Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok

TUGAS MAKALAH AQIDAH AHKLAK

MEMAHAMI TAUHID

KELOMPOK QANAAH
Nama Kelompok: 1. AINUL MARDIA 2. WIRA WARDIATI RAMADHANI TAHIR 3. NURJANNAH 4. MUSDALIFA Kelas : XII IPA 1

MAN 1 BARAKA KABUPATEN ENREKANG

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembahasan mengenai tauhid merupakan salah satu hal yang paling penting dalam agama islam, dimana Tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada Aqidah Islamiyah. Kalimat Tauhid atau lebih dikanal dengan kalimat Syahadat atau juga disebut Kalimah Thayyibah (Laailaahaillallah) begitu masyhur di kalangan umat Islam. Dalam kesehariannya, seorang muslim melafalkan kalimat tersebut dalam setiap shalat wajibnya yang lima waktu. Namun rupanya saat ini pembahasan masalah Aqidah menjadi sesuatu yang terkesampingkan dalam kehidupan, kencenderungan masyarakat yang hedonis dengan persaingan hidup yang begitu ketat, sehingga urusan-urusan dunia menjadi suatu hal yang menyita perhatian manusia daripada hal-hal lainnya, termasuk masalah keberagamaan, sehingga kita dapatkan banyak sekali penyimpangan demi penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam, dengan keadaan yang semakin hari semakin buruk ini rupanya akan menyadarkan kita semua akan pentingnya peran agama islam sebagai penuntun yang tidak mengatur urusan ukhrawi saja, namun juga dalam mengatur urusan-urusan duniawi, yang menjadikan 'aqidah sebagai landasan berfikirnya. Dalam hal ini kita akan membahas landasan umum dari tauhid menurut islam sehingga kita dapat memahami tauhid yang sebenarnya. Ini dapat meningkatkan keimanan kita serta dapat beribadah sesuai dengan tuntunan yang seharusnya sebagai ummat islam.

B. Tujuan Dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat yang dapat kita ambil dari makalah tentang tauhid ini yakni : 1. Agar kita dapat memahami tentang makna serta istilah lain dari tauhid 2. Agar pemahaman kita tentang macam-macam dari tauhid dapat lebih mendalam. 3. Semoga ciri-ciri tauhid dapat kita ketahui dari diri pribadi seorang muslim serta hikmah tauhid bagi seorang muslim dapat dipahami dengan jelas.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tauhid Dan Istilah-Istilah Lainnya Tauhid Tauhid merupakan suatu pengetahuan yang bersifat kesaksian, keyakinan dan keimanan manusia terhadap keesaan tuhan dengan segala sifat kesempurnaan dan keesaannya. Menurut aqidah Islam, konsepsi tentang ketuhanan disebut Tauhid, sedangkan ilmu yang membahas disebut ilmu Tauhid. Ilmu tauhid adalah ilmu tentang ke Maha esaan tuhan. Menurut Osman Rabily ajaran islam tentang ke Maha esaan tuhan adalah sebagai berikut:
a)

Allah maha esa dalam zat-Nya, kemaha esaan Allah dalam zat-Nya dapat

dirumuskan dengan kata-kata bahwa zat Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun juga. Keyakinan kepada zat Allah yang maha esa eperti ia mempunyai konsekuensi. Konsekuensinya adalah bagi umat islam yang memiliki aqidah demikian, setiap atau segala sesuatu yang dapat ditangkap dengan panca indra mempunyai bentuk tertentu, tunduk pada ruang dan waktu, hidup memerlukan makanan dan minuman seperti manusia biasa mengalami sakit dan mati, lenyap dan musnah, bagi orang muslim bukanlah Allah tuhan yang Maha esa. b) Allah maha esa dalam sifat-sifatnya, kemaha esaan Allah dalam sifat-sifatnya ini

mempunyai arti bahwa sifat-sifat Allah penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada

yang menyamainya. Sifat-sifat Allah itu banyak dan tidak dapat diperkirakan, dari alQuran dapat diketahui 99 sifat tuhan yang biasanya disebut asmaul husna.
c)

Allah maha esa dalm perbuatan-perbuatan-Nya. Pernyataan ini mengandung arti

bahwa kita meyakini tuhan yang maha esa tiada bertara dalam melakukan sesuatu, sehingga hanya dialah yang dapat menciptakan alam semesta ini. Konekuensi keyakinan bahwa Allah maha esa dalam berbuat bahwa seorang muslim tidak boleh mengagumi perbuatan-perbuatan manusia, baik sebagai perseorangan maupun sebagai kolektivitas tidak boleh dijadikan objek pemujaan apalagi kalau disembah.
d)

