Anda di halaman 1dari 7

Oleh :

Dahna Maudita Kartikasari (151610101042)


Fakultas Kedokteran Gigi UNEJ
Kelompok 3 Kelas PAI 96
No. Hp 081333651994

Karakter atau Watak Islam sebagai Agama Fitrah dan Tauhid

A. Pendahuluan

Al Quran menegaskan bahwa manusia memiliki potensi sebagai unsur


dominan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia dalam menjalankan
tugas dan kedudukannya di muka bumi ini yaitu fitrah. Fitrah juga dikatakan multi
dimensi karena mampu menggambarkan keseluruhan periode atau tahapan
kehidupan manusia. Selain itu, inti ajaran Islam yang dibawa oleh para nabi ini
adalah satu, yaitu tauhid, yakni mengesakan Allah atau menuhankan Allah yang
Esa. Tidak ada satu pun di antara para nabi Allah yang mengajarkan prinsip
ketuhanan yang bertentangan dengan tauhid.

Keyakinan akan Allah, Keyakinan akan Tuhan Yang Maha Esa, menjadi asas
dari seluruh ajaran Islam. Karena itu kalau tauhid lemah, asas pun tidak kukuh.
Kalau ia goncang, semuanya juga akan goncang. Berikut pembahasan mengenai
karakter atau watak Islam sebagai agama Fitrah dan Tauhid.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah makalah ini adalah :

1. Apakah maksud dari fitrah ?


2. Apakah maksud dari tauhid dan macam-macamnya ?
3. Apakah dalil yang mendasari tauhid ?
4. Bagaimana mempertahankan fitrah dan tauhid dalam hidup ?

C. Pembahasan

Pengertian Fitrah dan Karakter Islam sebagai Agama Fitrah

Menurut Quraish Shihab (1996 : 284) Fithrah manusia berarti kejadiannya


sejak semula atau bawan sejak lahirnya. Menurut al-Awzaiy, fitrah memiliki
makna kesucian. Pemaknaan ini didukung oleh hadits nabi, yang pertama yakni
kata fitrah memiliki makna kesucian fisik manusia : Barangsiapa yang melakukan
sepuluh hal tersebut maka fisiknya fitri (suci). Hadits nabi yang kedua yakni
kesucian harta dan jiwa setelah melaksanakan zakat fitrah : Barangsiapa yang
telah mengeluarkan zakat fitrah maka harta dan jiwanya menjadi fitri (suci).

Dimana bentuk penciptaan sesuatu untuk pertama kali adalah fitrah.


Struktur atau ciri ilmiah yang melekat dalam setiap manusia yang lahir dari
rahim ibunya adalah dia selalu memiliki fitrah, karena fitrah merupakan
suatu yang selalu diletakkkan kepada manusia dalam penciptaannya. Dalam
ajaran agama Islam, yang mana Nabi Muhammad s.a.w. diutus untuk menjelaskan
kebenaran dan memperlihatkan tuntutan-Nya, serta mengembalikan manusia
kepada jalan yang lurus setelah manusia dikuasai oleh pujuk rayu setan. Fitrah ini
Allah ciptakan pada diri manusia sejak dalam kandungan ibunya, lalu ia
dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah, Nabi saw bersabda, “Setiap anak bayi
itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Maka kedua orang tuanyalah yang
memajusikannya atau menasranikannya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Pada realitanya fitrah dan agama, keduanya bersumber dari Allah swt dan
yang menunjukkan kepada manusia jalan kebahagiaan yang sebenarnya.

Cara mempertahankan Fitrah


1. Dengan jalan Muraqabah.
Seorang manusia yang mana dia takut berbuat segala sesuatu yang dapat
menimbulkan kemarahan-Nya karena merasa diawasi oleh Allah SWT. Dan Allah
mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi.

