Rasa syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengijinkan dan
member nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun dan menulis makalah ini yang
berjudul Tahudilah ”. Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah
ini adalah tugas dari mata kuliah agama, untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat
perkuliahan.Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak
terhingga atas bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan
dengan baikAndai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………… 3
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tauhid
Adapun yang dimaksud dengan makna harfiyah tersebut adalah meng-Esakan atau
mengakui dan menyakini akan ke-Esaan Allah SWT. Lawan dari tauhid adalah syirik, yaitu
menyekutukan atau membuat tandingan kepada Allah SWT. Dengan demikian tauhid adalah
mengakui dan menyakini ke-Esaan Allah SWT, dengan membersihkan keyakinan dan
pengakuan tersebut dari segala kemusyrikan. Maka bertauhid kepada Allah (tauhidullah)
adalah hanya mengakui hukum Allah SWT yang memiliki kebenaran mutlak, dan hanya
peraturan Allah SWT yang mengikat manusia secara mutlak.
Dengan demikian, tauhid adalah esensi aqidah dan iman dalam Islam. Tauhid
merupakan landasan utama dan pertama keyakinan Islam dan implementasi ajaran-ajarannya.
Tanpa tauhid tidak ada iman, tidak ada aqidah dan tidak ada Islam dalam arti yang
sebenarnya.
Dari kalimat tauhid tersebut mengandung dua prinsip yang harus dipegang seorang
Muslim, prinsip tersebut adalah Al-Nafyu artinya peniadaan, merupakan penegasan tentang
tidak adanya sesembahan yang haq selain Allah SWT. Selanjutnya prinsip Al-Isbat yang
artinya penetapan, yaitu menegaskan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya sesembahan yang
haq.
Kemuliaan suatu ilmu tergantung pada kemulian tema yang dibahasnya. Ilmu
kedokteran lebih mulia dari teknik perkayuan karena teknik perkayuan membahas seluk
beluk kayu sedangkan kedokteran membahas tubuh manusia. Begitu pula dengan ilmu tauhid,
ini ilmu paling mulia karena objek pembahasannya adalah sesuatu yang paling mulia. Adakah
yang lebih agung selain Pencipta alam semesta ini? Adakah manusia yang lebih suci daripada
para rasul? Adakah yang lebih penting bagi manusia selain mengenal Rabb dan
Penciptanya, mengenal tujuan keberadaannya di dunia, untuk apa ia diciptakan, dan
bagaimana nasibnya setelah ia mati? Apalagi ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu-ilmu
keislaman, sekaligus yang terpenting dan paling utama.
Karena itu, hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim dan
muslimah sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan hati serta akal bahwa ia
berada di atas agama yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu
kifayah, artinya jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak
berdosa.
Adapun tingkatan tauhid adalah sebagai berikut :
Hal ini sesuai dengan firman Allah Qs. Al Ikhlas, 112 : 1-4 :
ٰذ ِلُك ُم ُهّٰللا َر ُّبُك ْۚم ٓاَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَۚو َخاِلُق ُك ِّل َش ْي ٍء َفاْع ُبُد ْو ُهۚ َو ُهَو َع ٰل ى ُك ِّل َش ْي ٍء َّو ِكْيٌل
artinya
Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu.
Maka dari itu, Allah tidak memiliki sekutu dalam Zat-Nya, Dia juga tak memiliki
sekutu dalam perbuatan-Nya. Setiap perantara dan sebab ada dan bekerja berkat Allah dan
bergantung pada-Nya. Milik-Nya sajalah segala kekuatan maupun kemampuan untuk
berbuat.
Tiga tingkatan Tauhid yang dipaparkan di atas sifatnya teoretis dan merupakan masalah
iman. Ketiganya harus diketahui dan diterima. Namun Tauhid dalam ibadah merupakan
masalah praktis, merupakan bentuk "menjadi". Tingkatan-tingkatan tauhid di atas melibatkan
pemikiran yang benar. Tingkat keempat ini merupakan tahap menjadi benar. Tahap teoretis
tauhid, artinya adalah memiliki pandangan yang sempurna. Tahap praktisnya artinya adalah
berupaya mencapai kesempurnaan.
Bahkan dapat dikatakan bahwa hampir seluruh ayat Al-Quran yang diturunkan
sebelum hijrah (ayat-ayat Makkiyyah) berisi tauhid dan yang terkait dengan tauhid.
Karena itu tak heran masalah tauhid menjadi perhatian kaum muslimin sejak dulu,
sebagaimana masalah ini menjadi perhatian Al-Quran. Bahkan, tema tauhid adalah tema
utama dakwah mereka. Umat Islam sejak dahulu berdakwah mengajak orang kepada agama
Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Mereka mendakwahkan bukti-bukti kebenaran
akidah Islam agar manusia mau beriman kepada akidah yang lurus ini.
Bagi seorang muslim, akidah adalah segala-galanya. Tatkala umat Islam mengabaikan
akidah mereka yang benar -yang harus mereka pelajari melalui ilmu tauhid yang didasari oleh
bukti-bukti dan dalil yang kuat– mulailah kelemahan masuk ke dalam keyakinan sebagian
besar kaum muslimin.
Kelemahan akidah akan berakibat pada amal dan produktivitas mereka. Dengan
semakin luasnya kerusakan itu, maka orang-orang yang memusuhi Islam akan mudah
mengalahkan mereka. Menjajah negeri mereka dan menghinakan mereka di negeri mereka
sendiri.Sejarah membuktikan bahwa umat Islam generasi awal sangat memperhatikan tauhid
sehingga mereka mulia dan memimpin dunia. Sejarah juga mengajarkan kepada kita, ketika
umat Islam mengabaikannnya akidah, mereka menjadi lemah. Kelemahan perilaku dan amal
umat Islam telah memberi kesempatan orang-orang kafir untuk menjajah negeri dan tanah air
umat Islam.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.
Tiga macam pembagian tauhid menurut Ulama:
Tauhid Rububiyah
Yaitu mentauhidkan Allah dalam perbuatan-Nya, seperti mencipta, menguasai,
memberikan rizki, mengurusi makhluk, dll yang semuanya hanya Allah semata yang mampu.
Dan semua orang meyakini adanya Rabb yang menciptakan, menguasai, dll.
Tauhid Uluhiya
Allah dalam perbuatan-perbuatan yang dilakukan hamba. Yaitu mengikhlaskan
ibadah kepada Allah, yang mencakup berbagai macam ibadah seperti : tawakal, nadzar, takut,
khosyah, pengharapan, dll. Tauhid inilah yang membedakan umat Islam dengan kaum
musyrikin. theis yang berkeyakinan tidak adanya Rabb.
Tauhid Asma Wa Sifat
Mengimani dan menetapkan apa yang sudah ditetapkan Allah di dalam Al Quran dan
oleh Nabi-Nya di dalam hadits mengenai nama dan sifat Allah tanpa merubah makna,
mengingkari, mendeskripsikan bentuk/cara, dan memisalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad bin Abdullah At Tuwaijry, Tauhid, keutamaan dan macam-macamnya,
(www.islamhouse.com, 2007)
Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety, Rahasia di balik kalimat Tauhid dalam ayat-
ayat Al Quran,
(http://www.4shared.com/file/41066124/ed75e1eb/RAHASIA_KALIMAT_TAUHID.html?
s=1, 2008)