Allah maha esa dala wujud-Nya. Ini berarti bahwa wujud Allah lai dari alam

semesta. Ia tidak dapat disamakan dan dirupakan dengan apapun juga. Eksistensi-Nya wajib karena itu disebut wajibul wujud. Pernyataan ini mempunyai makna bahwa hanya Allahlah yang abadi dan wajib eksistensi atau wujudnya. Selain dari dia, semuanya mumkinul wujud artinya boleh (mungkin) ada, boleh (mungkin) tiada seperti eksistensi manusia dan seluruh alam semesta ini yang pada waktunya pasti akan mati atau hancur binasa.
e)

Allah maha esa dalam menerima ibadah. Ini berarti bahwa hanya Allah sajalah

yang berhak disembah dan menerima ibadah. Konsekuensi keyakinan ini adalah hanya dialah Allah yang wajib kita sembah, hanya kepadanya pula seluruh shalat, dan ibadah yang kita lakukan kita niatkan dan kita persembahkan.
f)

Allah maha esa dalam menerima hajat dan hasrat manusia artinya bila seorang

hendak menyampaikan maksud, permohonan atau keinginannya langsunglah sampaikan kepadanya, kepada Allah sendiri tanpa perantara atau media apapun namanya.

Konsekuensi keyakinan ini adalah setiap muslim tidak memerlukan orang lain di dunia ini dalam menyampaikan hajat dan hasrat kepada Allah.
g)

Allah maha esa dalam memberi hukum. Ini berarti bahwa Allah adalah satu-satunya

pemberi hukum yang tertinggi. Ia memberi hukum kepada alam yang selama ini kita kenal dengan sebutan hukum Archimedes, Boyle, lavoiser, hukum relativitas, thermodynamic dan sebagainya . konsekuensi keyakinan seperti ini adalah setiap muslim wajib percaya pada adanya hukum hukum alam baik alam fisik maupun alam psikis dan spiritual yang terdapat dalam kehidupan baik kehidupan individual maupun kehidupan sosial. Disamping itu istilah-istilah lain yang relevan dengan pembahasan tauhid ialah pembahasan mengenai ilmu kalam sebab ilmu kalam ini di dalamnya membahas masalah-masalah ilmu ketuhanan. Secara bahasa kalam berarti pembicaraan yakni pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan logika. Oleh karena itu ciri utama dari ilmu kalam adalah rasionalitas dan logika. Menurut Muhammad Abduh ilmu kalam membicarakan tentang wujud Allah SWT sifasifat wajib yang mesti ada padanya dan sifat-sifat yang mustahijl atau tidak mungkin ada padanya,dan juga membicarakan tentang rasul-rasul Allah yang telah ditetapkannya dan sifat-sifat yang mesti ada padanya dan sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya. Sedangkan menurut Ibnu Kaldun ilmu kalam adalah ilmu ysng beralasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan As-sunah.

Ilmu kalam juga sering disebut dengan istilah teologi, yaitu ilmu yang membicarakan tentang tuhan atau disebut dengan ilmu ketuhanan. Namun berbeda dengan teologi agama Kristen, teologi islam bersifat hitegratif artinya bahwa teologi islam memandang haterdapat persamaaan yaitu dakekat tuhan hanyalah tunggal, satu dan tidak mempunyai sekutu yang lainnya sehingga dilihat dari sudut tuhan seua ciptaan yang beraeka ragam dunia ini, alam semesta dan seisinya yang menciptakan hanya tuhan yang satu semua manusia pada hakekatnya diciptakan oleh tuhan yang satu, meskipun masing-masing manusia menyebutnya berlainan, sesuai dengan keanekaragaman agama, sejarah dan bahasa. Dari beberapa istilah yang digunakan seperti aqidah, tauhid ilmu kalam dan teologi terdapat persamaan yaitu dalam objek yang menjadi pembicaraan atau pembahasan yaitu sama-sama membicarakan tentang Allah, tuhan yang maha esa segala sesuatu tentang tuhan disebut dengan ketuhanan. B. Macam-Macam Tauhid

