Anda di halaman 1dari 16

BAB.

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali
dengan Islam. Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap
makanan, minuman, dan udara. Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka, dia
berada di antara dua gerakan: gerakan yang menarik kepada perkara yang berguna
dan gerakan yang menolak mara bahaya.
Islam adalah penerang yang menjelaskan perkara yang bermanfaat dan
berbahaya. Agama Islam ada tiga tingkatan: Islam, iman dan ihsan. Dan setiap
tingkatan mempunyai rukun.
Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya
dengan taat dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya. Barangsiapa yang
berserah diri kepada Allah saja, maka dia adalah seorang muslim. Dan barangsiapa
yang berserah diri kepada Allah dan yang lainnya, maka dia adalah seorang
musyrik. Dan barangsiapa yang tidak berserah diri kepada Allah, maka dia seorang
kafir yang sombong.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah makna islam secara etimologi (bahasa), terminologi (istilah) dan
syar’i (menurut sabda nabi)?
2. Apa yang dimaksud dengan fitrah dan bagaimana mempertahankannya?
3. Apa yang dimaksud tauhid dan apa saja macamnya?
4. Bagaimana karakter islam sebagai agama rasional dan paling sempurna?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui makna islam secara etimologi, terminology dan syar’i
2. Mengetahui pengertian fitrah dan bagaimana mempertahankannya
3. Mengetahui pengertian tauhid dan macam-macam tauhid
4. Mengetahui karakter islam sebagai agama rasional dan paling sempurna
BAB.2 PEMBAHASAN

Makna Islam
1. Makna Islam Secara Bahasa
Makna Islam secara etimologi (bahasa) berasal dari kata “ aslama” yang berarti
tunduk, patuh, atau berserah diri.
Islam adalah nama agama dari agama wahyu yang diturunkan Allah Swt kepada
Rosul-rosulnya yang berisi wahyu allah untuk disampaikan kepada manusia.
(DRS.A.TOTO SURYANA Af,M.Pd,dkk,Pendidikan Agama Islam,1996, 30)
2. Adapun menurut syari’at (terminologi) adalah
Bahwa Islam adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia sejak
manusia digelarkan ke muka bumi, dan terbina dalam bentuknya yang terakhir dan
sempurna dalam Alquran yang suci yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi-nya yang
terakhir, yakni Nabi Muhammad ibn Abdullah, satu kaidah hidup yang memuat
tuntunan yang jelas dan lengkap mengenai aspek hidup manusia, baik spiritual
maupun material.
Dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa islam adalah agama yang diturunkan
Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-nya, berisi hukum-hukumnyang
mengatur hubungan manusia dengan allah, manusia dengan manusia dan manusia
dengan alam semesta.
Agama yang diturunkan allah ke muka bumi sejak Nabi Adam Sampai Nabi
Muhammad saw. Adalah Islam sebagaimana diungkapkan oleh Alqur’an:

Artinya:
“sesungguhnya agama di sisi Allah adalah agama islam” ( Ali Imran, 3:19)
(Prof. Dr. Azyumardi Azra,dkk. Pendidikan agama islam,2002,46)

3. islam secara syar’i (sabda nabi)


Islam adalah bahwasannya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan
selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau
menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum ramadhan dan menunaikan
ibadah haji ke Baitullahjika engkau berkemampuan melaksanakannya (HR.Muslim)

( Sunaryo,SE,C.MM,2011 )
Karakteristikk islam sebagai agama fitrah dan tauhid

Pengertian fitrah

fitrah adalah kondisi dan potensi awal allah swt menciptakan manusia yaitu iman
kepada allah, menyakini allah sebagai (pendidik,pemilik,pengatur,penguasa) manusia.

Allah Swt berfirman :

Artin
ya : "dan ingatlah : ketika tuhan menurunkan semua anak adam dari punggung mereka,
dan allah mempersaksikan kepada mereka seraya bertanya : Bukankah AKU ini
tuhanmu? Jawab mereka: Benar ENGKAU Tuhan kami, kami menjadi saksi. ( KAMI
lakukan yang sedemikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
sesungguhnya kami lalai akan hal ini." (QS 7:172)

fitrah merupakan kesiapan manusia untuk beriman kepada allah, mengikuti syariat-
nya ,beribadah dan bertakwa kepada Nya. Tapi firah juga adanya kecenderungan
manusia berbuat buruk ,dan kufur kepada allah , maka perlu adanya usaha membangun
keimanan kepada allah, menyembah kepada nya dan tidak menyekutukan-nya.
( anonim,2011)

Cara mempertahankan fitrah

Para ulama telah memberikan petunjuk bagaiman cara kita mempertahankan fitrah
sehingga tetap berada dalam Islam secara kaffah. Imam Ghazali misalnya
memberikantahapan dalam membersihkan jiwa ini.

