Anda di halaman 1dari 15

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Abrasif

Pengertian Abrasif

Abrasi adalah suatu proses untuk pelepasan suatu bahan yang dikenakan
pada permukaan suatu bahan oleh bahan yang lain dengan penggosokan,
pencungkilan, pemahatan, pengasahan atau dengan caxra mekanis lainnya secara
berulang ulang oleh suatu gesekan (Anusavice, 2004).

Macam-macam Bahan Abrasif

Ada beberapa jenis bahan abrasif yang tersedia tetapi hanya yang umum
yang digunakan dalam kedokteran gigi. Abrasif alamiah mencakup batu Arkansas,
kapur, korundum, intan, akik, pumis dll. Abrasif buatan pabrik adalah bahan
disintesa yang umumnya lebih disukai karena mempunyai sifat fisik yang lebih
dapat ditebak.

 Bahan Abrasif Alami

Bahan Abrasif Alami menurut Anusavice tahun 2004 yaitu :

1. Batu Arkansas.

Batu Arkansas adalah batu endapan silika yang berwarna abu-abu muda dan
semi transluler yang ditambang di Arkansas.

2. Kapur.

Salah satu bentuk mineral dari calcite disebut kapur. Kapur adalah abrasif
putih yang terdiri atas kalsium karbonat.

Page | 1
3. Korundum.

Bentuk mineral dari oksida aluminium yang biasanya berwarna putih. Sifat
fisiknya lebih rendah daripada oksida alfa-aluminium, yang sudah banyak
menggantikan korundum dalam aplikasi dental.

4. Intan.

Intan adalah mineral tidak berwarna, transparan yang terdiri atas karbon. Ini
adalah senyawa yang paling keras. Intan disebut super abrasif karena
kemampuannya untuk mengasah substansi apapun.

5. Amril.

Abrasif ini berupa korundum berwarna hitam keabuan yang dibuat dalam
bentuk butiran halus. Amril digunakan khususnya dalam bentuk disk abrasif dan
tersedia dalam berbagai ukuran kekasaran.

6. Akik.

Istilah akik mencakup sejumlah bahan yang berbeda yang mempunyai sifat
fisik dan kristalin yang sama. Mineral ini adalah silika dari aluminium, kobalt,
besi, magnesium, dan mangan.

7. Pumis.

Aktivitas gunung berapi menghasilkan bahan silica berwarna abu-abu muda.


Digunakan terutama dalam bentuk pasir tetapi juga dapat ditemukan pada abrasif
karet.

Page | 2
 Bahan Abrasif Buatan

Bahan Abrasif Buatan menurut Anusavice tahun 2004 yaitu :

1. Silikon karbid

Abrasif yang sangat keras dan merupakan abrasif sintetik yang pertama kali
dibuat. Silikon tersebut sangat keras dan rapuh. Partikel-partikelnya tajam dan
mudah pecah untuk membentuk partikel baru yang tajam. Ini menghasilkan
efesiensi pemotongan yang sangat tinggi untuk berbagai bahan termasuk, keramik,
dan bahan plastik. Silikon karbid tersedia sebagai bahan abrasif pada disk dan
instrumen bonding vitraus serta karet.

2. Oksida Alumunium

Abrasif sintetik kedua yang dikembangkan sesudah silikon karbid. Oksida


aluminium sintetik ( alumina) dibuat berupa bubuk berwarna putih. Dapat lebih
keras daripada korundum (alumina alami) karena kemurnianya. Oksida ini dipakai
untuk oksida bonding, abrasif berbentuk lapisan. White stone dibuat dari oksida
aliminium yang disintering untu merapikan email gigi, logam campur, maupun
bahan keramik.

3. Rouge

Oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan berwarna merah dalam
rouge, bahan ini dipadukan seperti tripoli, dengan berbagai pengikat lunak
menjadi bentuk bedak. Digunakan untuk memoles logam campur mulia yang
berkadar tinggi.

Page | 3
4. Oksida timah

Abrasif yang sangat halus ini digunakan sebagai bahan pemoles untuk gigi
dan restorasi logam di dalam mlut. Bahan ini dicampur dengan air, alkohol, atau
gliserin untuk membentuk pasta abrasif ringan.