Menurut mutakallimin tauhid dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya sebagai berikut: 1. Tauhid Rububiyyah Tauhid Rububiyyah berasal dari salah satu nama Allah Ar-Rabb, yang memiliki beberapa makna pemeliharaan, pengasuh, penolonh, pendamai dan pelindung. Sedangkan secara syari Tauhid Rububiyyah yaitu keyakinan yang pasti bahwa Allah SWT adalah tuhan segala sesuatu, penguasanya, pencipta segala sesuatu, hanya dia pengatur alam semesta dan tidak ada sekutu baginya. Hanya dialah satu-satunya yang maha suci, yang menciptakan, mengatur dan mengendalikan seluruh perkara bagi seluruh mahkluk. Syaikul islam ibnu taimiyah berkata bahwa tauhid rububiyyah adalah tidak ada pencipta kecuali

Allah SWT maka tidak ada sesuatu apapun selAinnya yang mampu menciptakan segala perkara. Bahkan segala apa yang dikehendakinya terjadi dan segala yang tidak dikehendakinya tidak terjadi. Allah berfirman dalam surah Al-Anam:102: Artinya: Yang memiliki sifat-sifat demikian itu ialah Allah tuhan kamu, tidak ada tuhan selain diapencipta segala sesuatu maka sembahlah dia dan dialah pemelihara segala sesuatu (Al-anam: 102). Tauhid semacam ini adalah dasar bagi macam-macam tauhid lainnya karena hanya yang maha menciptakan yang maha menguasai dan maha memberi satu-satunya yang layak disifati dengan sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan, seta dibersihkan dari segala aib dan kekurangan. 2. Tauhid Uluhiyah Ulhiyah berasal dari kata Al-ilah yang artinya sesuatu yang disembah dan sesuatu yang ditaati secara mutlak. Tauhid uluhiyah adalah tauhid ibadah atau tauhid tujuan dan

permintaan. Yaitu mengkhususkan ibadah hanya kepada Allah SWT dengan berbagai macam ibadah seperti: shalat, zakat, puasa, haji, berkurban, bernasar, takut, harapan, tawakal, kecintaan, keseganan, doa dan ibadah-ibadah lainnya yang harus ditunjukkan hanya kepada Allah swt semata. Barang siapa yang menunjukan ibadahnya kepada selai Allah swt maka dia telah musyrik. Firman Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah:163: Artinya: dan tuhanmu adalah tuhan yang maha esa tidak ada tuhan melainkan dia yang maha pemurah lagi maha penyayang (Al-Baqarah:163).

Dalam ayat ini dapat kita simpulkan bahwa manusia diwajibkan untuk menyembah Allah sebab Allah adalah tempat meminta, dan juga tempat mengaduhkan nasibnya, manusia wajib mentaati perintah dan menjauhi larangannya. Semua yang berupa kebaktian langsung kepada Allah tanpa perantara. Allah melarang kita menyembah selainnya seperti menyembah batu, matahari apalagi menyembah manusia. Karena itu semua perbuatan syirik sangat besar dosanya dan dibenci oleh Allah, bahkan Allah tidak akan mengampuni dosa musyrik itu. 3. Tauhid Mulkiyah Secara bahasa kata mulkiyah berasal dari akar kata mulk, yang dengannya terbentuk pula kata malik. Tauhid mulkiyah berarti sebuah pandangan yang meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya dzat yang menguasai alam semesta ini, dengan hak penuh penetapan peraturan atas kehidupan. Melalui sifat mulkiyahnya maka Allah berhak menentukan apa saja untuk mahluknya. Sebagai pemilik segala yang ada, maka Allah adalah raja atau penguasa. Raja menjadi berfungsi sebagai penguasa manakala ia adalah pemimpin yang dipatuhi. Allah juga menunjukan bahwa dirinya adalah pelindung orang-orang beriman yang akan membawa mereka menuju pencerahan allah berfirman dalam surah Al-Baqarah: 257: Artinya: Allah pelidung orang-orang yang beriman, dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelidungpelindungnya adalah syaitan yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Merka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. (Al-Baqarah: 257).

Allah menggambarkan dirinya sebagai wali yaitu sebagai peminpin, pelindung dan penolong orang-orang yang beriman. Hanya orang-orang yang berhak atas kekuasan Allah saja semestinya memegang kendali kepemimpian atas dunia ini. Karena itu hak penetapan hukum, peraturan hidup, ketetapan adalah ditangan sang pencipta alam. Keberadaan keyakinan mulkiyatuh ini membedakan antara pribada muslim dan non muslim. Orangorang kafir menolak kepemimpinan Allah, menolak hukum Allah, dan kehidupan mereka hanyalah berorientasi kehidupan dunia belaka, pemimpin mereka adalah thaghut. Dengan demikian tauhid mulkiyah menegaskan loyalitas, kerelaan, pembelaan, dukungan dan pengorbanan tidak boleh diberikan kecuali pemimpin atau undang-undang yang bersumberkan dari syariat Allah di muka bumi, maka akan menjamin kemaslahatan dan kemakmuran di muka bumi.

