Anda di halaman 1dari 35

Materi 1 :

MATERI AQIDAH DAN IBADAH

A. MATERI AKIDAH DAN IBADAH


Garis besar pembahasan materi akidah dan ibadah meliputi:
1. Pengertian akidah dan ibadah
2. Ruang lingkup akidah dan ibadah
3. Urgensi akidah dan ibadah
4. Implementasi akidah dan ibadah dalam kehidupan

1. Pengertian Akidah Dan Ibadah


Secara etimologi, akidah berasal dari kata al-'aqdu (ikatan), attautsiiqu
(kepercayaan atau keyakinan yang kuat), al-Ihkaamu (mengokohkan,
menetapkan), dan ar-rabthubiquwwah (mengikat dengan kuat)1. Makna lain akidah
adalah simpul, ikatan, perjanjian, dan kokoh (al-Munawar, 1984). Berbagai
pandangan para Ahli tentang arti Akidah, baik dari segi bahasa maupun Istilah.
Secara bahasa (etimologi), akidah diambil dari kata al-aqdu yang berarti asy-
syaddu (pengikatan), ar-rabtu (ikatan), al-itsaaqu (mengikat), ats-tsubut
(penetapan), al-ihkam (penguatan)2.
Secara terminologi, akidah adalah urusan yang dibenarkan dalam hati,
diterima dengan cara puas, serta tertanamkuat kedalam lubuk jiwa dan tidak dapat
diguncangkan oleh badai subhat (keraguan)3. Akidah juga dimaknai sebagai
sejumlah kebenaran yang diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal,
wahyu, dan fitrah. Kebenaran diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti,
dan segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu secara langsung akan
ditolak4. Akidah juga bermakna ilmu yang mengajarkan manusia mengenai
kepercayaan yang pasti, wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al Qur’an
mengajarkan akidah tauhid kepada kita menanamkan

1
Louis Ma’luf, Al Munjid, Dar al Masyrid, Beirut, 1997, hlm. 519
2
Abdullah bin Abdil Aziz Al Jibrin. (1435). Mukhtasar Syarah Tashil Aqidah Al-Islamiyah: Riyadh. Maktabah Ar-
Rusyd. Cetakan ke-IV
3
TM. Hasbi Ash Shiddieqy.(1973). Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam. Jakarta: Bulan Bintang
4
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1993), h. 1-2.
keyakinan terhadap Allah SWT yang satu, yang tidak pernah tidur dan
tidak beranak pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun
iman yang pertama. Orang yang tidak percaya rukun iman disebut orang kafir 5.
Sedangkan ulama Fiqih mendefinisikan akidah merupakan sesuatu yang diyakini
dan dipegang teguh. Ia beriman berdasarkan dalil-dalil yang sesuai dengan
kenyataan, seperti beriman kepada Allah Swt, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul,
Qodha dan Qodhar, dan hari akhir6. Maka Akidah Islamiyah adalah keimanan
yang pasti kepada Allah SWT dengan melaksanakan kewajiban bertauhid
kepadaNya, beriman kepada para MalaikatNya, Rasul-RasulNya, Hari Kiamat, dan
Taqdir yang baik dan yang buruk7.
Akidah berkaitan dengan kayakinan seseorang terhadap Khaliq sebagai
pencipta dan pengurus kehidupannya, namun tidak cukup hanya mengakuiNya
sebagai pengurus diri dan alam sekitarnya, namun harus dikuatkan untuk
mengakui bahwa hanya Allah SWT yang menciptakan tanpa bantuan makhluk.
Pengakuan itu dibuktikan dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi
laranganNya.
Bukti bahwa kita mengakui Allah SWT sebagai khalik, yaitu dengan
beribadah kepadaNya. Secara umum ibadah memiliki arti segala sesuatu yang
dilakukan manusia atas dasar patuh terhadap pencipta Nya sebagai jalan untuk
mendekatka diri kepadaNya. Ibadah menurut bahasa (etimologis) adalah diambil
dari kata ta’abbud yang berarti menundukkan dan mematuhi dikatakan thariqun
mu’abbad yaitu : jalan yang ditundukkan yang sering dilalui orang. Ibadah dalam
bahasa Arab berasal dari kata abda’ yang berarti menghamba dalam bentuk taat
dan hormat kepada Tuhan nya. Allah SWT berfirman: “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
(Q.S Adz Dzariyat 56).
Al Juhali (1989) mengatakan bahwa Ibadah merupakan sebuah konsep
yang berisi pengertian cintayang sempurna, ketaatan dan khawatir. Artinya, dalam
ibadah terkandung rasa cinta yang sempurna kepada Sang Pencipta disertai

5
Abd. Chalik. (2014).Pengantar Studi Islam: cet.6(Surabaya.Kopertais IV Pres, 2014)
6
Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. (2008). Metodologi Pengajaran Agama Islam, terj. H.A. Mustofa,
(Jakarta: Rineka Cipta)
7
Yazid Abdul Qadir Jawas. (2017). Syarah Aqidah Alhussunnah Wal Jama’ah: Jakarta.Pustaka Imam
Syafi’icet. XVI Jakarta.Pustaka Imam Syafi’i.
kepatuhan dan rasa khawatir hamba akan adanya penolakan sang Pencipta
terhadapnya8.
Dari pengertian akidah, secara etimologi dan terminologi dapat diketahui
bahwaakidah adalah kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu yang harus
diakui kebenarannya tanpa keraguan sedikitpun. Sedangkan Ibadah adalah Al-
tha’ah (yang di dalam Alquran ditemukan sebanyak 128 kali dalam berbagai
bentuk perubahan katanya. Pada dasarnya, kata al-tha’ah ini mengandung arti
“senantiasa menurut, tunduk dan patuh kepada Allah dan rasul-Nya”. Khada’a (
‫)خضع‬, yang di dalam Alquran ditemukan sebanyak 2 kali, yakni QS. Al-Syu’ara
(26): dan QS. al-Ahzab (33): 32. Pada dasarnya, kata khada’a ini mengandung arti
“merendahkan, dan menundukkan”. al-Zulli/ al-Zillat (yang di dalam Al quran
ditemukan sebanyak 24 kali. Pada dasarnya, kata ini dapat pula berarti
“kerendahan atau kehinaan”9
2. Ruang Lingkup Akidah dan Ibadah
Ruang lingkup akidah dapat diperinci sebagaimana yang dikenal sebagai
rukun iman, yaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah yang diturunkan
kepada para utusan-Nya, Nabi dan Rasul, hari akhir, dan takdir Allah. Beriman
kepada Allah mengandung pengertian percaya dan meyakini akan sifat-sifat-Nya
yang sempurna dan terpuji. Dasar-dasar kepercayaan ini digariskan-Nya melalui
rasul-Nya, baik langsung dengan wahyu atau dengan sabda rasul. Beriman kepada
malaikat berarti percaya bahwa Allah mempunyai makhluk yang dinamai
“Malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada-Nya dan senantiasa taat
menjalankan tugas yang dibebankan dengan sebaik- baiknya. Diciptakan dari
cahaya dan diberikan kekuatan untuk mentaati dan melaksanakan perintah dengan
sempurna.
Beriman kepada kitab Allah berarti meyakini bahwa Allah telah
menurunkan beberapa kitab-Nya kepada beberapa Rasul untuk menjadi pegangan
dan pedoman hidupnya guna mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Iman
kepada rasul berarti meyakini bahwa Allah telah memilih di antara manusia,
beberapa orang yang bertindak sebagai utusan Allah (rasul) yang di tugaskan
untuk menyampaikan segala wahyu yang diterima dari Allah melalui malaikat

