1
Louis Ma’luf, Al Munjid, Dar al Masyrid, Beirut, 1997, hlm. 519
2
Abdullah bin Abdil Aziz Al Jibrin. (1435). Mukhtasar Syarah Tashil Aqidah Al-Islamiyah: Riyadh. Maktabah Ar-
Rusyd. Cetakan ke-IV
3
TM. Hasbi Ash Shiddieqy.(1973). Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam. Jakarta: Bulan Bintang
4
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1993), h. 1-2.
keyakinan terhadap Allah SWT yang satu, yang tidak pernah tidur dan
tidak beranak pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun
iman yang pertama. Orang yang tidak percaya rukun iman disebut orang kafir 5.
Sedangkan ulama Fiqih mendefinisikan akidah merupakan sesuatu yang diyakini
dan dipegang teguh. Ia beriman berdasarkan dalil-dalil yang sesuai dengan
kenyataan, seperti beriman kepada Allah Swt, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul,
Qodha dan Qodhar, dan hari akhir6. Maka Akidah Islamiyah adalah keimanan
yang pasti kepada Allah SWT dengan melaksanakan kewajiban bertauhid
kepadaNya, beriman kepada para MalaikatNya, Rasul-RasulNya, Hari Kiamat, dan
Taqdir yang baik dan yang buruk7.
Akidah berkaitan dengan kayakinan seseorang terhadap Khaliq sebagai
pencipta dan pengurus kehidupannya, namun tidak cukup hanya mengakuiNya
sebagai pengurus diri dan alam sekitarnya, namun harus dikuatkan untuk
mengakui bahwa hanya Allah SWT yang menciptakan tanpa bantuan makhluk.
Pengakuan itu dibuktikan dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi
laranganNya.
Bukti bahwa kita mengakui Allah SWT sebagai khalik, yaitu dengan
beribadah kepadaNya. Secara umum ibadah memiliki arti segala sesuatu yang
dilakukan manusia atas dasar patuh terhadap pencipta Nya sebagai jalan untuk
mendekatka diri kepadaNya. Ibadah menurut bahasa (etimologis) adalah diambil
dari kata ta’abbud yang berarti menundukkan dan mematuhi dikatakan thariqun
mu’abbad yaitu : jalan yang ditundukkan yang sering dilalui orang. Ibadah dalam
bahasa Arab berasal dari kata abda’ yang berarti menghamba dalam bentuk taat
dan hormat kepada Tuhan nya. Allah SWT berfirman: “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
(Q.S Adz Dzariyat 56).
Al Juhali (1989) mengatakan bahwa Ibadah merupakan sebuah konsep
yang berisi pengertian cintayang sempurna, ketaatan dan khawatir. Artinya, dalam
ibadah terkandung rasa cinta yang sempurna kepada Sang Pencipta disertai
5
Abd. Chalik. (2014).Pengantar Studi Islam: cet.6(Surabaya.Kopertais IV Pres, 2014)
6
Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. (2008). Metodologi Pengajaran Agama Islam, terj. H.A. Mustofa,
(Jakarta: Rineka Cipta)
7
Yazid Abdul Qadir Jawas. (2017). Syarah Aqidah Alhussunnah Wal Jama’ah: Jakarta.Pustaka Imam
Syafi’icet. XVI Jakarta.Pustaka Imam Syafi’i.
kepatuhan dan rasa khawatir hamba akan adanya penolakan sang Pencipta
terhadapnya8.
