Anda di halaman 1dari 12

KETUHANAN

Makalah

Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :
Aqidah dan Akhlaq
Dosen Pengampu : Zulfadhli Sultani

Disusun Oleh:

Achmad Zaky
1961201285

Rozi Rushafi
1961201284

FAKULTAS
MANAJEMEN

INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS AHMAD DAHLAN

JAKARTA
2021
A. Aqidah Islam
1. Pengertian Aqidah islam
Akidah berasal dari bahasa Arab aqada-ya'qudu-aqidatan yang
artinya mengikat atau mengadakan perjanjian. Para ulama
mendefinisikan akidah sebagai sesuatu yang terikat dari hati nurani.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian aqidah


adalah kepercayaan dasar atau keyakinan pokok. Sementara itu,
menurut istilah atau terminologi, pengertian aqidah adalah iman yang
teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya. Jadi, secara bahasa pengertian aqidah adalah keyakinan
yang kokoh atas sesuatu sehingga tidak ada keraguan yang
mengiringinya. Keyakinan ini tentu saja harus sesuai dengan realita
agar aqidah yang dimiliki menjadi benar.

Maka Aqidah Islam adalah keimanan yang pasti kepada Allah SWT
dengan melaksanakan kewajiban bertauhid kepadaNya, beriman
kepada para MalaikatNya, Rasul-RasulNya, Hari Kiamat, dan Taqdir
yang baik dan yang buruk. Dan mengimani pula seluruh apa apa yang
telah shahih tentang prinsip prinsip agama (ushuluddin). Dari definisi di
atas, baik definisi secara etimologi atau definisi secara terminologi
maka bisa ditarik kesimpulan bahwa aqidah itu bersifat harus mengikat,
pasti, kokoh, kuat, teguh, yakin. Begitu juga aqidah pantang untuk ragu,
hanya sekedar berprasangka. Harus yakin seyakin yakinya jika tidak
sampai tingkat keyakinan yang kokoh maka bukanlah aqidah.
Dinamakan aqidah karena orang tersebut mengikat hatinya dengan hal
tersebut. Maka sudah selayaknya seorang muslim untuk mempelajari
mana aqidah yang shahih dan mana yang bathil. Karena jika
keyakinanya di atas keyakinan yang salah atau aqidah yang salah
maka hal itu juga akan membawa kehancuran di dunia ataupun di
akherat.
2. 4 Aspek Aqidah Islamiyah
1. Akidah Uluhiyah
Akidah Uluhiyah adalah keyakinan atass segala macam ibadah
hanya dilakukan untuk Allah SWT. Akidah ini merepresentasikan
rukun iman yang pertama, yaitu iman kepada Allah SWT. Seperti
firman Allah dalam surah Al-Anbiyaa ayat 92 yang artinya:
Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua;
agama yang satu dan Aku adalah Rabb-mu, maka beribadahlah
kepada-Ku (semata-mata)” (QS al-Anbiyaa’:92).
2. Akidah Ruhanniyah
Akidah Ruhanniyah adalah keyakinan atas satu-satunya pencipta
di dunia ini hanyalah Allah SWT. Mulai dari alam semesta, malaikat,
jin, iblis, setan, dan roh. Semuanya tunduk dan patuh terhadap
perintah Allah.
Akidah ini merepresentasikan rukun iman yang kedua, yakni iman
kepada malaikat Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surah
Maryam ayat 65 yang artinya:
“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang
ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah
dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada
seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (QS
Maryam: 65).
3. Akidah Nubuwwah
Akidah Nubuwwah adalah keyakinan yang berhubungan dengan
nabi dan rasul serta termasuk kitab-kitab yang diturunkan kepada
mereka, mukjizat, serta karamahnya. Akidah ini menunjukkan
bagian dari rukun iman yang ketiga dan keempat, yaitu iman
kepada Kitab dan Rasul Allah.
Sebagaiman firman Allah yang tercantum dalam surah Al Baqarah
ayat 285 yang artinya:
“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan
kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan
mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya
Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS. Al
Baqarah ayat 285)
4. Akidah Sam’iyyah
Akidah sam’iyyah adalah keyakinan tentang segala sesuatu yang
hanya bisa diketahui lewat dalil Al-Qur'an dan Assunah. Seperti
alam barzah, akhirat, azab kubur, hari kiamat, surga, dan neraka.
Hal tersebut juga sebagaimana rukun iman yang kelima dan
keenam, yaitu iman kepada hari akhir dan iman kepada Qada dan
Qadar. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al Araf ayat
187 yang artinya:
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat,
“Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang
Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat
menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat
(huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan
datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya
kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah
(Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat)
ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(QS. Al Araf:187)