2. Dengan jalan Mu’ahadah

Selalu meyakini dalam hati tentang perjanjian kita dengan Allah SWT di alam
ruh, yang mana kita sudah dimintai kesaksian oleh Allah sebelum menjadi janin
yang diletakkan di rahim ibu

3. Muhasabah
Sebagai manusia harus selalu mengevaluasi apa yang telah diperbuat atas
kebaikan maupun keburukan. Agar nantinya tidak menyesal dengan apa yang
terjadi pada hari kiamat dan belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Maka harus
selalu bertakwa terhadap Allah SWT.
4. Mua’qabah
Meneladani para sahabat dan salafus-shaleh dalam meng’iqab
(menghukum/menjatuhi sanksi atas diri mereka sendiri). Dimana saat kita
terlanjur khilaf berbuat Maksiat (salah) sudah sewajarnya menghukum diri
sendiri.
5. Mujahadah
Kita harus memiliki upaya untuk bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah
kepada Allah, menjauhi segala yang dilarang Allah dan mengerjakan apa saja
yang diperintahkan-Nya.

Pengertian Tauhid dan Karaker Islam sebagai Agama Tauhid

Tauhid menurut bahasa artinya mengetahui dengan sebenarnya Allah itu


Ada lagi Esa. Menurut Syeikh Muhammad Abduh tauhid ialah suatu ilmu yang
membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat
yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib
dilenyapkan pada-Nya. Juga membahas tentang rasul-rasul Allah, meyakinkan
kerasulan mereka.

Karasteristik islam sebagai agama Tauhid adalah mutlak atau murni. Di


dunia sekarang yang berkeyakinan Tuhan hanyalah Islam.Tuhan itu bukan saja
jumlah-Nya yang Esa, tapi sifat-Nya pun Esa. Sifat pada Tuhan tidak ada duanya.
Tidak ada satupun yang memiliki sifat seperti sifat Tuhan. Tuhan bersifat mutlak.
Tuhan ada dari semula dan abadi. Tidak berawal, tidak berakhir. Kesempurnaan
Tuhan, sempurna sesempurnanya dan tidak ada yang menyempurnakannya. .
Perbuatan manusia ada yang menggerakkan, tapi Tuhan berbuat sekehendak-Nya.
Ajaran Tuhan Yang Maha Esa adalah wahyu yang diturunkan Tuhan. Karena aqal
manusia dengan tenaganya sendiri tak akan sampai kepada puncak keyakinan
tersebut.

Macam-macam Tauhid
1. Tauhid Rububiyyah

Pengesaan Allah dalam penciptaan, pengaturan-Nya dan penguasaan terhadap


segenap makhluk-Nya, yang disebut dengan Tauhid Rububiyyah. Tauhid ini juga
mengandung keimanan akan wujud Allah, karena sesuatu yang tidak ada, tidak
bisa disifati dengan sifat-sifat tersebut.

Sebagaimana manusia terdahulu, contohnya Ad-Dahriyyah yang mengingkari


adanya pencipta dan mereka meyakini bahwa alam semesta ini terwujud dengan
sendirinya. Sedangkan pada saat ini, terdapat pemahaman komunis yang
mengingkari keberadaan Tuhan.

Dalil-dalil pada Tauhid Rububiyah :

‫( خلق لكم ما في االرض جميعا‬Dia telah menciptakan bagi kamu apa-apa yang di bumi
secara keseluruhan – QS al-Baqarah/2 : 29) Secara prinsip orang kafir, dulu kafir
Makkah, tetap percaya tentang tauhid Rububiyyah ini, Demikian Alquran
menyatakan:

(QS. al-Mu’minuun/23 : 86)

(QS. al-Mu’minuun/23 : 87)

Artinya:

Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya
‘Arsy yang besar. Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah:
“Maka apakah kamu tidak bertakwa?” (QS. al-Mu’min/23 : 86-87).

2. Tauhid Uluhiyyah

Pengesaan Allah dalam peribadatan, yang disebut dengan Tauhid Uluhiyyah.