Dari pengertian akidah, secara etimologi dan terminologi dapat diketahui
bahwaakidah adalah kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu yang harus
diakui kebenarannya tanpa keraguan sedikitpun. Sedangkan Ibadah adalah Al-
tha’ah (yang di dalam Alquran ditemukan sebanyak 128 kali dalam berbagai
bentuk perubahan katanya. Pada dasarnya, kata al-tha’ah ini mengandung arti
“senantiasa menurut, tunduk dan patuh kepada Allah dan rasul-Nya”. Khada’a (
)خضع, yang di dalam Alquran ditemukan sebanyak 2 kali, yakni QS. Al-Syu’ara
(26): dan QS. al-Ahzab (33): 32. Pada dasarnya, kata khada’a ini mengandung arti
“merendahkan, dan menundukkan”. al-Zulli/ al-Zillat (yang di dalam Al quran
ditemukan sebanyak 24 kali. Pada dasarnya, kata ini dapat pula berarti
“kerendahan atau kehinaan”9
2. Ruang Lingkup Akidah dan Ibadah
Ruang lingkup akidah dapat diperinci sebagaimana yang dikenal sebagai
rukun iman, yaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah yang diturunkan
kepada para utusan-Nya, Nabi dan Rasul, hari akhir, dan takdir Allah. Beriman
kepada Allah mengandung pengertian percaya dan meyakini akan sifat-sifat-Nya
yang sempurna dan terpuji. Dasar-dasar kepercayaan ini digariskan-Nya melalui
rasul-Nya, baik langsung dengan wahyu atau dengan sabda rasul. Beriman kepada
malaikat berarti percaya bahwa Allah mempunyai makhluk yang dinamai
“Malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada-Nya dan senantiasa taat
menjalankan tugas yang dibebankan dengan sebaik- baiknya. Diciptakan dari
cahaya dan diberikan kekuatan untuk mentaati dan melaksanakan perintah dengan
sempurna.
Beriman kepada kitab Allah berarti meyakini bahwa Allah telah
menurunkan beberapa kitab-Nya kepada beberapa Rasul untuk menjadi pegangan
dan pedoman hidupnya guna mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Iman
kepada rasul berarti meyakini bahwa Allah telah memilih di antara manusia,
beberapa orang yang bertindak sebagai utusan Allah (rasul) yang di tugaskan
untuk menyampaikan segala wahyu yang diterima dari Allah melalui malaikat
8
al-Zuhayli, Wahbah (1989) al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu. Damsyiq : Dar al-Fikr
9
al-Bā qy,Muhammad Fu’ad ‘Abd. (1992). al-Mu’jam al-Mufahras li Alfā zh al-Qur’ā n al-Karīm (Bairū t: Dā r al-Fikr
Jibril, dan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus, serta membimbing umatnya
ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat. Beriman kepada hari akhir
adalah percaya bahwa sesudah kehidupan ini berakhir masih ada kehidupan yang
kekal yaitu hari akhir, termasuk semua proses dan peristiwa yang terjadi pada hari
itu. Beriman kepada qadha’ dan qadar yaitu percaya bahwa segala ketentuan,
undang-undang, peraturan, dan hukum ditetapkan pasti oleh Allah untuk segala
yang ada, yang mengikat antara sebab dan akibat atas segala sesuatu yang terjadi
Secara garis besar ibadah dapat dibagi menjadi dua macam: a. Ibadah
khassah (khusus) atau ibadah mahdhah (Ibadah yang ketentuannya pasti) yakni,
ibadah yang ketentuan dan pelaksanaan nya telah ditetapkan oleh nash dan
merupakan sari ibadah kepada Allah SWT. seperti shalat, puasa, zakat dan haji. b.
Ibadah ‘ammah (umum), yakni semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan
dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. seperti minum, makan,
dan bekerja mencari nafkah.
3. Urgensi Akidah dan Ibadah
Akidah menjadi penting karena dua hal, yaitu:
a. Akidah adalah bagian terpenting dalam ajaran Islam. Jika ajaran Islam ini
diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah jantung yang memompa
darah kehidupan ke sekujur badan. Demikian halnya dengan akidah. Dialah yang
menjadi ruh ajaran Islam. Berdasarkan imanlah seseorang akan dinilai di hadapan
Allah. Pada gilirannya, imanlah yang akan mengontrol dan mengarahkan perilaku
seorang Mukmin. Bahkan, shalat, haji, puasa, dan seluruh amal baik tak ada
gunanya tanpa adanya keimanan.
b. Akidah memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan. Hidup ini sangat labil,
penuh dengan ujian dan cobaan. Untuk menghadapi situasi semacam ini manusia
memerlukan pegangan yang kokoh, memerlukan sandaran yang kuat,
membutuhkan mental yang tahan banting10.
Era kehidupan yang terus berkembang sangat dinamis, membutuhkan
tuntunan yang mengarahkan dan menyadarkan perilaku manusia untuk lebih dekat
dengan kehendak Allah SWT. Kehendak itu dalam bentuk ibadah mengabdi
kepada-Nya dalam seluruh aktivitas kehidupan. Jika tidak, dikhawatirkan semakin
10
https://kuliahaika.weebly.com/akidah/pengertian-urgensi-ruang-lingkup-dan-sumber-akidah
berat beban kehidupan yang harus dipikul karena kemaksiatan dan ketidakpatuhan
semakin merajalela11. Tantangan zaman telah menuntut setiap manusia untuk
selalu memperkuat nilai-nilai keimanan agar tetap berdiri kokoh menghadapi
sebuah perubahan.