C. Ciri Ciri Dan Hikmah Bagi Orang Yang Bertauhid Orang yang beraqidah-tauhid atau orang yang beraqidah Dinul Islam di zaman Rosululloh SAW adalah orang yang memiliki ikatan janji atau orang yang telah menyatakan ikrar janji atau sumpah setia atau komitmen kepada Alloh dan Rosul-Nya bahwa mereka siap untuk meninggalkan Agama yang ada di bawah naungan Lembaga Dinul Jahiliyah (Mulkiyah Jahiliyah atau Pemerintahan Jahiliyah) dan siap untuk hijrah ke dalam Agama Islam yang ada di bawah naungan Lembaga Dinul Islam atau Islam Kaffah (Mulkiyah Islam atau Pemerintahan Islam). Ciri khas orang yang beraqidah-tauhid atau orang yang beraqidah Dinul Islam secara kaffah (totalitas) dalam seluruh aspek kehidupannya adalah:

1. Hanya menerima eksistensi Dzat Alloh saja dan menolak segala bentuk dzat thogut. 2. Hanya menerima eksistensi Sifat Alloh saja dan menolak segala bentuk sifat thogut. 3. Hanya menerima eksistensi Asma Alloh saja dan menolak segala bentuk nama-nama thogut. 4. Hanya menerima eksistensi Afal Alloh saja dan menolak segala bentuk kinerja thogut. 5. Hanya terikat secara totalitas oleh Rububiyah Alloh saja dan menolak segala bentuk rububiyah thogut. 6. Hanya terikat secara totalitas oleh Mulkiyah Alloh saja dan menolak segala bentuk mulkiyah thogut. 7. Hanya terikat secara totalitas oleh Uluhiyah Alloh saja dan menolak segala bentuk uluhiyah thogut. Allah berfirman dalam Al-Quranul Karim, Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (adzab) Rabb mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rabb mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (Al-Muminun:57-61) Ayat-ayat di atas menyebutkan kriteria orang-orang yang beriman dan bertauhid dengan baik, antara lain :

1. Bertauhid Karena Takut Kepada Allah Subhanahu Wa Taala Tentang firman Allah, Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (adzab) Rabb mereka Ibnu Katsir rahimahullah berkata, Mereka berbuat baik dan beramal shalih karena takut terhadap Rabb mereka dan khawatir ditimpa oleh sesuatu yang mereka tidak inginkan. Inilah kondisi seorang mukmin, berbuat kebaikan karena takut kepada Allah dan khawatir tidak memperoleh apa yang mereka inginkan. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah menyatakan, Seorang mumin mengumpulkan antara perbuatan baik dan rasa takut kepada Allah. Sedangkan seorang munafik mengumpulkan antara perbuatan jelek dan rasa aman dari siksa Allah. 2. Bertauhid Karena Keimanannya Yang Tinggi Tentang firman Allah, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rabb mereka Perlu diketahui bahwa beriman dengan ayat-ayat Allah mencakup dua hal:
-

Beriman dengan ayat Allah Al-Kauniyyah, Maksudnya beriman bahwa segala yang terjadi di alam ini dengan taqdir dan ketentuan Allah.

Beriman dengan ayat Allah Asy-Syariyyah, Maksudnya beriman kepada syariat yang Allah turunkan melalui Nabi shalallahu alaihi wasallam. Ayat Allah Asy-Syariyyah mengandung tiga hal: a. Perintah Allah yang disyariatkan. Ini adalah perkara yang dicintai Allah. b. Larangan Allah yang disyariatkan. Ini adalah perkara yang dibenci Allah.

c. Kabar yang diberitakan oleh Allah dalam syariat-Nya. Kabar ini adalah benar dan tidak mungkin dusta sebab datangnya dari sisi Allah subhanahu wa taala. 3. Bertauhid Karena Ingin Memurnikan Ibadahnya Tentang firman Allah, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (sesuatu apapun). Perlu diketahui bahwa tidak berbuat syirik yang dimaksud dalam ayat ini adalah makna yang menyeluruh dan mencakup semua jenisnya. Artinya tidak berbuat syirik besar maupun kecil, baik yang jelas atau tersembunyi. Ini adalah sifat seorang yang merealisasikan tauhid secara sempurna. Jika dinyatakan tidak berbuat syirik sedikit pun, berarti terlepas pula dari perbuatan bidah dan maksiat. Sebab berbuat bidah dan maksiat merupakan realisasi menjadikan hawa nafsu sebagai sesembahan selain Allah. Inilah yang disebut dengan syirik. Hikmah Tauhid