8
al-Zuhayli, Wahbah (1989) al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu. Damsyiq : Dar al-Fikr
9
al-Bā qy,Muhammad Fu’ad ‘Abd. (1992). al-Mu’jam al-Mufahras li Alfā zh al-Qur’ā n al-Karīm (Bairū t: Dā r al-Fikr
Jibril, dan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus, serta membimbing umatnya
ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat. Beriman kepada hari akhir
adalah percaya bahwa sesudah kehidupan ini berakhir masih ada kehidupan yang
kekal yaitu hari akhir, termasuk semua proses dan peristiwa yang terjadi pada hari
itu. Beriman kepada qadha’ dan qadar yaitu percaya bahwa segala ketentuan,
undang-undang, peraturan, dan hukum ditetapkan pasti oleh Allah untuk segala
yang ada, yang mengikat antara sebab dan akibat atas segala sesuatu yang terjadi
Secara garis besar ibadah dapat dibagi menjadi dua macam: a. Ibadah
khassah (khusus) atau ibadah mahdhah (Ibadah yang ketentuannya pasti) yakni,
ibadah yang ketentuan dan pelaksanaan nya telah ditetapkan oleh nash dan
merupakan sari ibadah kepada Allah SWT. seperti shalat, puasa, zakat dan haji. b.
Ibadah ‘ammah (umum), yakni semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan
dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. seperti minum, makan,
dan bekerja mencari nafkah.
3. Urgensi Akidah dan Ibadah
Akidah menjadi penting karena dua hal, yaitu:
a. Akidah adalah bagian terpenting dalam ajaran Islam. Jika ajaran Islam ini
diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah jantung yang memompa
darah kehidupan ke sekujur badan. Demikian halnya dengan akidah. Dialah yang
menjadi ruh ajaran Islam. Berdasarkan imanlah seseorang akan dinilai di hadapan
Allah. Pada gilirannya, imanlah yang akan mengontrol dan mengarahkan perilaku
seorang Mukmin. Bahkan, shalat, haji, puasa, dan seluruh amal baik tak ada
gunanya tanpa adanya keimanan.
b. Akidah memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan. Hidup ini sangat labil,
penuh dengan ujian dan cobaan. Untuk menghadapi situasi semacam ini manusia
memerlukan pegangan yang kokoh, memerlukan sandaran yang kuat,
membutuhkan mental yang tahan banting10.
Era kehidupan yang terus berkembang sangat dinamis, membutuhkan
tuntunan yang mengarahkan dan menyadarkan perilaku manusia untuk lebih dekat
dengan kehendak Allah SWT. Kehendak itu dalam bentuk ibadah mengabdi
kepada-Nya dalam seluruh aktivitas kehidupan. Jika tidak, dikhawatirkan semakin

10
https://kuliahaika.weebly.com/akidah/pengertian-urgensi-ruang-lingkup-dan-sumber-akidah
berat beban kehidupan yang harus dipikul karena kemaksiatan dan ketidakpatuhan
semakin merajalela11. Tantangan zaman telah menuntut setiap manusia untuk
selalu memperkuat nilai-nilai keimanan agar tetap berdiri kokoh menghadapi
sebuah perubahan.
Ibadah merupakan perwujudan dari sebuah ketaatan kepada Allah SWT.
Perintah dan larangan Allah SWT seharusnya ditaati dengan penuh keikhlasan.
Ketaatan dijalankan sesuai dengan teladan Rasulullah SAW dan larangan dijauhi
dengan penuh keyakinan bahwa larangan itu ketika dikerjakan akan berdampak
buruk kepada perilaku dan balasan yang diterima di akhirat kelak. Ibadah
memberikan nilai tambah bagi timbangan amal kebaikan di akhirat, sehingga siapa
yang timbangan amal kebaikannya berat akan mendapatkan kehidupan yang
menyenangkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Maka barangsiapa
mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (QS
Al Zalzalah:7)

4. Implementasi Akidah dan Ibadah dalam Kehidupan


Akidah sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-
hari.Implementasi akidah diwujudkan dengan pelaksanaan ibadah dimulai dari
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, kehidupan bernegara.
a. Implementasi akidah dalam kehidupan individu berupa perwujudan enam rukun
iman, diantaranya tafakur dan tadabur atas kekuasaan Allahswt, berbuat kebaikan
karena tiap gerakan kita diawasi Allah dan malaikat, mengamalkan ayat-ayat Al
Quran, menjalankan risalah nabi, dan bertindak penuh perhitungan agar tidak
terjadi kesalahan, serta berikhtiar yang dikuatkan dengan bertawakal.
b. Akidah dalam kehidupan berkeluarga dibuktikan saling menghormati dan saling
menyayangi sesuai dengan ajaran islam. Implementasi akidah dalam keluarga,
diantaranya membaca Al Quran, dan berdoa sebelum melakukan sesuatu.
c. Akidah dalam kehidupan masyarakat dengan menjaga hubungan sesama
manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai cara, antara lain dengan
saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta suatu masyarakat yang tentram
dan harmonis. Implementasi akidah dalam kehidupan bermasyarakat adalah

11
https://www.republika.co.id/berita/ptay2j313/urgensi-ibadah
tolong-menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari bahwa derajat
manusia itu sama di depan Allah SWT dan pembedanya adalah nilai
ketakwaannya.
d. Akidah dalam kehidupan bernegara. Setelah tercipta akidah suatu masyarakat,
muncul kehidupan bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik
pada negara itu sendiri. Apabila hal ini terlaksana dengan baik, maka negara
tersebut akan memperoleh kehidupan yang baik puladan semua warganya akan
hidup layak dan sejahtera.
Materi 2 :

KE-ALAZHAR-AN

I. Daftar Isi
A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan YPI Al Azhar
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan Pendirian YPI Al Azhar
3. Proses Pendirian Yayasan
4. Pendiri dan Kepengurusan Yayasan
5. Penggantian Kelembagaan YPI Al Azhar
B. Manajemen Kelembagaan YPI Al Azhar
1. Visi
2. Misi
3. Moto Pelaksanaan Kegiatan
4. Logo YPI Al Azhar
5. Makna Logo YPI Al Azhar
C. Khittah Dan Kebijakan Umum Yayasan
1. Khittah Yayasan
2. Kebijakan Umum Yayasan
3. Struktur Organisasi
D. Nilai-Nilai Pengabdian dan Kejuangan Al Azhar
E. Implikasi Nilai-Nilai Kejuangan Al Azhar
F. Kinerja dan Prestasi Yayasan

II. Uraian Materi


Pendahuluan
(Q.S. Ali Imran (3) : 137-140)

ِ ۟ ۟ ِ ِ ِ َ‫قَ ْد خل‬
َ ِ‫ف َك ا َن َعٰـقبَةُ ٱلْ ُم َك ِّذب‬
‫ َهٰـ َذا‬١٣٧ ‫ني‬ َ ‫ض فَ ٱنظُُروا َكْي‬ ْ ‫ت من َقْبل ُك ْم ُس نَ ۭ ٌن فَس ريُوا ىِف‬
ِ ‫ٱَأْلر‬ ْ َ
ِِ ۟ ۟ ِ ِ ِ
َ ‫ٱَأْلعلَ ْو َن ِإن ُكنتُم ُّمْؤ من‬
‫ني‬ َ ‫َّاس َو ُه ۭ ًدى َو َم ْوعظَ ۭةٌ لِّْل ُمتَّق‬
ْ ‫ َواَل هَت نُ وا َواَل حَتَْزنُ وا َوَأنتُ ُم‬١٣٨ ‫ني‬ ِ ‫َبيَ ا ۭ ٌن لِّلن‬

ِ ِ ‫ ِإن مَيْسس ُكم َق ر ٌح َف َق ْد مس ٱلْ َق وم َق ر ٌح ِّم ْثلُهۥ ۚ وتِْل ك ٱَأْليَّام نُ دا ِوهُل ا ب ٱلن‬١٣٩
ُ‫َّاس َولَي ْعلَ َم ٱللَّه‬ َ ‫ُ َ َ َنْي‬ َ َ ُ ۭ ْ َ ْ َّ َ ۭ ْ ْ َْ
ِ ‫ٱلَّ ِذين ءامنُو ۟ا ويت‬
ِ ِ ُّ ِ‫َّخ َذ ِمن ُكم ُشه َدٓاء ۗ وٱللَّه اَل حُي‬
َ ‫ب ٱلظـَّٰلم‬
١٤٠ ‫ني‬ ُ َ َ َ ْ ََ َ َ َ

Artinya :
137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah, karena itu
berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang
yang mendustakan (rasul-rasul).
138. (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-
orang yang beriman.
140. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum
(kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa dan masa (kejayaan
dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran) dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan
orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'.
dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,
Sejarah mengajarkan banyak hal bagi orang-orang berfikir dan mengambil
hikmah untuk kemaslahatan hidupnya, demikian makna tersirat dari ayat-ayat di
atas.

