Anda di halaman 1dari 4

TAUHID DAN AHLAQ TASAWUF

Nisrina Rofifah Cahyaningrum (2206016052)


Rafli afliansyah (2206016052)
Satria teguh.J (2206016059)

UIN WALISONGO
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Resume ilmu tauhid
Definisi
A. Menurut bahasa
Tauhid berasal dari Bahasa arab “wahid“ yang artinya satu, mengesakan atau meyakini
keesaan allah swt tanpa menyekutukannya . Ketika manusia meyakini keesaan allah, ia akan
melakukan amal sesuai keyakinan dengan cara berdoa kepada allah dan melakukan ibadah
dengan ikhlas.
B. Secara istilah
Secara istilah tauhid ialah meyakini bahwa allah Swt esa dan tidak ada sekutu bagi-nya.
Kesaksian ini di rumuskan dalam kalimat syahadat. Laa ilaha illa allah (tiada tuhan selain
allah
Jadi pengertian tauhid dan akhlak tasawuf adalah Tauhid dan akhlak tasawuf adalah ajaran
Islam yang terkandung dalam tauhid yaitu tentang pengakuan keesaan Allah SWT. Untuk
para pemikir tauhid adalah pintu yang terbuka untuk memahami dan masuk ke dalam realitas
Essensial. Semakin jauh pikiran para pemikir tentang tauhid bisa menembus kesederhanaan
rasional dari keesaan Allah, semakin kompleks kesederhanaan tersebut maka ia akan
mencapai puncak dari aspek-aspek yang berbeda tidak dapat lagi di tunjukan dengan pikiran
yang biasa. Tasawuf bisa dijadikan aspek mistisme dalam agama Islam pada intinya,
kesadaran adanya hubungan manusia dan Allah yang bisa mengambil bentuk rasa dekat
dengan Allah SWT. Hubungan kedekatan tersebut bisa dipahami sebagai pengalaman
spiritual dzawqiyah manusia dengan Tuhan yang kemudian memunculkan kesadaran bahwa
sesuatu adalah kepunyaannya.

Dasar hukum tauhid


Tauhid berlandaskan pada sumber hukum yang kuat yaitu:
A. Ayat suci Al-quran
Al-Qur'an Al-Qur'an al-Karim adalah pokok dari semua argumentasi dan dalil. Al-
Qur'an adalah dalil yang membuktikan kebenaran risalah Nabi Muhammad dan dalil
yang membuktikan benar dan tidaknya suatu ajaran. Al-Qur'an juga merupakan kitab
Allah terakhir yang menegaskan pesan-pesan kitab-kitab samawi sebelumnya. Allah
memerintahkan dalam al-Qur'an agar kaum Muslimin senantiasa mengembalikan
persoalan yang diperselisihkan kepada Allah dan Rasul-Nya:

‫ َفِإْن َتَناَز ْعُتْم ِفي َش ْي ٍء َفُر ُّد وُه ِإَلى ِهللا َو الَّرُسوِل‬Artinya: “Kemudian jika kalian berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya).” (QS. al-Nisa' : 59).
B. Hadist nabi Muhammad
Hadits Hadits adalah dasar kedua dalam penetapan akidah-akidah dalam Islam.
Tetapi tidak semua hadits dapat dijadikan dasar dalam menetapkan akidah. Hadits
yang dapat dijadikan dasar dalam menetapkan akidah adalah hadits yang perawinya
disepakati, dan dapat dipercaya oleh para ulama. Sedangkan hadits yang perawinya
masih diperselisihkan oleh para ulama, tidak dapat dijadikan dasar dalam menetapkan
akidah sebagaimana kesepakatan para ulama ahli hadits dan fuqaha yang mensucikan
Allah dari menyerupai makhluk. Menurut mereka, dalam menetapkan akidah tidak
cukup didasarkan pada hadits yang diriwayatkan melalui jalur yang dha'if, meskipun
diperkuat dengan perawi yang lain. Al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi sebagaimana
dikutip Syekh Abdullah Al-Harary dalam kitabnya Sharihul Bayan menyatakan: ‫َال‬
‫ َفَال‬،‫َتْثُبُت الِّص َفُةِ ِهلل ِبَقْو ِل َص َح اِبٍّي َاْو َتاِبِع ٍّي ِإَّال ِبَم ا َص َّح ِم َن ْاَالَح اِد ْيِث الَّنَبِو َّيِة اْلَم ْر ُفْو َع ِة اْلُم َّتَفِق َع َلى َتْو ِثْيِق ُر َو اِتَها‬
‫ُيْح َتُّج ِبالَّض ِع ْيِف َو َال ِباْلُم ْخ َتَلِف ِفْي َتْو ِثْيِق ُر َو اِتِه َح َّتى َلْو َو َر َد ِإْسَناٌد ِفْيِه ُم ْخ َتَلٌف ِفْيِه َو َج اَء َحِد ْيٌث آَخُر َيْع ِض ُد ُه َفَال‬
‫ ُيْح َتُّج ِبِه‬Artinya: Sifat Allah tidak dapat ditetapkan berdasarkan pendapat seorang
sahabat atau tabi'in. Sifat Allah hanya dapat ditetapkan berdasarkan hadits-hadits Nabi
yang marfu', yang perawinya disepakati dapat dipercaya. Jadi hadits dha'if dan hadits
yang perawinya diperselisihkan tidak dapat dijadikan hujjah dalam masalah ini,
sehingga apabila ada sanad yang diperselisihkan, lalu ada hadits lain yang
menguatkannya, maka hadits tersebut tidak dapat dijadikan hujjah.

