Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TAUHID RUBUBIYAH, ULUHIYAH, ASMA' WA SIFAT

Disusun Oleh :
Gita Amelya 23051230092
Khoirunnisa 23051230086
Erri Armelia 23041230076

Dosen Pengampu : Murtiningsih, M.Pd.I

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan
rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah tauhid. Makalah ini dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Dan dibuat dalam
rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Pembimbing.
Tugas makalah ini berisi tentang “TAUHID
RUBUBIYAH,ULUHIYAH, DAN ASMA' WA SIFAT”. Kami
menyadari bahwa uraian dalam makalah ini masih sangat kurang
sempurna, masih banyak terdapat kelemahan, baik dari bahasa, kata
dan tanda baca.
Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca agar
memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua ini, aamiin

II
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................I
KATA PENGANTAR................................................................................. ........II
DAFTAR ISI.....................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A.LATAR BELAKANG........................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH....................................................................2
C.TUJUAN PENELITIAN....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
1.TAUHID RUBUBIYAH......................................................................3
2.TAUHID ULUHIYAH........................................................................4
3.TAUHID ASMA WA SHIFAT...........................................................6
BAB III PENUTUP...........................................................................................13
A.KESIMPILAN...................................................................................13
B.SARAN................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai tauhid merupakan hal yang paling urgen
dalam agama Islam, dimana tauhid mengambil peranan penting dalam
membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau
akar daripada ‘Aqidah Islamiyah. Keimanan itu merupakan akidah
dan pokkok yang di atasnya berdiri syari’at Islam. Kemudian dari
pokok itu keluarlah cabang-cabangnya.
Tauhid ialah mengesakan Allah dan mengakui keberadaannya
serta kuat kepercayaannya bahwa Allah itu hanya satu tidak ada yang
lain. Tidak ada sekutu baginya, yang bisa menandinginya bahkan
mengalahkannya.
Manusia berdasarkan fitrah dan akal sehat pasti mengakui
bahwasanya Allah itu Maha esa. Seorang muslim wajib mengimani
akan keesaaan Allah ta’ala dan bahwasannya tidak ada tuhan yang
berhak disembah melainkan Allah ta’ala, adapun kalimat tauhid itu
sendiri yang dimaksud ialah La ilaha illah yang berarti tidak ada yang
berhak disembah selain Allah.
Ada tiga macam tauhid dalam islam, yakni : Tauhid Rububiyah,
Uluhiyah, Asma wa sifat. Ketiga tauhid tersebut harus dimiliki oleh
manusia sebagai hamba-Nya. Sebagai umat muslim kita tidak boleh
hanya memiliki salah satu dari ketiga tauhid tersebut, karena ketiga
tauhid tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Apabila kita hanya mempercayai salah satu diantaranya maka kita
tidak bisa disebut sebagai seorang yang syirik bahkan keluar dari
islam.Jadi tiga jenis Tauhid di atas, wajib diketahui oleh setiap muslim
(dan segala ubudiyah kita kepada Allah wajib dengan ketiga tauhid itu
semua) karena Tauhid adalah pondasi keimanan seseorang kepada
Allah ta’ala, sehingga hendaklah kita senantiasa menjaga kemurnian
tauhid kita di dalam beribadah kepada Allah ta’ala dari apa saja yang
dapat merusak Tauhid kita
1
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyah?
b. Apa yang dimaksud dengan Tauhid Uluhiyah?
c. Apa yang dimaksud dengan Asma wa Shifat?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian Tauhid Rububiyah
b. Untuk mengetahui pengertian Tauhid Uluhiyah
c. Untuk mengetahui pengertian Tauhid Asma wa Shifat

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.Tauhid Rububiyah
Kata at-tauhid berasal dari kata wahhada, yuwahhidu, tauhidan.
Kata wahhada meliputi makna kesendirian sesuatu dengan dzat, sifat
atau af’alnya (perbuatannya), dan tidak adanya sesuatu yang
menyerupainya dan menyertainya dalam hal kesendiriannya.
Secara bahasa rububiyah berasal dari kata Rabb. Kata Rabb
digunakan dengan penggunaan yang haqiqi dan juga digunakan untuk
yang lain secara majazi atau idhafi, dan tidak untuk yang lain.
Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama
Allah SWT, yaitu “Rabb”. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara
lain: al-Murabbi (pemelihara), al-Nashir (penolong), al-Malik
(pemilik), al-Muslih (yang memperbaiki), al-Sayyid (tuan), dan al-
Wali (wali). Sedangkan menurut istilah tauhid rububiyah berarti
“percaya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik,
pengendali alam raya yang dengan takdirnya Ia menghidupkan dan
mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya.
Dan karena Allah adalah Rabb yang hak bagi semesta alam, maka Dia
sajalah yang khusus dengan ketuhanan tanpa yang lain, wajib
mengesakan-Nya dalam ketuhanan, dan tidak menerima adanya
sekutu bagi-Nya dalam ketuhanan, yaitu sifat ketuhanan tidak
mungkin ada pada yang lain dari makhluk-Nya.
Tauhid rububiyah adalah suatu kepercayaan bahwa yang
menciptakan alam dunia beserta isinya ini hanyalah Allah sendiri
tanpa bantuan siapapun. Jadi tauhid rububiyah adalah tauhid yang
berhubungan dengan ketuhanan.
Sebagaimana telah dikatahui bahwa iman kepada wujud Allah,
ke-Esaan, serta rububiyyah-Nya atas seluruh mahluknya merupakan
perkara yang memang hati telah tercipta dan jiwa telah terbentuk
untuknya, juga telah sepakat atasnya seluruh umat, sebab Allah sangat
jelas dan sangat nyata sehingga tidak memerlukan dalil untuk
membuktikan wujudnya. Firman Allah SWT:
3
‫قا لت رسلهم افى ا هلل شك فا طر ا لسموات وا الر‬
“Berkata para rasul mereka: ‘Apakah ada keraguan-keraguan
terhadap Allah, pencipta langit dan bumi…?”. (QS. Ibrahim: 10).
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya kata rububiyah meyakini bahwa
Allah SWT sebagai tuhan satu-satunya yang menguasai dan mengurus
serta mengatur alam semesta. Tauhid rububiyah akan rusak apabila
kita mengakui bahwa yang mengurus alam ini ada dua tuhan ataupun
lebih. Seperti dipercayai oleh bangsa persi pada zaman dahulu.
Adapun Al-Qur’an menetapkan ke-Esaan Allah dalam menjadikan
alam (tauhid rububiyah) dengan berbagai dalil dan akal yang logis.
Memang Al-Qur’an mengokohkan ke-Esaan Allah sebagaimana Al-
Qur’an mengokohkan adanya Allah.
Contoh tauhid rububiyah, seperti menciptakan makhluk,
menghidupkan makhluk, mematikan makhluk, memberi serta
membagi rizki kepada seluruh makhluk, mengubah takdir, atau
mendatangkan manfaat dan pertolongan kepada makhluk bahkan
menolak dan mendatangkan segala mudharat atau kerusakan.
1. Tauhid Uluhiyah
Kata Uluhiyah berasal dari kata alaha – ya’lahu – ilahan –
uluhah yang bermakna menyembah dengan disertai rasa cinta
dan pengagungan. Sehingga ta’alluh diartikan sebagai
penyembahan yang disertai rasa kecintaan dan pengagungan.
Tauhid uluhiyah adalah keyakinan yang teguh bahwa hanya
Allah yang berhak disembah disertai dengan pelaksanaan
pengabdian atau penyembahan kepadanya saja dan tidak
mengalihkannya kepada yang selainnya. Ungkapan yang paling
detail tentang makna ini adalah ucapan syahadat yaitu Laa
Ilaaha Illallaah yang maknanya tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah. 4
Dengan kata lain tauhid uluhiyah adalah mengiktikadkan bahwa
Allah sendirilah yang berhak disembah dan berhak dituju oleh semua
hamba-Nya, atau dengan kata lain tauhid uluhiyah adalah percaya
sepenuhnya bahwa Allah berhak menerima semua peribadatan
mahluk, dan hanya Allah sajalah yang sebenarnya yang harus
disembah.