1. Dengan jalan Muraqabah.


Jiwa yang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT sehingga ia selalu takut berbuat segala
sesuatu yang menimbulkan kemarahannya.

Allah Swt berfirman pada surat Al Mujaadallah ayat 7 :

Artinya :

Apakah kamu tidak memperhatikan bahwasannya allah mengetahui semua yang di


langit dan di bumi, tidak terjadi tiga orang yang berbisik- bisik melainkan di situ allah
lah yang ke empatnya dan tidak berbisik lima orang melainkan allah lah yang ke
enamnya, dan tiada berkurang dari itu atau lebih banyak melainkan allah selalu bersama
mereka dimana saja mereka berada. Kemudian allah member tahu kepada mereka apa
yang telah mereka perbuat kelak pada hari qiamat. Sesungguhnya allah maha
mengetahui segala sesuatu.
2. Dengan jalan Mu’ahadah
mengingat dan mengokohkan kembali perjanjian kita dengan Allah SWT di alam
ruh. Di sana sebelum kita menjadi janin yang diletakkan di dalam rahim ibu kita dan
ditiupkan ruh, kita sudah dimintai kesaksian oleh Allah,

“Bukankah Aku ini Rabbmu?” Mereka menjawab: “Benar (Engkau Rabb kami),
kami menjadi saksi”.(QS. 7:172).

Allah juga mengingatkan dalam surat Al Baqarah:83

Artinya :

dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat,
anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji
itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

3. Muhasabah (evaluasi)

Jiwa yang selalu memperhitungkan dan mempertimbangkan segala amalannya dalam


perspektif kehidupan akhirat,

seperti firman Allah SWT dalam surat Al Hasyr ayat ke-18.


Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang
telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak
terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari
kiamat.

Dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda : “Orang cerdas
(berakal) ialah orang yang menghisab dirinya dan berbuat untuk setelah kematian. Dan,
orang yang lemah ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan
berangan-angan kepada Allah.” (At-Tirmidzi)

4. Mua’qabah

Selain mengingat perjanjian (mu’ahadah), sadar akan pengawasan (muraqabah) dan


sibuk mengkalkulasi diri, kita pun perlu meneladani para sahabat dan salafus-shaleh
dalam meng’iqab (menghukum/menjatuhi sanksi atas diri mereka sendiri). Dengan kata
lain jiwa yang selalu menghukum dirinya apabila terlanjur khilaf berbuat Maksiyat
(salah).

Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada kita seperti terlihat dalam surat Al
Hajj: 78
Artinya :

Dan berjuanglah untuk menegakkan agama allah dengan sesungguhnya perjuangan


(jihad), DIA-lah allah yang memilih kamu, dan tidak mengadakan dalam agama sesuatu
yang memberatkan kamu, ikutilah agama kakekmu nabi ibrahim. DIA-lah allah yang
menamakan kamu kaum muslimin sejak dahulu kala juga di dalam alqur’an ini, supaya
Rosulullah itu menjadi saksi atas kamu dan kamu menjadi saksi atas semua manusia.
Karena itu kamu tegakkan shalat dan tunaikan zakat dan berpeganglah dengan tuntunan
allah. DIA-lah allah pelindung dan sebaik-baik penolong

5. Mujahadah

Jiwa yang selalu sungguh-sungguh dalam beramal ibadah. Mujahadah adalah upaya
keras untuk bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah kepada Allah, menjauhi segala
yang dilarang Allah dan mengerjakan apa saja yang diperintahkan-Nya

Setiap anak manusia yang dilahirkan ia dalam keadaan fitroh ( Islam ) maka orang
tuanyalah yang menjadikan yahudi, nasroni atau majusi.( anonim.2011)
Pengertian tauhid dan macamnya