A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan YPI Al Azhar


1. Latar Belakang
Sampai tanggal 7 April tahun 1952 saat dibentuknya Yayasan Pesantren
Islam Al Azhar, kondisi kehidupan masyarakat Islam Jakarta khususnya dalam hal
keagamaan/pelaksanaan peribadatan dan pendidikan dapat dikatakan kurang
menguntungkan atau bahkan terbelakang.
Masjid sebagai tempat peribadatan dan pusat kegiatan keagamaan serta
pembinaan masyarakat Islam di Jakarta ketika itu pada umumnya berada di
tengah-tengah perkampungan yang hanya dapat diakses melalui gang-gang kecil.
Belum/tidak ada satupun masjid yang representative (Besar dan Bagus) yang
terletak di jalan-jalan protokol dan mampu menampung jamaah dalam jumlah
besar. Demikian halnya dengan sekolah-sekolah yang berbasis Islam pada
umumnya adalah madrasah yang dikelola secara konfensional dan terkesan
terbelakang (Djafar, 65 tahun YPI Al Azhar, 2917).
Pendiri YPI Al Azhar menyadari bahwa hal demikian sebagai sesuatu yang
sangat ironis karena mayoritas warga Jakarta adalah masyarakat beragama Islam.
Kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh warga Jakarta sama sekali tidak
mencerminkan bahwa mayoritas penduduk Jakarta adalah penganut agama Islam.
Kondisi yang menjadikan keprihatinan bagi sebagian besar tokoh-tokoh politik
dan pemuka agama Islam Jakarta.
Keprihatinan tersebut pada akhirnya menjadi bahan pemikiran menarik bagi
Pengurus Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang merupakan partai
Islam terbesar pada saat itu. Adalah kebetulan bahwa sebagian besar Pendiri YPI
adalah Pengurus Masyumi dan bahkan 4 (empat) orang dari Pengurus Masyumi
ketika itu terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Kota Jakarta. Dari
serangkaian pembicaraan dan diskusi yang diselenggarakan dicapai kesepakatan
bahwa perlu dibangun sebuah Masjid yang representatif sebagai tempat dan
sekaligus pusat kegiatan keagamaan dan pembinaan masyarakat Islam di Jakarta.
Pada saat itu dr. Syamsuddin yang ketika itu menjabat sebagai Menetri
Sosial Negara Republik Indonesia (1951–1952) merencanakan akan memberikan
Dana Sosial kepada umat Islam bagi pembangunan tempat Ibadah. Syarat yang
dipenuhi untuk dapatnya menerima bantuan tersebut adalah lembaga atau badan
hukum berbentuk Yayasan. Kebijakan Menteri Sosial dr. Syamsudin tersebut
disambut baik oleh pemuka Agama kota Jakarta yang sebagian besar adalah
Pengurus dan Anggota Masyumi dengan segera mematangkan pembentukan badan
hukum yayasan agar dapat memenuhi syarat sebagai penerima paket bantuan
menteri Sosial RI tersebut.
Pada saat yang sama pula, Walikota Pradja Djakarta Mr. Sjamsurijal yang
merupakan penggaras dan sekaligus Pendiri Yayasan Pesantren Islam Al Azhar
mempunyai Rencana Jangka Panjang yaitu; membangun sebuah masjid Agung
yang selaras dengan Pembangunan Ibukota Pemerintahan Kota Djakarta,
mendirikan Balaikota Baru, mengganti Los Pasar dari Bambu dengan material
yang modern.
Mr. Syamsuridjal (Walikota Pradja Djakarta) yang juga merupakan tokoh
Masyumi segera mendorong dan memfasilitasi Jajasan Pesantren Islam Al Azhar
untuk segera memanfaatkan dana bantuan menteri Sosial guna mendirikan masjid
Agung di lahan yang telah dipersiapkan oleh Walikota Praja Jakarta yang terletak
di Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan tempat dimana sekarang
Masjid Agung Al Azhar berada.

2. Maksud dan Tujuan Pendirian YPI Al Azhar


a. Maksud
Maksud didirikannya Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar adalah untuk
menyatukan dan mensinergikan seluruh kekuatan umat Islam yang ada di Jakarta
khususnya dalam satu ikatan kelembagaan yang kokoh dalam upaya meningkatkan
harkat dan martabat manusia sebagai umat yang beradab dan berperadaban.
b. Tujuan
Sebagaimana ditetapkan dan dimuat pada Anggaran Dasar dan Akta Pendidiaan
Yayasan, Tujuan dibentuk dan didirikannya Yayasan Pesantren Islam Al Azhar
adalah untuk:
1. Mendirikan atau memperbaiki pesantren-pesantren di tempat- tempat yang
dirasa penting di Jawa Barat (Jakarta waktu itu masuk wilayah Jawa Barat)
2. Mendidik pemuda pemuda Indonesia untuk menjadi kader pembangunan akhlaq
guna kesejahteraan Negara RI
3. Mendidik pemuda pemuda Indonesia agar dapat menjadi alat negara yang
berjiwa bersih dan suci
4. Mendidik pemuda-pemuda Indonesia agar dapat menjadi missi (mubaligh)
Islam di belakang hari.
c. Proses Pendirian Yayasan
Yayasan Pesantren Islam Al Azhar, pada awal didirikan (sebagaimana
tercatat pada Akta Pendiriannya) adalah bernama “Jajasan Pesantren Islam”.
Yayasan ini dibentuk pada tanggal 7 April 1952 di Jakarta dan dinotariatkan
pendiriannya pada Notaris Raden Kadiman. Gagasan mendirikan “Jajasan
Pesantren Islam” ini sesungguhnya telah berkali-kali dimusyawarahkan oleh
tokoh-tokoh umat Islam Jakarta di kantor pusat Masyumi.
Pendirian Jajasan Pesantren Islam ketika itu adalah merupakan perpaduan
berbagai kepentingan, yaitu: Pertama; Kepentingan tokoh-tokoh dan pemimpin
Umat Islam Jakarta sebegai refleksi atas kondisi dan keberadaan umat Islam
Jakarta yang kurang menguntungkan (memprihatinkan), Kedua; Kepentingan
Pemerintah Kota Jakarta dalam hal ini Bapak Syamsurijal (Wali Kota Praja
Jakarta) yang berencana membangun dan mengembangkan kota jakarta, dan
Ketiga; Kepentingan Kementerian Sosial Negara Republik Indonesia dalam hal ini
Meteri Sosial RI Mr. Samsudin yang berencana memberikan dana bantuan social
kepada masyarakat.
Dokumen pendirian/pembentukan “Jajasan Pesantren Islam” tercatat pada
Akta Notaris Raden Kadiman dengan Nomor: 25 yang menyebutkan bahwa pada
tanggal tersebut telah berdiri yayasan. Nama yayasan yang didirikan itu adalah
“Jajasan Pesantren Islam”.