Dengan kata lain yang dimaksud tauhid uluhiyah adalah
meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT. firman Allah
SWT:
‫وا لهكم ا له واحد الا له االهوا لرحمن ا لرحيم‬
“Dan tuhanmu adalah tuhan yang maha esa, tidak ada tuhan
selain dia, yang maha pemurah lagi maha penyayang”. (QS. Al-
Baqoroh: 163).
Singkatnya, keyakinan tentang Allah. Allah sebagai tuhan satu-
satunya, baik dzat maupun sifatnya, dan perbuatan itulah yang disebut
tauhid uluhiyah. Uluhiyah kata nisbatnya dari kata Al-Illah yang
berarti tuhan yang wajib ada, yaitu Allah, sedangkan uluhiyah berarti
Allah sebagai satu-satunya tuhan.
Jadi tauhid Uluhiyah ialah kita percaya bahwa Allah lah satu-
satunya tuhan yang wajib disembah dan tiada sekutu baginya. Untuk
membedakan antara tauhid Rububiyah dan Uluhiah secara singkatnya
adalah tauhid uluhiyah hanya dimiliki oleh orang-orang mu’min saja,
sedangkan tauhid rububiyah semua orang mempercayainya, sekalipun
dia adalah orang kafir.

5
Tauhid uluhiyah merupakan konsekuensi tauhid rububiyah.
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr hafizhahullah
menjelaskan, “Kemudian, sesungguhnya keimanan seorang hamba
kepada Allah sebagai Rabb memiliki konsekuensi mengikhlaskan
ibadah kepada-Nya serta kesempurnaan perendahan diri di hadapan-
Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Aku adalah Rabb
kalian, maka sembahlah Aku.” (QS. al-Anbiya’: 92). Allah ta’ala juga
berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia, sembahlah Rabb
kalian.” (QS. Al-Baqarah: 21)”.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah
kebanyakan mereka beriman Iman terhadap rububiyah Allah belum
bisa memasukkan ke dalam Islam. kepada Allah, melainkan mereka
juga terjerumus dalam kemusyrikan.” (QS. Yusuf: 107).
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan menjelaskan,
“Sebagaimana pula wajib diketahui bahwa pengakuan terhadap tauhid
rububiyah saja tidaklah mencukupi dan tidak bermanfaat kecuali
apabila disertai pengakuan terhadap tauhid uluhiyah (mengesakan
Allah dalam beribadah) dan benar-benar merealisasikannya dengan
ucapan, amalan, dan keyakinan.”
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
berkata, “Diantara perkara yang mengherankan adalah kebanyakan
para penulis dalam bidang ilmu tauhid dari kalangan belakangan
(muta’akhirin) lebih memfokuskan pembahasan mengenai tauhid
rububiyah. Seolah-olah mereka sedang berbicara dengan kaum yang
mengingkari keberadaan Rabb [Allah] -walaupun mungkin ada orang
yang mengingkari Rabb [Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta]-
akan tetapi bukankah betapa banyak umat Islam yang terjerumus ke
dalam syirik ibadah!!.
Karena tauhid uluhiyah adalah cabang keimanan yang tertinggi maka
mendakwahkannya merupakan dakwah yang paling utama. Syaikh
Abdul Malik Ramadhani hafizhahullah berkata, “Oleh sebab itu para
da’i yang menyerukan tauhid adalah da’i-da’i yang paling utama dan
paling mulia. Sebab dakwah kepada tauhid merupakan dakwah kepada
derajat keimanan yang tertinggi.” 6
Contoh Tauhid Uluhiyah
1. Beribadah hanya kepada Allah
2. Takut hanya kepada Allah
3. Mencintai juga karena Alla
Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari seperti kita hanya
melakukan ibadah hanya untuk Allah, tidak untuk manusia atau hal
lainnya. Ikhlas 100% untuk Allah.
Berdoa kepada Allah, meminta kepada Allah, melibatkan Allah
dalam semua aktivitas kita. Tidak mendatangi dukun, tidak
mempercayai ramalan, dan tidak mencontek saat ujian, karena kita
meyakini bahwa Allah Maha Melihat.
3. Asma wa Shifat
Iman kepada asma-asma Allah dan sifat-sifat Allah yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis yaitu mengimani semua
asma-asma dan sifat-sifat Allah secara utuh tanpa menyamakannya
dengan sifat dan nama manusia.
Allah berfirman:
‫يعلم ما بين ايد يهم وما خلفهم واليحيطون به علما‬
“Dia mengetahui apa yang ada dihadapan mereka dan apa yang ada
dibelakang mereka sedang ilmu-ilmu mereka tidak dapat meliputi
ilmu-Nya”. (QS. Thaha: 110).
Manhaj Ahlussunah Waljamaah dalam bab asma dan sifat-sifat
Allah adalah mensifatkan Allah dengan sifat-sifat yang telah
ditetapkannya untuk dirinya atau yang telah ditetapkan oleh
Rasulullah SAW.[ Tanpa tahrif atau ta’wil yaitu merubah lafazh Nama
dan Sifat, atau merubah maknanya. Ta’thil yaitu menghilangkan dan
menafikan Sifat-Sifat Allah. Takyif yaitu menerangkan keadaan yang
ada padanya sifat. Tamtsil sama dengan Tasybih, yaitu
mempersamakan atau menyerupakan Sifat Allah Azza wa Jalla
dengan makhluk-Nya. Hal itu sejalan dengan apa yang telah
digariskan Allah melalui firmannya: 7
‫ليس كمثله شيء وهوا لسميع ا لبصير‬
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengannya dan dia maha
pendengar lagi maha penyayang. (QS. Asy-Syura: 11)
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu
Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, barang siapa yang
menghitungnya (membacanya) maka ia akan masuk surga.”
Terdapat kesepakatan diantara para ulama salaf bahwa wajib
mengimani semua nama-nama Allah. Misalnya Al-Qadir (yang maha
kuasa) mengandung makna bahwa kita harus percaya bahwa Allah
maha kuasa untuk melakukan segala hal, dan bahwa kekuasaan-Nya
adalah sempurna dan segala hal yang ada di alam berasal dari
kekuasaan-Nya.
Dalam teologi islam terdapat pertentangan mengenai masalah
apakah tuhan mempunyai sifat atau tidak. Sifat, dalam arti sesuatu
yang mempunyai wujud tersendiri. Sebagian aliran mengatakan ada
dan sebagian lain mengatakan tidak. Disinggung Muhammad Abduh
dalam risalah ia menyebut sifat-sifat tuhan. Mengenai masalah apakah
sifat itu termasuk esensi tuhan ataukah lain dari esensi tuhan. Ia
jelaskan bahwa hal itu terletak diluar kemampuan manusia untuk
mengetahuinya. Tetapi sungguhpun demikian ia kelihatannya lebih
cenderung kepada pendapat bahwa sifat termasuk esensi tuhan
walaupun ia tidak tegas mengatakan demikian.
Al-Qur’an menawarkan terhadap orang-orang kafir dan penolak
dalil dimana pikiran-pikiran rasional tidak mempunyai pilihan selain
untuk menegaskan dan dimana tidak ada pikiran logis yang dapat
menolaknya. Allah maha mulia berfirman:
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu (sebab)pun ataukah
mereka telah menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka
telah menciptakan seluruh langit dan bumi itu? Namun mereka tidak
meyakini (apa yang mereka katakan).”(QS. Ath-Thur: 35-36).
8
Sifat- sifat wajib Allah dan masing-masing penjelasan artinya:1.
Wujud (ada)
Sifat Allah yang pertama adalah wujud yakni ada dengan
sendirinya. Ketika percaya pada Allah, kita dapat merasakan
keberadaannya dari seluruh isi di alam semesta ini.
"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
menurunkan air hujan dari langit, kemudian dengan air itu, Dia
mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu." (QS.
Ibrahim, ayat 14:32)
2. Qidam (terdahulu)
Allah itu terdahulu dan tidak didahului keberadaan-Nya oleh
sesuatu apa pun. Sebab Dia adalah Dzat yang tidak ada
pemulanya.Hal ini tertulis dalam firman Allah berbunyi, "Dialah yang
awal, yang akhir." (QS. Al Hadid, ayat 3).
3. Baqa (kekal)
Semua ciptaan Allah memiliki masa proses untuk binasa atau
hancur, sedangkan Allah sendiri tidak, sebab ia kekal dan tidak
berubah-ubah selama-lamanya."Segala sesuatu pasti binasa, kecuali
Allah." (QS. Al Qasas, ayat 88).
4. Mukhalafatu lil hawaditsi (berbeda dengan semua makhluk)
Allah Yang Maha Pencipta dan mampu menciptakan segala isi
di alam semesta, sehingga Dzat inilah yang berkuasa membuat
berbagai wujud mahkluk di muka bumi."Tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan Dia." (QS.Asy Syura, ayat 11)"Dan tidak ada sesuatu
yang setara dengan Dia." (QS. Al Ikhlas, ayat 4)
5. Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri)
Allah berdiri sendiri dengan segala kemampuan yang sempurna,
sehingga tidak butuh bantuan apa pun. Berbeda dengan makhluk-Nya
yang hanya bisa mengandalkan pertolongan Allah. "Wahai manusia!
kamulah yang memerlukan Allah, dan Allah Dialah Yang Mahakaya
(tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji." (QS. Fatir, ayat 15).
9
6. Wahdaniyyah (Maha Esa)
Allah itu Esa atau satu. Mustahil jika terdapat dua Tuhan.
Apabila hal itu terjadi maka seluruh alam semesta ini akan hancur dan
terjadi malapetaka.
"Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada Tuhan lain
selain Allah, tentu keduanya telah binasa." (QS. Al Anbiya, ayat 22)
7. Qudrat (berkuasa)
Tak terhitung bukti-bukti dari kekuasaan Allah dan tidak ada
yang mampu menandinginya. Mulai dari manusia sejak zaman
kenabian sampai saat ini, miliaran lebih benda-benda langit, dan
banyak lagi. "Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada
di dalamnya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al
Maidah, ayat 120)
8. Iradat (berkehendak)
Allah mempunyai sifat berkehendak, sehingga apa yang
dikehendakinya mutlak dari Allah dan tidak ada satu pun yang bisa
menghalangi atau melarang-Nya. "Sesungguhnya, urusannya apabila
Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya. Jadilah!
Maka jadilah sesuatu." (QS. Yasin, ayat 82)
9. Ilmu (mengetahui)
Manusia perlu belajar supaya mendapat pengetahuan dan ilmu.
Tapi tidak dengan Allah, karena Dia Yang Maha Mengetahui
segalanya apa pun yang terjadi di langit dan bumi. "Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al Mujadalah, ayat 7)
10. Hayat (hidup)
Allah Ta'ala adalah Maha Hidup. Sebab hanya Dia yang kekal
dan abadi. Allah jugalah yang mampu menghidupkan segala
sesuatunya. Tanpa didahului oleh-Nya, tentu tidak akan ada kehidupan
seperti saat ini. "Dialah yang hidup kekal, tidak ada Tuhan selain Dia,
maka sembahlah Dia dengan tulus dan ikhlas beragama kepadanya."
(QS. Gafir, ayat 65)
10
11. Sama' (mendengar)
Apa pun suara yang diucapkan makhluknya, hanya Allah
sebaik-bainya Maha Mendengar. Meski itu tanpa suara Dialah Yang
Maha Mengetahuinya. "Ya Allah, terimalah (amal) dari kami.
Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(QS. Al Baqarah, ayat 127)
12. Bashar (melihat)
Segala sesuatu hal kecil, besar, bahkan tersembunyi semua itu
dapat terlihat jelas oleh Allah tanpa perlu alat bantu apa pun.
Sekalipun dalam hati manusia, tak luput dari penglihatan Allah. "Dan
Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al Maidah, ayat
71)
13. Kalam (berkata-kata atau berfirman)
Tidak seperti manusia yang perlu belajar terlebih dahulu untuk
bisa berkata sesuatu, Allah berkomunikasi dengan bahasanya yang
disebut kalamullah atau firman Allah.
Allah berfirman melalui kitab yang diturunkan oleh perantara
para Nabi. Al Quran menjadi tanda keberadaan Allah dan bukti bahwa
Allah berkata-kata atau berfirman. "Dan tidaklah patut bagi seorang
manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan
perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus
utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin nya apa
yang dikehendakinya. Sungguh Dia Maha Tinggi, Maha Bijaksana."
(QS. Asy Syura, ayat 51)
14. Qadiran (Mahakuasa)
Allah adalah Dzat paling berkuasa di seluruh alam semesta.
Hanya Allah yang mampu menciptakan segala sesuatunya.
15. Muridan (Maha Berkehendak)
Semua yang ingin dikehendaki oleh Allah dapat terjadi atas
izinnya sendiri, tanpa ada yang bisa menolak takdir atau kehendak-
Nya.
11
16. Aliman (Maha Mengetahui)
Manusia dan makhluk lain ciptaan Allah memiliki keterbatasan
dalam mengetahui sesuatu. Namun tidak dengan Allah, yang tidak
diketahui makhluknya justru telah diketahui olehnya.
17. Hayyan (Maha Hidup)
Allah adalah satu-satunya Dzat Maha Hidup dan mampu
menghidupi. Sifat ini sama dengan kekal yaitu abadi dan tidak akan
musnah. Ia selalu mengawasi hamba-hamba-Nya dan tak pernah tidur.
18. Sami'an (Maha Mendengar)
Pendengaran makhluk ciptaan Allah sangat terbatas. Berbeda
dengan-Nya yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Tak ada
sesuatu pun yang terlewatkan bagi Allah dan tidak ada yang dapat
melampaui pendengaran-Nya.
19. Bashiran (Maha Melihat)
Hanya Allah yang mampu melihat dan mengawasi berbagai
keadaan setiap umat dan seluruh alam semesta. Untuk itu, sudah
seharusnya kita selalu berbuat kebaikan.
20. Mutakalliman (Maha Berkata-kata)
Urutan ke-20 sifat wajib Allah yang terakhir yaitu Dzat Maha
Berkata-kata atau berfirman. Sebagaimana firman Allah telah tertulis
dalam seluruh isi Al Quran dan hadis.
Contoh tauhid asma' wa sifat adalah, tidak menyontek ketika
ujian. Hal ini sudah tidak asing lagi jika kita dengar. Bahkan mungkin
sudah menjadi budaya bagi anak Indonesia. Nah, tugas kita sejak
sekarang adalah mengajarkan kepada generasi bangsa bahwa Allah
SWT itu memiliki nama yakni Al-Bashir.Al-Bashir mempunyai arti
Maha Melihat. Meskipun tidak ada satupun manusia yang melihat
perilaku tidak terpuji yang Anda lakukan tersebut. Tapi ada Allah
yang senantiasa melihat apa yang kita lakukan. Baik itu kecil maupun
besar. Selain ada Malaikat juga yang mencatat amal kita tersebut.
12
Asmaul Husna beserta penjelasannya :
Al Mukmin
Al Mukim artinya Maha Memberi Keamanan. Allah SWT
merupakan Dzat yang menjadi tempat pelarian sekaligus perlindungan
bagi orang – oang yang ketakutan sehingga merasa mendapatkan
keamanan. Asmaul Husna Al Mukmin sangat baik untuk dijadikan
sebagai dzikir bagi orang yang sedang ketakutan. Sebab, jika
seseorang menyebut nama Allah ini dengan sepenuh hati, niscaya
Allah SWT akan memberikan rasa aman dari segala bahaya.
Al Muhaimin
Al Muhaimin artinya Maha Pemelihara. Allah SWT merupakan
Dzat yang maha mengawasi dan menyaksikan seluruh makhluk-Nya,
maha berkuasa atas mereka dengan penuh perhatian dan kekuasaan,
serta memberi mereka rezeki dan kehidupan. Khasiat berdzikir dengan
menyebut nama Al Muhaimin adalah Allah SWT akan memelihara
dirinya, urusan, dan rezekinya.
Al Aziz
Al Aziz artinya Maha Perkasa. Allah SWT merupakan Dzat
yang Maha Perkasa, ia tidak bisa dikalahkan oleh sesuatupun, Maha
Kuat dan mampu mengalahkan segala sesuatu. Khasiat berdzikir
dengan menyebut nama Al Aziz adalah Allah SWT akan memberikan
kekuatan, kekuasaan, serta wibawa di hadapan manusia.
Al Jabbar
Al Jabbar artinya Maha Kuasa. Allah SWT adalah Dzat yang
berkuasa untuk memakasakan kehendak-Nya kepada hamba-Nya,
serta berkuasa memerintah dan melarang sehingga makhluk hanya
bisa sami’na wa atha’na. Al Jabbar juga diartikan kuat dan tahan
sehingga tidak ada sesuatupun yang bisa berbuat buruk dan
membahayakan-Nya.

13
Al Mutakabbir
Al Mutakabbir artinya Maha Besar. Allah SWT merupakan
Dzat yang memiliki kesombongan dan kebesaran. Kesombongan
menjadi pakaian-Nya yang tidak boleh dipakai oleh hamba-Nya.
Al Basith
Al Basith artinya yang melapangkan rezeki,yaitu disamping
membuka pintu maghfiroh kepada hamba-hambanya yang terlanjur
berbuat dosa,Allah SWT juga memberikan kelapangan rezeki kepada
hamba-hambanya sebagai bentuk rahmatnya yang lain.
An Nafi
An Nafi artinya yang memberi manfaat,sebagai bukti kemaha
agungannya,Allah swt selalu menciptakan makhluk dengan berbagai
manfaat yang mengiringinya
Ar Rauf
Ar Rauf artinya Yang maha pengasih,salah satu nama agung
yang di perkenalkan oleh allah swt kepada hambanya adalah Ar
Rauf ,yang mengandung arti sesungguhnya kasih sayang allah swt
terbagi untuk semua hambanya.
Al Barr
Al Barr artinya yang melimpahkan kebaikan,Allah swt bersifat
Al Barr maksudnya yaitu Allah swt merupakan zat yang mempunyai
kebaikan dari segala kebaikan.
Al Qayyum
Al Qayyum artinya,yang maha terus menerus mengurus,sifat ini
mengandung maksud bahwa allah adalah dzat yang selalu mengurus
kehidupan makhluknya tanpa bantuan siapapun.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kata at-tauhid berasal dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhidan.
Kata wahhada memiliki makna kesendirian sesuatu dengan
dzat, sifat atau af’alnya dan tidak adanya sesuatu yang
menyerupainya dan menyertainya dalam hal kesendiriannya.
2. Tauhid rububiyah ialah suatu kepercayaan bahwa yang
menciptakan alam dunia beserta isinya ini hanyalah Allah
sendiri tanpa bantuan siapapun
3. Tauhid uluhiyah adalah mengiktikadkan bahwa Allah
sendirilah yang berhak disembah dan berhak dituju oleh semua
hambanya
4. Iman kepada asma-asma Allah dan sifat-sifat Allah yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis yaitu mengimani
semua asma-asma dan sifat-sifat Allah secara utuh tanpa
menyamakannya dengan sifat dan nama manusia.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Semoga apa yang kami diskusikan
dapat menambah rasa syukur kita kepada Allah dan menambah
pengetahuan kami. Adapun dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan yang masih perlu kami sempurnakan. Untuk itu
kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini dan kami ucapan terima kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al-‘Aqil, Muhammad bin A.W. 2009. Manhaj ‘Aqiqah Imam Asy-


Syafi’I, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I.
Al-Asyqar, Umar. 2008. Belajar Tentang Allah, Jatiwaringin: Sahara
intisains.
Al Jazairi, Abu Bakar. 2002. Akidah Mukmin, Jakarta : Pustaka Al
Kautsar
Hanafi. 1980. Teologi Islam (Ilmu Kalam), Jakarta: Pustaka Al-
Husna.
Zakaria, A. 2008. Pokok-pokok Ilmu Tauhid. Garut: IBN AZKA.
https://abu0mushlih.wordpress.com/2013/10/05/kaitan-tauhid-
rububiyah-dan-tauhid-uluhiyah diakses pada tanggal
http://hd578w9wer.blogspot.co.id/2013/01/makalah-tafsir-tuhid-
rububiyahuluhiyah di akses pada tanggal
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230201101051-569-
907446/20-sifat-wajib-allah-dan-penjelasannya-lengkap/amp
16

Anda mungkin juga menyukai