3. Tujuan Aqidah Islam


1. Untuk memupuk dan menanamkan keyakinan tentang keesaan
Allah sejak manusia dilahirkan.
2. Untuk membentuk kepribadian yang mulia serta berakhlakul
karimah.
3. Untuk memperkuat diri dari segala goncangan dan hal-hal yang
dapat menyesatkan.
B. Tauhid : Prinsip Ketuhanan Dalam Islam
1. Pengertian Tauhid
Pengertian tauhid apabila ditinjau dari segi bahasa atau etimologi
merupakan bentuk kata mashdar dari asal kata kerja lampau
yaitu wahhada yuwahhidu wahdah yang memiliki arti mengesakan atau
menunggalkan, dikutip dari buku Studi Ilmu Tauhid/Kalam oleh
Mulyono dan Bashori.
Dengan demikian, secara bahasa pengertian tauhid adalah ilmu yang
membahas tentang Allah SWT yang Maha Esa. Karena, arti kata tauhid
adalah mengesakan, dengan dimaksud mengesakan Allah SWT
adalah dzat-Nya, asma-Nya dan af’al-Nya. Jadi, ilmu tauhid
mempelajari bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, Satu.

Pengertian tauhid adalah dasar agama Islam yang menjadikan


Allah Swt. adalah satu. Tauhid merupakan konsep yang menyatakan
keesaan Allah Swt.

Ilmu tauhid adalah ilmu yang mempelajari keesaan Allah, rasul, dan
nabi-nabi dalam Islam. Pengertian tauhid juga dipahami sebagai sikap
meyakini bahwa Allah Maha Suci yang tidak memiliki kekurangan
sedikit pun

Dalam Islam, keesaan Tuhan berarti Allah adalah satu dan tidak ada
Tuhan selain Allah. Pengertian Tauhid bisa dilihat dari kalimat
Syahadat. Kalimat Syahadat berbunyi: "ashadu ʾ alā ʾilāha ʾillā -llāh, wa
ʾashadu ʾanna muḥammadan rasūlu -llāh"

Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

Dari kalimat syahadat ini menunjukkan bahwa tauhid adalah inti dan
landasan seluruh ajaran Islam. Dengan mengikrarkan kalimat pertama,
seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allah
sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
2. Jenis-Jenis Tauhid

1. Tauhid Rubibiyah

Tauhid rububiyah adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-


satunya pencipta, pemilik, dan pengendali alam raya. Dia dapat
menghidupkan dan mematikan dengan takdir-Nya serta dapat
mengendalikan seluruh alam semesta dengan sunah-sunah-Nya.
Memahami tauhid rububiyah bertujuan agar manusia mengakui
tentang keagungan Allah SWT atas semua makhluk yang
diciptakan-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah Al Mu'minun ayat
86-87:

٨٧ - َ‫ّلِل ۗ ُق ْل اَفَ ََل تَتَّقُ ْون‬ َ ٨٦ - ‫سبْعٰ َو َربُّ ْال َع ْر ٰش ْال َع ٰظي ْٰم‬
ٰ ‫سيَقُ ْولُ ْونَ ٰ ه‬ ٰ ‫قُ ْل َم ْن َّربُّ السَّمٰ ٰو‬
َّ ‫ت ال‬

Artinya: "Katakanlah, "Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang


tujuh dan yang memiliki 'Arsy yang agung?" Mereka akan
menjawab, "(Milik) Allah." Katakanlah, "Maka mengapa kamu tidak
bertakwa?"