Mengikhlaskan ibadah hanya bagi Allah. Baik ibadah tersebut bisa berbentuk
amalan hati, ataupun perkataan dan perbuatan. Karena jika mengingkari perkara
inilah para musyrikin tidak dikatakan beriman walaupun mereka telah meyakini
Tauhid Rububiyyah, dan inilah makna kalimat Laa ilaha illalloh. Karena kalimat
tersebut menuntut pelepasan diri dari seluruh jenis yang diibadahi selain Allah
dalam seluruh bentuk peribadatan. Pada kalimat itu juga terdapat tuntutan untuk
mengesakan Allah saja dalam seluruh peribadahan.

Dalil-dalil pada Tauhid Uluhiyyah :

-Allah memang memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menyembah


kepadanya, demikian firman-Nya :

Artinya:

Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada
Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu (QS. Al-An’Am/6 : 102).

-Menyembah hanya kepada Allah itu satu-satunya jalan yang benar. Demikian
Alquran menyatakan:

Artinya:

Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah
jalan yang lurus.”(QS.AliImran/:51)

3. Tauhid Asma’Wa Shifat

Pengesaan Alloh dalam masalah nama-nama dan sifat-sifat-Nya, yang


disebut dengan Tauhid Asma’ wa Shifat. Tauhid ini dibangun di atas dua landasan
yaitu: pertama menyucikan Allah ‘Azza wa Jalla dari menyerupakan-Nya
dengan makhluk. Adapun yang kedua adalah mengimani apa yang disifatkan
Allah akan diri-Nya dengan sisi yang layak dengan kesempurnaan-Nya.

Dalil-dalil pada Tauhid Asma’Wa Shifat :


Dalil bahwa Allah memiliki asma’ disebutkan dalam Alquran sebagai berikut:

Artinya:

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan


menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang
dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan (QS. al-A’raf/7 : 180).

Cara Mempertahankan Tauhid

Dengan meningkatkan kepercayaan atau keyakinan bahwa Agama Islam


adalah agama Tauhid. Aqidah sebagai pola keyakinan yang berintikan pada ajaran
mengEsakan Tuhan sudah di maklumi semua umat islam sebagai sendi pokok
dalam Islam. Tanpa aqidah manusia buta, terjerambab kedalam ranjau dan belukar
hidup dan terperosok kedalam lembah kesesatan. Selain itu, mewujudkan
ketauhdian kepada Allah dalam bentuk amal nyatadalam kehidupan sehari-hari.
Karena kita menyadari betul bahwa Allah senantiasa bersama kita, maka kita
senantiasa menjaga perilaku kita dari hal-hal buruk misalnya kesombongan,
berbuat zalim, menyakiti orang lain, merugikan orang lain, dan setersunya.

D. Kesimpulan

Fitrah berarti kesucian dalam jasmani dan rohani. Dan Keyakinan yang wajib
dipegang adalah bahwa agama Islam adalah agama Tauhid. Aqal adalah
pembantunya yang paling utama dan naqal merupakan sendi-sendinya yang paling
kokoh. Di balik itu hanyalah godaan setan belaka dan nafsu orang yang haus
kekuasaan. Dimana terdapat beberapa cara mempertahankan fitrah yaitu dengan
jalan muraqabah, mu’ahadah, muhasabah, mua’qabah dan mujahadah. Dan ada
berbagai macam tauhid dan dalil yang mendasarinya.
E. Daftar Pustaka

Gazalba,Sidi. 1976. Ilmu Islam I Asas Ajaran Islam Pembahasan Ilmu dan
Filsafat tentang Rukun Iman. Jakarta : Bulan Bintang

Firdaus,A.N. 1963. Risalah Tauhid. Jakarta : Bulam Bintang

Yusuf Al-Qardhawi. 1995. Karakteristik Islam, Kajian Analitik, Risalah Gusti.


Surabaya : Islam ditinjau dari berbagai Aspek Jilid II (Harun Nasution)

Hery Noer Aly. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos

Abdul Mujib. 1999. Fitrah dan Kepribadian Islam: Sebuah Pendekatan


Psikologis. Jakarta: Darul Falah

Anda mungkin juga menyukai