3. Pendiri dan Kepengurusan Yayasan


a. Pendiri Yayasan
Pada Akta Pendirian Yayasan Pesantren Islam, tercatat bahwa telah
menghadap kepada Notaris Raden Kadiman 3 (tiga) orang pendiri Yayasan, yaitu;
(1) Tuan Soedirdjo, (2) Tuan Tan In Hok, dan (3) Tuan Gazali Sjahlan pada hari
Senin, 7 April 1952. Mereka itu bertindak untuk atas nama diri mereka sendiri dan
atas nama 11 (sebelas) nama lainnya yang telah memberi kuasa untuk mencatatkan
bahwa telah berdiri sebuah yayasan yang kemudian diberi nama “Jajasan
Pesantren Islam”.
Berdasarkan dokumen pendirian tersebut, tercatat bahwa jumlah tokoh
pendiri Jajasan Pesantren Islam adalah 14 (empat belas) orang Pendiri yayasan.
Ke-empat belas orang tokoh tersebut adalah:
1. Tuan Soedirdjo, Beliau adalah Ketua Cabang Muhammadiyah, bertempat
tinggal di Jalan Tegalan 66, Jakarta.
2. Tuan Tan In Hok, Beliau adalah Agent I Lloyd Indonesia N.V. bertempat
tinggal di jalan Krekot 79, Jakarta.
3. Tuan Gazali Sjahlan, Beliau adalah Penulis/Sekretaris Masyumi cabang Jakarta
Raya. Beliau bertempat tinggal di Gang Nangka VII nomor 11, Jakarta.
4. Tuan Haji Sju’aib Sastradiwirja, Beliau adalah pegawai Kota Pradja, bertempat
tinggal di Jakarta.
5. Tuan Abdullah Salim, Beliau adalah Kepala Bagian Advertentie Harian Abadi,
bertempat tinggal di Jakarta.
6. Tuan Rais Chamis, Beliau adalah pedagang bertempat tinggal di Jakarta.
7. Tuan Ganda, Beliau adalah pegawai Jawatan Penerangan Kota Praja, bertempat
tinggal di Jakarta.
8. Tuan Karta Pradja, Beliau adalah Guru Kepala Sekolah Rakyat. bertempat
tinggal di Jakarta.
9. Tuan Hariri Hady, Beliau adalah mahasiswa Universitas Indonesia bertempat
tinggal di Jakarta.
10. Tuan Sardjono, Beliau adalah Wakil Walikota Jakarta Raya bertempat tinggal
di Jakarta.
11. Tuan Haji Sulaiman Rasjid, Beliau adalah Pegawai Kementerian Agama,
bertempat tinggal di Jakarta.
12. Tuan Taraj Martak, Beliau adalah Direktur Marba N.V. bertempat tinggal di
Jakarta.
13. Tuan Ja’cub Rasyid, Beliau adalah Pegawai Kementerian Agama, bertempat
tinggal di Jakarta.
14. Tuan Hasan Argubie, Beliau adalah Pedagang, bertempat tinggal di Jakarta.

b. Kepengurusan Yayasan
Kepengurusan Yayasan Pesantren Islam sesuai Anggaran Dasar (AD)
Yayasan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku ketika itu, memuat 3
(tiga) organ, yaitu: 1) Badan Komisaris, 2) Pengurus Yayasan dan 3) Pelindung.
Fungsi dan tugas serta personil yang ada dalam masing-masing organ yayasan
tersebut adalah :
1) Badan Komisaris
Badan Komisaris adalah organ yayasan yang bertugas memberikan nasehat,
petunjuk dan pengawasan terhadap keseluruhan pekerjaan Pengurus. Badan
Komisaris memiliki hak dan kewenangan menegur dan memanggil Pengurus
manakala melanggar ketentuan Yayasan.
Badan Komisaris Yayasan Pesantren Islam ketika itu (saat dibentuk pertama
kali) beranggotakan 3 (tiga) orang, yaitu:
a) Mr. Kasman Singodimedjo
Mr. Kasman Singodimedjo putra Indonesia kelahiran Poerworedjo, Jawa
Tengah, 25 Februari 1904, beliau meninggal di Jakarta, 25 Oktober 1982 pada
umur 78 tahun. Kasman tercatat pernah sebagai Jaksa Agung Indonesia periode
1945 sampai 1946 dan juga mantan Menteri Muda Kehakiman pada Kabinet Amir
Sjarifuddin II. Selain itu ia juga adalah Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat) yang menjadi cikal bakal dari DPR.
Prof. Dr. Mr. Raden Kasman Singodimejo ADALAH tokoh Muhammadiyah
kelahiran Kalirejo Purworejo Jawa Tengah 25 Februari 1908 dikenal sederhana,
terus terang dan pemberani. “Namanya memang Singodimejo, kenyataannya dia
memang singa di mana-mana,” kata Mohamad Roem, kawan dekat beliau sejak
muda.
Ada dua pesan Kasman yang patut direnungkan. Pertama: “Hidup itu
berjuang”. Kedua: “Jalan pemimpin itu bukan jalan yang mudah. Memimpin itu
jalan menderita”.
b) Mr. R. Sindian Djajadiningrat
Mr. R. Sindian Djajadiningrat, Lahir pada tahun 1950, menjabat sebagai
Dirjen Iuran Negara dan juga pengasuh rubrik pajak pada koran Star Weekly.
Menjabat sebagai Anggota Badan Konstituante daerah pemilihan Jakarta Raya,
1956 – 1959.
c) dr. Abu Hanifah Dt. Marajo Ameh
dr. Abu Hanifah Dt. Marajo Ameh, Lahir di Padang Panjang, Sumatera
Barat, 6 Januari1906. Meninggal di Jakarta, 4 Januari1980 pada umur 73 tahun. Ia
adalah pejuang kemerdekaan, ahli kesehatan (dokter), seniman dan politisi
Indonesia. Abu Hanifah pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949 hingga 1950 dalam Kabinet RIS.
2) Pengurus
Pengurus adalah organ Yayasan yang bertugas mewujudkan cita–cita dan
tujuan yayasan yang telah diaktanotariskan yaitu; mendirikan/memperbaiki
pesantren–2 di tempat yang dirasa penting di Jawa Barat. (Jakarta masih menjadi
Keresidenan Jawa Barat).
Pengurus Yayasan Pesantren Islam (YPI) ketika itu adalah beranggotakan 14
(empat belas) orang, yaitu:
1. Soedirdjo
Tuan Soedirja ditetapkan menjabat sebagai Ketua. Soedirjo adalah juga
Ketua Cabang Muhammadiyah. Beliau bertempat tinggal di Jln Tegalan 66,
Jakarta.
2. M. Sju’aib Sastradiwirja
Tuan Haji Sju’aib Sastradiwirja, ditetapkan menjabat sebagai Wakil Ketua.
Haji Sju’aib Sastradiwirja. Ia adalah pegawai Kota Pradja, tingga di Jakarta.
3. Tan In Hok
Tan In Hok ditetapkan menjabat sebagai Bendahara. Tan In Hok.Ia adalah
Agent I Lloyd Indonesia N.V. beliau bertempat tinggal di Jln Krekot 79, Jakarta.
4. Gazali Sjahlan
Gazali Sjahlan ditetapkan menjabat sebagai Penulis 1. beliau adalah Penulis
Masyumi cabang Jakarta Raya. Beliau bertempat tinggal di gang Nangka VII
nomor 11, Jakarta.
5. Abdullah Salim
Abdullah Salim ditetapkan menjabat sebagai Penulis 2. Abdullah
Salim.Beliau adalah Kepala Bagian Advertentie Harian Abadi. Beliau bertempat
tinggal di Kwitang Jakarta Pusat.
6. Hariri Hady
Hariri Hady ditetapkan menjabat sebagai Penulis 3. Hariri Hady. Ia adalah
mahasiswa Universitas Indonesia. Beliau bertempat tinggal di Jakarta.
7. Rais Chamis
Rais Chamis ditetapkan menjabat sebagai Pembantu. Ia adalah seorang
pedagang. Bertempat tinggal di Jakarta.
8. Ganda
Ganda ditetapkan menjabat sebagai Pembantu Yayasan. Beliau adalah
Pegawai Jawatan Penerangan Kota Praja. Beliau bertempat tinggal di Jakarta.
9. Kartapradja
Kartapradja ditetapkan menjabat sebagai Pembantu . Kartapraja. Beliau
adalah Guru Kepala Sekolah Rakyat. Beliau bertempat tinggal di Jakarta.
10. Sardjono
Sardjono ditetapkan menjabat sebagai Pembantu Yayasan. Sardjono adalah
Wakil Walikota Jakarta Raya. Beliau bertempat tinggal di Jakarta.
11. Sulaiman Rasjid
Haji Sulaiman Rasjid ditetapkan menjabat sebagai Pembantu Yayasan. Ia
adalah Pegawai Kementerian Agama. Beliau bertempat tinggal di di Jakarta.
12. Ja’cub Rasyid
Ja’cub Rasyid ditetapkan menjabat sebagai Pembantu Yayasan. Ia adalah
pegawai Kementerian Agama. Beliau bertempat tinggal di Jakarta.
13. Hasan Argubie
Hasan Argubie ditetapkan menjabat sebagai Pembantu Yayasan. Beliau
adalah pedagang, Bertempat tinggal di Jakarta.
14. Faray Martak
Dalam kepengurusan ini, Faraj Martak ditetapkan menjabat sebagai
Pembantu Yayasan. Beliau adalah Direktur Marba N.V. bertempat tinggal di
Jakarta.