Ibadah merupakan perwujudan dari sebuah ketaatan kepada Allah SWT.
Perintah dan larangan Allah SWT seharusnya ditaati dengan penuh keikhlasan.
Ketaatan dijalankan sesuai dengan teladan Rasulullah SAW dan larangan dijauhi
dengan penuh keyakinan bahwa larangan itu ketika dikerjakan akan berdampak
buruk kepada perilaku dan balasan yang diterima di akhirat kelak. Ibadah
memberikan nilai tambah bagi timbangan amal kebaikan di akhirat, sehingga siapa
yang timbangan amal kebaikannya berat akan mendapatkan kehidupan yang
menyenangkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Maka barangsiapa
mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (QS
Al Zalzalah:7)
11
https://www.republika.co.id/berita/ptay2j313/urgensi-ibadah
tolong-menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari bahwa derajat
manusia itu sama di depan Allah SWT dan pembedanya adalah nilai
ketakwaannya.
d. Akidah dalam kehidupan bernegara. Setelah tercipta akidah suatu masyarakat,
muncul kehidupan bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik
pada negara itu sendiri. Apabila hal ini terlaksana dengan baik, maka negara
tersebut akan memperoleh kehidupan yang baik puladan semua warganya akan
hidup layak dan sejahtera.
Materi 2 :
KE-ALAZHAR-AN
I. Daftar Isi
A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan YPI Al Azhar
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan Pendirian YPI Al Azhar
3. Proses Pendirian Yayasan
4. Pendiri dan Kepengurusan Yayasan
5. Penggantian Kelembagaan YPI Al Azhar
B. Manajemen Kelembagaan YPI Al Azhar
1. Visi
2. Misi
3. Moto Pelaksanaan Kegiatan
4. Logo YPI Al Azhar
5. Makna Logo YPI Al Azhar
C. Khittah Dan Kebijakan Umum Yayasan
1. Khittah Yayasan
2. Kebijakan Umum Yayasan
3. Struktur Organisasi
D. Nilai-Nilai Pengabdian dan Kejuangan Al Azhar
E. Implikasi Nilai-Nilai Kejuangan Al Azhar
F. Kinerja dan Prestasi Yayasan
ِ ۟ ۟ ِ ِ ِ َقَ ْد خل
َ ِف َك ا َن َعٰـقبَةُ ٱلْ ُم َك ِّذب
َهٰـ َذا١٣٧ ني َ ض فَ ٱنظُُروا َكْي ْ ت من َقْبل ُك ْم ُس نَ ۭ ٌن فَس ريُوا ىِف
ِ ٱَأْلر ْ َ
ِِ ۟ ۟ ِ ِ ِ
َ ٱَأْلعلَ ْو َن ِإن ُكنتُم ُّمْؤ من
ني َ َّاس َو ُه ۭ ًدى َو َم ْوعظَ ۭةٌ لِّْل ُمتَّق
ْ َواَل هَت نُ وا َواَل حَتَْزنُ وا َوَأنتُ ُم١٣٨ ني ِ َبيَ ا ۭ ٌن لِّلن
ِ ِ ِإن مَيْسس ُكم َق ر ٌح َف َق ْد مس ٱلْ َق وم َق ر ٌح ِّم ْثلُهۥ ۚ وتِْل ك ٱَأْليَّام نُ دا ِوهُل ا ب ٱلن١٣٩
َُّاس َولَي ْعلَ َم ٱللَّه َ ُ َ َ َنْي َ َ ُ ۭ ْ َ ْ َّ َ ۭ ْ ْ َْ
ِ ٱلَّ ِذين ءامنُو ۟ا ويت
ِ ِ ُّ َِّخ َذ ِمن ُكم ُشه َدٓاء ۗ وٱللَّه اَل حُي
َ ب ٱلظـَّٰلم
١٤٠ ني ُ َ َ َ ْ ََ َ َ َ
Artinya :
137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah, karena itu
berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang
yang mendustakan (rasul-rasul).
138. (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-
orang yang beriman.
140. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum
(kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa dan masa (kejayaan
dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran) dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan
orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'.
dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,
Sejarah mengajarkan banyak hal bagi orang-orang berfikir dan mengambil
hikmah untuk kemaslahatan hidupnya, demikian makna tersirat dari ayat-ayat di
atas.
b. Kepengurusan Yayasan
Kepengurusan Yayasan Pesantren Islam sesuai Anggaran Dasar (AD)
Yayasan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku ketika itu, memuat 3
(tiga) organ, yaitu: 1) Badan Komisaris, 2) Pengurus Yayasan dan 3) Pelindung.
Fungsi dan tugas serta personil yang ada dalam masing-masing organ yayasan
tersebut adalah :
1) Badan Komisaris
Badan Komisaris adalah organ yayasan yang bertugas memberikan nasehat,
petunjuk dan pengawasan terhadap keseluruhan pekerjaan Pengurus. Badan
Komisaris memiliki hak dan kewenangan menegur dan memanggil Pengurus
manakala melanggar ketentuan Yayasan.
Badan Komisaris Yayasan Pesantren Islam ketika itu (saat dibentuk pertama
kali) beranggotakan 3 (tiga) orang, yaitu:
a) Mr. Kasman Singodimedjo
Mr. Kasman Singodimedjo putra Indonesia kelahiran Poerworedjo, Jawa
Tengah, 25 Februari 1904, beliau meninggal di Jakarta, 25 Oktober 1982 pada
umur 78 tahun. Kasman tercatat pernah sebagai Jaksa Agung Indonesia periode
1945 sampai 1946 dan juga mantan Menteri Muda Kehakiman pada Kabinet Amir
Sjarifuddin II. Selain itu ia juga adalah Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat) yang menjadi cikal bakal dari DPR.
Prof. Dr. Mr. Raden Kasman Singodimejo ADALAH tokoh Muhammadiyah
kelahiran Kalirejo Purworejo Jawa Tengah 25 Februari 1908 dikenal sederhana,
terus terang dan pemberani. “Namanya memang Singodimejo, kenyataannya dia
memang singa di mana-mana,” kata Mohamad Roem, kawan dekat beliau sejak
muda.
Ada dua pesan Kasman yang patut direnungkan. Pertama: “Hidup itu
berjuang”. Kedua: “Jalan pemimpin itu bukan jalan yang mudah. Memimpin itu
jalan menderita”.
b) Mr. R. Sindian Djajadiningrat
Mr. R. Sindian Djajadiningrat, Lahir pada tahun 1950, menjabat sebagai
Dirjen Iuran Negara dan juga pengasuh rubrik pajak pada koran Star Weekly.
Menjabat sebagai Anggota Badan Konstituante daerah pemilihan Jakarta Raya,
1956 – 1959.
c) dr. Abu Hanifah Dt. Marajo Ameh
dr. Abu Hanifah Dt. Marajo Ameh, Lahir di Padang Panjang, Sumatera
Barat, 6 Januari1906. Meninggal di Jakarta, 4 Januari1980 pada umur 73 tahun. Ia
adalah pejuang kemerdekaan, ahli kesehatan (dokter), seniman dan politisi
Indonesia. Abu Hanifah pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949 hingga 1950 dalam Kabinet RIS.
2) Pengurus
Pengurus adalah organ Yayasan yang bertugas mewujudkan cita–cita dan
tujuan yayasan yang telah diaktanotariskan yaitu; mendirikan/memperbaiki
pesantren–2 di tempat yang dirasa penting di Jawa Barat. (Jakarta masih menjadi
Keresidenan Jawa Barat).
Pengurus Yayasan Pesantren Islam (YPI) ketika itu adalah beranggotakan 14
(empat belas) orang, yaitu:
1. Soedirdjo
Tuan Soedirja ditetapkan menjabat sebagai Ketua. Soedirjo adalah juga
Ketua Cabang Muhammadiyah. Beliau bertempat tinggal di Jln Tegalan 66,
Jakarta.
2. M. Sju’aib Sastradiwirja
Tuan Haji Sju’aib Sastradiwirja, ditetapkan menjabat sebagai Wakil Ketua.
Haji Sju’aib Sastradiwirja. Ia adalah pegawai Kota Pradja, tingga di Jakarta.
3. Tan In Hok
Tan In Hok ditetapkan menjabat sebagai Bendahara. Tan In Hok.Ia adalah
Agent I Lloyd Indonesia N.V. beliau bertempat tinggal di Jln Krekot 79, Jakarta.