Tauhid rububiyah mencakup dimensi-dimensi keimanan berikut ini;


- Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah yang bersifat
umum. Misalnya, menciptakan, memberi rizki, menghidupkan,
mematikan, menguasai.
- Beriman kepada takdir Allah.
- Beriman kepada zat Allah.

2. Tauhid Uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dalam
mengerjakan ibadah, seperti salat, puasa, zakat, berkurban,
berserah diri, dan berharap pada-Nya.
Tauhid jenis ini bertujuan agar manusia mengetahui bahwa hanya
Allah SWT semata yang berhak disembah dengan benar.
Sehingga, hal ini menjadikan manusia tunduk, taat, dan mengikuti
perintah-Nya.
Ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang tauhid uluhiyah
termaktub dalam surah An Nahl ayat 36.

ُ ‫غ ْو َۚتَ فَ ٰم ْْ ُم ْم َّم ْن َه َدى ه‬


ْ َّ‫ّٰللا َو ٰم ْْ ُم ْم َّم ْن َتق‬
‫ت‬ َّ ‫ّٰللا َواجْ تَْٰبُوا‬
ُ ‫الطا‬ ُ ‫َولَقَ ْد َب َعثَْْا فٰ ْي ُك ٰل ا ُ َّم ٍة َّر‬
َ ‫س ْو اًل ا َ ٰن ا ْعبُدُوا ه‬
٣٦ - ‫عاقٰبَةُ ْال ُم َك ٰذبٰ ْي َن‬ َ َ‫ْف َكان‬ ُ ْْ ‫ض فَا‬
َ ‫ظ ُر ْوا َكي‬ ٰ ‫علَ ْي ٰه الض َّٰللَةُ ۗ فَ ٰسي ُْر ْوا فٰى ْاًلَ ْر‬ َ

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk


setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah
tagut", kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah
kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang
mendustakan (rasul-rasul)."

Oleh sebab itu realisasi yang benar dari tauhid uluhiyah hanya bisa
terjadi dengan dua dasar; Pertama, memberikan semua bentuk
ibadah hanya kepada Allah SWT, semata tanpa adanya sekutu
yang lain. Kedua, hendaklah semua ibadah itu sesuai dengan
perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya melakukan maksiat.

3. Tauhid Asma wa Sifat


Tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah
SWT dan sifat-Nya, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an dan
sunnah rasul-Nya.
Mempelajari tauhid yang artinya beriman kepada nama Allah dan
sifat-Nya ini bertujuan untuk mengetahui bahwa apa yang Allah
SWT sifatkan untuk dirinya adalah benar (haq) dan mutlak. Allah
SWT berfirman:

٨ - ‫ْال ُتس ْْٰى‬ ‫ْاًلَ ْس َم ۤا ُء‬ ُ‫لَه‬ ‫ه ۗ َُو‬ ‫ا ًَّٰل‬ َ‫ا ٰٰله‬ ٓ‫ًَل‬ ‫َه‬
ُ‫ّٰللا‬

Artinya: "(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang


mempunyai nama-nama yang terbaik." (QS. Taha: 8).
3. Peranan atau Pengaruh Tauhid dalam Kehidupan

Untuk memberikan pemahaman lebih jauh mengenai tauhid, berikut


fungsi dan peranan tauhid atau akidah sebagaimana dijelaskan Zainul
Bahri dalam buku Pendidikan Tauhid dalam Perspektif Konstitusi.
1. Menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang dimiliki manusia
sejak lahir.
2. Memberi ketenangan dan ketentraman jiwa. Dalam hal ini, agama
sebagai kebutuhan fitrah akan menuntut dan mendorong manusia
untuk terus mencari atau mendalaminya.
3. Menjadi pedoman hidup yang pasti. Meyakini Tuhan akan
memberikan arahan dan pedoman yang pasti dalam kehidupan
manusia.