Para nabi menyeru umatnya kepada tauhid karena memiliki keutamaan yang sangat besar. Nasib baik umat manusia di dunia dan akhirat bergantung kepada perealisasian tauhid. Demikian pula keselamatan hanya bisa diraih dengan bertauhid. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang bertauhid berbagai keutamaan. Semua itu sebagai pelecut bagi kaum muslimin untuk menggapai keutamaan tauhid tersebut. a. Rasa Aman dan Petunjuk bagi Orang Yang Memurnikan Ketauhidannya Setiap penganut tauhid akan mendapatkan jaminan keselamatan dari Allah berupa rasa aman dan petunjuk. Hal ini membuktikan betapa penting bagi sekalian manusia untuk memiliki tauhid. Dengan demikian berarti seorang yang tidak menjauhi syirik besar akan nihil perolehan rasa aman dan petunjuk secara mutlak. Sebaliknya seorang yang bersih dari syirik besar akan

mendulang rasa aman dan petunjuk sesuai dengan tingkat keislaman dan keimanan yang tertanam pada dirinya. Maka rasa aman dan petunjuk yang sempurna hanya akan diraih oleh seorang yang bertauhid dan bertemu dengan Allah tanpa membawa dosa besar yang dilakukan secara terusmenerus. Seorang yang bertauhid akan menggapai rasa aman dan petunjuk sesuai dengan nilai tauhid dan akan hilang sesuai dengan kadar maksiat. Ini apabila dia memiliki dosa-dosa dan tidak bertaubat darinya. Adapun golongan yang bersegera kepada kebaikan adalah orang yang memiliki kesempurnaan iman dengan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk taat kepada Allah, baik dalam berilmu maupun beramal. b. Rasa Aman di Akhirat Bagi Yang Memurnikan Ketauhidannya Dalam kehidupan akhirat seseorang yang bertauhid dengan sempurna akan menikmati rasa aman dari kekalan dalam api neraka dan ancaman adzab. Sementara orang yang tidak menyempurnakan tauhid karena melakukan dosa besar tanpa bertaubat akan mengecap rasa aman dari kekalan dalam api neraka tetapi tidak merasa aman dari ancaman adzab. c. Beribadah Sekaligus Tidak Berbuat Syirik Akan Membebaskan Manusia dari Adzab Neraka Bertauhid kepada Allah merupakan modal pokok untuk menggapai segala keberuntungan di dunia dan akhirat. Itulah rahmat Allah yang sangat luas bagi para pemeluk tauhid. Hak timbal balik ini merupakan ketetapan Allah bukan paksaan dan kehendak seorang pun. Allah membentangkan keutamaannya bagi siapa yang mau merealisasikan tauhid.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : Tauhid merupakan suatu pengetahuan yang bersifat kesaksian, keyakinan dan keimanan manusia terhadap keesaan tuhan dengan segala sifat kesempurnaan dan keesaannya. Menurut mutakallimin tauhid dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya sebagai berikut; Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyah, Tauhid Mulkiyah
-

Adapun ciri dan keutamaan tauhid, yakni ; 1) Rasa Aman dan Petunjuk bagi Orang Yang Memurnikan Ketauhidannya, 2) Rasa Aman di Akhirat Bagi Yang Memurnikan Ketauhidannya, 3) Beribadah Sekaligus Tidak Berbuat Syirik Akan Membebaskan Manusia dari Adzab Neraka.

B. Saran Setelah pembahasan makalah ini, diharapkan Mahasiswa pada khususnya dan Umat Islam pada umumnya dapat memahami Tauhid, sehingga dapat mengenal Allah SWT serta dapat mengamalkannya dengan ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan mengenal Allah SWT sebagai Tuhan yang esa dan yang patut disembah, kita akan terhindar dari perbuatan syirik. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah SWT dari perbuatan syirik yang mengantar kita ke neraka jahannam. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

http://kebunhidayah.wordpress.com/2011/07/12/hikmah-tauhid-8-kriteria-orang-orang-yangbertauhid/ http://pandidikan.blogspot.com/2011/04/pengertian-tauhid.html http://risalahdinulislam.wordpress.com/category/aqidah-tauhid/ http://qurandansunnah.wordpress.com/2010/04/09/keutamaan-orang-bertauhid/ http://alhujjah.wordpress.com/tauhid/

Anda mungkin juga menyukai