4. Gazali Sjahlan
Gazali Sjahlan ditetapkan menjabat sebagai Penulis 1. beliau adalah Penulis
Masyumi cabang Jakarta Raya. Beliau bertempat tinggal di gang Nangka VII
nomor 11, Jakarta.
5. Abdullah Salim
Abdullah Salim ditetapkan menjabat sebagai Penulis 2. Abdullah
Salim.Beliau adalah Kepala Bagian Advertentie Harian Abadi. Beliau bertempat
tinggal di Kwitang Jakarta Pusat.
6. Hariri Hady
Hariri Hady ditetapkan menjabat sebagai Penulis 3. Hariri Hady. Ia adalah
mahasiswa Universitas Indonesia. Beliau bertempat tinggal di Jakarta.
7. Rais Chamis
Rais Chamis ditetapkan menjabat sebagai Pembantu. Ia adalah seorang
pedagang. Bertempat tinggal di Jakarta.
8. Ganda
Ganda ditetapkan menjabat sebagai Pembantu Yayasan. Beliau adalah
Pegawai Jawatan Penerangan Kota Praja. Beliau bertempat tinggal di Jakarta.
9. Kartapradja
Kartapradja ditetapkan menjabat sebagai Pembantu . Kartapraja. Beliau
adalah Guru Kepala Sekolah Rakyat. Beliau bertempat tinggal di Jakarta.
10. Sardjono
Sardjono ditetapkan menjabat sebagai Pembantu Yayasan. Sardjono adalah
Wakil Walikota Jakarta Raya. Beliau bertempat tinggal di Jakarta.
11. Sulaiman Rasjid
Haji Sulaiman Rasjid ditetapkan menjabat sebagai Pembantu Yayasan. Ia
adalah Pegawai Kementerian Agama. Beliau bertempat tinggal di di Jakarta.
12. Ja’cub Rasyid
Ja’cub Rasyid ditetapkan menjabat sebagai Pembantu Yayasan. Ia adalah
pegawai Kementerian Agama. Beliau bertempat tinggal di Jakarta.
13. Hasan Argubie
Hasan Argubie ditetapkan menjabat sebagai Pembantu Yayasan. Beliau
adalah pedagang, Bertempat tinggal di Jakarta.
14. Faray Martak
Dalam kepengurusan ini, Faraj Martak ditetapkan menjabat sebagai
Pembantu Yayasan. Beliau adalah Direktur Marba N.V. bertempat tinggal di
Jakarta.
3) Pelindung
Pelindung adalah organ yayasan yang bertugas memberikan perlindungan
dan pengayoman terhadap organ- organ yayasan yang lain dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaanya mewujudkan cita–cita dan tujuan pendirian yayasan sesuai
yang tertera dalam akta notaris pendirian yayasan.
Sesuai kedudukan, tugas dan tanggung jawab serta perannya, Pelindung
Yayasan Pesantren Islam Al Azhar ketika itu dipercayakan kepada pejabat
Walikota Praja Jakarta, yaitu; Mr. Sjamsuridjal yang menjabat Walikota Praja
Jakarta sejak tanggal 27 Juni 1951 hingga tanggal 9 November 1953.
Peran kelembagaan yang dijalankan oleh tokoh–tokoh tersebut adalah
menggalang kekuatan masyarakat yang ada di Indonesia untuk bersama–sama
dengan Yayasan Pesantren Islam Al Azhar mewujudkan berdirinya bangunan
masjid yang termegah di kota Jakarta pada saat itu.
c. Penggantian Nama Yayasan
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan kegiatan yayasan, terutama
setelah Buya Hamka aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan pembinaan
kepemudaan dan keagamaan di Masjid Agung Al Azhar yang ketika itu bernama
Masjid Agung Kebayoran. Keberadaan masjid Agung Kebayoran yang Besar dan
Megah dengan ragam kegiatannya yang berkualitas tenyata mendapatkan perhatian
dari berbagai kalangan baik dari dari dan luar negeri.
Tamu-tamu Negara khususnya yang beragama Islam ketika itu banyak yang
menyempatkan diri berkunjung ke Masjid Agung Kebayoran, salah satu
diantaranya adalah Prof. Mahmoud Syaltout, Syeh Al-Azhar Kairo pada tahun
1960. Karena ketertarikan beliau dengan Kebesaran dan Kemegahan Masjid
Agung Kebayoran serta Kegiatan Keagaam yang diselenggarakan dibawah asuhan
Prof. Dr. Buya Hamka.