5. Abrasif intan sintetik

Intan buatan digunakan khusus sebagai bahan abrasif yang memiliki lima kali
tingkat abrasif dibandingkan intan alami. Digunakan pada gergaji intan, bur
intan(Anusavice, 2004).

Macam-Macam Bahan Abrasif Berdasarkan Kegunaannya

a. Bahan Abrasif Finishing

Merupakan bahan abrasif yang umumnya keras, kasar yang digunakan pada
permulaan untuk menghasilkan suatu kontur/bentuk dari sebuah restorasi tau
preparasi gigi dan untuk membuang segala komponen permukaan yang tidak
teratur.

Contoh : sand/pasir, carbides, zirconium silikat, emery.

b. Bahan Abrasif Polishing

Mempunyai ukuran partikel yang lebih halus dan bahan abrasi yang
digunakan umumnya kurang kekerasannya daripada bahan abrasi yang digunakan
untuk finishing. Bahan abrasi polishing ini digu nakan untuk permukaan yang
lebih halus yang telah diasah terlebih dahulu oleh bahan abrasi finishing.

Contoh : aluminium oksid, garnet, pumice, kalsit, dll.

Page | 4
c. Bahan Abrasif Cleansing

Merupakan bahan yang halus dengan partikel yang berukuran kecil, dan
diharapkan mampu menghilangkan deposit-deposit halus yang melekat di enamel
atau pada suatu bahan restorasi.

Contoh : kaolin, kieselguhr

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Material Abrasif dan Poles

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses aplikasinya adalah tekanan, kecepatan,
dan bahan abrasif itu sendiri :

 Tekanan, tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan potongan yang lebih


dalam pada area tersebut, menyebabkan kekasaran permukaan yang berisiko
menempelnya plak dan permukaan terlihat kusam. Tekanan ringan dan sedang
sangat dianjurkan untuk mencegah hal tersebut (Vanable dan LoPresti, 2004).
 Kecepatan abrasi, semakin cepat alat abrasi maka frekuensi material yang
diabrasi tiap kontak antara permukaan dengan alat abrasi lebih banyak. Pada
klinisnya, lebih mudah mengontrol kecepatan daripada tekanan abrasi.
Kecepatan abrasi dengan tekanan yang kecil dapat digunakan untuk hasil yang
lebih efisien (Craig, O’Brien, dan Powers, 2006).
 Material abrasive, pemilihan material bahan abrasif yang sesuai sangat penting
untuk diperhatikan. Semakin keras permukaannya maka semakin keras pula
bahan abrasif yang harus digunakan. Menggunakan bahan abrasif yang lebih
lunak daripada permukaan akan merusak bahan abrasif tersebut. Tabel dibawah
menunjukan tingkat kekerasan bahan abrasif yang biasa digunakan.

Page | 5
 Gerakan menggosok material menimbulkan panas, semakin cepat gerakan yang
dilakukan maka semakin besar panas yang dihasilkan. Panas ini dapat
menyebar pada gigi dan jaringan pada gigi. Beberapa akibat yang dapat timbul
adalah kerusakan berlebihan pada material yang di-polish dan dapat melukai
pulpa gigi, maka dari itu kecepatan yang dianjurkan adalah lambat dan sedang.
Penggunaan material pelindung tambahan dapat mengurangi risiko akibat
bahan abrasif tersebut, material pelindung ini dapat berupa cairan tertentu.
Cairan tersebut dapat pula berperan sebagai pelumas yang membantu kerja
bahan abrasive (Vanable dan LoPresti, 2004).
 Bentuk partikel bahan abrasif; partikel yang mempunyai tepi tajam akan lebih
efisien daripada partikel yang bersudut tumpul.
 Besar partikel bahan abrasif; partikel yang lebih besar sanggup menghasilkan
goresan yang lebih dalam.

