patient-centred access to health
care: conceptualising access at the interface of health systems and
populations. International journal for equity in health, 12(1): 18.
Litbangkes Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar, h..1–306.
Maghfiroh, L., Wishi Pratama, A.A., Rachmawati, E., 2017, pengaruh pemberian
Edukasi Menggunakan Buku Saku Bergambar dan Berbahasa
Madura terhadap Tingkat Pengetahuan penderita dan Pengawas
Menelan Obat Tuberkulosisi Paru, Jurnal Pustaka Kesehatan, 5(3):
420-424.
Manuaba, I, 2004, Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi,
Jakarta, EGC.
Mwaiswelo R. O., Masalu J.R.,2007, Oral health knowledge and behavior among
pregnant women in Keyla District, Mabeya, Tanzania, Tanzania
dent Journal, 14(2): 47 – 52.
Retnoningrum, D,. 2006, Gingivitis pada ibu hamil sebagai faktor resiko terjadnya
bayi berat badan lahir rendah kurang bulan di rs. Kariadi Semarang,
Dentika dental journal. Vol 1: 1-8.
Rintoko, Bimo, 2005. Kebersihan mempengaruhi adanya gingivitis pada ibu hamil,
Dentika dental journal 1(2): 1-9.
Sari, R., Herawati, D., Nurcahyanti,R., Kusuma, P.W., 2017, Prevalensi
Periodontitis pada Pasien Diabetes Melitus (Status Observasional di
Poliklinik penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito), Makalah Kedokteran
Gigi Indonesia, 3(2):98-104.
Tambuwun, P.G.J., Suling, P.L., Minjlungan,C.I., 2015, Gambaran Keluhan di
Rongga Mulut pada Penggunaan Obat Anti Hipertensi di Poliklinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisi di
Manado, Jurnal E-Gigi, 3(2): 241-245.
Wardhani, D.F., 2012. Hubungan tingkat kebersihanrongga mulut dengan status
gingiva pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas sumber sari
kecamatan sumbersari kabupaten jember (penelitian observasional
klinis). Skripsi Kedokteran Gigi. Jember : Universitas Jember.