Ketika itu, Prof. Dr. Mahmoud Syalthout menjadi sangat terkesan atas
proses pembangunan masjid dan kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan di bawah
koordinasi Buya Hamka dalam rangka memakmurkan masjid. Itu sebabnya maka
ketika Prof. Dr. Mahmoud Syalthout diberikan kesempatan untuk memberikan
kata sambutannya, beliau bertanya tentang nama masjid ini. Setelah mengetahui
bahwa masjid Agung Kebayoran Baru belum memiliki nama yang spesifik
sebagaimana umumnya masjid, Prof. Dr. Mahmoud Syalthout kemudian
mengatakan “ … Mulai hari ini, saya sebagai Syeikh Jami’ Al Azhar memberikan
nama “Al Azhar” bagi masjid ini,
moga-moga dia (masjid ini) Al Azhar di Jakarta sebagaimana Al Azhar di
kairo (Badruzzaman Busairi, Setengah Abad Al Azhar,2002)
Sejak saat itulah maka kemudian Masjid Agung Kebayoran berganti nama
menjadi Masjid Agung Al Azhar. Setelah itu, kegiatan kemasjidan menjadi makin
makmur. Syiar dan kejuangan masjid Agung Al Azhar juga menjadi makin
meluas, bukan saja di kawasan Jakarta melainkan ke seluruh pelosok nusantara
melalui kajian subuh Buya Hamka yang disiarkan melalui Radio Republik
Indonesia.
Yayasan yang ketika itu bernama “Jajasan Pesantren Islam” kemudian juga
disempurnakan namanya menjadi “Yayasan Pesantren Islam Al Azhar”. Demikian
seterusnya, semua kegiatan yang diselenggaran oleh Yayasan Pesantren Islam Al
Azhar juga diberi nama Al Azhar. Sekolah-sekolah formal yang didirikan yayasan
kemudian juga diberi nama Al Azhar.
B. Manajemen Kelembagaan YPI Al Azhar
Selaras dengan perkembangan zaman dan kesungguhan serta ketulusan hati orang-
orang yang berjuangan di bawah panji Al Azhar, dari hari ke hari kemajuan serta
pengakuan dan kepercayaan masyarakat terhadap perjuangan YPI Agusng AlAzhar
menjadi kian bertambah. Oleh karena itu, maka pengelola YPI Al Azhar harus terus
berbenah dan meningkatkan keprofesionalannya. Pengelolaan YPI Al Azhar sekarang ini
dilakukan sesuai dengan prinsip tata kelola manajemen modern. Sebagaimana layaknya
lembaga yang menerapkan tata kelola manajemen modern, kegiatan kelembagaan yang
diadakan oleh YPI Al Azhar dilaksanakan sesuai dan berdasarkan program dan rencana
kerja yang telah ditetapkan.
Untuk itulah, maka disusun dan ditetapkan Rencana Strategis Yayasan dalam
bentuk Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) untuk kurun waktu 30 tahun ke
depan. Pada periode kepengurusan tahun 2019-2024 ini RPJP yang syah digunakan adalah
RPJP tahun 2021-2035. Dan telah pula disusun dan ditetapkan Rencana Pengembangan
Jangka Menengah (RPJM) untuk periode lima tahun ke depan sebagai penjarannya. RPJM
yang sekarang digunakan adalah RPJM tahun 2016-2021.
Dengan demikian, kegiatan kelembagaan YPI Al Azhar akan menjadi jelas, terarah
dan terukur. Dan oleh karena itu, segala hal yang menyangkut kendala dan hambatan serta
prospek ke depan akan menjadi dapat dikendalikan dengan secara seksama.
1. Visi
Sebagaimana layaknya organisasi modern, Yayasan Pesantren Islam Al Azhar
menetapkan pula Visi yang jelas dan baku untuk dijadikan Acuan sasaran pengembangan
yayasan kedepan. Rumusan yayasan Visi yang syah tertulis/diterakan pada RPJP yayasan
tahun 2021-2035 sebagai berikut :
“Menjadi lembaga pendidikan, dakwah dan sosial kemasyarakatan Islam yang
mandiri, terkemuka, modern, kompeten dan berdayasaing dalam mengaplikasikan
pencerahan dan pencerdasan ummat”
Rumusan Visi yayasan diatas disamping berfungsi sebagai acuan dalam
penyelenggaraan kegiatan kelembagaan YPI Al-Azhar kedepan, juga dimaksudkan untuk
mendukung perbaikan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan negara Indonesia
dalam rangka mencapai/ mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, dan beramal serta selalu bertaqwa kepada Allah SWT.