Tauhid secara bahasa adalah mengetahui dengan sebenar-benamya bahwa sesuatu itu
satu. Secara terminologis, tauhid adalah penghambaan diri hanya kepada Allah Swt.
dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh
rasa tawadhu, cinta, harap, dan takut hanya kepada-Nya.
Banyak sekali ayat Al-Qur’ân yang berbicara tentang tauhid. Di antara sekian
banyak ayat tentang tauhid, Surah Al-Ikhlas bisa disebut sebagai inti ajaran tauhid.
Surah ini mengandung beberapa ajaran penting tentang tauhid, yakni Allah adalah Esa,
Allah adalah tempat bergantung, Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta
tidak ada satu pun makhluk di alam semesta ini yang menyamai Allah. (Siti Musdah
Mulia, 2011 )
Macam-macam tauhid akan dijelaskan berikut ini :
1.Tauhid Rububiyah
Pengertian tauhid rububiyah adalah mengesakan Allah dalam segala perbuatan-
Nya, dengan keyakinan bahwa Dialah satu-satunya Pencipta, Penguasa, Pengatur segala
urusan alam semesta.
Dalam bagian tauhid yang satu ini, seluruh manusia dari anak cucu Adam, tidak ada
yang mengingkarinya kecuali hanya sebagian kecil dan sangat jarang. Bahkan hati
manusia telah diberikan fitrah agar mengakui dan meyakini (bahwa Dia-lah Tuhan
sekalian alam) melebihi keyakinannya kepada selain-Nya (yang ada di dalam alam
semesta ini).

2. Tauhid Uluhiyah
Pengertian tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam segala bentuk ibadah,
maka tidak boleh (haram) seorang hamba mendirikan shalat, berdoa, berkorban
(menyembelih hewan) kecuali hanya untuk Allah, dan tidak pula thawaf kecuali di
rumah-Nya (ka`bah), dan tidak pula ber-istighatsah kepada orang yang telah meninggal
(mayat) dan kepada sesuatu yang gha'ib, dan tidak pula bertawakkal kecuali hanya
kepada Sang Pemilik segala urusan dan ciptaan, Zat yang mempunyai sifat uluhiyah,
yaitu (sifat yang merupakan bagian dari) sifat-sifat kesempurnaan-Nya yang tidak
dimiliki oleh selain-Nya.
Oleh karena itu, tidak boleh (haram) bagi seorang hamba menyerahkan apapun dari
jenis ibadahnya kepada selain Allah. Hanya Allah yang berhak memiliki (ibadah
hamba-Nya), adapun selain-Nya (maka tidak berhak sedikitpun). Dan bagian tauhid ini
pula yang menjadi misi dakwah semua rasul Allah,
Allah berfirman:

Artinya : Sesungguhnya kami telah mengutus Rosul pada tiap-tiap umat, supaya
mengajak umat: sembahlah allah dan jauhilah Thaghut (segala yang di sembah selain
allah) maka diantara umat itu ada yang menerima petunjuk allah dan ada yang tersesat.
Karena itu pergilah kalian di muka bumi ini dan perhatikanlah bagaimana akibat umat-
umat yang mendustakan Rosul itu.(QS An-Nahl : 36)
Dan sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ''Sesungguhnya aku
(Muhammad) diutus untuk memerangi manusia, sehingga mereka bersyahadat
bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah, dan Muhammad
adalah utusan Allah'' (H.R. Bukhari dan Muslim)