C. Ijma’ ulama
Ijma' Ulama Ijma' ulama yang mengikuti ajaran Ahlul Haqq dapat dijadikan
argumentasi dalam menetapkan akidah. Dalam hal ini seperti dasar yang melandasi
penetapan bahwa sifat-sifat Allah itu qadim (tidak ada permulaannya) adalah ijma'
ulama yang qath'i. Dalam konteks ini, al-Imam al-Subki berkata dalam kitabnya Syarh
'Aqidah Ibn al-Hajib: ‫ َو َع َلى َهَذ ا‬، ‫ِاْعَلْم َأَّن ُح ْك َم اْلَج َو اِهِر َو ْاَألْع َر اِض ُك ِّلَها اْلُح ُد ْو ُث َفِإًذ ا اْلَع اَلُم ُك ُّلُه َح اِد ٌث‬
‫ ِإْج َم اُع اْلُم ْس ِلِم ْيَن َبْل ُك ِّل اْلِم َلِل َو َم ْن َخ اَلَف ِفْي َهَذ ا َفُهَو َك اِفٌر ِلُم َخ اَلَفِتِه ْاِإل ْج َم اَع اْلَقْطِع َّي اهـ‬Artinya:
"Ketahuilah sesungguhnya hukum jauhar dan 'aradh (Jauhar adalah benda terkecil
yang tidak dapat terbagi lagi. Sedangkan 'aradh adalah sifat benda yang
keberadaannya harus menempati benda lain) adalah baru. Oleh karena itu, semua
unsur-unsur alam adalah baru. Hal ini telah menjadi ijma' kaum Muslimin, bahkan
ijma' seluruh penganut agama-agama (di luar Islam). Barangsiapa yang menyalahi
kesepakatan ini, maka dia dinyatakan kafir, karena telah menyalahi ijma' yang qath'i.

D. Aqli (akal)
Akal Dalam ayat-ayat al-Qur'an Allah Ta’ala telah mendorong hamba-hamba-Nya
agar merenungkan semua yang ada di alam jagad raya ini, agar dapat mengantar pada
keyakinan tentang kemahakuasaan Allah. Dalam konteks ini Allah berfirman: ‫َأَو َلْم‬
‫ َيْنُظُروا ِفي َم َلُك وِت الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر ِض‬Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan
langit dan bumi. (QS. al-A'raf : 185).
Kedudukan
a. Kedudukan ilmu tauhid dalam islam merupakan landasan yang mendasari sikap, azas,
gerak, serta pola pikir umat muslim
b. Tauhid yang dibawakan oleh para rasul merupakan aqidah yang universal artinya
aqidah yang menjadi petunjuk untuk seluruh kehidupan manusia
c. Membantu umat muslim untuk menghindari pengaruh aqidah yang menyeleweng dari
kebenaran

Ruang Lingkup Ilmu Tauhid


A. .Ma’rifatul Mabda’
Ruang pembahasan ilmu tauhid yang pertama yaitu Ma’rifatul mabda’. Yaitu suatu ilmu
membahas tentang keberadaan dzat Allah dan hal-hal yang berhubungan dengan Allah serta
qadla’ dan qadar-Nya, yang terangkum dalam pembahasan rukun iman, yakni iman kepada
Allah dan iman kepada qadla’ dan qadar.
B. Ma’rifatul Wasithah
Ruang pembahasan ilmu yang selanjutnya adalah Ma’rifatul Wasithah. Yaitu membahas
tentang utusan Allah seperti Malaikat, Nabi/Rasul, dan Kitab Suci, yang terangkum dalam
rukun iman, yaitu iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT, iman kepada kitab-kitab Allah
SWT, dan iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.
C. Ma’rifatul Ma’ad
Ma’rifatul Ma’ad merupakan bagian dari ruang lingkup ilmu tauhid yang membahas tentang
hari kiamat, tanda-tanda hari kiamat serta hikmah beriman kepada hari kiamat. Yang
dimaksud hari kiamat adalah hancurnya seluruh dunia beserta alam semesta ini dan seluruh
makhluk hidup yang ada didalamnya. Yang selanjutnya akan berganti kepada alam yang baru
yaitu akhirat.

Manfaat
Manfaat mempelajari ilmu tauhid adalah sebagai upaya mengenal allah dan rasul-nya yang
dilakukan melalui dalil-dalil yang pasti. Dalam hal ni mempelajari ilmu tauhid juga memiliki
arti meyakini segala sifat kesempurnaan yang telah dimiliki allah serta membenarkan setiap
risalah ataupun ajaran rasul-nya.
1. Ilmu tasawuf mempunyai manfaat Untuk pembinaan aspek moral.
2. pondasi bagi keberagaman seseorang
3. benteng yang kokoh untuk memelihara aqidah muslim dari kesesatan.
4. Paham tentang dasar dasar aqidah islam yang benar.

Anda mungkin juga menyukai