Makna yang terkandung pada Kata dan Pernyataan dalam Rumusan Visi tersebut
adalah:
Mandiri, Terkandung makna dan maksud bahwa Yayasan Pesantren Islam Al Azhar
akan menjadi mandiri dalam merancang, menetapkan, melaksanakan kegiatan dan
pendanaan. Ini berarti bahwa Yayasan Pesantren Islam Al Azhar tidak menjadi terpengaruh
dan berafiliasi kepada siapapun dan lembaga manapun dalam rangka pengabdiannya
kepada Ummat.
Terkemuka, Modern, Kompeten dan Berdaya Saing, terkandung makna dan maksud bahwa
penyelenggaraan kegiatanya yasan dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan
pendekatan manajemen modern yang pelaksanaannya dilakukan oleh SDM (Sumber Daya
manusia) yang professional dan kompeten. Dengan demikian, kedepan nanti Yayasan
Pesantren Islam Al Azhar akan menjadi lembaga yang terkemuka, berdaya-saing tinggi dan
menjadi kebanggaan umat serta rujukan bagi lembaga-lembaga sejenis dalam
menyelenggarakan kegiatannya.
Pencerahan dan Pencerdasan; Terkandung makna dan maksud bahwa melalui
berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh YPI Al Azhar akan mendorong terbentuknya
masyarakat Indonesia yang cerah pandangan dan pola fikirnya, cerdas dalam mensikapi
berbagai perubahan dan dalam mengambil tindakan yang bermanfaat, bermartabat untuk
diri dan lingkungan serta kemaslahatan kehidupan bangsa dan negara yang akan
dipertanggungjawabkan kepada Allah Swt.
2. Misi
Di dalam RPJP Yayasan tahun 2021-2035 juga diterakan Misi ke depan Yayasan
sebagai penjabaran dari Rumusan Visi Yayasan. Rumusan Misi yayasan dinyatakan dalam
bentuk kegiatan yang jelas dan terukur serta aplikable (dapat dilaksanakan) sebagai
berikut:
a. Membina dan mengembangkan kegiatan Pendidikan dan Dakwah Islam dalam arti
seluas-luasnya, berdasar semangat “Amar Makruf Nahi Munkar”. Artinya berbagai upaya
YPI Al Azhar, yang akan dilakukan di masa mendatang, selalu dilandaskan pada sikap dan
semangat “amar makruf nahi munkar”. Itulah orientasi atau “syiar” dalam pengembangan
rangkaian kegiatan yang ditawarkan kepada masyarakat saat ini dan di masa mendatang;
b. Mengawal dan membela aqidah Islamiyah berdasar ajaran Al Quran dan Sunnah Rasul.
Artinya; bahwa tidak ada tuntunan lain kecuali Al Quran dan Sunnah Rasul, yang akan
digunakan selanjutnya sebagai referensi dasar dan pokok, terutama dalam mengembangkan
secara khusus kegiatan dan pengambilan keputusan strategis maupun operasional;
c. Menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, sesuai dengan ajaran Islam, demi kesejahteraan
lahir dan batin bagi umat dan bangsa. Artinya pemantapan eksistensi unit-unit operasional
serta aplikasi rangkaian kegiatan YPI Al Azhar di masa depan, akan selalu didasarkan pada
upaya penegakan nilai-nilai kemanusiaan, terutama dalam kaitan memberdaya kan mereka
yang perlu disantuni.
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, guna mewujudkan masyarakat yang
beriman, berilmu, beramal dan bertaqwa melalui pengembangan kegiatan yang dapat
meningkatkan IMTAQ dan IPTEK, sesuai dengan aqidah Islam. Artinya kualitas SDM
yang ada saat ini maupun di masa mendatang, selalu akan diorientasikan dan difokuskan
pada posisi SDM yang unggul serta mampu bertindak menurut kaidah-kaidah Islami,
sehingga akhirnya akan mampu meningkatkan penguasaan IMTAQ dan IPTEK secara
terpadu dan seimbang.
e. Mewujudkan persatuan dan kesatuan ummat, bagi tercapainya kesejahteraan seluruh
rakyat Indonesia. Artinya YPI Al Azhar harus tetap mampu memposisikan dirinya sebagai
lembaga perekat ummat yang memiliki perbedaan, karena YPI Al Azhar yakin bahwa
perbedaan yang ada (diantara kelompok Islam tersebut) merupakan bagian dari ‘Rahmatan
Lil Alamin’.
