Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 5

Anggi Audya Mangunsong


Sri Mawarni Bahri
Diana Syafitri
Nisa Adelia
KLASIFIKASI AJARAN ISLAM
1
s

Konsep Akidah
Islam
Konsep akidah
merupakan satu konsep
utama yang menjadi asas
dalam semua sudut
pandangan dan seluruh
aspek kehidupan Muslim.
Pengertian Akidah Islam
Secara bahasa akidah berasal dari bahasa Arab
aqada-ya’qidu-aqidatan yang artinya mengikat atau
mengadakan perjanjian. Para ulama mendefinisikan akidah
sebagai sesuatu yang terikat dari hati nurani. Adapun
menurut istilah, akidah adalah suatu pokok atau dasar
keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang
mempercayainya. Sehingga, pengertian akidah Islam
adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini
kebenarannya oleh setiap muslim dengan bersandar pada
dalil-dalil naqli dan aqli.
2

Ruang Lingkup
Akidah Islam
Landasan akidah Islam adalah rukun iman, yakni :

Iman kepada Allah


Iman kepada Iman kepada
Para Malaikat kitab sucinya

Iman kepada Iman kepada


Rasul-Rasulnya Hari akhir
Iman kepada
takdir ALLAH
Menurut Hasan Al-Banna sistematika ruang lingkup akidah islam,
yaitu :
1. Ilahiyyat, ialah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan ilahi, seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah serta
perbuatan-perbuatan Allah.

2. Nubuwwat, ialah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan


dengan Nabi dan Rasul, pembahasan tentang kitab-kitab Allah dan Mukjizat.

3. Ruhaniyyah, ialah berhubungan dengan metafisik, seperti malaikat, jin, iblis,


setan dan roh.

4. Sam’iyyat, ialah diketahui lewat sam’I (dalil naqli berupa Al-qur’an dan
sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda kiamat serta surga
dan neraka.
Tujuan Akidah Islam
● Memurnikan niat dan menghambakan diri
hanya kepada Allah.
● Ketenangan jiwa dan pikiran.
● Meluruskan tujuan dan perbuatan.
● Menanamkan kesungguhan dalam segala
sesuatu.
● Menciptakan umat yang kuat.
● Meraih kebahagian dunia dan Akhirat
3
Bukti-Bukti
Wujud Allah
Secara umum bukti bahwa Allah SWT ada adalah adanya
alam semesta dan segala isinya. Kita dan makhluk lain bisa hidup
di bumi adalah bukti nyata Allah sebagai Sang Pencipta ada.
Planet-planet dan benda langit lainnya bisa berpitar di masing-
masing orbitnya juga bukti nyata Allah ada. Jika Allah tak ada
lantas siapa yang mengatur segalanya?
Manusia bisa makan, tidur, melewati waktu siang dan
malam, tumbuh, berkembang, beranak-pinak dan lain sebagainya
hanya karena Allah SWT mengatur demikian. Jika tak ada Allah
SWT mustahil akan ada bumi, manusia, semesta dan segala
isinya.
Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah, akal, syara’ dan indera.
1. Dalil Fitrah.
Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupakan
fitrah setiap makhluk, tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari
tuntutan fitrah ini, kecuali orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu yang dapat
memalingkannya.

2. Dalil Al Hissyi (Dalil Indrawi)


Bukti indera tentang wujud Allah dapat dibagi menjadi dua:
a. Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya doa orang-orang yang berdoa
serta pertolongan-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan
musibah.
Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Allah. Allah berfirman:
“Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa dan Kami memperkenankan
doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar.”
(Al-Anbiyaa 76)
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya
bagimu…” (Al-Anfaal 9)
b. Tanda-tanda para Nabi yang disebut mu’jizat, yang dapat disaksikan atau didengar banyak orang
bukti yang jelas tentang keberadaan Yang Mengutus para Nabi tersebut, yaitu Allah, karena hal-
hal itu berada di luar kemampuan manusia.
Allah melakukannya sebagai pemerkuat dan penolong bagi para Rasul.
Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya, Musa
memukulkannya, lalu terbelahlah laut itu menjadi dua belas jalur yang kering, sementara air di
antara jalur-jalur itu menjadi seperti gunung-gunung yang bergulung. Allah berfirman, yang
artinya: “Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka
terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. ” (Asy Syu’ara 63)

3. Dalil ‘Aqli (dalil akal pikiran)


Bukti akal tentang adanya Allah adalah proses terjadinya semua makhluk, bahwa semua makhluk, yang
terdahulu maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin makhluk
menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula tercipta secara kebetulan. Tidak mungkin wujud
itu ada dengan sendirinya, karena segala sesuatu tidak akan dapat menciptakan dirinya sendiri.
Sebelum wujudnya tampak, berarti tidak ada.
4. Dalil Naqli (Dalil Syara’)
Bukti syara’ tentang wujud Allah bahwa seluruh kitab langit berbicara tentang itu. Seluruh hukum yang
mengandung kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-kitab tersebut merupakan dalil bahwa kitab-
kitab itu datang dari Rabb yang Maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan makhluknya.
Berita-berita alam semesta yang dapat disaksikan oleh realitas akan kebenarannya yang didatangkan
kitab-kitab itu juga merupakan dalil atau bukti bahwa kitab-kitab itu datang dari Rabb yang Maha
Kuasa untuk mewujudkan apa yang diberitakan itu.

5. Dalil Sejarah
Adalah dalil-dalil kekuasaan dan keagungan Allah yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang telah
berlaku di atas muka bumi.

6. Mengagungkan Allah dan MenTauhidkan Allah.


Dari semua dalil-dalil yang dapat dilihat di atas itu adalah berfungsi menguatkan pandangan kita
betapa keagungan Allah swt begitu luar biasa dan menundukkan kita sendiri di hadapan keagungan ini.
Langsung mencetuskan Tauhidullah yang luar biasa.
SESI TANYA JAWAB
DIPERSILAHKAN !
SEKIAN PRESENTASI DARI KAMI
SEMOGA BERMANFAAT
TERIMA KASIH !

Anda mungkin juga menyukai