C. Tauhid vs Syirik : Cakupan dan pengaruhnya


1. Tauhid : Cakupan dan Pengaruhnya
Agama Islam adalah agama TAUHID ~ agama yang menyembah
SATU Tuhan. Bukan agama SYIRIK yang menyembah BANYAK
Tuhan. Jadi keislaman seseorang itu BERIMPIT dengan tauhid-
tidaknya dia dalam menyembah Allah. Orang-orang yang menjadikan
Allah sebagai TUJUAN satu-satunya seluruh aktivitas hidupnya, itulah
yang disebut sebagai orang yang sudah ISLAM.
Orang yang bertauhid adalah orang yang MENIATKAN seluruh
aktifitas ibadahnya hanya untuk Allah. Sedangkan orang yang syirik,
meniatkan aktifitas ibadanya untuk selain Allah, termasuk untuk DIRI
SENDIRI.
Orang yang bertauhid, menjadikan Allah sebagai TUHAN dalam hidupnya.
Dia menyembah, memuja dan memuji, mengagungkan Allah, mengagumi-
Nya, mendekatkan diri dan merasa bahagia karenanya. Ia menjadikan
Allah sebagai SUBYEK dalam proses beragamanya. Sedangkan orang
yang syirik, menjadikan Allah sebagai OBYEK dalam hidupnya.
Orang-orang yang bertauhid, mengorientasikan pembelajaran
dalam hidupnya untuk lebih MENGENAL Allah, dan kemudian terus
berusaha MENDEKATKAN DIRI. Sedangkan yang syirik, terus mencari
dan berusaha mendapatkan FASILITAS-FASILITAS yang disediakan
oleh Allah untuk kesenangannya. Dia lebih INGAT fasilitas daripada
ingat Allah.
Tauhid memiliki kedudukan yang tinggi dalam bangunan Islam dan
keutamaan yang besar bagi pelakunya, di antaranya:
- Tauhid adalah dasar dan inti ajaran Islam.
- Tauhid adalah tujuan diciptakannya jin dan manusia.
- Tauhid adalah tujuan pengutusan para rasul ‘alaihish shalatu
wassalam.
- Tauhid adalah perintah pertama.
- Tauhid adalah hak Allah terbesar.
- Tauhid adalah kewajiban dan perintah terbesar.
- Tauhid adalah hak Allah yang wajib ditunaikan.
- Lawan dari tauhid adalah dosa terbesar, yaitu syirik.

2. Syirik : Cakupan dan Pengaruhnya


Secara etimologi, syirik berarti persekutuan yang terdiri dari dua
atau lebih yang disebut sekutu. Sedangkan secara terminologi, syirik
berarti menjadikan bagi Allah tandingan atau sekutu.
Sebagian ulama membagi makna syirik menjadi makna umum dan
makna khusus. Bermakna umum, jika menyekutukan Allah di dalam
peribadahan hamba kepada-Nya (uluhiyyah), menyekutukan-Nya di
dalam perbuatan-Nya (rububiyyah), nama-Nya, dan sifat-Nya (al-
asma’ wa ash-shifat).
Akan tetapi, jika disebutkan secara mutlak, syirik berarti memalingkan
suatu ibadah kepada selain Allah. Dan inilah makna syirik secara
khusus. Sebagaimana tauhid bermakna mengesakan Allah -dalam
ibadah- jika disebut secara mutlak.

Fenomena Syirik
- Syirik di dalam ibadah (uluhiyyah)
Syirik di dalam uluhiyyah Allah bermakna menyekutukan Allah
di dalam ibadah. Atau dengan arti lain menyelewengkan
ibadah kepada selain Allah.
Ini adalah definisi syirik ketika penyebutannya bersifat mutlak.
Karena kesyirikan ini yang paling menjamur, dan parahnya,
tidak banyak orang yang menyadari akan hal itu. Betapa
banyak manusia menduakan Allah di dalam penghambaan
dirinya tanpa mereka sadari.
Termasuk ibadah di antaranya adalah salat, zakat, puasa,
sembelihan, sumpah, doa, istigasah, cinta, takut, harap, dan
segala bentuk peribadahan seorang hamba kepada Allah.
Oleh sebab itu, termasuk bentuk kesyirikan ketika seseorang
menyembelih kurban untuk jin semisal sesajen, berdoa
meminta pertolongan kepada orang mati, atau penyelewangan
ibadah lainnya kepada selain Allah.
Allah Ta’ala berfirman,