3. Moto Pelaksanaan Kegiatan
Dalam rangka membangun semangat berkarya mengabdi pada kepentingan Yayasan
dan Ummat, ditetapkan pula Motto Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kelembagaan
yayasan sebagai berikut:
“Taqwa Dalam Beragama, Santun Dalam Berprilaku, Prima Dalam Berkarya”
Kata dan penyataan yang ada dalam rumusan “Moto Kegiatan Kelembagaan” YPI
Al Azhar mengandung pesan makna dan nilai- nilai sebagai berikut:
a. Ketaqwaan
Mewujudkan SDM YPI AL-AZHAR yang berakhlak mulia, jujur, santun, serta
beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.
b. Amanah
Adanya kesungguhan dari semua pihak, untuk selalu menghasilkan yang terbaik
sebagai bagian dari Ibadah.
c. Unggul/Tangguh
Keyakinan untuk selalu menjadi yang terbaik.
d. Inovatif
Menjaga dan melahirkan tradisi berinovasi, mau, dan selalu berupaya mengadakan
pembaharuan untuk menjawab tantangan.
e. Responsif
Cermat mengantisipasi harapan masyarakat dan berusaha memenuhi janji tepat
waktu, rasa hormat kepada semua petugas, memberikan komitmen yang mendorong
partisipasi dalam memberikan pelayanan.
f. Kebersamaan
Bekerjasama dengan semua pihak terkait, dengan prinsip keterbukaan dan saling
menguntungkan.
g. Disiplin
Selalu bekerja dengan konsisten.
PT. Al Azhar Arfina, melaksanakan kegiatan usaha di bidang Tour and Travel, PT.
Berkah Gemilang, melaksanakan kegiatan usaha Konstruksi dan Properti serta Agro
Bisnis, PT. Tanmiya Al Azhar, melaksanakan kegiatan usaha Managemen Building,
Konstruksi. Sedangkan PT. Al Azhar Memorial Garden dan Unit kegiatan di bawahnya
melaksanakan kegiatan usaha pemakan dan penyelenggaraan janazah.
1. Nilai-Nilai Pengabdian
Yayasan Pesantren Islam Al Azhar didirikan sebagai salah satu solusi
atas permasalahan yang dihadapi oleh umat ketika itu. Salah satu
permasalahan mendasar yang dihadapi oleh umat Islam Jakarta
khususnya ketika itu adalah perbedaan faham dan keyakinan yang rawan
sebagai pemicu terjadinya perpecahan umat. Faham dan keyakinan
sebagaimana dimaksud antara lain: Nahdiyin, Muhammadiyah dan lain
sebagainya.
YPI Al-Azhar dibentuk sebagai pemersatu atas penganut dari faham-
fahan dan keyakinan yang ada. Dengan dan melalui Al Azhar, umat Islam
dapat melaksanakan ajaran Islam secara umum dengan mengesampingkan
adanya perbedaan furuiyah sebagaimana diyakini oleh faham dan aliran
yang ada.
Untuk dapatnya terlaksana tujuan pendirian yayasan sebagaimana
dicita-citakan pendiri yayasan, YPI Al-Azhar mengembangkan dan menjalan
nilai-nilai pengabdian dan kejuangan sebagai berikut:
a. Pemersatu Umat
b. Tidak beraviliasi pada aliran dan faham tertentu dalam perjuangan dan
pelaksanaan ibadah.
c. Yayayasan adalah milik umat.
d. Tidak melakukan kegiatan Politik Praktis.
e. Berdakwah melalui pendidikan (Sekolah) dan mendidik dengan
berdakwah.
f. Memadukan secara serasi Konsep Imtaq dengan Iptek dalam
penyelenggaraan Pendidikan Formal (Sekolah) Al Azhar.
4. Lain-lain
a. Mars Al Azhar
MARS AL-AZHAR
Oleh : Cecep Kurnia Sogoz