3) Pelindung
Pelindung adalah organ yayasan yang bertugas memberikan perlindungan
dan pengayoman terhadap organ- organ yayasan yang lain dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaanya mewujudkan cita–cita dan tujuan pendirian yayasan sesuai
yang tertera dalam akta notaris pendirian yayasan.
Sesuai kedudukan, tugas dan tanggung jawab serta perannya, Pelindung
Yayasan Pesantren Islam Al Azhar ketika itu dipercayakan kepada pejabat
Walikota Praja Jakarta, yaitu; Mr. Sjamsuridjal yang menjabat Walikota Praja
Jakarta sejak tanggal 27 Juni 1951 hingga tanggal 9 November 1953.
Peran kelembagaan yang dijalankan oleh tokoh–tokoh tersebut adalah
menggalang kekuatan masyarakat yang ada di Indonesia untuk bersama–sama
dengan Yayasan Pesantren Islam Al Azhar mewujudkan berdirinya bangunan
masjid yang termegah di kota Jakarta pada saat itu.
c. Penggantian Nama Yayasan
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan kegiatan yayasan, terutama
setelah Buya Hamka aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan pembinaan
kepemudaan dan keagamaan di Masjid Agung Al Azhar yang ketika itu bernama
Masjid Agung Kebayoran. Keberadaan masjid Agung Kebayoran yang Besar dan
Megah dengan ragam kegiatannya yang berkualitas tenyata mendapatkan perhatian
dari berbagai kalangan baik dari dari dan luar negeri.
Tamu-tamu Negara khususnya yang beragama Islam ketika itu banyak yang
menyempatkan diri berkunjung ke Masjid Agung Kebayoran, salah satu
diantaranya adalah Prof. Mahmoud Syaltout, Syeh Al-Azhar Kairo pada tahun
1960. Karena ketertarikan beliau dengan Kebesaran dan Kemegahan Masjid
Agung Kebayoran serta Kegiatan Keagaam yang diselenggarakan dibawah asuhan
Prof. Dr. Buya Hamka.
Ketika itu, Prof. Dr. Mahmoud Syalthout menjadi sangat terkesan atas
proses pembangunan masjid dan kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan di bawah
koordinasi Buya Hamka dalam rangka memakmurkan masjid. Itu sebabnya maka
ketika Prof. Dr. Mahmoud Syalthout diberikan kesempatan untuk memberikan
kata sambutannya, beliau bertanya tentang nama masjid ini. Setelah mengetahui
bahwa masjid Agung Kebayoran Baru belum memiliki nama yang spesifik
sebagaimana umumnya masjid, Prof. Dr. Mahmoud Syalthout kemudian
mengatakan “ … Mulai hari ini, saya sebagai Syeikh Jami’ Al Azhar memberikan
nama “Al Azhar” bagi masjid ini,
moga-moga dia (masjid ini) Al Azhar di Jakarta sebagaimana Al Azhar di
kairo (Badruzzaman Busairi, Setengah Abad Al Azhar,2002)
Sejak saat itulah maka kemudian Masjid Agung Kebayoran berganti nama
menjadi Masjid Agung Al Azhar. Setelah itu, kegiatan kemasjidan menjadi makin
makmur. Syiar dan kejuangan masjid Agung Al Azhar juga menjadi makin
meluas, bukan saja di kawasan Jakarta melainkan ke seluruh pelosok nusantara
melalui kajian subuh Buya Hamka yang disiarkan melalui Radio Republik
Indonesia.
Yayasan yang ketika itu bernama “Jajasan Pesantren Islam” kemudian juga
disempurnakan namanya menjadi “Yayasan Pesantren Islam Al Azhar”. Demikian
seterusnya, semua kegiatan yang diselenggaran oleh Yayasan Pesantren Islam Al
Azhar juga diberi nama Al Azhar. Sekolah-sekolah formal yang didirikan yayasan
kemudian juga diberi nama Al Azhar.
B. Manajemen Kelembagaan YPI Al Azhar
Selaras dengan perkembangan zaman dan kesungguhan serta ketulusan hati orang-
orang yang berjuangan di bawah panji Al Azhar, dari hari ke hari kemajuan serta
pengakuan dan kepercayaan masyarakat terhadap perjuangan YPI Agusng AlAzhar
menjadi kian bertambah. Oleh karena itu, maka pengelola YPI Al Azhar harus terus
berbenah dan meningkatkan keprofesionalannya. Pengelolaan YPI Al Azhar sekarang ini
dilakukan sesuai dengan prinsip tata kelola manajemen modern. Sebagaimana layaknya
lembaga yang menerapkan tata kelola manajemen modern, kegiatan kelembagaan yang
diadakan oleh YPI Al Azhar dilaksanakan sesuai dan berdasarkan program dan rencana
kerja yang telah ditetapkan.
Untuk itulah, maka disusun dan ditetapkan Rencana Strategis Yayasan dalam
bentuk Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) untuk kurun waktu 30 tahun ke
depan. Pada periode kepengurusan tahun 2019-2024 ini RPJP yang syah digunakan adalah
RPJP tahun 2021-2035. Dan telah pula disusun dan ditetapkan Rencana Pengembangan
Jangka Menengah (RPJM) untuk periode lima tahun ke depan sebagai penjarannya. RPJM
yang sekarang digunakan adalah RPJM tahun 2016-2021.
Dengan demikian, kegiatan kelembagaan YPI Al Azhar akan menjadi jelas, terarah
dan terukur. Dan oleh karena itu, segala hal yang menyangkut kendala dan hambatan serta
prospek ke depan akan menjadi dapat dikendalikan dengan secara seksama.