Kelebihan dan Kekurangan Bahan Abrasif

 Kelebihan Bahan Abrasif


1. Ekonomis
2. Mudah digunakan
3. Estetika baik.
4. Kesehatan Oral (Vanable dan Lopresti, 2004).
 Kekurangan Bahan Abrasif
1. Tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan potongan yang lebih dalam
pada area tersebut, menyebabkan kekasaran permukaan yang berisiko
menempelnya plak dan permukaan terlihat kusam.
2. Menggunakan bahan abrasif yang lebih lunak dari pada permukaan akan
merusak bahan abrasif tersebut.
3. Luka pada pulpa gigi dikarenakan menggosok material terlalu cepat.
4. Risiko silikosis pernapasan karena pemajanan kronis terhadap partikel
bahan ini yang ada di udara cukup besar karena itu tindakan pencegahan
harus selalu dilakukan. Misalnya: Kieselguhr, karena bahan yang paling
halus (Vanable dan Lopresti, 2004).

Page | 6
Definisi Cutting, Grinding, Polishing, Finishing

Proses penyelesaian (finishing) mengubah bahan dari bentuk kasar ke


bentuk yang lebih rapi. Hasil penyelesaian dapat berarti diperolehnya permukaan
akhir atau diaplikasikannya permukaan tersebut pada bahan. Pemotongan
(cutting), pengasahan (grinding) dan pemolesan (polishing) merupakan
serangkaian tahapan yang dilakukan dalam proses merapikan suatu restorasi.

Proses penyelesaian biasanya menghilangkan bahan-bahan seperti :

1. Noda permukaan dan ketidaksempurnaan.


2. Pembentukan ke bentuk ideal.
3. Permukaan paling luar dari restorasi dibentuk sesuai yang diinginkan.

Prosedur pemotongan (cutting) biasanya mengacu pada permukaan


instrument yang berbentuk bilah. Contoh : roda pengasah. Roda ini tidak
mempunyai bilah-bilah individual tetapi bentuknya memungkinkan alat ini
digunakan dalam bentuk bilah berputar untuk mengasah sprue dan bahan stone
gigi.

Prosedur pengasahan (grinding) adalah menghilangkan partikel-partikel dari


substrat melalui aksi instrument abrasif. Instrumen pengasah mengandung partikel
abrasif yang tersusun acak. Setiap partikel memiliki beberapa ujung tajam yang
berjalan sepanjang permukaan substrat. Karena partikel tersusun secara acak maka
akan menyebabkan suatu goresan . contoh : bur intan.

Prosedur pemolesan (polishing) bertujuan untuk menghasilkan permukaan


partikel yang paling halus atau mengkilap dan bekerja pada region permukaan
yang sangat tipis. Contoh : abrasif karet, amplas, pasta poles dengan partikel halus
(Anusavice, 2004).

Fungsi Bahan Polishing

 Meningkatkan kesehatan mulut dengan jalan mencegah akumulasi sisa


makanan dan bakteri patogen. Ini diperoleh melalui reduksi daerah
permukaan dan mengurangi kekasaran permukaan restorasi. Permukaan

Page | 7
yang lebih halus akan lebih mudah dijaga kebersihannya dengan tindakan
pembersihan preventif yang biasa dilakukan sehari-hari karena dental flos
dan sikat gigi akan mendapat jalan masuk yang lebih baik ke semua
permukaan dan daerah tepi.
 Fungsi rongga mulut akan meningkat jika restorasi dipolis dengan baik
sisa makanan tidak mudah melekat pada permukaan restorasi selama
proses mastikasi. Yang terpenting, daerah kontak restorasi yang halus akan
mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga maupun antagonisnya. Hal
ini terjadi pada restorasi porselen yang mempunyai kekerasan yang lebih
dibanding email dan dentin.permukaan yang kasar menyebabkan
terjadinya tekanan yang tinggi pada gigi sehingga dapat menimbulkan
hilangnya kontak fungsional dan stabilitas antar gigi.

Aplikasi Bahan Abrasif dan Polishing pada Resin Akrilik

Aplikasi BahanAbrasif dan Polish pada Resin Akrilik menurut Anusavice tahun
2004 yaitu :

1. Batu Arkansas

Batu endapan silika warna abu-abu muda dan semitranslusen yg


ditambang di Arkansas. Mengandung quartz mikrokristal. Corak padat,keras,
seragam. Potongan kecil dicekatkan pd batang logam lalu ditruin keberbagai
bentuk untuk mengasah email gigi dan logam campur.