3. Tauhid Asma` wa Shifat


Pengertian tauhid asma` wa shifat adalah iman terhadap seluruh nama dan sifat
yang telah Allah tetapkan atas dirinya, dengan tidak men-tasybih-kan (menyerupakan
dengan makhluk), men-tamtsil-kan (membuat permisalan dengan makhluk), men-
ta`thil-kan (meniadakan sifat), men-tahrif-kan (mengubah huruf atau makna), dan tidak
pula men-takyif-kan (menggambarkan bentuk) nama dan sifat yang dimiliki oleh Allah
tersebut. Dialah Allah yang memiliki nama dan sifat-Nya yang mulia dan sempurna,
Yang Maha Suci dari sifat kekurangan dan penyerupaan (dengan makhluk-Nya) dan
tidak ada pula yang mampu menandingi kemuliaan-Nya. Oleh karena itu, wajib bagi
seorang muslimin menetapkan seluruh apa-apa yang telah Allah tetapkan bagi diri-Nya
yang tedapat dalam Al-Qur'an atau melalui lisan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa
sallam.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Artinya : Allah mempunyai Asma’ul Husna (nama-nama yang baik), karena itu kamu
berdoalah dengan nama-nama itu dan tinggalkan orang-orang yng menyelewengkan
nama-nama Allah itu. Kelak mereka akan dibalas menurut apa yang mereka perbuat
(QS Al-A'raf : 180)
(Anonim, 2010)
Karakter islam sebagai agama Rasional dan paling sempurna
Peran akal dan wahyu dalam islam dan berbagai bukti kesempurnaan islam
1. Akal dan Wahyu
Materi “aql” dalam al-Qur’an terulang sebanyak 49 kali, kecuali satu, semuanya
datang dalam bentuk kata kerja seperti dalam bentuk ta’qilun atau ya’qilun. Kata kerja
ta’qilun terulang sebanyak 24 kali dan ya’qilun sebanyak 22 kali, sedangkan kata kerja
a’qala, na’qilu dan ya’qilu masing-masing satu kali (Qardawi, 1998: 19).
Pengertian akal dapat dijumpai dalam penjelasan ibnu Taimiyah (2001: 18). Lafadz
akal adalah lafadz yang mujmal (bermakna ganda) sebab lafadz akal mencakup tentang
cara berfikir yang benar dan mencakup pula tentang cara berfikir yang salah. Adapun
cara berfikir yang benar adalah cara berpikir yang mengikuti tuntunan yang telah
ditetapkan dalam syar’a.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal adalah daya piker untuk memahami
sesuatu atau kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungannya.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan akal adalah gabungan dari dua
pengertian di atas, yang disampaikan oleh ibn Taimiyah dan menurut kamus, yakni daya
pikir untuk memahami sesuatu, yang di dalamnya terdapat kemungkinan bahwa
pemahaman yang didapat oleh akal bisa salah atau bisa benar. Untuk selanjutnya, dalam
penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kata akal. Wahyu sendiri dalam al-
Qur’an disebut dengan kata al-wahy yang memiliki beberapa arti seperti kecepatan dan
bisikan.
Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kata
wahyu. Wahyu adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan
rasul melalui mimpi dan sebagainya.
Allah sendiri telah memberikan gambaran yang jelas mengenai wahyu ialah seperti
yang digambarkan dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 16 yaitu:

artinya
“Dengan Kitab Itulah Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang mengharap
ridha-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-
orang itu dari berbagai kegelapan kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-
Nya, dan memimpin mereka ke jalan yang lurus” (Anonim,2011)
Kesempurnaan agama islam
Islam adalah agama yang sempurna, yang dengannya Allah SWT muliakan
manusia. Dan dengan islam pula terwujudnya kebahagian manusia di dunia dan akherat.
Allah Azza wa jalla telah menciptakan alam ini, dan menjadikan setiap makhluk yang
ada didalamnya tunduk kepada sunnatullah (hukum Allah) atau tabiat yang berlaku
atasnya. Dengannyalah Allah mewujudkan kehendakNya, oleh karena itu segala sesuatu
yang telah ditetapkan atasnya hukum Allah tsb, tidak bisa di ubah kecuali hanya dengan
perintah Allah saja;
Allah berfirman:

Artinya:
Itulah sunatullah yang berlaku pada umat-umat sebelum mu dan sunatullah tidak akan
berubah.( Al-Fath 23)
Matahari memiliki sunnatullah, malam memiliki sunnatullah, siang memiliki
sunnatullah, tumbuh-tumbuhan memiliki sunnatulah, hewan-hewan memiliki
sunnatulah, begitu juga angin, air, bintang-bintang, lautan dan gunung-gunung; setiap
mereka memiliki sunnatulah (hukum Allah) yang berlaku atas mereka. Dan begitulah
seterusnya:
Allah berfirman :