‫ّٰللا أ َ َتداا‬ ُ ‫ّلِل فَ ََل ت َ ْد‬


ٰ َّ ‫عوا َم َع‬ ٰ َّ ٰ ‫اج َد‬
ٰ ‫س‬َ ‫َوأ َ َّن ْال َم‬

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu ialah milik Allah. Maka


janganlah kalian menyembah sesuatu pun di dalamnya selain
Allah.” (QS. Al-Jinn: 18)

- Syirik di dalam perbuatan Allah (rububiyyah)


Syirik di dalam rububiyyah Allah berarti meyakini adanya
selain Allah yang melakukan perbuatan-perbuatan Allah. Atau
menyamakan makhluk dengan Allah dalam hal-hal yang
merupakan kekhususan rububiyyah-Nya.
Misalnya, memercayai adanya sang pencipta selain Allah,
pemberi rezeki, penurun hujan, dan pengatur alam semesta.
Allah Ta’ala berfirman,

َ‫ي ٰمن‬ َّ ‫ار َو َم ْن ي ُْخ ٰر ُج ْال َت‬


َ ‫ص‬ َ ‫ض أَ َّم ْن يَ ْم ٰلكُ الس َّْم َع َو ْاْل َ ْب‬ ٰ ‫اء َو ْاْل َ ْر‬
ٰ ‫قُ ْل َم ْن يَ ْر ُزقُ ُك ْم ٰمنَ ال َّس َم‬
‫ّٰللا فَ ُق ْل أَفَ ََل تَت َّ ُقو َن‬ َ َ‫ت َوي ُْخ ٰر ُج ْال َميٰتَ ٰمنَ ْال َتي ٰ َو َم ْن يُ َدبٰ ُر ْاْل َ ْم َر ف‬
ُ َّ َ‫سيَ ُقولُون‬ ٰ ٰ‫ْال َمي‬

“Katakanlah wahai Muhammad, ‘Siapakah yang memberi


kalian rezeki dari langit dan bumi? Siapakah yang menguasai
pendengaran dan penglihatan? Siapakah yang mengeluarkan
yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup? Siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka
mereka akan menjawab, ‘Allah.’ Maka katakan, ‘Lantas
mengapa kalian tidak bertakwa?” (QS. Yunus: 31)

- Syirik di dalam nama dan sifat-Nya (asma’ wa shifat)


Syirik di dalam al-asma’ wa ash-shifat bermakna menjadikan
sekutu bagi Allah, baik itu di dalam salah satu nama-Nya, atau
salah satu sifat-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,

‫ير‬
ُ ‫ص‬ٰ َ‫ش ْي ٌء َوه َُو الس َّٰمي ُع ْالب‬
َ ‫ْس َك ٰمثْ ٰل ٰه‬
َ ‫لَي‬

“Tiada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dan Dialah yang


Maha mendengar lagi Maha melihat.” (QS. Asy-syura: 11)

- Bahaya Syirik

Siapa saja menyembah selain Allah SWT berarti ia


menempatkan ibadahnya tidak pada posisinya dan
memberikannya kepada yang tidak berhak dan ini merupakan
kezaliman yang sangat besar, Allah SWT berfirman dalam al-
Qur’an Surah Luqman ayat 13:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di


waktu ia memberi pelajaran kepadanya "hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar." (Surah Luqman ayat 13).

Berikut ini adalah akibat negatif dari perbuatan syirik kepada


Allah.
1. Perasaan bimbang dan ragu.
2. Sulit menerima kebenaran.
3. Hilangnya sifat kemuliaan.
4. Terhapusnya amal kebaikan.
5. Tidak akan diampuni oleh Allah. Diharamkan masuk surga.

Anda mungkin juga menyukai