2. Pasir

Campuran partikel mineral kecil terutama silika. Berwarna warnisehingga


punya penampilan yg khas. Bentuk bulat atau angular.Diaplikasikan dengan
tekanan udara untuk menghilangkan bahan tanamdari logam campur pengecoran.
Dapat dilapiskan pada disk kertas untuk mengasah logam campur dan bahan
plastik.

3. Pumis

Page | 8
Silika abu-abu muda. Dalam bentuk pasir atau abrasif karet. Untuk bahan
plastik. Bubuknya adalah derivat batu vulkanik yg sangat halus dariitalia dan
digunakan memoles email, lempeng emas, amalgam, dan resin akrilik.

Ada 2 versi dalam apalikasi bahan abrasive dan polish :

1. Kelebihan atau tonjolan akrilik dihilangkan dengan menggunakan Arkansas


stone yang telah dipasang pada mini drill. Kemudian, permukaan akrilik bagian
luar dihaluskan dengan Arkansas stone, lalu diratakan dengan rempelas kasar
dan halus. Permukaan akrilik bagian dalam (fitting surface) yang menempel
pada gusi pasien tidak boleh dihaluskan karena akan mengakibatkan protesa
longgar.Selanjutnya Vilt cone dipasang pada minidrill, ambil pumice yang
telah dicampur dengan air, oleskan pada vilt cone dan digosokkan ke seluruh
permukaan luar resinakrilik. Setelah tampak halus, permukaan digosok dengan
kain wol atau flannel sampai terlihat mengkilat tinggi (hooglans) atau seperti
permukaan kaca.
2. Finishing Dan Polishing Resin Akrilik
a. Finishing :
o Pasang bur Arkansas di mini drill.
o Kerjakan finishing pada resin akrilik, mata bur akan menggerus tonjolan
atau permukaan kasar pada resin akrilik.
o Lakukan finishing dengan bur Arkansas hingga tidak ada lagi permukaan
kasar.
o Setelah tidak ada permukaan kasar ataupun tonjolan, basahi ampelas halus
dengan air lalu perhalus lagi permukaan resin akrilik dengan ampelas
halus tersebut.
b. Polishing :
o Setelah proses finishing, lakukan polishing untuk membuat resin akrilik
semakin halus dan mengkilap.
o Tahap awal polishing adalah dengan menggunakan pumice (yang
dicampur dengan air). Pumice perbandingannya lebih banyak dari air.
Poleskan pumice pada permukaan mata brush atau dengan menggunakan
mesin brush.

Page | 9
o Lakukan polishing secara perlahan, yaitu memoles area permukaan resin
akrilik hingga terlihat halus dan terasa halus ketika diraba.
o Untuk membuat resin akr ilik menjadi mengkilat, gunakan kain wol atau
kain flannel yang sudah dibasahi air. Gosok permukaan resin akrilik
dengan kain tersebut.

Page | 10
BAB II

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan yang digunakan :

Alat-alat :

1. Mata bur

2. Strainght h.p beserta mata bur (stone, frasser, rubber dll)

3. Masker

4. Mesin Pulas

Bahan-bahan :

1. Kertas Gosok

2. pumice dan cryet

3. resin akrilik

B. Tahap Pekerjaan :
1. Lempeng resin akrilik yang digunakan adalah lempeng resin akrilik dari
tahap perkerjaan skill lab.
2. Merapikan lempeng akrilik menggunakan bur strainght hand piece dan
mata bur frazzer, bentuk lempeng sesuai dengan outline dan bebaskan
daerah mukosa bergerak dan tak bergerak.
3. Tahap selanjutnya adalah polishing, meratakan permukaan lempeng akrilik
dengan menggunakan kertas gosok, setelah rata dan halus pulas dengan
mesin pulas dengan menggunakan pumice dan cryet.
4. Hasil yang maksimal adalah lempeng akrilik halus, rata dan mengkilat.

Page | 11
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan skill lab yang telah dilakukan, diperoleh hasil lempeng akrilik
yang halus dan mengkilap, serta ukurannya sesuai outline. Hal tersebut melalui
beberapa tahapan yang telah dilakukan. Yang digunakan ialah lempeng resin
akrilik dari tahap skill lab sebelumnya.