Artinya :
Matahari tidak dapat mengejar bulan, demiukian pula malam tidak dapat mendahului
siang, dan masing-masing berada dalam garis edarnya. ( yassin 40)
Dan manusia juga makhluk dari makhluk-makhluk Allah yang butuh akan jalan yang ia
lalui disetiap keadaan; untuk menggapai kesuksesan dunia dan akherat, dan jalan
tersebut adalah agama (Islam) yang Allah memuliakan manusia dengannya serta
meridhoinya untuk mereka, tidak diterima agama manapun selainnya, kebahagiaan dan
kesengsaraan itu tergantung kepada sejauh mana ia berpegang teguh atau
mengingkarinya, dan ia bisa memilih dalam menerimanya atau menolaknya.
Ketika Allah menciptakan manusia, ditundukkan bagi manusia segala apa yang ada
di langit dan di bumi, dan Allah menurunkan kepada manusia kitab-kitab, juga
diutusnya para rasul bagi manusia, serta Allah membekali manusia dengan panca indera
dan pengetahuan; berupa pendengaran, penglihatan dan akal, dan Allah I
memuliakannya dengan peribadatan (manusia) kepada Nya semata serta tidak
menyekutukan Nya.
- Nikmat yang paling agung
Allah menganugerahi kepada para hamba Nya dengan nikmat yang sangat banyak tidak
terhitung, nikmat yang terpenting adalah nikmat diciptakannya kita, diberi umur
panjang dan nikmat hidayah, dan nikmat yang teragung dan tertinggi dari nikmat-
nikmat tadi adalah nikmat islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad sebagai utusan
Allah kepada umat manusia seluruhnya, inilah agama yang sempurna, menyeluruh dan
kekal :
Mengatur hubungan antara manusia dengan Rabbnya dengan menyembah Nya
mengesakan Nya serta bersyukur kepada Nya, menghadap kepada Nya dalam setiap
permasalahan, takut kepada Nya, bertawakkal hanya kepada Nya, merendahkan diri
untuk Nya, mencintai Nya, mendekatkan diri kepada Nya, meminta pertolongan Nya,
memohon keridhoan Nya dan (memohon diberikan) jalan-jalan yang bisa mengantarkan
kedalam syurga Nya serta bagaimana agar selamat dari kemarahan Nya dan siksaan
Nya.( Anonim.2011 )
BAB 3. KESIMPULAN

1. Makna Islam secara etimologi (bahasa) berasal dari kata “ aslama” yang berarti
tunduk, patuh, atau berserah diri.
2. Dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa islam adalah agama yang diturunkan
Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-nya, berisi hukum-hukumnyang
mengatur hubungan manusia dengan allah, manusia dengan manusia dan
manusia dengan alam semesta.
3. islam secara syar’i (sabda nabi) adalah bahwasannya engkau bersaksi bahwa
sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad
adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat,
melaksanakan shaum ramadhan dan menunaikan ibadah haji ke Baitullahjika
engkau berkemampuan melaksanakannya
4. fitrah adalah kondisi dan potensi awal allah swt menciptakan manusia yaitu
iman kepada allah, meyakini allah sebagai (pendidik, pemilik, pengatur,
penguasa) manusia.
5. Tauhid secara bahasa adalah mengetahui dengan sebenar-benamya bahwa
sesuatu itu satu. Secara terminologis, tauhid adalah penghambaan diri hanya
kepada Allah Swt. dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya dengan penuh rasa tawadhu, cinta, harap, dan takut hanya kepada-
Nya.
6. Macam-macam tauhid adalah Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, Tauhid
Asma` wa Shifat
7. Akal adalah yakni daya pikir untuk memahami sesuatu, yang di dalamnya
terdapat kemungkinan bahwa pemahaman yang didapat oleh akal bisa salah atau
bisa benar.
8. Wahyu adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan
rasul melalui mimpi dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
A Toto Suryana Af, dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam untuk perguruan tinggi.
Bandung: Tiga Mutiara
Azyumardi Azra, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Departemen Agama
Islam
Alqur’an dan terjemahan.Surabaya : CV Sahabat Ilmu
(sunaryo,2011)http://naryo1981.files.wordpress.com/2010/03/bab-2-islam-dan-syariah-
islam.pdf

(Anonim.2011)http://theodava.blogspot.com/2010/10/konsep-fitrah-dalam-islam.html

(Anonim.2011)http://alikhlas.multiply.com/journal/item/37/Meraih_dan_Mempertahan
kan_Fitrah
( Siti Musda Mulia. 2011) http://www.fahmina.or.id/pbl/dfp_indo/Siti_m_m_tauhid.pdf

(Anonim.2011)http://kajiansaid.files.wordpress.com/2010/01/bagian-kedua-kitab-
adzhdzhimuu-haqqallaahi-tuflihuu-ibadallah.pdf

(Anonim.2011)http://etd.eprints.ums.ac.id/6508/1/H000040021.pdf

(Anonim.2011)http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/id_kamal_dean_islam.pdf
MAKALAH AGAMA ISLAM

“MAKNA dan KARAKTERISTIK AGAMA ISLAM”

Oleh:

Dika yudhistira (071710101051)

Rizki Emilia (071710101058)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011

Anda mungkin juga menyukai