1. Visi
Sebagaimana layaknya organisasi modern, Yayasan Pesantren Islam Al Azhar
menetapkan pula Visi yang jelas dan baku untuk dijadikan Acuan sasaran pengembangan
yayasan kedepan. Rumusan yayasan Visi yang syah tertulis/diterakan pada RPJP yayasan
tahun 2021-2035 sebagai berikut :
“Menjadi lembaga pendidikan, dakwah dan sosial kemasyarakatan Islam yang
mandiri, terkemuka, modern, kompeten dan berdayasaing dalam mengaplikasikan
pencerahan dan pencerdasan ummat”
Rumusan Visi yayasan diatas disamping berfungsi sebagai acuan dalam
penyelenggaraan kegiatan kelembagaan YPI Al-Azhar kedepan, juga dimaksudkan untuk
mendukung perbaikan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan negara Indonesia
dalam rangka mencapai/ mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, dan beramal serta selalu bertaqwa kepada Allah SWT.
Makna yang terkandung pada Kata dan Pernyataan dalam Rumusan Visi tersebut
adalah:
Mandiri, Terkandung makna dan maksud bahwa Yayasan Pesantren Islam Al Azhar
akan menjadi mandiri dalam merancang, menetapkan, melaksanakan kegiatan dan
pendanaan. Ini berarti bahwa Yayasan Pesantren Islam Al Azhar tidak menjadi terpengaruh
dan berafiliasi kepada siapapun dan lembaga manapun dalam rangka pengabdiannya
kepada Ummat.
Terkemuka, Modern, Kompeten dan Berdaya Saing, terkandung makna dan maksud bahwa
penyelenggaraan kegiatanya yasan dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan
pendekatan manajemen modern yang pelaksanaannya dilakukan oleh SDM (Sumber Daya
manusia) yang professional dan kompeten. Dengan demikian, kedepan nanti Yayasan
Pesantren Islam Al Azhar akan menjadi lembaga yang terkemuka, berdaya-saing tinggi dan
menjadi kebanggaan umat serta rujukan bagi lembaga-lembaga sejenis dalam
menyelenggarakan kegiatannya.
Pencerahan dan Pencerdasan; Terkandung makna dan maksud bahwa melalui
berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh YPI Al Azhar akan mendorong terbentuknya
masyarakat Indonesia yang cerah pandangan dan pola fikirnya, cerdas dalam mensikapi
berbagai perubahan dan dalam mengambil tindakan yang bermanfaat, bermartabat untuk
diri dan lingkungan serta kemaslahatan kehidupan bangsa dan negara yang akan
dipertanggungjawabkan kepada Allah Swt.

2. Misi
Di dalam RPJP Yayasan tahun 2021-2035 juga diterakan Misi ke depan Yayasan
sebagai penjabaran dari Rumusan Visi Yayasan. Rumusan Misi yayasan dinyatakan dalam
bentuk kegiatan yang jelas dan terukur serta aplikable (dapat dilaksanakan) sebagai
berikut:
a. Membina dan mengembangkan kegiatan Pendidikan dan Dakwah Islam dalam arti
seluas-luasnya, berdasar semangat “Amar Makruf Nahi Munkar”. Artinya berbagai upaya
YPI Al Azhar, yang akan dilakukan di masa mendatang, selalu dilandaskan pada sikap dan
semangat “amar makruf nahi munkar”. Itulah orientasi atau “syiar” dalam pengembangan
rangkaian kegiatan yang ditawarkan kepada masyarakat saat ini dan di masa mendatang;
b. Mengawal dan membela aqidah Islamiyah berdasar ajaran Al Quran dan Sunnah Rasul.
Artinya; bahwa tidak ada tuntunan lain kecuali Al Quran dan Sunnah Rasul, yang akan
digunakan selanjutnya sebagai referensi dasar dan pokok, terutama dalam mengembangkan
secara khusus kegiatan dan pengambilan keputusan strategis maupun operasional;
c. Menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, sesuai dengan ajaran Islam, demi kesejahteraan
lahir dan batin bagi umat dan bangsa. Artinya pemantapan eksistensi unit-unit operasional
serta aplikasi rangkaian kegiatan YPI Al Azhar di masa depan, akan selalu didasarkan pada
upaya penegakan nilai-nilai kemanusiaan, terutama dalam kaitan memberdaya kan mereka
yang perlu disantuni.
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, guna mewujudkan masyarakat yang
beriman, berilmu, beramal dan bertaqwa melalui pengembangan kegiatan yang dapat
meningkatkan IMTAQ dan IPTEK, sesuai dengan aqidah Islam. Artinya kualitas SDM
yang ada saat ini maupun di masa mendatang, selalu akan diorientasikan dan difokuskan
pada posisi SDM yang unggul serta mampu bertindak menurut kaidah-kaidah Islami,
sehingga akhirnya akan mampu meningkatkan penguasaan IMTAQ dan IPTEK secara
terpadu dan seimbang.
e. Mewujudkan persatuan dan kesatuan ummat, bagi tercapainya kesejahteraan seluruh
rakyat Indonesia. Artinya YPI Al Azhar harus tetap mampu memposisikan dirinya sebagai
lembaga perekat ummat yang memiliki perbedaan, karena YPI Al Azhar yakin bahwa
perbedaan yang ada (diantara kelompok Islam tersebut) merupakan bagian dari ‘Rahmatan
Lil Alamin’.
3. Moto Pelaksanaan Kegiatan
Dalam rangka membangun semangat berkarya mengabdi pada kepentingan Yayasan
dan Ummat, ditetapkan pula Motto Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kelembagaan
yayasan sebagai berikut:
“Taqwa Dalam Beragama, Santun Dalam Berprilaku, Prima Dalam Berkarya”
Kata dan penyataan yang ada dalam rumusan “Moto Kegiatan Kelembagaan” YPI
Al Azhar mengandung pesan makna dan nilai- nilai sebagai berikut:
a. Ketaqwaan
Mewujudkan SDM YPI AL-AZHAR yang berakhlak mulia, jujur, santun, serta
beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.
b. Amanah
Adanya kesungguhan dari semua pihak, untuk selalu menghasilkan yang terbaik
sebagai bagian dari Ibadah.
c. Unggul/Tangguh
Keyakinan untuk selalu menjadi yang terbaik.
d. Inovatif
Menjaga dan melahirkan tradisi berinovasi, mau, dan selalu berupaya mengadakan
pembaharuan untuk menjawab tantangan.
e. Responsif
Cermat mengantisipasi harapan masyarakat dan berusaha memenuhi janji tepat
waktu, rasa hormat kepada semua petugas, memberikan komitmen yang mendorong
partisipasi dalam memberikan pelayanan.
f. Kebersamaan
Bekerjasama dengan semua pihak terkait, dengan prinsip keterbukaan dan saling
menguntungkan.
g. Disiplin
Selalu bekerja dengan konsisten.

4. Logo YPI Al-Azhar


Logo adalah Identitas formal dari sebuah lembaga dan atau organisasi. Keberadaan
dan bentuk Logo bagi sebuah Yayasan dan Organisasi menjadi sangat penting. Disamping
sebagai identitas yang membedakan satu lembaga dengan yang lainnya, Loga juga
mencirikan karakteristik lembaga tersebut.
Pada logo lembaga biasanya tersirat maksa filosofis yang sangat kompleks yang
mencerminkan karateristik lembaga dan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi serta tujuan
dari lembaga yang bersangkutan. Logo lembaga secara formal pada umunya dipasang dan
digunakan pada kop Surat, Bendera dan Stempel surat.
Logo yang digunakan YPI Al Azhar pada awalnya dibuat dengan sangat sederhana
sekali. Mengingat basis kegiatan YPI Al Azhar adalah di masjid Agung Al Azhar, maka
logo yang digunakan oleh YPI Al Azhar pada saat itu adalah foto bangunan masjid Agung
Al Azhar.

a. Penggantian Nama Yayasan


Sedangkan untuk Stempel Surat dan dokumen-dokumen kelembagaan lainnya yang
digunakan oleh YPI Al Azhar adalah:

Seiring dengan kemajuan zaman dan tuntutan perkembangan serta permasalahan


yang menyertai kegiatan kelembagaan yayasan, maka Yayasan Pesantren Islam Al Azhar
kemudian merubah dan menganti logo yayasan. Logo pengganti yang baru ini dibuat
dengan menggunakan disain yang memenuhi kaidah penciptaan/pembuatan logo
sebuah yayasan dengan tetap mengacu pada nilai-nilai dan ruh yayasan.
Logo baru yayasan yang telah dibuat tersebut kemudian dipatenkan melalui
penetapan Departemen/Kementerian Kehakiman dan mendapatkan pengesahan serta
legitimasi formal kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia dengan Sertifikat Merek
Nomor : IDM00017915.

Makna LOGO YPI AL-AZHAR


- Kubah dan Menara Masjid, melambangkan keagungan Islam sebagai sumber kebenaran
yang “Rahmatan lil 'alamin” yang menaungi segenap umat manusia.
- Kubah dan menara masjid yang menjulang ke langit melambangkan visi dan misi YPI Al-
Azhar, yaitu menuju lembaga dakwah dan pendidikan Islam terkemuka dan modern.
- Warna Putih melambangkan YPI Al-Azhar sebagai Yayasan milik umat yang bebas dari
pengaruh aliran dan golongan serta berkiprah untuk melayani kepentingan umat.
- Lingkaran Berwarna Biru melambangkan keluasan dan kedalaman ilmu yang harus digali
dan dikembangkan melalui kegiatan dakwah dan pendidikan dalam rangka mencari
kebenaran yang hakiki.
- Garis Lingkaran Berwarna Hitam melambangkan keteguhan YPI Al-Azhar dalam
memegang prinsip dan tetap berada dalam koridor aqidah dan syari'at Islam yang
bersumber kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasul.
- Tulisan YAYASAN PESANTREN ISLAM AL-AZHAR melambangkan nama dan
identitas yang sah dari YPI Al-Azhar.
Sedangkan Stempel Surat yang saat ini digunakan YPI Al Azhar adalah seperti pada
gambar berikut:
C. Khittah Dan Kebijakan Umum Yayasan
1. Khitah Dan Kebijakan Umum Yayasan
a. Khittah Yayasan
YPI Al Azhar berkegiatan dalam bidang Dakwah dan Pendidikan. Dengan rumusan
khittah ini, maka kegiatan pokok/utama yang dilaksanakan oleh YPI Al Azhar sampai
dengan sekarang ini adalah kegiatan Dakwah dan kegiatan pendidikan.
b. Kebijakan Umum Yayasan
Izzul Islam Wal Muslimin
Untuk memberikan arah yang tegas bagi pengelola Yayasan, maka ditetapkan
Kebijakan Umum Yayasan dalam rumusan yang tegas, yaitu “Izzul Islam Wal
Muslimin”yang artinya Kemuliaan atau Keagungan Islam dan Umat Islam.
Pesan makna yang terkandung dalam rumusan kebijakan umum yayasan tersebut
adalah Seluruh kegiatan dan pengabdian dan kejuangan yayasan harus diarahkan dan
ditujukan untuk ke Agungan Islam dan Kejayaan Umat Islam.
c. Struktur Organisasi, Bidang-Bidang Kegiatan dan Unit-Unit Kegiatan
1) Struktur Organisasi
Dalam perkembangannya, YPI Al Azhar telah beberapa kali melakukan restrukturi
organisasi disesuaikan tuntutan perkembangan zaman, tuntutan permasalahan dan atau
kebutuhan organisasi. Struktur Organisasi yang disyahkan penggunaannya oleh Pengurus
YPI Al Azhar adalah sebagai berikut :
Bidang-Bidang Kegiatan YPI Al Azhar
Sesuai tertera dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
tangga, serta Rencana Pengembangan Jangka Panjang Yayasan, Bidang-
bidang kegiatan yang sekarang ini dijalankan oleh Yayasan Pesantren
Islam Al Azhar meliputi 3 (tiga) bidang Kegiatan, yaitu:
a) Bidang Dakwah dan Sosial,
b) Bidang Pendidikan Dasar Menengah
c) Bidang Pendidikan Tinggi Perencanaan Pengembangan danDiklat.
Untuk menjalan/ melaksanakan bidang-bidang kegiatan sebagaimana tersebut di
atas, Pengurus Yayasan Pesantren Islam Al Azhar sebagaimana telah ditetapkan dalam
Struktur Organisasi Yayasan membagi organisasi kerja yayasan ke dalam 3 (tiga) bidang
kegiatan, yaitu:
a) Bidang Dakwah dan Sosial,
b) Bidang Pendidikan DasarMenengah
c) Bidang Pendidikan Tinggi Perencanaan Pengembangan dan Diklat.

2) Unit-Unit Pelaksana Kegiatan Yayasan


Sejalan dengan perkembangan organisasi dan tuntutan uamat,
sekarang ini YPI Al Azhar mengembangkan dan menyelenggaran
berbagai kegiatan pelayanan, pengabdian dan pemberdayaan umat.
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dimaksud,
YPI Al Azhar membentuk unit-unit pelaksana kegiatan yayasan.
Unit-unit pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud, secara
keseluruhan adalah seperti yang dituangkan dalam Struktur
Organisasi (SOTK) Yayasan. Sesuai yang tertera dalam STOK
yayasan, ditetapkan adanya 5 (lima) unit pelaksana kegiatan utama
setingkat Direktorat dan Inspektorat, yaitu;
a) Direktorat Pendidikan Dasar Menengah,
b) Sekretariat,
c) Direktorat Dakwah dan Sosial,
d) Ispektorat,
e) Direktorat Pendidikan Tinggi Perencanaan pengembangan dan
Diklat
Pada masing-masing unit pelaksana kegiatan utama yayasan sebagaimana
dimaksud di atas, terdapat sejumlah unit-unit pelaksana teknis kegiatan
setingkat Bagian dan/atau Bidang. Bidang dan bagian sebagaimana dimaksud
melaknasanakan kegiatan operasional masing-masing dibawah koordinasi Kepala
Direktorat masing.

Selain 5 (lima) Direktorat tersebut di atas, YPI Al Azhar juga membentuk


badan Usaha Milik yayasan yang membidangi kegiatan bisnis atau usaha.
Sampai dengan saat sekarang ini, telah ada/didirikan 4 (empat) Badan Usaha
Milik Yayasan (BUMY) dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT), yaitu;
a) PT. Al Azhar Arfina,

b) PT. Berkah Gemilang,

c) PT. Tanmiya Al Azhar, dan

d) PT. Al Azhar Memorial Garden.

PT. Al Azhar Arfina, melaksanakan kegiatan usaha di bidang Tour and Travel, PT.
Berkah Gemilang, melaksanakan kegiatan usaha Konstruksi dan Properti serta Agro
Bisnis, PT. Tanmiya Al Azhar, melaksanakan kegiatan usaha Managemen Building,
Konstruksi. Sedangkan PT. Al Azhar Memorial Garden dan Unit kegiatan di bawahnya
melaksanakan kegiatan usaha pemakan dan penyelenggaraan janazah.

Pelaksana kegiatan sebagaimana disebutkan di atas melaksanakan bidang tugas


dan kegiatan masing sesuai yang ditetapkan dalam SOTK (Struktur Organisasi dan
tata Kerja) yayasan. Sungguhpun telah ditetapkan dan disyahkan penggunaannya
sebagai salah satu acuan system dalam pengelolaan kegiatan yayasan, namun
mengingat berbagai hal terutama kesiapan SDM yang akan menjalankannya, maka
belum sepenuhnya ketentuan dalam SOTK yayasan dapat dijalankan sebagaimana
mestinya.

A. Nilai-Nilai Pengabdian dan Kejuangan Al Azhar

1. Nilai-Nilai Pengabdian
Yayasan Pesantren Islam Al Azhar didirikan sebagai salah satu solusi
atas permasalahan yang dihadapi oleh umat ketika itu. Salah satu
permasalahan mendasar yang dihadapi oleh umat Islam Jakarta
khususnya ketika itu adalah perbedaan faham dan keyakinan yang rawan
sebagai pemicu terjadinya perpecahan umat. Faham dan keyakinan
sebagaimana dimaksud antara lain: Nahdiyin, Muhammadiyah dan lain
sebagainya.
YPI Al-Azhar dibentuk sebagai pemersatu atas penganut dari faham-
fahan dan keyakinan yang ada. Dengan dan melalui Al Azhar, umat Islam
dapat melaksanakan ajaran Islam secara umum dengan mengesampingkan
adanya perbedaan furuiyah sebagaimana diyakini oleh faham dan aliran
yang ada.
Untuk dapatnya terlaksana tujuan pendirian yayasan sebagaimana
dicita-citakan pendiri yayasan, YPI Al-Azhar mengembangkan dan menjalan
nilai-nilai pengabdian dan kejuangan sebagai berikut:
a. Pemersatu Umat
b. Tidak beraviliasi pada aliran dan faham tertentu dalam perjuangan dan
pelaksanaan ibadah.
c. Yayayasan adalah milik umat.
d. Tidak melakukan kegiatan Politik Praktis.
e. Berdakwah melalui pendidikan (Sekolah) dan mendidik dengan
berdakwah.
f. Memadukan secara serasi Konsep Imtaq dengan Iptek dalam
penyelenggaraan Pendidikan Formal (Sekolah) Al Azhar.