Pertama, melakukan finishing pada lempeng resin akrilik dengan


merapikan atau memotong bagian yang berlebih dari akriliknya, terutama pada
pinggiran lempeng biasanya terdapat lapisan tipis atau kelebihan dari resin akrilik
yang masih belum terbuang dilakukan dengan cara grinding. Finishing ini
menggunakan alat mini drill beserta mata bur freezer. Tujuannya adalah untuk
merapikan lempeng akrilik agar sesuai dengan outlinenya atau mengurangi
kelebihan dari hasil kasar akrilik. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
stone lalu rubber merah dan hijau. Rubber merah memiliki kekasaran yang lebih
dari rubber hijau, sedangkan rubber hijau lebih halus dari rubber merah. Rubber
ini digunakan untuk menghaluskan permukaan lempeng akrilik. Selain itu juga
dapat menggunakan kertas gosok atau ampelas untuk meratakan atau
menghaluskannya. Dan hasil yang diperoleh dari finishing ini yaitu permukaan
akrilik menjadi rata dan halus serta sudah sesuai dengan outline.

Tahap polishing adalah tahap selanjutnya. Yang dilakukan dengan pumice,


yaitu mencampur air dengan pumice lalu mengoleskan pada permukaan akrilik
lalu digesekkan pada felt cone terlebih dahulu yang ada pada mesin pulas dengan
tujuan membuat permukaan lebih terasa halus hingga dirasa cukup. Lalu
selanjutnya, menggunakan cryet yang juga dicampur dengan air dan dioleskan
pada permukaan akrilik juga dan dipulas menggunakan brush wheel,
melakukannya berulang sampai diperoleh permukaan yang tampak mengkilap.
Hasil akhirnya adalah lempeng akrilik dengan permukaan yang rata, rapi sesuai
outline, halus dan tampak begitu mengkilap. Selain itu hasil yang baik, jika di
aplikasikan pada model rahang atas dan diposisikan terbalik, akriliknya tetap
melekat pada model RA atau tidak lepas tetapi saat dilepas mudah.

Page | 12
Hasil akhir yang diperoleh seperti gambar dibawah :

Gambar : Setelah dilakukan polishing

Page | 13
BAB IV

KESIMPULAN

o Proses penyelesaian (finishing) mengubah bahan dari bentuk kasar ke bentuk


yang lebih rapi.
o Prosedur pemolesan (polishing) bertujuan untuk menghasilkan permukaan
partikel yang paling halus atau mengkilap dan bekerja pada region permukaan
yang sangat tipis.
o Faktor yang berpengaruh dalam Polishing di bidang kedokteran gigi
- Kekerasan partikel abrasif
- Bentuk partikel bahan abrasif
- Besar partikel bahan abrasive
- Sifat-sifat mekanis bahan abrasive
- Kecepatan gerakan menggosok
- Tekanan yang diberikan sewaktu menggosk
- Sifat-sifat bahan yang hendak digosok
o Bahan yang menyebabkan abrasi; bahan yang digunakan untuk mengikis,
mengasah, dan menggosok.
o Abrasif alamiah mencakup batu Arkansas, kapur, korundum, intan, akik, pumis
dll. Abrasif buatan pabrik adalah bahan disintesa yang umumnya lebih disukai
karena mempunyai sifat fisik yang lebih dapat ditebak.
o Hasil akhir packing resin akrilik yang maksimal adalah lempeng akrilik dengan
permukaan yang rata, rapi sesuai outline, halus dan tampak begitu mengkilap.
Selain itu hasil yang baik, jika di aplikasikan pada model rahang atas dan
diposisikan terbalik, akriliknya tetap melekat pada model RA atau tidak lepas
tetapi saat dilepas mudah.

Page | 14
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K. J. 2004. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10.
Jakarta: EGC. Halaman 563-575.

Craig, R. G., O’Brien, W. J., dan Powers, J. M. 2006. Dental Materials,


Properties and Manipulation. USA: Mosby. Halaman 114-125.

Manappallil, J. J. 2003. Basic Dental Materials, second Edition. New Delhi:


Jaypee Brothers. Halaman 396-407.

Tim Penyusun. 2016. Petunjuk Skill Lab Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi I.
Jember : Fakultas Kedokteran Gigi UNEJ

Vanable, E. D. dan LoPresti, L. R. 2004. Using Dental Materials. New Jersey:


Pearson.

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai