Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Tauhid
Di susun
oleh :
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji dan Syukur
kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya makalah yang berjudul
“Tauhid Uluhiyyah, Rububiyyah, dan Asma Wa Shifat” ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan
waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang
secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi kami sebagai penyusun ketika
menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Karena
itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa kami harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Latar belakang...................................................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................................. 1
B. TAUHID RUBUBIYYAH................................................................................................... 3
A. KESIMPULAN .................................................................................................................... 7
B. SARAN ................................................................................................................................ 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembahasan mengenai tauhid merupakan hal yang paling penting dalam agama
islam, dimana tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk pribadi-pribadi yang
tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada ‘aqidah islamiyah.
Secara istilah, Tauhid dimaknai dengan ‘ifradallahu fil ‘ibadah, keesaan Allah dalam kita
beribadah, yakni kita menyembah Allah 5 swt yang Maha Tunggal tanpa menyekutukan-Nya.
Dengan tidak menyamakan atau meyakini adanya tuhan-tuhan atau kekuasaan lain, baik berupa
nabi, malaikat, pemimpin atau penguasa suatu negeri yang menyerupai kemahakuasaan tuhan.
Dengan tauhid, kita menisbatkan secara khusus segala bentuk ibadah, hanya kepada Allah swt.
karena rasa cinta, takdziem (pengagungan), dan harapan mendapat rido, rahmat & inayah-Nya,
serta takut akan murka dan siksa-Nya.
Ada tiga macam tauhid dalam islam, yakni : Tauhid Uluhiyyah, Rububiyyah, Asma wa
Shifat. Ketiga tauhid tersebut harus dimiliki oleh seluruh umat muslim. Sebagai umat muslim kita
tidak boleh hanya memiliki satu dari ketiga tauhid tersebut, karena ketiganya merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Jadi ketiga jenis tauhid diatas, wajib diketahui oleh setiap muslim, karena tauhid adalah
pondasi keimanan seseorang kepada Allah ta’ala.
B. Rumusan masalah
Sesuai dengan tema yang telah kami terima dari materi maklah yaitu pembagian ilmu
tauhid, maka rumusan masalah yang dikaji dalam makalah penulis yaitu:
1. Apa yang dimaksud tauhid Uluhiyyah?
2. Apa yang dimaksud tauhid Rububiyyah?
3. Apa yang dimaksud asma wa Shifat?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari tauhid
Uluhiyyah, tauhid Rububiyyah, dan Asma wa Shifat
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. TAUHID ULUHIYYAH
Tauhid uluhiyah (asal kata aliha-ya’lahu) artinya menyembah, yaitu mengesakan Allah
dalam penyembahan. Tauhid uluhiyah merupakan tujuan dari tauhid sebelumnya, terdapat
dalam QS.6:162. Tauhid ini menjadi landasan tujuan setiap amal, sebab hanya Allah yang
patut disembah, seperti terdapat dalam QS.39:6; 20:14. Serat Centhini menerangkannnya
dalam kutipan bait berikut: “ingkang karsa muji amrih asih, nugrahaning Dad kalawan
sipat, kang esa ing apengale, tegese tyas punika, sengga damar murub, neng jroning
gedhong wilayat, apan gedhong wilayat punika ati, damar roh rohaniyan” memuji Tuhan
agar menjadi kasih dan anugrah Dzat serta sifat yang esa. Esa dalam hal af’al, af’al artinya
hati, bagaikan cahaya terang, bersinar dalam gedhong wilayat, sedangkan gedhong wilayat
itu adalah hati, yaitu lampunya ruh ruhani (Serat Centhini jilid 6, bait 108)
Tauhid Uluhiyyah dapat dimaknai dengan keesaan Allah swt. dalam ibadah, yakni
segenap ciptaan-Nya hanya beribadahkepada-Nya dengan tidak menduakan,atau
menganggap ciptaan-Nya setara atau bagian dari ketuhanan, sebagaimana keyakinan
dalam trinitas dan sebagainya.Kita hanya menyembah kepada-Nya.Segenap hidup mati,
jiwa raga dan ibadah kita hanya ditujukan atau diabdikan kepada Allah swt. Kita tidak
meminta pertolongan, perubahan nasib, kekayaan, keselamatan, kesejahteraan, kepada
selain Allah. Karena keyakinan kita bahwa segala sesuatu diciptakan, dikuasai dan ada
pada genggaman Allah swt., sehingga kita hanya beribadah dan meminta pertolongan
kepada-Nya semata.
2
B. TAUHID RUBUBIYYAH
Tauhid rububiyah (asal kata rabba ya rubbu) artinya pencipta, memberi rizki,
memelihara, mengelola, dan memiliki. Tauhid rububiyah ini menurut fungsinya terbagi
atas 3 hal khaliqah atau pencipta terdapat dalam QS. 25:2; 2: 21-22; Raziqan atau pemberi
rizki, terdapat dalam QS. 51: 57-58. Maliqan atau pemlik terdapat dalam QS.2 : 284; 1:4;
114:2; 62:2.
Tauhid rububiyah ini dijadikan landasan bersyukur sebab kita yakini Allah SWTlah
yang menciptakan, menjamin rizki, dan memiliki kita. Namun keyakinan ini tidak cukup,
sebab dengan tauhid rububiyah belum bisa dibedakan antara muslim dengan kafir.
Biasanya orang musyrik pun meyakini rububiyah, sehingga dituntut untuk memahami dan
mengamalkan tauhid lain.
Tauhid rububiyah adalah keesaan Allah swt. Dalam penciptaan, penguasaan dan
pengaturan semesta. Dialah Allah sang pencipta, pemilik dan pengatur jagat raya dengan
segala ciptaannya.
C. ASMA WA SHIFAT
Yaitu keesaan Allah swt. atas segala nama yang Dia nisbatkan pada diri-Nya,
dan atas segala sifat yang Dia sifatkan pada diri-Nya di dalam Al Qur’an dan pada
sunah nabi-Nya. Sehingga kita mengimani segala nama dan sifat tersebut dengan
menetapkan apa yang ditetapkan-Nya dan mengingkari apa yang diingkari-Nya,
tanpa mengubah, tanpa mengurangi, tanpa bertanya bagaimana dan tanpa memberi
analogi atau perumpamaan.
Keyakinan seperti itu karena keagungan dan kesucian Allah swt yang tak dapat
dijangkau nalar manusia.
3
Berkenaan dengan 20 sifat wajib bagi Allah seperti wujud, qidam, baqa,
mukhalafatun lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi dan sebagainya, atau 99 al asma ul
husna, di antaranya Ar Rahman, Ar Rahim, Al Malik, Al Quddus, dan seterusnya adalah
suatu metode sederhana yang diintisarikan dari Al-Quran untuk memudahkan
sekaligus memagari logika kita dalam “mengenali” Allah swt.
Hal yang sangat penting dalam mengimani asma dan sifat-sifat Allah swt.
adalah sebagaimana firman Allah swt. pada QS As - Syura (42:11)
Tak heran jika kemudian timbul dikatakan, “tidaklah mengenal Allah, bagi yang
belum mengenal dirinya.”
4
Sebagaimana tauhid rububiyyah, tauhid asma was shifat juga dinamai tauhid ilmy
al khabary, atau informatif. Kita wajib mengimaninya tanpa mengada-ada, tanpa
mengurangi, tanpa bertanya bagaimana dan tanpa memberi analogi atau
perumpamaan.
Allah memiliki sifat yang tidak terbatas. Seperti Allah bersifat Ar-rohman dan Ar-
rohim, Allah memiliki rasa cinta kasih kepada setiap makhluknya tanpa batasan. Allah
memberi dengan tidak adanya batasan.
1. Sifat Dzatiyah
Sifat Dzatiyah yaitu sifat yang senantiasa melekat dengan-Nya. Sifat ini berpisah
dengan dzat-Nya. Contohnya seperti berilmu, kuasa atau mampu, mendengar,
bijaksana, melihat, dll.
2. Sifat Fi’liyah
Sifat Fi’liyah adalah sifat yang Dia perbuat jika sudah berkehendak. Contohnya
seperti bersemayam di atas ‘Arasy, turun ke langit dunia ketika tinggal sepertiga akhir
malam, dan datang pada Hari Kiamat.
Tauhid asma’ wa sifat ini juga memiliki pengaruh dalam bermuamalah dengan Allah.
Di bawah ini contoh-contohnya :
Jika seseorang mengetahui asma’ dan sifat-Nya, juga mengetahui arti dan maksudnya
secara benar maka yang demikian itu akan memperkenalkannya dengan Rabbnya
beserta keagungan-Nya. Sehingga ia tunduk, patuh, dan khusyu’ kepada-Nya, takut dan
mengharapkan-Nya, serta bertawassul kepada-Nya.
Jika ia mengetahui jika Rabbnya sangat dahsyat azab-Nya maka hal itu akan
membuatnya merasa diawasi Allah, takut, dan menjauhi maksiat terhadap-Nya.
Jika ia mengetahui bahwasannya Allah Maha Pengampun, Penyayang, dan Bijaksana
maka hal itu akan membawanya kepada taubat dan istighfar, membuatnya bersangka
baik kepada Rabbnya dan tidak akan berputus asa dari rahmat-Nya.
5
Manusia akan mencari apa yang ada di sisi-Nya dan akan berbuat baik kepada
sesamanya.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tauhid adalah mengesakan Allah, pada hakikatnya tauhid itu menyangkut masalah
ibadah atau bisa dikatakan pemurnian ibadah kepada Allah.
Tauhid Uluhiyyah adalah keesaan Allah swt. dalam ibadah, yakni segenap ciptaan-
Nya hanya beribadah kepada-Nya dengan tidak menduakan, atau menganggap ciptaan-
Nya setara atau bagian dari ketuhanan. Tauhid Rububiyyah adalah keesaan Allah swt.
dalam penciptaan, penguasaan dan pengaturan semesta. Asma wa Shifat adalah keesaan
Allah swt. atas segala nama yang Dia nisbatkan pada diri-Nya, dan atas segala sifat yang
Dia sifatkan pada diri-Nya di dalam Al Qur’an dan pada sunah nabi-Nya.
B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat. Semoga apa yang kami diskusikan dan kami
susun ini dapat menambah rasa syukur kita kepada Allah dan menambah pengetahuan kami
penyusun khususnya dan kita semua umumnya. Adapun dalam penyusunan makalah ini
masih sangat banyak kekurangan yang masih harus disempurnakan. Untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan akhir kata kami ucapkan
terima kasih.
7
DAFTAR PUSTAKA