2. Implikasi Nilai-Nilai Kejuangan Al Azhar

Nilai-nilai kejuangan YPI Al-Azhar sebagaimana disebutkan pada bab


terdahulu harus tercermin dan diterapkan dalam sikap dan perilaku segenap
warga besar YPI Al Azhar. Penerapan nilai-nilai kejuangan Al Azhar dalam
sikap dan perilaku keseharian warga Al Azhar khusnya dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi masing akan menjadi ciri khusus warga YPI Al Azhar.
Secara sederhana, nilai-nilai kejuangan Al Azhar harus dilaksanakan
oleh segenap warga YPI Al Azhar mulai pegawai, murid dan semua yang
pada dirinya tertaman nama Al Azhar sebagai akhlak atau tata karma dalam
semua momen kehidupan, kepada siapa dan apapun akhlaq itu diarahkan.
Hal demikian bermakna bahwa segenap warga Al Azhar terikat oleh
ketentuan untuk berakhlaq sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW. Terhadap
ayat-ayat Al Qur’an yang merupakan Firman Allah SWT. ketika Ia dibacakan
misalnya, maka Kita wajib khukumnya untuk mendengarkan dan menyimak.
Karena yang demikian itu sesungguhnya adalah merupakan pelaksanaan
dari QS:Al A’raf:204
Al A’raf:204.
"Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
Demikian halnya, terhadap kedua orang tua, segenap warga/pegawai YPI Al
Azhar mulai pegawai, murid dan semua yang pada dirinya tertaman nama Al
Azhar harus berbuat baik, bersikap lemah lembut dan dilarang menghardik
kepadanya. Yang demikian itu sesungguhnya merupakan pengamalan dari
Surat Al Isra ayat
23 dan 24
‫و ََل‬ ‫ل‬bُ‫ق‬bَ‫ََل ت‬ َ ‫ح‬ ‫ك‬ ‫ۡ َ ۡ ع‬ ‫و‬ ‫ ََّل ت‬bَ‫ك أ‬ ُ ٰ ‫۞ َ وق‬
bٓ‫ل ُه َما‬ َّ ‫د‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ّ ‫ح‬ ‫ ِإ َّ َٓل‬bْ‫ ٓوا‬bُ‫د‬bُ‫ۡعب‬ َ
‫ل‬ ‫ٱ‬ ‫د‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ب‬ ِ ‫ب‬
‫ ’ف‬bُ‫أ‬ ‫ِإ َّياه‬ ‫ى‬
‫ه‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ٱ‬
ُ ُ ‫ل‬ ‫ضر‬
َ ‫غ‬ ‫س‬ ‫ل‬
‫م‬ ‫م‬ ‫ن‬
‫ا‬ ‫ا‬ ‫ك‬
‫ن‬
‫و‬
‫ك‬ ‫أ‬ ‫ا‬
‫ب‬
‫ِل‬
‫د‬
‫و‬
‫ر‬
‫ۡي‬
‫أ‬ ‫ن‬

٣٢ ‫ك ِري ٗما‬ ‫وُقل ل‬ ‫َت ۡن َه ۡرهُ َما‬


‫ُه َما‬
‫َق ۡو‬
‫َٗل‬
٤٢ ‫ص ِغي ٗرا‬ ‫ر‬ َ ۡ ‫ر‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ل ج‬ ‫وٱ ۡخ ِف‬
‫م م‬ ‫ق‬ ‫ن‬ ‫ٱ‬ ‫َ ن‬
‫َّب‬ ‫ا‬ ‫ٱل‬ b‫ل‬ ُ
‫ي‬ ُ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫َّر‬ ‫ذ‬ ‫ه ا‬
‫ا‬ ‫ه ك‬ ُّ
‫ۡح‬
‫ٱ‬ ‫َم‬ َ
َ ‫ِة‬ ’ ‫م‬
‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫ي‬ ‫ا‬ ‫ر‬
‫ض‬ ‫ح‬
‫ح‬
1. Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah berb uat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua- duanya sampai bersusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
2. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Demikian seterusnya, Warga Al Azhar (siapapun adanya) pada dirinya
dituntut untuk dapat mengimplementasikan akhlak yang diajarkan oleh
Rasullah SAW. dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku pada setiap
momen kehidupannya dan kepada siapa serta apun yang terkait dengan
kehidupannya.

3. Kinerja dan Prestasi Yayasan

YPI Al-Azhar pada awal pembentukannya hanya terdapat di Kebayoran


Baru Jakarta Selatan. Seiring dengan meningkatnya kinerja pengabdian dan
prestasi yang berhasil dipersembahkan oleh segenap penyelenggara
kegiatan Yayasan, YPI Al Azhar telah mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Hampir semua kegiatan pelayanan dan pengabdian yang
dikembangkan dan dilaksanakan oleh unit pelaksana kegiatan Yayasan
memdapatkan apresiasi positif dari masayarakat. Sekolah Formal Al Azhar
khususnya pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (TK, SD, SMP dan
SMA Islam Al Azhar) telah berkembang didirikan di sejumlah Propinsi di
Indonesia. Demikian halnya
Sekarang ini telah dibentuk 6 (lima) cabang YPI Al Azhar, yaitu; di
Cianjur, Surabaya, Bandung, Bengkulu, Riau dan Palembang.
Sampai dengan pertengahan tahun 2018-2019 ini telah
didirikan kurang lebih sebanyak 185 Sekolah Islam Al Azhar, terdiri
dari Sekolah; Taman Kanak-Kanak Islam Al Azhar sebanyak 59,
Sekolah Dasar Islam Al Azhar sebanyak 62, Sekolah Menengah
Pertama Islam Al Azhar sebanyak 43, dan Sekolah Menengah Atas
Islam Al Azhar sebanyak 21, serta 1 Universitas Al Azhar Indonesia

4. Lain-lain
a. Mars Al Azhar

MARS AL-AZHAR
Oleh : Cecep Kurnia Sogoz

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar Lembaga


Pendidikan dakwah dan sosial Membina
Putra-Putri harapan bangsa
Yang berakhlak Mulia taqwa pada Allah Yang Esa
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar
Pengemban amanat dan dambaannya umat
Mewujudkan cendikiawan beriman
Yang Ikhlas berjuang membangun umat dan bangsa Al-
Azhar....Al-Azhar.....................................Al-Azhar……

Mari kita dukung cita-citanya Tuk


dilestarikan
Sehat jasmani dan rohani
Cakap trampil percaya diri
Dalam Pribadi yang kuat
Berbakti pada Ibu pertiwi

Roditu billaahi rabba ya karim Wabil


Islamidina ya robbal alamin
Wabi Muhammadin nabi ya warasuula
Wabil qur'an imamah wa hakamah ya Allahu Akbar Al-
Azhar....Al-Azhar....Al-Azhar…..

Mari kita dukung cita-citanya Tuk


dilestarikan
Sehat jasmani dan rohani
Cakap trampil percaya diri
Dalam Pribadi yang kuat
Berbakti pada Ibu pertiwi
Berbakti pada Ibu pertiwi

Anda mungkin juga menyukai